Entradas populares

kunci ketenangan hidup

Ternyata kunci hidup supaya tenang dan damai itu simpel dan murah, tak perlu harus upgrade aplikasi maupun gadget, yaps kuncinya ada dihati, fikiran dan perbuatan yang selaras. Mau tau apa saja, mari kita urai satu persatu.


Bersyukur

Kita sudah sering mendengar dan membaca tentang makna bersyukur hanya saja mungkin kurang menghayati. Bersyukur itu hal simpel tapi sulit dilakukan. Apalagi di jaman sosial media yang acap kali memporak-porandakan proses bersyukur lantaran melihat postingan teman. Satu hal yang perlu diingat, orang posting di sosial media itu sudah pasti yang baik nan indah, behind the scene-nya mereka keep sendiri lah ya. Kebanyakan dari mereka memang hanya ingin berbagi kebahagiaan saja, nah kitanya aja mungkin yang baper yang berujung membandingkan keberuntungan mereka dengan nasib apes kita. 

Setiap orang itu mempunyai air matanya sendiri-sendiri, 

Setiap orang memiliki porsi pilu masing-masing, 

Setiap orang mempunyai jatah kebahagiaan dengan jalan masing-masing,

dan setiap orang memiliki keruwetannya sendiri-sendiri.


Jalani hidup semampunya

Di jaman hedon ini yang serba mudah dan praktis, menggiring kita menjadi orang yang konsumtif. Disadari ataupun tidak hal tersebut sering membuat kita lupa diri. Membeli hal-hal yang tidak diperlukan yang berujung mubazir alias membuang duit secara percuma. Kalau-pun itu uangmu maka monggo saja sih ya, sekalipun perbuatan mubazir adalah hal yang disukai syaitan lho ya. Hal yang sangat salah itu manakala kita ingin menuntaskan lapar mata kita dengan cara menghalalkan segala cara. Yaps mengambil apa yang bukan haknya hanya karena,..

Ingin dipandang sama dengan yang lain,

Ingin tidak diremehkan orang lain,

Ingin terlihat satu frekuensi dengan sebayanya,

Tidak ingin terlihat "sengsara".

Guys, ketika kita terjebak dalam keadaan hal tersebut, segeralah bangkit dari keterpurukan. Sudahi mengambil apa yang bukan hak kita. Tampil-lah sewajarnya dan makan-lah semampunya.


Kenali tujuan hidupmu

Ketika kita terjebak dalam habit konsumtif namun dengan cara yang salah, maka segeralah bertaubat. Sudah cukup dan sudahi-lah keadaan buruk ini. Kembalilah pada tujuan hidupmu untuk apa? Ketika  penilaian manusia yang kamu kejar maka sampai kiamat-pun kamu tidak akan pernah puas atas rejeki yang diberikan untukmu. Akan selalu ada rasa kurang dan kurang. Kita terlalu repot menyibukkan diri terhadap penilaian orang lain hingga lupa mempersiapkan bekal menuju keabadian.


Hidup sederhana bagi sebagian orang bukanlah pilihan yang menarik. Resiko hidup sederhana mungkin tidak dipandang berkilau layaknya swaroski maupun berlian intan permata. Hidup sederhana adalah sebuah pilihan bagi orang yang sudah mengenali dirinya. Hidup sederhana dipilih sebagai proses pendamaian jiwa raga. Sederhana bukan berarti tinggal di rumah dengan penerangan minim, dinding penuh dengan lumut, pakaian bau, aroma tubuh menyengat lantaran menghemat membeli deodoran maupun makan hanya sekali dalam sehari. Sekali bukan seperti itu konsep hidp sederhana dalam tulisan ini.

Hidup sederhana adalah hidup sewajarnya yang disesuaikan dengan kemampuannya. Tidak memaksakan untuk terlihat berkilau di hadapan orang lain. Bukan pula hidup yang jauh dari peradaban dan perkembangan zaman. Hidup senormal mungkin, titik tekannya adalah KONTROL DIRI. Hidup dengan tujuan untuk menentramkan jiwa karena dalam menjalani hidup sesuai dengan kesadaran dirinya. 

#bijak itu pilihan


perhatikan circle-mu

Kita hidup ini dihadapkan pada kondisi untuk memilih beserta konsekuensinya. Termasuk didalamnya menerima/menolak dark vibe dari lingkungan sekitar. Lingkungan tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu faktor pembentuk kepribadian, sekalipun bukan satu-satunya ya. Istilah kerennya kita sebut circle. Circle rumah, keluarga, teman kecil, teman sekolah, tetangga, patner kerja maupun relasi tak lupa circle di dunia maya. Pembatasi interaksi, meminimalisir komunikasi serta men-filter dark vibe akan jauh lebih bijak daripada kita gila karena terjebak di dalamnya.

Laju dinamika di dalam circle sangatlah wajar apabila terjadi konflik, satu dengan yang lainnya berbeda pendapat, kepentingan maupun visipun kerap terjadi. Justru yang tidak wajar manakala kita terkungkung di dalam circle yang tak sehat namun kita justru enjoy. Cek diri please!  ada yang salah tuh...

Bagaimana cara mengendalikan diri supaya kita justru tidak menjadi pemicu konflik di dalam circle tersebut?

Sadar diri

Sederhana namun sulit untuk dilakukan. Mengenali diri adalah bagian tersulit dalam proses pengembangan kepribadian. Kita sering terjebak dengan kata "sempurna". Kita kerap menggunakan standar sempurna untuk menilai orang sehingga hasilnya akan justru nihil. Orang tersebut sudah pasti akan ternilai buruk dan jelek karna tidak mencapai standar sempurna yang digunakan. Lucunya adalah standar sempurna hanya diberlakukan untuk orang lain dan tak akan pernah berlaku untuk dirinya yang sibuk menilai. 

Kita memang tak bisa sempurna

Ketahuilah setiap orang itu tercipta dengan kelebihan masing-masing dan kekurangan masing-masing pula. Setiap orang berkesempatan terjerumus dalam lembah pekatnya maksiat maupun berkesempatan menjadi kaum ahli surga. Ya itu adalah kesempatan yang Allah berikan, tinggal manusia mau memilih kesempatan yang mana. Ilustrasi diatas menggabarkan bahwasanya kita itu berpotensi menjadi baik maupun sebaliknya. Jika sekarang baik belum tentu selamanya begitu, pun juga ketika berkubang dalam kesesatan akan selalu ada terbukanya pintu taubat.

Perkuat empati

Memohon kepada Allah untuk melunakkan hati adalah salah satu jalan supaya kita mampu menjadi orang yang ber-empati tinggi. Tak selamanya hidup kita akan diatas, jadi ojo dumeh. Kita bukanlah dewa yang mampu mengendalikan semua pikiran orang, mustahil itu kan terjadi. Biarlah orang berpikir dengan pikiran masing-masing, yang terpenting adalah kita berbuat semaksimal mungkin, selebihnya bukanlah wewenang kita.

Gali kebahagiaan

Dari pada menghabiskan waktu untuk membenci, lebih baik mencari sumber kebahagiaan masing-masing, salah satunya dengan memperkaya karya. Untuk apa mendramatisir perlakuan orang ke kita yang selalu negatif, ga' akan ada gunanya. Abaikan apa yang bukan ranah jangkauan kita. Satu hal yang bisa kita jangkau adalah perluas karya. Dengan banyak karya maka kita akan lebih bahagia, hidup kita punya tujuan yang jelas dan itu akan jauh membahagiaakan daripada memusingkan omongan orang yang tidak tau real kita seperti apa. Permasalahan yang terjadi adalah apakah kita paham kebahagiaan itu bersumber darimana? Jika dengan menggunjing, mengkambinghitamkan orang lain, memprovokasi, negative thingking, su'usdzon dan sederet sifat sejenisnya adalah sumber kebahagianmu lantas aku bisa apa??

Satu hal yang harus dipegang, sekecil apapaun bentuk kebaikan ataupun kejahatan yang kita lakukan itu ada konsekuensinya kok, baik akan kembali baik begitu juga sebaliknya. Tak perlu membalas kejahatan yang dilakukan orang lain. Cukup koreksi diri dan iklas akan ketentuan Allah, dari dua hal tersebut akan membawa kita menjadi orang yang loss tanpa beban dalam menjalani hari-hari. Jikalaupun masih saja dicari-cari salahnya maka cukup mereka yang doolll, kitanya jangan.


#bijak itu pilihan

doa adalah kado untuk orang yang suka menebar kebencian

Cara menghadapi orang yang suka menebar kebencian yakni dengan belajar iklas. Dari proses tersebut menggiring itu untuk menjadi pribadi yang bener-bener iklas akan takdir yang akan terjadi. Apakah perlu membalas orang yang sudah menebar berita buruk tentang kita? Jawabannya kembali ke masing-masing karena kadar sakit hati seseorang berbeda begitu juga cara menyikapinya.

Poin yang akan saya sampaikan disini adalah hakikat dari menerima. Merima apapun hal baik dan buruk akan menjadikan kita orang yang lebih kuat. Selalu optimis terhadap hal yang menghinggapi hidup kita. Selalu yakin bahwa Allah sudah mengatur rencana sebaik ini. Akan ada banyak pintu menanti ketika satu pintu itu tertutup untuk kita. So, jangan pernah ragu akan skenario Allah, sekalipun diawal sungguh berat.

Sering tidak habis pikir ternyata euforia konflik yang terjadi adalah bersumber dari orang terdekat kita, yang ga seharusnya dilakukan. Respon marah, jengkel, emosi adalah respon wajar. Terlebih jika dilakukan sering dan berulang hingga merugikan kita. Hal wajar bila ujungnya mati rasa dan sudah tidak peduli sekalipun. Ibarat kata, ada dan tidak ada orang tersebut tidak akan berpengaruh di hidup kita. Mau jungkir balik, sakit, sehat, dan apapun yang terjadi di kehidupannya sudah tidak menarik lagi untuk dilihat maupun didengar. Memilih untuk menepi dari interaksi dengannya baik maya maupun nyata adalah hal terbaik supaya luka itu mengering sekalipun akan tetap membekas.

Selanjutnya belajarlah untuk menerima dan iklas. Terus koreksi diri akan kemungkinan kesalahan yang mungkin kita lakukan. Membalas dendam bukanlah jawaban. Salah satu jawaban menentramkan hati yakni mendoakannya.

kok bisa??

dya jahat, kenapa aku harus baik?

dya penebar fitnah, kenapa aku harus mendoakannya?


lantas apakah mau balik menebar fitnah? mau balik jahat juga??

apa bedanya dong ya?

Mendoakan prosesnya panjang dan bukan perkara mudah. Terlebih mendoakan orang yang sudah menyakiti kita, yang sudah menyebarkan aib kita, yang sudah memprovokasi sekitar. Mendoakannya dipilih lantaran cara untuk memaafkan diri sendiri supaya hidup lebih tenang. Serahkan selebihnya sama Allah, biarlah Allah yang menuntunnya untuk kembali ke jalan yang benar. 

#bijak itu pilihan

hobimu masih mematahkan image orang lain ya?

Masih hangat di pikiran mengenai orang yang hobi mematahkan image baik di depan orang lain. Apakah ada? tentu. Ga' tau persis maksud dan tujuannya apa, nyatanya itu bagian dari kebahagiaannya. Tidak hanya satu, dua, ataupun tiga orang yang sudah menjadi korbannya. Hebat kan dia, tentu dongs karena tidak semua orang mampu untuk melakukan itu.

Lantas apa sebenarnya hakikat hidup-nya? Bila menjatuhkan image adalah sebuah pencapaian yang membuat hatinya membuncah? Lantaran sudah sering bersinggungan dengan karakter yang "hebat" ini menjadikan para korban mati rasa.

empati hilang, sudah pasti..

welas asih menguap, sudah semestinya..

kepedulian hancur, hal wajar..

sikap auto cuek, hal normal..

jijik, kemungkinan ada..


Masih terngiang kenangan di akhir tahun 2019 dimana diberi kesempatan mengunjungi rumah Allah. Pelajaran nyata dan kenangan membayang, sesungguhnya manusia itu sangat kecil bak debu yang tidak mempunyai kekuatan apapun. Di Indonesia bolehlah kita merasa paling sempurna, tapi di tanah suci apakah masih bisa? jawabnya big no. Lantas hal apa lagi yang harus kita sombongkan? Hal apalagi yang kita elu-elu kan? 

merasa berparas rupawan? 

merasa paling keren?

merasa paling stylish?

merasa hidupnya penuh keberuntungan?

merasa ga ada lawan?

merasa paling dihormati?

dan merasa yang lainnya?..


Duhai jiwa yang hobi menjatuhkan harga diri orang lain,

Hidup ini sungguh sangat singkat. Dimata Allah semua sama, antara kau dan orang-orang yang kau rendahkan tidaklah berbeda kecuali taqwa diantara kalian. Boleh jadi orang yang kau rendahkan akan jauh lebih mulia disisi Allah daripadamu. Mereka belajar iklas hingga mereka benar-benar iklas menerima perlakuan burukmu. Dan momen tersebut justru-lah awal dari kehancuranmu. Orang yang tersakiti oleh berita yang engkau sebar sudah pasrah apapun kejadian yang akan menimpanya. Titik iklas itu manakala kita tidak ada lagi rasa untuk balas dendam. Segitunya kau perlakukan dya, namun dya  tak memilih balas dendam. Dya hanya mendoakanmu semoga Allah memberikanmu jalan terang.


Duhai jiwa yang kebahagiannya adalah mengumbar aib orang lain,

Sudah yakinkah bila kau lebih mulia daripadanya? sudah pastikah bila kau lebih dicintai Allah daripadanya? Sudah yakinkah surga mau menerimamu? Bila ada hal yang salah silahkan diberitahu salahnya, bukan sebaliknya mengumbar kesalahan orang lain. Tak ada kok manusia dimanapun yang dengan sadar ingin melakukan kesalahan. Please, think smart! Bila salah katakanlah bagian salahnya dimana, bila tak ada yang salah berhentilah mencari-cari kesalahan. Kau juga tak luput dari salah, pastikan akan hal itu! Bolehlah sekarang kau jumawa seolah kau tak ada kesempatan berbuat salah. Duhai jiwa angkuh, ingatlah sesungguhnya kau hanya sedang dilindungi aibmu oleh Allah. 


Duhai orang yang mulutnya lincah menghasut orang lain,

Serius salut deh, itu mulut atau belut kok licin amat yak. Mudah banget menghasut untuk mencari kawan. Kalo ada masalah mbokya diselesaikan head to head, masalahnya sama siapa silahkan diselesaikan empat mata bersamanya, bukannya sebaliknya. Udah semakin tua semestinya juga lebih bijaksana. Malu-lah sama umur karena ketidakdewasaan menjadikan suasana keruh dan tidak kondusif. Nyatanya ada orang yang berkarakter seperti ini. Puncak kebahagiaannya manakala banyak pengikutnya, namun jangan seneng dulu deh karena tidak semua orang bisa 100% menerima sugestimu. Sugestimu hanya akan mampu masuk ke orang yang memiliki karakter yang sama denganmu. So pikir ulang lagi deh sebelum  itu jadi bumerang untukmu!


Kita hanya bisa mengontrol perilaku, perbuatan dan akhlak kita. Dikelola sebaik mungkin, diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Bila ada hal di luar kendali maka serahkan kepada Allah. Yakinlah semua sudah masuk dalam skenario terbaikNya. Orang yang sudah berhati-hati saja sering menjumpai rintangan, apalagi orang yang jalannya serampangan. Mencarilah perlindungan kepada Allah dari orang-orang dzalim, dari orang-orang "sakit" dan dari orang-orang yang kurang bersyukur. Sesungguhnya hanya Allah-lah yang Maha Melindungi. 

#bijak itu pilihan

bila hobimu menfitnah, aku bisa apa?

Apakah definisi jijik menurutmu? 

Jijik versi setiap orang berbeda kali ya, begitu juga setiap tingkatan kedewasaan seseorang. Dulu bisa saja jijik ketika melihat orang ga pernah gosok gigi dan sejenisnya. Nyatanya ketika orang dewasa tumbuh, konsep jijik itu lebih luas dan bermetamorfosa terhadap sebuah kiasan. Sebagai contoh jijik ketika berhadapan dengan orang yang memiliki karakter pengadu domba, mencari aman dan memutar balikkan fakta.

Adakah orang semacamnya? jawabnya tentu ada, banyak. Lantas apa motifnya? Tidak lain untuk melindungi dirinya dari insecure yang ditimbulkan ketika berhadapan dengan orang yang ia fitnah tersebut. Orang yang memilki karakter ini pandai dan cerdas karena hari-harinya diliputi oleh teknik bagaimana memutar pikiran supaya bisa menggiring opini untuk menjatuhkan sasaran. Hebat kan....


Kita bukanlah manusia yang bisa melakukan apapun secara sempurna, konsep ini harus selalu dipegang supaya kita empati terhadap orang lain. Kita-pun tak akan pernah bisa menyenangkan semua orang, karna itu hal mustahil terjadi. Akan selalu ada celah untuk orang yang iri terhadap pencapaian kita. Akan ada banyak pihak yang panas melihat kemampuan kita. Akan ada oknum yang merasa terusik melihat keterampilan yang kita punyai. Akan ada sekelompok orang yang merasa insecure melihat prestasi kita. Lantas apakah mereka rugi jika kita "mempunyai skiil lebih"? YA.

Berkacalah duhai jiwa berparas rupawan dengan rayuan menawan,
Ucapan selamat diberikan kepada mereka yang sudah menumbangkan citra baik, memutar balikkan fakta dan mencari kawan untuk melawan. Tanyakan pada hati kecilmu duhai kawan, apakah yang engkau lakukan itu benar? Tanyakan kembali padanya apakah sikapmu itu sudah cukup baik? Tanyakan pula apakah perbuatanmu itu merugikan orang lain? Tanyakan juga kepada nurani terdalam-mu apakah kemenangan yang kau capai ini akan abadi? Bagaimana jika suatu hari orang-orang yang berhasil engkau hasut itu sadar dan berbalik menyerangmu? Tak lupa tanyakan butuh berapa lama lagi lubang itu tergali untuk menguburmu?

Sayangnya engkau tak mengenalku kawan,
Selagi masih banyak kawan yang mengelilingimu, selagi masih pekat fitnah yang engkau sebarkan, selagi masih membara jiwa untuk menumbangkan, selagi masih solid circle pertemanan maka nikmatilah sebelum semuanya berbalik serta rayakanlah kemenangan sebelum datangnya kehancuran. 

Engkau tak mengenalku, kawan...

Salut salut dan salut...
Hebat hebat dan hebat...
Amazing amazing and amazing...

Akan selalu ada jalan untuk mengetahui drama fitnah apa saja yang engkau sebar, sekalipun tanpa mencari tau. Sebaliknya, akan muncul secara auto semangat untuk memperbaiki dan mengkualitaskan diri. So, makasih ya secara tidak langsung engkau menambah energi positif dalam proses peng-kualitasan diri ini.

Satu hal yang engkau wajib tau,
Jika engkau ingin bersaing maka secara sehat-lah, 
Jika engkau ingin berprestasi maka secara sportif-lah, 
jika engkau ingin melejit maka usaha lebih gigih-lah, 
Jika engkau ingin menjadi manusia berkualitas maka bertobat-lah,


Selagi umur masih di kandung badan, mari mengisi sisa hidup dengan menebar kebaikan, jika ada yang salah silahkan disampaikan salahnya. Jika tidak ada yang salah maka jagan mencari-cari kesalahan. Engkau juga manusia biasa lo,. yang bisa jadi jauuuuuuh lebih buruk dibanding dengan orang yang engkau fitnah. Apa iya ini cita-citamu? Apa iya ini amal yang akan engkau banggakan di akhirat? Ataukah memang ini pilihan hidupmu?
#bijak itu pilihan

dolanmu ro sopo?

Titik ternyaman dan tertenang dalam hidup manakala kita mampu menyadari sepenuhnya apa yang menjadi tujuan hidup. Sering kita uring-uringan menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan takdir bila apa yang terjadi tak sejalan dengan angan. 

.

.

Kita sering lupa bahwa hakikat manusia itu belajar. Kita ga pandai dalam matematika itu ga masalah. Kita ga pandai amat berbicara bahasa asing juga bukanlah sebuah petaka. Kita ga se-glowing tetangga juga bukan sebuah perkara yang harus di dramatisiri. Kita kuper -pun bukan sebuah musibah. Yang jadi celaka apabila  kita tak tau arah tujuan hidup, mimpi apa yang akan diraih, chapter apa yang akan dilalui, sudah seberapa manfaatkah untuk sesama?, sudah sejauh mana balas budi dengan orang tua/keluarga? dan yang paling utama sudah sedalam apa hubunganmu denganNya? 

.

.

Salah dan maaf itu dekat. Belajar dan perbaiki itu juga tak jauh. Suka dan benci itu tipis. Tawa dan tangis itu selalu berdampingan. Sehat dan sakit itu masalah pilihan. Baik dan buruk itu relatif. Suka dan duka itu siklus lumrah kehidupan. Lantas mengapa kita masih menganggap orang lain itu lebih rendah? Mengapa masih jumawa? Mengapa lebih sok suci atas takdir yang dialami oleh orang lain? 

.

.

Beberapa silam ada kata hits "dolanmu kurang adoh" untuk menggambarkan kondisi seseorang yang terlalu sempit menyikapi sebuah kejadian. Dalam tulisan ini agaknya lebih tepat ungkapannya yakni "dolanmu ro sopo? ". Apakah maknanya? Yaps teman/sahabat/lingkungan itu berpengaruh terhadap perilaku kita. Jika kita ada di lingkar setan yang hobi menyalahkan dan mencari kekurangan orang lain maka dengan sendirinya akan berdampak terhadap kita. Efek dampak tersebut hanya ada dua, pertama kita sekufu dan solid sama mereka atau justru dampak kedua dimana kita akan tersingkirkan karena kita dianggap ga asik karna sudah tidak satu frekuensi.  

.

.

Yuk disisa umur ini mari kita gunakan untuk menebar kebaikan. Hal sederhana yang bisa kita mulai adalah menyudahi karakter jadi hakim di kehidupan orang lain. Fokus ke hidupmu aja napa? Toh belum baek juga kan ya? Ini penting ditanamkan supaya menjadi pondasi awal dalam bergaul. Untungnya juga apa ngurusi urusan orang lain? Capek pasti dan lelah tentunya. Sisi lain ga ada enaknya pula hidup direcoki oleh orang-orang resek? 

.

.

Mulailah dari dirimu sendiri untuk menjadi pribadi yang pemaaf dan penuh empati. Karna dua karakter tersebut akan membawa positive vibes bagi lingkungan kita. Jangka  panjangnya adalah terhindar dari penyakit hati dan pikiran. Yuk maree. .

definisi tak tau diri

Ada sebuah analogi cerita yang sungguh konyol dan ini hanya akan terjadi di negeri antah-brantah..

Ada tetangga baru yang menghuni rumah kontrakan sebelah. Keadaan sungguh memprihatinkan karena hidup sebatang kara. Rasa kemanusiaan itu memanggil kita sebagai tetangga dan singkat kata kita bergotong-royong, bahu-membahu untuk memudahkan kesulitan si tetangga baru ini. Hingga takdir membawa berita menyedihkan, si tetangga ini dirundung masalah yang bertubi-tubi. Sisi kemanusian siapapun pasti akan empati, trenyuh, welas dan mencari cara supaya meringankan deritanya.

Dan bulan sudah berganti menjadi tahun, tahun sudah berganti menjadi dekade,..

Entah bisikan darimana dan darisiapa si tetangga baru justru memusuhi orang-orang yang selama ini mem-back-up hidupnya. Duaaaar.... para tetangga lemas dan syok. Awalnya, para tetangga masih menganggap oh mungkin ini hanya salah paham hingga kejadian berkali-kali dan mereka menyimpulkan fix ini karakternya. Yaps karakter yang sungguh aduhai hingga logika dipaksapun sulit menerima. Tidak mudah membujuk para tetangga untuk tetap berlaku baik padanya mengingat ia sama sekali tidak mempunyai etika baik. Hal terparah adalah ia justru menjadi dalang yang mengadu domba tetangga satu dengan tetangga yang lain. Keren ga tuh...

Pelajaran apa yang bisa diambil dari karakter tetangga baru ini?

Hey tetangga baruku,.

Kenali dirimu yuk siapa kamu? siapa yang pernah menolongmu? dan siapa yang akan membantumu ketika kamu nanti dalam keadaan sekaratYaps siapa lagi kalo bukan para tetanggamu.

Yuk perbaiki diri, jika ada kesalahan para tetangga silahkan dibicarakan baik-baik, dikomunikasikan sehingga ada solusi. Mereka bukan orang lain bagimu, mereka sudah menganggapmu layaknya saudara. Hanya saja karna kehebatanmu, persaudaraan tersebut sirna. Yuk selagi umur masih ada, selagi udara masih bisa dihirup dan selagi masih ada kesempatan perbaikilah keadaan ini. Ga ada hal baik yang bisa diambil dari karaktermu loh,. Sayang sekali jika waktu hanya dihabiskan untuk memecahbelah persaudaraan..

#self reminder 

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger