Entradas populares

Makna Dibalik Kebebasan

Kebebasan yang diberikan ortu sejatinya sebuah ujian untuk kita, apakah kita mampu menjaganya atau justru menyalahgunakannya. Teringat cerita seorang kawan lantaran poin sangsi di sekolahnya sudah terlalu penuh dan bahkan sudah tak dapat ditoleririr  lantaran “kreatifnya” masa itu. Mau tidak mau ia harus hengkang dari sekolah tersebut, jikalaupun masih bertahan ia tidak akan naik kelas. Dan itulah sebuah  konsekuensi yang harus ia jalani dari tindakannya.
Kini ia sudah dewasa dan diperjalanan hidupnya ia selalu diberikan kebebasan dari ortunya. Ortunya hanya memberikan gambaran kehidupan dengan potret konsekuensi yang harus ia tempuh dalam setiap keputusan yang ia ambil.  Dan yang makin salut dengan kawan yang satu ini, dia tetap menjalankan kehidupan dengan berbagai warna-warninya. Eforia anak muda-pun ia jalani, hingar bingar duniapun tak lepas dari sorotannya, namun satu hal yang salut darinya, ia masih berfikiran panjang dalam setiap pengambilan keputusan. Ketika apa yang ingin ia ambil berisiko buat masa depannya, ia memilih menundanya, memilih mengurungkan niatnya.
#Hanya kita yang mampu mengendalikan kemana arah yang ingin kita ambil, sekalipun angin sering mengaburkan dan mengecohnya. Benteng pertahanan-pun tak kalah pentingnya untuk selalu dibangun, agar tidak menyesal dikemudian hari.

Kisah lainnya dari teman kecilku. Dengan ketakutan ia meminta ijin kepada ayahnya untuk dapat melewatkan malam tahun baru bebakaran di rumah teman kuliahnya. Ia kebingungan, karna ia beranggapan kalau sang ayah pasti tak akan mengijinkan. Terlebih sang ayah terkenal protektif dan ia seorang gadis pula. Malam2 keluyuran mana boleh,.. [gumamnya  dalam hati]. Namun jawaban sang ayah justru sebaliknya. Sang ayah mengijinkan,, hingga sang anak-pun mengulangi jawaban ayahnya seolah mengkonfirmasi jika omongan ayahnya tidak-lah keliru ia dengar. Jika nanti pulangnya malam bahkan pagi bagaimana yah? Teman2 kelas banyak yang tidur disana kok yah,..  [dengan ekspresi pasrah seandainya tidak diperbolehkan oleh sang ayah],. Sang ayahpun menjawab dengan jawaban yang sama, ya boleh,. jaga diri dan hati2 ya..
Tepat setahun berikutnya ia meminta ijin [lagi] kepada ayahnya kalau ia akan melewatkan tahun baru berikutnya ke luar kota bersama beberapa teman kampungnya. Sang ayah-pun mengijinkan dan tanpa panjang kata. Yaa, hati2.. Sepulang dari luar kota sang anak bertanya kepada sang ayah, tentang alasan mengapa ia selalu diijinkan oleh ayahnya melakukan hal2 yang mungkin bagi kebanyakan orang tua hal tersebut dilarang bagi anak perempuannya. Dan jawaban ayahnya sangatlah diplomatis,. "Kamu sudah dewasa kan dan kamu sudah tau kalau api itu panas, maka kamu pastinya ga’ akan mendekat bahkan menyentuh kan??" [tersenyum lebar]. Beginikah rasanya diberikan kepercayaan? [gumamnya dalam hati] . Lagi2  si anak  bertanya lantaran belum puas dengan pola pikir ayahnya yang berbeda pada umumnya.  Kenapa ayah kok begitu percaya denganku? Sedangkan banyak teman yang ga’ dapat ijin dari ortunya?.Dan lagi2 jawabnya simpel, "karna aku tau kamu.”
#kebebasan yang diberikan ortu salah satunya karena ortu tau karakter sang anak. Beliau paham jika sang anak tidak akan melanggar ataupun menghianati kepercayaan yang ia berikan.
     
    Dua kisah ini menggambarkan arti kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya. Dan kedua anak ini menggunakan kebebasan tersebut disertai tanggung jawab penuh. Godaan pasti ada, namun tanggung jawab atas amanah inilah yang membuat mereka enggan melanggarnya.  Dan bahagia itu tatkala mampu menjaga mahalnya  sebuah kepercayaan.

#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Bencilah Sewajarnya


    Awal pertemuan disatukan  dalam suatu komunitas. Atas dasar perasamaan ideologi dan cara pandanglah yang menjadi perekatnya.banyak momen indah dilalui bersama, hingga suatu saat konflik mulai biasa  temen  diantara mereka. Satu dua  tiga kali konflik dapat diredam, namun semakin lama tiada yang sanggup menahan satu dengan yang lainnya. Sejatinya permasalahannya sungguh sederhana dan simpel, yakni “batu” yang ada pada masing2. Batu alias keras kepala, yang tak mampu mengalah satu dengan yang lainnya, hingga endingnya hengkang dri komunitaspun sebagai alternatif penyelamat komunitas yang telah lama dibentuk ini..

Daripada bersama2 namun tidak menyehatkan pikiran dan perasaan lebih baik melepaskan diri agar hubungan yang awalnya baik akan tetap baik. Namun itu hanyalah sebuah teori saja,. Walaupun tak bersama ternyata “dongkol” masih ada dalam dirinya. Yahh ibarat jatuh pasti menyisakan  luka yang membekas, ntah kapan hilangnya tak dapat diprediksi,. yang tak berbilang tahunnya.

Atas ijin Allah, sore itu mereka dipertemukan  dalam suatu acara. Ntah apa namanya, seolah ada magnet untuk menarik keduanya untuk bertegur sapa. Senyuman diantaranya-pun mengisyaratkan tanda tanya. Terpukau akan perubahan yang sekian lama tak berjumpa ataupun rasa yang lainnya,, ahh entahlah., yang jelas sejak pertemuan itu, mengaburkan rasa yang pernah menjadi ganjalan diantara mereka. Dan atas ijin-Nya komunikasi diantaranya kembali mencair.

Saling memaafkan yang tak terucap dari masing2 seolah menjadi awal gerbang kehidupan baik mereka. Intensitas  komunikasi-pun mengembalikan keharmonisan hubungan mereka. Dan tanpa disadari ada getaran2 yang tak lazim diantara persahabatan itu. Semakin disangkal, semakin salah tingkah. Sekuat apapun untuk menghilangkan rasa itu, malah semakin nyata dan jelas bayangnya. Aahhh apa ini namanya?

Dan benar ketika Allah sudah mentakdirkan seseorang untuk bersanding dengan pilihanNya, apapun rasa yang melatarbelakangi sebelumnya sinar sudah. Rasa benci berganti dengan sayang. Dan atas ijin-Nya, waktu menyatukan mereka dalam ikatan suci.  Kenangan konyol dimasa muda itu yang kian menjadi pelengkap dan penyedap bumbu dalam kehidupan mereka.

     Pelajaran yang dapat diambil yakni, jangan terlalu membenci seseorang terlalu dalam dan terlalu lama,. Bencilah sekedarnya. Karna kita tak akan pernah tahu kalau orang yang sangat kita benci adalah orang yang akan menjadi orang yang paliiiiiing kita sayang.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Juara Itu Ketika Mampu Memaafkan

  
Awal yang baik, tak selalu berakhir dengan baik pula. Begitu juga interaksi dengan  orang terdekat dalam kehidupan kita. Misal teman kerja, sahabat, ataupun tetangga. 1000 kepala begitu juga 1000 isi pikirannya. Barangkali seperti itu-lah kira2.  Manusia pada dasarnya memiliki sifat dan karakter unik satu dengan yang lainnya. Tidak mengherankan jika kadang mengerutkan kening tatkala melihat fenomena tentang berbagai macam karakteristik orang. Ada 2 makna “kok bisa”, yakni “kok bisa”  dalam konteks terpukau nan salut dan “kok bisa” dalam konteks negatif nan heran.

Tak pernah ada yang bisa tahu ending dari setiap hubungan yang kita bina dengan orang lain. Ada yang longlast pek tua tetep komunikasi walau jarak membentang,  ada pula yang putus komunikasi sekalipun jaraknya cuma hitungan meter, bahkan parahnya hanya sekedar baik diluaran sedangkan didalam hati bencinya minta ampun. Kita mengenalnya dengan istilah lamis. Yang artinya hanya manis di bibir saja, dihati hanyalah kebalikannya.

Warna warni kejadian silih berganti menghiasai dinamika kebersamaan yang telah tercipta, sehingga tidak mengherankan konflik kerap menjadi pelengkap dan penyempurna hubungan itu. Ada yang hanya sebentar, ada pula yang membekas luka hingga susah untuk sembuh. Susah untuk melupakan kenangan buruk yang menimpanya. Dan yang ada hanyalah berlama-lama berkerumun dengan berbagai macam luka yang saling bersinergi mengacaukan pikiran kita, tak heran anti pati terhadap mantan sahabat kerap tercipta. Yang terjadi, dulu sahabat dan sekarang pengkhianat.

Lalu apa yang harus dilakukan?? Dan ternyata juara itu ketika kita mampu memaafkan, memaafkan kesalahan diri sendiri tatkala telah mengijinkan luka bersemayam begitu lamanya. Tatkala keegoisan membiarkan hati terluka begitu dalamnya. Luka yang menggerogoti relung hati, hingga mengaburkan pandangan positif terhadapnya. Manusia memang tempatnya salah. Buat apa kita memendam luka yang begitu menyiksa. Lepaskan, lepaskan dan lepaskan,.. maafkan, maafkan dan maafkan. Karna hanya itu yang menjadi kuncinya.

Melepaskan luka yang menjerat pikiran dan energi kita à memaafkan diri sendiri atas keegoisan terlalu lama memikirkan hal2 tak bermanfaat à terciptanya keihlasan, kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman dalam kehidupan.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..



Kita itu Kaya, Namun Miskin Syukur


    Itulah manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda. Ada yang bisa mensyukuri apapun yang terjadi di hidupnya sekalipun menyakitkan, namun tidak sedikit yang lupa cara bersyukur atas anugrah yang hinggap di kehidupannya.  Dengan maksud membantu teman memberikan syukuran pimpinannya, masuklah saya ke ruang divisi lain. Bukannya bersyukur diakasih syukuran satu loyang roti per orang malah kecewa dan teriak dengan nada yang sama, aaaaaaaa rotiiiii..!! 

Ohhh sungguh tidak pantas sekali. Sangat saru,. Orang yang mengantarkan makanan [red: kami] saja belum juga keluar dari ruangan, eh makanan tersebut sudah dibuka dan masih mencela lantaran  tidak sesuai harapan. Dan parahnya lagi masih ada yang mau minta syukuran lagi bukan dari rombongan namun dari individunya langsung. Oh My God,.  Heran sekali, kok bisa2nya gitu,. Sontan saja aku mendadak ilfil berat,  terlebih kesuksesan pimpinan yang baru dilantik tersebut ga’ ada hubungannya dengan mereka. Mereka tidaklah memberikan sumbangsih apapun yang berdampak di dalam karirnya.

 Pertanyaan saya hanya satu,lantas jika diantara mereka diposisi pimpinan tersebut, apakah mereka juga akan sebaik pimpinan itu? Memberikan syukuran kepada orang2 yang ga’ ada sumbangsih dalam karirnya?? Heran.. heran.. heran.. Lantas teringat dengan sms teman disuatu senja. Ntah ada angin apa, “manusia itu sering tidak bersyukur. Lihat saja orang sakit yang memerlukan tabung oksigen, memerlukan suntikan infus, memerlukan tambahan darah dll. Kita itu kaya, namun kita kerap lupa bersyukur atas karunia-Nya. Berapa nominal rupiah sajakah jika bernafas menggunakan tabung oksigen dalam satu bulannya? Dengan kesempurnaan jantung, paru2, hati, saluran penceranaan dan organ yang lainnya kita kerap mengingkari nikmat yang sungguh luar biasa ini. Yakni nikmat sehat.”

Memang, kalo diikuti pasti ga’ aka nada habisnya ataupun ga’ bakal ada puasnya. Tinggal kitanya yang mengerem setiap tindak tanduk kita. Sudah jelas dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 7 artinya demikian “Jika kamu bersyukur niscaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah pedih".
   
Sudah jelas dalam ayat diatas bahwasanya Tuhan akan menambahi nikmat kepada orang2 yang bersyukur, sehingga hidupnya akan tenang, bahagia, tentram, tidak ngoyo, tidak rakus, tidak takut apabila kesaing dengan orang lain. Ia akan dengan legowo menerima apapun yang sudah ditakdirkan oleh ALLAH,karna baik buruk menurut kita belum tentu baik buruk menurut ALLAH.  Hal berbalik terjadi pada orang yang tidak pernah bersyukur, azab pedih adalah ganjaran yang tepat bagi mereka. Atas keingkarannya akan nikmat yang tak dapat dihitung. 

Hidupnya merasa kekurangan, padahal di garasinya sudah berderet2 kendaraan roda 2 dan 4, namun masih saja kurang. Terlebih jika ada tetangga ataupun rekannnya mempunyai barang2 baru yang dirasa ia kalah dan merasa tersaing, ia lalu kebakaran jenggot. Ntah bagaimana caranya harus bisa diatas mereka, harus bisa menjadi orang yang paling TOP. Semoga kita termasuk dalam golongan orang2 yang selalu bersyukur atas nikamat Allah. Aamiin
#semoga bermanfaat hidup bahagia..


Satu Mulut Dua Telinga

“Silence doesn’t always mean “ya” sometimes it means, I’m tired of explaining to people who don’t even case to understand”. So sweet sekali kutipan ini yaah. Memang benar kadang kala diam jauuh lebih baik dibanding harus menjawab satu2 bahkan mengklarifikasi apapun yang ada dalam benak mereka. Mereka yang kadang kala tak mengerti titik permasalahan, mereka yang tidak mengerti duduk perkara. Yang mereka ingin hanya ingin berkomentar. Singkat kata masa bodo-lah dengan persepsi yang ada dalam benak mereka, sejauh kita tidak melanggar norma2 masyarakat dan ketentuan Tuhan, go ahead,,

     Abaikan saja omongan2 miring mereka, karna kita tidak akan pernah kuasa membendung satu persatu persepsi. Tetap fokus dengan apa yang menjadi tujuan kita. Jangan takut, jikalau kebaikan pasti Tuhan tidak akan tinggal diam kok, Tuhan pasti akan memeberikan beribu jalan tengah dan solusi. Jangan pernah gentar berbuat kebaikan sekalipun cemooh mengarah dan menyudutkan kita.

Yang harus kita sadari, layaknya hidup dimana selalu ada 2 sisi. Selalu berpasangan, keduanya yang akan saling melengkapi dalam kehidupan ini. Begitu juga dengan suka — pasti ada yang tidak suka. Itu sudah pasti dan jelas, sudah menjadi hukum alamnya. Anggap saja, omongan miring tersebut sebagai doa2 indah, sebagai pelicin niatan baik kita. Anggap saja, mereka adalah pendukung setia kita, yang selalu setia di belakang kita. yang sudah besusah payah mengorbankan dirinya untuk mengurusi urusan kita, yang sebenarnya tidaklah penting bagi mereka. Bagaimana kita tidak bahagia coba? diperhatikan setiap detail tingkah kita?

Say thanks a lot for them [red:follower],  atas perhatian yang sudah diupayakan untuk kita. Sudah repot2 mengurusi urusan kita. Secara tidak langsung, mereka menjadi salah satu bagian penting dari kehidupan kita lohh, knapa? bisa jadi dari omongan nylekit mereka akan memberikan ide2 baru yang jauh lebih baik dan lebih inovatif. Dan memang benar adanya, kalau sejatinya BENCI itu BENar2 CInta,,
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

#akurapopo

  Undangan pernikahan tergeletak ada di meja kamar, ternyata dari teman sepermainan, yaps teman satu genk tepatnya. Genk koplak yang dulu pernah menahun bersama dengan segala warna warni kegalauan. Lantaran kesibukan satu dengan yang lainnya, mengaburkan hasrat untuk saling bertemu sekalipun hanya beberapa saat. Kini keadaanpun sudah berubah bah bah,, ada yang lagi hamil, ada yang baru saja menikah, ada juga yang bawa anaknya,, lalu pandangan dan pertanyaan tersorot kepadaku??? Dengan segala candaan yang bikin ati mak jleb jleb jleb pun  berusaha  menjawab dengan setenang mungkin dan kepura2an tegar seraya mengeluarkan jurus nyengir kuda dan menelan ludah,. #akurapopo

Mendapat kesempatan beasiswa melanjutkan studi sungguh hal yang ditunggu dan dinanti. Terlebih beasiswa yang tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Binar masa depan seolah nyata tergambar  di depan mata, namun keterbatasan penguasaan bahasa menjadi penghalang. Lebih tepatnya Bahasa Arab. Berbagai cara sudah ditempuh untuk dapat memahami Bahasa Arab. Dari les dadakan hingga memborong buku2 berbau Bahasa Arab, dengan harapan “siap” dalam menghadapi pertempuran itu, namun lagi2 masih belum beruntung, lantaran hasil sangat minim diantara standar yang ditetapkan,. Mau tidak mau ya harus mau menerima kenyataan bahwa nama yang bersangkutan tidak ada dalam daftar peserta yang lolos penerimanan beasiswa tersebut. menarik nafas panjang seraya belajar ihlas melepaskan hal yang belum saatnya tuk dimiiki dan ku katakan #akurapopo
     
    Lain bengkak lain bernanah”, [red: orang lain yang bersalah, orang lain pula yang menanggung akibatnya]. Cap tersangkapun mengerucut padanya, lantaran HP jadul hilang lantaran ia bermain dirumah tetangganya. Tanpa adanya kompromi ataupun klarifikasi, dengan cepatnya menuduh dan menyebarkan informasi2 kotor. Berita kotor tersebut dengan mudahnya tersebar dan terlihat jelas  tatapan nanar dari para tetangga.  Sempat beberapa waktu mereka [red:tetangga] menggunjing dan seolah jijik jika berhadapan dengannya. Tak ada senyum di wajah mereka paska  kejadian tersebut. Sakit pasti ia rasakan, namun tak ada satupun hal yang bisa ia lakukan selain berdoa. 
Berdoa kepada Zat Yang Maha Kuasa. Zat Yang Maha Adil. Dan benar, sesaat kemudian Allah menunjukkan jalan, Allah membukakan pintu hati mereka. Allah melihatkan keadilan-Nya, dengan kuasa-Nya apa yang tidak terlihat manusia Ia tunjukkan. Dan orang yang mengambil HP tersebut ternyata pekerjanya. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah tidur,cepat atau lambat semua yang baik akan terbukti baik, begitu juga dengan yang busuk akan cepat tercium baunya. Mungkin tak ada hal yang bisa sebagai pembanding untuk mengekspresikan kecamuk perasaannya paska kejadian tersebut. 
Kekecewaannya sungguh amat dalam,. Namun nasi sudah menjadi bubur, yang ada dalam pikirannya mau diapakan bubur ini [red:kekecewaan] agar menjadi lebih enak. Dilengkapilah dengan pikiran2 positif serta sugesti positif sebagai kerupuk, suwiran ayam, irisan cakue, bawang goreng, irisan seledri dan kacang goreng sehingga bisa kita sebut dengan bubur ayam yang yummmy,. Ya.. kekecewaan yang berbalut akan nikmat yang luar biasa. Dan ia hanya bisa katakan pada dirinya sendiri agar selalu optimis dalam menjalani hidup, bahwa #akurapopo.

Besuk bahkan lusa adalah misteri. Tak ada satupun yang mengetahui apakah yang akan terjadi. Jangankan besuk, satu detik menit bahkan sejam kedepan-pun  kita ga’ akan tahu. Kehidupan ini adalah rahasia-Nya. Tugas kita menjalani apa yang ada di depan kita. jikalau masa lalu terasa getir ya sudahhh, let’s go to moving,. Move on dalam arti sesungguhnya. Jika ada niat dalam hati terdalam seberat  apapun pasti dapat move on.

     Hal2 kurang mengenakkan mungkin sudah menjadi teman yang tak asing di dalam kehidupan kita, hal tersebut silih berganti absen dan menyapa kita, sekedar menjadi reminder bahkan menjadi warning di kehiupan ini. Seberat apapun itu, seharusnya say thanks to them [red: problems].  Kok bisa? Kenapa harus berterima kasih kepada masalah2 yang bikin hari2 riweh?? Ya, kita justru harus mengucap syukur akan masalah yang kadang menyambangi ketika suasana baru [saja] tenang, bahkan disaat suasana genting. Jika kita tarik lurus, masalah sebenarnya membuat kita jauh lebih baik lho., menjadikan kita lebih dewasa, lebih bijaksana, lebih humble, dan lebih2 lainnya..

     Terkadang kita cepat sekali menyimpulkan sesuatu dengan kata MASALAH, tatkala harapan yang tak sesuai dengan kenyataan. Harapan yang bisa jadi terlalu tinggi, atau bisa jadi kita yang salah berharap, salah menyandarkan harap dan asa. Tuhan maha pengatur semua. Semua yang menerpa dan menempa kehidupan kita pasti sudah atas izin Allah. Semua bertujuan baik,, jikalau kita mampu berpikir positif. Tentu saja dibarengi dengan  keihlasan dan lapang dada. Jadi tidak ada alasan mengapa kita kesal terhadap kehidupan lantaran masalah2 sering menerpanya,. Tetap tenang dan tenang karna semau akan baik2 saja.

     Ketiga contoh diatas hanyalah segelintir kejadian yang ada dalam skenario kehidupan ini. Apapun yang kita alami, kita terima saja. Mengapa?? Karna hal2 tersebut memang harus terjadi, entah mampir atau sekedar numpang lewat. Semua pasti membawa kebaikan bagi kehidupan kita. Teruslah gali nilai2 positif dari setiap kejadian. Lihatlah jamu, tidak semua orang menyukainya. Kadang orang nyinyir  pahit bin ga’ enak namun sebagian orang justru mencarinya lantaran menyehatkan. Begitu juga dengan kehidupan ini, sepahit apapun masalah yang menerpa kita, kalau kita berfikiran itu baik bagi kita, pasti itu akan membuat kita semakin kuat nan tangguh serta tak mudah “terkalahkan”,dan pada akhirnya legowo serta berbesar hati tuk  mengatakan #akurapopo..
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Kepentok Pesona Dusun


    Musim durian tiba,..! bagi para pecinta raja buah ini, mungkin hal inilah yang ditunggu2. Banyak pedagang  bermunculan di pinggir jalan. Sensasi raja buah ini mungkin menggoda bagi para penikmatnya., walaupun ada sebagian yang ga’ suka sama sekali dengan buah ini, ntah baunya ataupun rasanya. Ada sebagian lagi dibela2in beli di petaninya langsung di dusun agar dapat durian  mantap dengan harga yang sangatlah miring,. Tentunya dengan konsekuensi yakni jarak yang ditempuh dan medan yang tidaklah biasa. Berburu durian bisa menjadikan ajang kumpul2 bagi para penikmat raja buah tersebut. Sesibuk apapun pasti akan diluangkan, segala schedule akan dipending demi durian.

Dan sebulan yang lalu sayapun membuktikannya. Kesan yang menempel di benak ini bukanlah rasa duriannya, lebih cenderung hal2 di luar dugaan yang dialami di perjalanan. Kanan kiri pepohonan dengan jalan setapak,. Naik turun lembah  bikin mual perut,. Belum lagi dag dig dug kalau ada mobil dari arah yang berlawanan,. Siapa yang harus mengalah? Dan bla bla bla,. Mencengangkan ketika kita berhenti lantaran kebingungan di persimpangan arah,. mau belok kanan atau ke kiri atau justru lurus? sejenak berhenti dan tanpa ada yang menduga ada orang yang menghampiri dan bertanya kemana tujuan kami? sontan bapak tua tersebut membeberkan arah mana yang seharusnya kami tempuh. “lurus katanya, ikuti saja jalan ini, cuma situ kok,.” Kompak dalam bayangan kami, ohhh kita sudah hampir sampai,. ow ow ow asyiknya bentar lagi nyampek. Ternyata “cuma situ” yang bapak tua ucapkan itu jaraknya puluhan kilometer. Dan hebatnya bapak tersebut tau rumah yang dituju,. tau persis nama dan ciri2 teman yang kami tuju,. Oh amazing,.

Inilah kelebihannya tinggal di dusun. Guyup dan kekerabatan di dusun sungguh terasa kentalnya, hingga puluhan kilometer-pun masih mengenali satu dengan yang lainnya. Bagaimana tidak, setiap tikungan ataupun di gardu ronda orang membunyikan klakson kendaraannya, pertanda nyunsewu atau permisi lewat daerah tersebut., sekalipun kita tidak mengenalnya. Sempat adik bercanda, “wah kalo tinggal disini kita pasti boros accu-nya ya,. Karna dikit2 klakson..”.

Pengalaman yang sungguh mengesankan bagi saya tatkala beberapa jam tinggal di dusun yang jauuuh dari hiruk pikuk dunia perkotaan. Dusun yang masih sejuk. Dusun yang masih hijau dengan pepohonan yang menjulang tinggi. Dusun yang masih ramah bagi populasi beberapa hewan dalam menyandarkan kehidupannya,. Dan dusun yang masih menjaga tradisi kekerabatannya, sehingga kita kepentok nyaman dan tentram berada di dalamnya. Sejatinya nilai2 inilah yang kita butuhkan sebagai penyeimbang kehidupan dimana keegoisan2 yang lebih dominan.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger