Entradas populares

sebelum finish-mu tiba

Kita itu tercipta memang selalu ada kurang dan salahnya, that's why disebut manusia. Dalam bergaul maupun bersosialisasi dengan banyak orang, kita sering salah paham maupun kres dengan seorang bahkan beberapa orang di lingkaran tersebut, ujungnya mending out daripada makan ati. Namun tak selamanya kita bisa seleluasa itu untuk out dari circle yang sudah tidak menyehatkan jiwa. Ada di sebuah titik kita hanya punya pilihan untuk tetap stay dan memilih meluaskan sabar. Nyatanya sabar itu sebuah hulu dari sebuah proses panjang yang tidak selalu orang mampu untuk melewatinya.

Kesehatan jiwa penting dijaga dan wajib untuk dipastikan stabil. Ketika dihadapkan pilihan untuk tetap stay namun circle tidak sehat maka memiliki sikap adalah sebuah pilihan tepat. Sering mendengar bahwa kadang musuh terbesar adalah orang terdekat, orang yang tau kebiasaan dan perilaku kita dan itu justru yang sering terjadi. Lantas jika mengalami hal tersebut harus bagaimana? Jawabnya adalah selalu mengedepankan instrospeksi supaya diri kita senantiasa randah hati. Kita hanya mampu mengontrol apa yang melekat di diri kita saja, perilaku, ucapan maupun sikap kita. Selebihnya berada di luar kendali.

Sama halnya ketika kita dihadapkan kepada situasi orang terdekat di dalam circle justru yang memutar balikkan omongan, menambahai bumbu, merendahkan bahkan dengan bangga menghancurkan nama baik di depan banyak orang hanya untuk mendapat sebuah pengakuan. Awwwwww... Mungkin 1, 2, 3 kali bisa menahan ketika kita mengetahui fakta yang luar biasa ini namun jika terus-terusan maka sudah dipastikan akan meledak. Sebelum meledak dan berakibat fatal, sebaiknya milikilah sikap. Lagi-lagi kita tidak mampu mengontrol apa yang akan orang lain lakukan kepada kita kan ya.. Dengan kita miliki sikap maka kita terjaga kewarasannya. Biarkan mereka mengembangkan ide untuk lebih memutar balikkan keadaan, semakin merendahkan, semakin menghina dan perilaku serupa lainnya.

Hak orang lain untuk tidak menyukai kita, namun kita juga punya hak untuk tidak menganggap mereka ada. Mungkin dari kita merasa ada di titik bodoh karena menganggap semua orang tulus, setulus kita ketika berteman. Nyatanya dalamnya hati manusia ga ada yang tau. Kadang kita sendiri merasa kita biasa saja atas kompetensi yang diberikan oleh Allah, namun bisa jadi hal tersebut bisa membuat insecure yang berujung kebencian secara berjamaah. Lagi-lagi kita tak mampu mengontrol perilaku orang lain.  

Pelajaran yang bisa diambil yakni bersosialisasi sewajarnya dan secukupnya. Jaga dan sayangi diri sendiri, jangan biarkan perilaku buruk orang lain mengganggu bahkan menghilangkan kebahagiaan yang seharusnya kita rasakan. Lepaskan toxic yang melekat di circle-mu  dan mualailah hidup baru dengan harapan baru. Yakinlah masih banyak orang yang menyukai kita, masih ada orang yang tulus mau berteman dengan kita. Tidak semua kok benci sama kita, tidak semua pula punya pikiran yang sama dengan mereka. Begitupula ketika kita direndahkan. Bangkitlah dan percayalah bahwa mereka yang merendahkan orang lain sejatinya tidak akan pernah tinggi dari kita. Orang yang memang memiliki akhlak yang bagus, ia tak akan pernah mau merendahkan orang lain.

Selamat,
Berbagaialah jiwa-jiwa yang direndahkan, karena kamu berkesempatan untuk memberikan kejutan-kejutan yang mencengangkan. Kamu berkesempatan dekat dengan Allah sedekat-dekatnya karena hanya Allah satu-satunya yang mampu menolong dan merubah apapun kejadiannya. Beryukurlah karena kamu sudah berjuang keras untuk melawan hawa amarah dan memilih untuk mengembalikan semua rasa ke pemilikNya. Beruntung sekali karena dengan kamu direndahkan, dihina dan dicari-cari kesalahanmu secara tidak langsung mengakui bahwa step kamu ada diatas mereka.

Tetap semangat untuk memperbaiki dan mengkualitaskan diri. Lepaskan apa yang membebani. Rengkuh apa yang membahagiakan. Abaikan apa yang meresahkan. Sejatinya waktu ini sangat cepat berputar dan kita tidak akan pernah tau kapan finish kita.  Sebelum finish masih ada ribuan kejutan yang mungkin saja bisa terjadi, so sebaiknya menyikapi apapun B aja. Jika sekarang hidupnya baik-baik saja, harta melimpah, keluarga sehat, dan dipandang sempurna maka syukurilah. Sebaliknya bagi yang hidupnya serba kekurangan, banyak masalah hingga bingung untuk malangkah maka tetap syukuri. Kita punya Allah untuk mengadukan segala rasa, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk mengubah keadaan hamba yang Ia ingini.

Bagi Allah sangat mudah untuk meluaskan apa yang sebelumnya sempit, sangat mudah membinasakan apa yang sebelumnya kokoh. So, bencilah sewajarnya, sukalah sekedarnya, sedihlah sesuai porsinya dan bersyukurlah seluas-luasnya. Di dunia ini tak ada yang abadi termasuk rasa yang melekat di jiwamu. Ingat kita memiliki waktu start dan finish berbeda-beda di dunia ini so sebelum nyampai waktu finish, isilah dengan hal-hal yang bermanfaat dan kurangilah mencari-cari kesalahan orang lain. Sejatinya hanya amalanmu-lah yang akan menemanimu dikala finish-mu tiba, bukan harta jabatan maupun kawanmu.
#self reminder

menghadapi karakter ular part 2

Berhadapan dengan karakter ular ini sungguh menjengkelkan. Terlebih jika terus-menerus disalahpahami olehnya hingga ada di titik disadarkan oleh Allah bahwa apa yang terlihat baik dan manis dihadapan adalah tipuan semata. Mungkin kita sering mengalaminya, tetiba ada orang terdekat mengkonfirmasi tetang berita buruk yang ia dengar tentang kita. Meskipun banyak orang yang kemakan omongannya namun tenanglah karena tidak semua orang sepaham dengan dirinya terbukti masih ada orang-orang baik yang mengkonfirmasi berita buruk yang mereka dengar. Akan menjadi manarik jika dirinya melakukan perbuatan keji ini tidak hanya sekali dua kali, entah apa maksud dan tujuannya. Seoalah menjadi hobi membunuh karakter orang serta menjatuhkan nama baik orang dengan cara memutar balikkan fakta dan mengadu domba dengan disempurnakan ekspresi playing victim-nya yang ia kemas. Ah hebat kali kau...

Satu hal yang perlu kita sadari yakni maut sungguh dekat dengan kita. Coba cek berita, pesan grup maupun story di media sosial dimana akhir-akhir ini banyak sekali orang-orang yang sudah selesai waktunya di dunia. Fenomena korona banyak hal yang bisa diambil hikmahnya salah satunya teruslah berbuat baik sekuat tenaga sebagai amal yang kelak menemani kita hidup di chapter selanjutnya. Bila di dunia kamu disalahpahmi oleh karakter ular maka belajar iklas. Sangat paham ini tidak mudah terlebih  harga diri kita yang dipermainkan, tapi ingatlah dunia itu tak abadi. 

Berikan saja padanya panggung untuk mengekspresikan diri dan untuk memperluas koneksi. Bisa jadi itu yang dikehendaki. Orang yang memiliki kompetensi tidak akan hancur sekalipun berbagai sudut ia mencoba dirubuhkan, sebaliknya ia yang mengedepankan provokasi maupun fitnah keji dengan tujuan untuk memperoleh simpati maka tak akan bertahan lama mengingat orang jaman sekarang sudah pintar. Untuk awal-awal bisalah ia menang dan berhasil mempengaruhi lingkungan tapi tunggu beberapa saat kelak ia justru yang akan hancur karena tak ada keunggulan yang mampu menopang dirinya.

Yuk selagi umur masih dikandung badan, perbanyak memperbaiki diri, bersedekah minim tidak menyakiti orang lain. Jika kita kemarin pernah menyakiti orang lain segeralah bertaubat dan berjanjilah untuk tidak mengulanginya. Maksimallkan waktu yang masih tersisa dengan berbagai bentuk kebaikan. Lagi-lagi ini nasihat untuk diri sendiri, misal orang lain sebaliknya-pun hak bersangkutan. Satu hal yang tak kalah penting yakni skip dark vibe dari lingkungan sekitar yang hanya akan memperkeruh hidup kita. 

#just for me


menghadapi karakter ular part 1

Dihadapan orang yang hatinya penuh kebencian, maka akan ada celah kejelekan.

Didepan orang yang jiwanya dilingkupi dengan kedengkian, maka ada kesempatan untuk mengecilkan orang lain.

Berhadapan dengan orang yang hobi mencari muka, maka akan ada "badut" yang menjadi bahan lawakannya. 

Dijiwa orang yang suka menghasud, maka akan ada banyak ide brilian untuk menggosipkan orang lain. 


Dan ketika kita ada dititik tak mampu menutup mulut mereka, merantai kaki dan tangan mereka serta mencolok mata mereka satu persatu maka satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah "bodo amat". Wajar sesekali emosi meluap, wajar gemuruh didada membuncah, wajar rasanya mulut mengumpat. Ya wajar, kita hanya manusia biasanya yang perlu proses dan waktu melatih kesabaran terlebih berhadapan dengan orang macam diatas.

Bagi mereka, tentulah mereka paling menang dan benar dan tak mengherankan jika mudah sekali membuat onar. Pola yang biasa dilakukan adalah saling menghasud dan membumbui. Terserah kamu aja dah!. Jika  itu membahagiakan dan semakin menyehatkan maka lakukan semaumu!. Lanjutkan saja peran karakter playing victim untuk mencari masa.

Sungguh kehidupan orang dewasa itu melebihi adegan sinetron yang kadang ga masuk nalar but it's really happened. Yuu bodo amat aja ketika menghadapi mereka. Ga usah dipusingin ulah mereka. Jika kita dicari-cari kesalahannya, maka klarifikasilah sesuai porsinya. Jika kita diadu domba maupun difitnah maka kesempatanmu untuk berdoa, angkatlah tangan seraya memohon pertolongan dan perlindungan dari saudara dajjal macam mereka.

Ada cara simpel yang memperingan perasaan ketika harus berhadapan dengan mereka secara intens. Yaps hapus semua kontak di sosial media. Cukup interaksi di dunia nyata. Dengan meminimalisir kontak maka membuat kita ringan karena tak perlu memikirkan story yang ia buat diperuntukkan untuk siapa? dll. Anggap saja dya tak pernah ada.  

Memang berhubungan dengan karakter ular itu menyebalkan sekali. Semoga Allah memberikan kekuatan. Kuat untuk ga peduli dengan drama yang mereka tampilkan. Kuat untuk menahan amarah. Kuat untuk tidak jijik akan kelakuan dan tindak tanduknya. Semoga kita selalu dilindungi Allah dari karakter ular semacamnya. Aamiin. 

#self reminder

kunci ketenangan hidup

Ternyata kunci hidup supaya tenang dan damai itu simpel dan murah, tak perlu harus upgrade aplikasi maupun gadget, yaps kuncinya ada dihati, fikiran dan perbuatan yang selaras. Mau tau apa saja, mari kita urai satu persatu.


Bersyukur

Kita sudah sering mendengar dan membaca tentang makna bersyukur hanya saja mungkin kurang menghayati. Bersyukur itu hal simpel tapi sulit dilakukan. Apalagi di jaman sosial media yang acap kali memporak-porandakan proses bersyukur lantaran melihat postingan teman. Satu hal yang perlu diingat, orang posting di sosial media itu sudah pasti yang baik nan indah, behind the scene-nya mereka keep sendiri lah ya. Kebanyakan dari mereka memang hanya ingin berbagi kebahagiaan saja, nah kitanya aja mungkin yang baper yang berujung membandingkan keberuntungan mereka dengan nasib apes kita. 

Setiap orang itu mempunyai air matanya sendiri-sendiri, 

Setiap orang memiliki porsi pilu masing-masing, 

Setiap orang mempunyai jatah kebahagiaan dengan jalan masing-masing,

dan setiap orang memiliki keruwetannya sendiri-sendiri.


Jalani hidup semampunya

Di jaman hedon ini yang serba mudah dan praktis, menggiring kita menjadi orang yang konsumtif. Disadari ataupun tidak hal tersebut sering membuat kita lupa diri. Membeli hal-hal yang tidak diperlukan yang berujung mubazir alias membuang duit secara percuma. Kalau-pun itu uangmu maka monggo saja sih ya, sekalipun perbuatan mubazir adalah hal yang disukai syaitan lho ya. Hal yang sangat salah itu manakala kita ingin menuntaskan lapar mata kita dengan cara menghalalkan segala cara. Yaps mengambil apa yang bukan haknya hanya karena,..

Ingin dipandang sama dengan yang lain,

Ingin tidak diremehkan orang lain,

Ingin terlihat satu frekuensi dengan sebayanya,

Tidak ingin terlihat "sengsara".

Guys, ketika kita terjebak dalam keadaan hal tersebut, segeralah bangkit dari keterpurukan. Sudahi mengambil apa yang bukan hak kita. Tampil-lah sewajarnya dan makan-lah semampunya.


Kenali tujuan hidupmu

Ketika kita terjebak dalam habit konsumtif namun dengan cara yang salah, maka segeralah bertaubat. Sudah cukup dan sudahi-lah keadaan buruk ini. Kembalilah pada tujuan hidupmu untuk apa? Ketika  penilaian manusia yang kamu kejar maka sampai kiamat-pun kamu tidak akan pernah puas atas rejeki yang diberikan untukmu. Akan selalu ada rasa kurang dan kurang. Kita terlalu repot menyibukkan diri terhadap penilaian orang lain hingga lupa mempersiapkan bekal menuju keabadian.


Hidup sederhana bagi sebagian orang bukanlah pilihan yang menarik. Resiko hidup sederhana mungkin tidak dipandang berkilau layaknya swaroski maupun berlian intan permata. Hidup sederhana adalah sebuah pilihan bagi orang yang sudah mengenali dirinya. Hidup sederhana dipilih sebagai proses pendamaian jiwa raga. Sederhana bukan berarti tinggal di rumah dengan penerangan minim, dinding penuh dengan lumut, pakaian bau, aroma tubuh menyengat lantaran menghemat membeli deodoran maupun makan hanya sekali dalam sehari. Sekali bukan seperti itu konsep hidp sederhana dalam tulisan ini.

Hidup sederhana adalah hidup sewajarnya yang disesuaikan dengan kemampuannya. Tidak memaksakan untuk terlihat berkilau di hadapan orang lain. Bukan pula hidup yang jauh dari peradaban dan perkembangan zaman. Hidup senormal mungkin, titik tekannya adalah KONTROL DIRI. Hidup dengan tujuan untuk menentramkan jiwa karena dalam menjalani hidup sesuai dengan kesadaran dirinya. 

#bijak itu pilihan


perhatikan circle-mu

Kita hidup ini dihadapkan pada kondisi untuk memilih beserta konsekuensinya. Termasuk didalamnya menerima/menolak dark vibe dari lingkungan sekitar. Lingkungan tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu faktor pembentuk kepribadian, sekalipun bukan satu-satunya ya. Istilah kerennya kita sebut circle. Circle rumah, keluarga, teman kecil, teman sekolah, tetangga, patner kerja maupun relasi tak lupa circle di dunia maya. Pembatasi interaksi, meminimalisir komunikasi serta men-filter dark vibe akan jauh lebih bijak daripada kita gila karena terjebak di dalamnya.

Laju dinamika di dalam circle sangatlah wajar apabila terjadi konflik, satu dengan yang lainnya berbeda pendapat, kepentingan maupun visipun kerap terjadi. Justru yang tidak wajar manakala kita terkungkung di dalam circle yang tak sehat namun kita justru enjoy. Cek diri please!  ada yang salah tuh...

Bagaimana cara mengendalikan diri supaya kita justru tidak menjadi pemicu konflik di dalam circle tersebut?

Sadar diri

Sederhana namun sulit untuk dilakukan. Mengenali diri adalah bagian tersulit dalam proses pengembangan kepribadian. Kita sering terjebak dengan kata "sempurna". Kita kerap menggunakan standar sempurna untuk menilai orang sehingga hasilnya akan justru nihil. Orang tersebut sudah pasti akan ternilai buruk dan jelek karna tidak mencapai standar sempurna yang digunakan. Lucunya adalah standar sempurna hanya diberlakukan untuk orang lain dan tak akan pernah berlaku untuk dirinya yang sibuk menilai. 

Kita memang tak bisa sempurna

Ketahuilah setiap orang itu tercipta dengan kelebihan masing-masing dan kekurangan masing-masing pula. Setiap orang berkesempatan terjerumus dalam lembah pekatnya maksiat maupun berkesempatan menjadi kaum ahli surga. Ya itu adalah kesempatan yang Allah berikan, tinggal manusia mau memilih kesempatan yang mana. Ilustrasi diatas menggabarkan bahwasanya kita itu berpotensi menjadi baik maupun sebaliknya. Jika sekarang baik belum tentu selamanya begitu, pun juga ketika berkubang dalam kesesatan akan selalu ada terbukanya pintu taubat.

Perkuat empati

Memohon kepada Allah untuk melunakkan hati adalah salah satu jalan supaya kita mampu menjadi orang yang ber-empati tinggi. Tak selamanya hidup kita akan diatas, jadi ojo dumeh. Kita bukanlah dewa yang mampu mengendalikan semua pikiran orang, mustahil itu kan terjadi. Biarlah orang berpikir dengan pikiran masing-masing, yang terpenting adalah kita berbuat semaksimal mungkin, selebihnya bukanlah wewenang kita.

Gali kebahagiaan

Dari pada menghabiskan waktu untuk membenci, lebih baik mencari sumber kebahagiaan masing-masing, salah satunya dengan memperkaya karya. Untuk apa mendramatisir perlakuan orang ke kita yang selalu negatif, ga' akan ada gunanya. Abaikan apa yang bukan ranah jangkauan kita. Satu hal yang bisa kita jangkau adalah perluas karya. Dengan banyak karya maka kita akan lebih bahagia, hidup kita punya tujuan yang jelas dan itu akan jauh membahagiaakan daripada memusingkan omongan orang yang tidak tau real kita seperti apa. Permasalahan yang terjadi adalah apakah kita paham kebahagiaan itu bersumber darimana? Jika dengan menggunjing, mengkambinghitamkan orang lain, memprovokasi, negative thingking, su'usdzon dan sederet sifat sejenisnya adalah sumber kebahagianmu lantas aku bisa apa??

Satu hal yang harus dipegang, sekecil apapaun bentuk kebaikan ataupun kejahatan yang kita lakukan itu ada konsekuensinya kok, baik akan kembali baik begitu juga sebaliknya. Tak perlu membalas kejahatan yang dilakukan orang lain. Cukup koreksi diri dan iklas akan ketentuan Allah, dari dua hal tersebut akan membawa kita menjadi orang yang loss tanpa beban dalam menjalani hari-hari. Jikalaupun masih saja dicari-cari salahnya maka cukup mereka yang doolll, kitanya jangan.


#bijak itu pilihan

doa adalah kado untuk orang yang suka menebar kebencian

Cara menghadapi orang yang suka menebar kebencian yakni dengan belajar iklas. Dari proses tersebut menggiring itu untuk menjadi pribadi yang bener-bener iklas akan takdir yang akan terjadi. Apakah perlu membalas orang yang sudah menebar berita buruk tentang kita? Jawabannya kembali ke masing-masing karena kadar sakit hati seseorang berbeda begitu juga cara menyikapinya.

Poin yang akan saya sampaikan disini adalah hakikat dari menerima. Merima apapun hal baik dan buruk akan menjadikan kita orang yang lebih kuat. Selalu optimis terhadap hal yang menghinggapi hidup kita. Selalu yakin bahwa Allah sudah mengatur rencana sebaik ini. Akan ada banyak pintu menanti ketika satu pintu itu tertutup untuk kita. So, jangan pernah ragu akan skenario Allah, sekalipun diawal sungguh berat.

Sering tidak habis pikir ternyata euforia konflik yang terjadi adalah bersumber dari orang terdekat kita, yang ga seharusnya dilakukan. Respon marah, jengkel, emosi adalah respon wajar. Terlebih jika dilakukan sering dan berulang hingga merugikan kita. Hal wajar bila ujungnya mati rasa dan sudah tidak peduli sekalipun. Ibarat kata, ada dan tidak ada orang tersebut tidak akan berpengaruh di hidup kita. Mau jungkir balik, sakit, sehat, dan apapun yang terjadi di kehidupannya sudah tidak menarik lagi untuk dilihat maupun didengar. Memilih untuk menepi dari interaksi dengannya baik maya maupun nyata adalah hal terbaik supaya luka itu mengering sekalipun akan tetap membekas.

Selanjutnya belajarlah untuk menerima dan iklas. Terus koreksi diri akan kemungkinan kesalahan yang mungkin kita lakukan. Membalas dendam bukanlah jawaban. Salah satu jawaban menentramkan hati yakni mendoakannya.

kok bisa??

dya jahat, kenapa aku harus baik?

dya penebar fitnah, kenapa aku harus mendoakannya?


lantas apakah mau balik menebar fitnah? mau balik jahat juga??

apa bedanya dong ya?

Mendoakan prosesnya panjang dan bukan perkara mudah. Terlebih mendoakan orang yang sudah menyakiti kita, yang sudah menyebarkan aib kita, yang sudah memprovokasi sekitar. Mendoakannya dipilih lantaran cara untuk memaafkan diri sendiri supaya hidup lebih tenang. Serahkan selebihnya sama Allah, biarlah Allah yang menuntunnya untuk kembali ke jalan yang benar. 

#bijak itu pilihan

hobimu masih mematahkan image orang lain ya?

Masih hangat di pikiran mengenai orang yang hobi mematahkan image baik di depan orang lain. Apakah ada? tentu. Ga' tau persis maksud dan tujuannya apa, nyatanya itu bagian dari kebahagiaannya. Tidak hanya satu, dua, ataupun tiga orang yang sudah menjadi korbannya. Hebat kan dia, tentu dongs karena tidak semua orang mampu untuk melakukan itu.

Lantas apa sebenarnya hakikat hidup-nya? Bila menjatuhkan image adalah sebuah pencapaian yang membuat hatinya membuncah? Lantaran sudah sering bersinggungan dengan karakter yang "hebat" ini menjadikan para korban mati rasa.

empati hilang, sudah pasti..

welas asih menguap, sudah semestinya..

kepedulian hancur, hal wajar..

sikap auto cuek, hal normal..

jijik, kemungkinan ada..


Masih terngiang kenangan di akhir tahun 2019 dimana diberi kesempatan mengunjungi rumah Allah. Pelajaran nyata dan kenangan membayang, sesungguhnya manusia itu sangat kecil bak debu yang tidak mempunyai kekuatan apapun. Di Indonesia bolehlah kita merasa paling sempurna, tapi di tanah suci apakah masih bisa? jawabnya big no. Lantas hal apa lagi yang harus kita sombongkan? Hal apalagi yang kita elu-elu kan? 

merasa berparas rupawan? 

merasa paling keren?

merasa paling stylish?

merasa hidupnya penuh keberuntungan?

merasa ga ada lawan?

merasa paling dihormati?

dan merasa yang lainnya?..


Duhai jiwa yang hobi menjatuhkan harga diri orang lain,

Hidup ini sungguh sangat singkat. Dimata Allah semua sama, antara kau dan orang-orang yang kau rendahkan tidaklah berbeda kecuali taqwa diantara kalian. Boleh jadi orang yang kau rendahkan akan jauh lebih mulia disisi Allah daripadamu. Mereka belajar iklas hingga mereka benar-benar iklas menerima perlakuan burukmu. Dan momen tersebut justru-lah awal dari kehancuranmu. Orang yang tersakiti oleh berita yang engkau sebar sudah pasrah apapun kejadian yang akan menimpanya. Titik iklas itu manakala kita tidak ada lagi rasa untuk balas dendam. Segitunya kau perlakukan dya, namun dya  tak memilih balas dendam. Dya hanya mendoakanmu semoga Allah memberikanmu jalan terang.


Duhai jiwa yang kebahagiannya adalah mengumbar aib orang lain,

Sudah yakinkah bila kau lebih mulia daripadanya? sudah pastikah bila kau lebih dicintai Allah daripadanya? Sudah yakinkah surga mau menerimamu? Bila ada hal yang salah silahkan diberitahu salahnya, bukan sebaliknya mengumbar kesalahan orang lain. Tak ada kok manusia dimanapun yang dengan sadar ingin melakukan kesalahan. Please, think smart! Bila salah katakanlah bagian salahnya dimana, bila tak ada yang salah berhentilah mencari-cari kesalahan. Kau juga tak luput dari salah, pastikan akan hal itu! Bolehlah sekarang kau jumawa seolah kau tak ada kesempatan berbuat salah. Duhai jiwa angkuh, ingatlah sesungguhnya kau hanya sedang dilindungi aibmu oleh Allah. 


Duhai orang yang mulutnya lincah menghasut orang lain,

Serius salut deh, itu mulut atau belut kok licin amat yak. Mudah banget menghasut untuk mencari kawan. Kalo ada masalah mbokya diselesaikan head to head, masalahnya sama siapa silahkan diselesaikan empat mata bersamanya, bukannya sebaliknya. Udah semakin tua semestinya juga lebih bijaksana. Malu-lah sama umur karena ketidakdewasaan menjadikan suasana keruh dan tidak kondusif. Nyatanya ada orang yang berkarakter seperti ini. Puncak kebahagiaannya manakala banyak pengikutnya, namun jangan seneng dulu deh karena tidak semua orang bisa 100% menerima sugestimu. Sugestimu hanya akan mampu masuk ke orang yang memiliki karakter yang sama denganmu. So pikir ulang lagi deh sebelum  itu jadi bumerang untukmu!


Kita hanya bisa mengontrol perilaku, perbuatan dan akhlak kita. Dikelola sebaik mungkin, diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Bila ada hal di luar kendali maka serahkan kepada Allah. Yakinlah semua sudah masuk dalam skenario terbaikNya. Orang yang sudah berhati-hati saja sering menjumpai rintangan, apalagi orang yang jalannya serampangan. Mencarilah perlindungan kepada Allah dari orang-orang dzalim, dari orang-orang "sakit" dan dari orang-orang yang kurang bersyukur. Sesungguhnya hanya Allah-lah yang Maha Melindungi. 

#bijak itu pilihan

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger