Cara menghadapi orang yang suka menebar kebencian yakni dengan belajar iklas. Dari proses tersebut menggiring itu untuk menjadi pribadi yang bener-bener iklas akan takdir yang akan terjadi. Apakah perlu membalas orang yang sudah menebar berita buruk tentang kita? Jawabannya kembali ke masing-masing karena kadar sakit hati seseorang berbeda begitu juga cara menyikapinya.
Poin yang akan saya sampaikan disini adalah hakikat dari menerima. Merima apapun hal baik dan buruk akan menjadikan kita orang yang lebih kuat. Selalu optimis terhadap hal yang menghinggapi hidup kita. Selalu yakin bahwa Allah sudah mengatur rencana sebaik ini. Akan ada banyak pintu menanti ketika satu pintu itu tertutup untuk kita. So, jangan pernah ragu akan skenario Allah, sekalipun diawal sungguh berat.
Sering tidak habis pikir ternyata euforia konflik yang terjadi adalah bersumber dari orang terdekat kita, yang ga seharusnya dilakukan. Respon marah, jengkel, emosi adalah respon wajar. Terlebih jika dilakukan sering dan berulang hingga merugikan kita. Hal wajar bila ujungnya mati rasa dan sudah tidak peduli sekalipun. Ibarat kata, ada dan tidak ada orang tersebut tidak akan berpengaruh di hidup kita. Mau jungkir balik, sakit, sehat, dan apapun yang terjadi di kehidupannya sudah tidak menarik lagi untuk dilihat maupun didengar. Memilih untuk menepi dari interaksi dengannya baik maya maupun nyata adalah hal terbaik supaya luka itu mengering sekalipun akan tetap membekas.
Selanjutnya belajarlah untuk menerima dan iklas. Terus koreksi diri akan kemungkinan kesalahan yang mungkin kita lakukan. Membalas dendam bukanlah jawaban. Salah satu jawaban menentramkan hati yakni mendoakannya.
kok bisa??
dya jahat, kenapa aku harus baik?
dya penebar fitnah, kenapa aku harus mendoakannya?
lantas apakah mau balik menebar fitnah? mau balik jahat juga??
apa bedanya dong ya?
Mendoakan prosesnya panjang dan bukan perkara mudah. Terlebih mendoakan orang yang sudah menyakiti kita, yang sudah menyebarkan aib kita, yang sudah memprovokasi sekitar. Mendoakannya dipilih lantaran cara untuk memaafkan diri sendiri supaya hidup lebih tenang. Serahkan selebihnya sama Allah, biarlah Allah yang menuntunnya untuk kembali ke jalan yang benar.
#bijak itu pilihan