Siapa sih yang tidak ingin pergi umroh? aku rasa hampir mayoritas orang yang memeluk Islam pingin sekali utuk beribadah umroh bahkan haji. Hanya saja dari kita sering beranggapan bahwa ini hal yang tak mungkin mengingat biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. Selain itu, ibadah umroh dan haji adalah bentuk pangilan/seruan dari Allah kepada hamba pilihanNya. Percayakah apabila hati dan pikiran kita menggebu ingin melaksanakan umroh itu sebagai kode panggilan dariNya? Lantas adakah amalan untuk mempercepat umroh? Berikut tips dari aku ya..
3 amalan untuk mempercepat umroh
memilih teman
Sudah bisa merasakan bersyukur pasca mengalami peristiwa dengan orang yang "multitasking", ya sebuah kelebihan untuk membolak balikkan keadaan. Bersyukur karena sudah tidak lagi menerka-nerka arah dari si "multitasking" itu sehingga auto memiliki sikap ketika akan berhadapan dengannya. Cukup menjaga hubungan baik itu sudah jauh lebih dari cukup, tak perlu mendekat dan tak perlu pula menjauh. Biarkan si "multitasking" mengembangkan dan mengeksplor kemampuannya.
"Multitasking" itu sebuah karakter, ia dibentuk yang ujungnya bila berhadapan dengan karakter tersebut kita justru yang kena toxic. Sadar atau tanpa disadari dya yang suka memprovokasi bahkan melebihkan dan mengurangi sebuah fakta itu akan menjadi habit manakala si empunya jiwa tidak koreksi diri.
Tentunya koreksi diri akan jauh lebih sulit terlebih kalau dirinya sudah nyaman bahkan terlalu nyaman menjadi orang yang bertalenta. Ya bertalenta menggiring opini publik. Semakin dewasa seseorang akan jauh lebih baik bila orang tersebut memiliki sikap sehingga tidak akan mudah disetir orang lain. Tidak akan mudah ditunggangi kepentingan orang lain. Hanya saja resikonya tidak akan banyak orang yang berpihak ataupun berteman dengan kita kecuali orang2 yang memiliki satu frekuensi.
Buat apa teman ribuan namun tidak mendamaikan, lebih baik teman beberapa namun ia mampu menasihati tatkala kita salah dan khilaf. Dan apabila kita mau tau seperti apa diri kita, maka cek teman karib kita karena teman karib itu laksana sebuah cermin. Kalau karibnya hobi sekali merendahkan orang lain maka auto kita juga ga jauh beda. Kok bisa? Teman karib itu sering bersama dengan kita otomatis ia adalah orang yang membuat kita nyaman. Kalau kita nyaman dengan karakter dya yang hobi merendahkan orang lain maka kita ga akan jauh beda, sekalipun bilang enggak kalau tiap hari bahasannya merendahkan bahkan mencari kesalahan orang lain namun enjoy maka segera waspada karena itu akan membentuk karakter dikemudia hari. Dekat dengan penjual parfum wangi kurang lebih gitulah kiasan-nya.
So pilihlah teman karib karena darinya kita akan banyak belajar tentang kehidupan. Memaknai setiap peristiwa yang akan menjadi bentangan dari lukisan kisah kita. Hidup hanya singkat, tak mudah mendapatkan teman karib yang mampu membuat kita lebih baik namun masih ada kesempatan kita untuk menjadi this one. Jadilah penerang sekalipun tak pernah dianggap kehadirannya. Minimaal penerangan untuk diri sendiri supaya ketika sudah habis waktunya di dunia kita punya bekal yang mampu kita pertanggungjawabkan apa yang sudah kita lakukan di dunia.
Bantuan Allah tidak pernah salah waktu
Bulan lalu dapat undangan untuk mengikuti ujian sertifikasi profesi di ibukota. Awalnya ragu lantaran meluasnya wabah corona, namun sejenak lantas membulatkan tekad karna kesempatan tak dapat terulang. Dengan mantap meminta perlindungan Allah sampailah di ibukota dengan selamat dan sehat. Rencana mau nginep 2 malam namun karna ujian selesainya di hari kedua petang maka nambah 1 malam lagi. Dijadwal untuk ujian memang dilakukan dari jam 08-16 WIB namun karna proses finishing document jadi mundur sekitar 1 jam di hari kedua.
Allah itu maha pembuat skenario terapik, sedemikian Ia mengatur detail disetiap hembusan nafas para hambaNya. Termasuk aku. Selama 3 malam sekalipun berangkat sendiri dari rumah ada saja rejeki yang menghampriirku. Ya temen SMK dan temen kuliah menemaniku secara bergantian. Jarak rumah mereka jauh tapi dibela2in. Rejeki mana yang tak kau syukuri? Disaat berangkat ke ibukota sendiri eh disana sudah ada teman yang setia menemani. Padahal kalau dipikir mereka punya kerjaan dan sama2 sibuk hanya saja mereka menyempatkan.
#rejeki tidak selalu berwujud uang
Kisah lain ketika sedang menjalani ujian. Sebenarnya dari rumah sudah menyiapkan berkas, materi dan mental hanya saja jam 15.00 WIB dihari pertama menjadi babak genting. Materi yang harusnya diselesaikan di hari pertama nyatanya belum selesai, sedangkan hari kedua tentunya sudah ada jadwal materi yang berbeda. Satu momen perkataan sang asesor menghangatkan jiwa pas closing di hari pertama.
"Na bsk pagi kamu langsung lanjut"....
Dan tibalah hari kedua, dengan persiapan mental dan sugesti diri "apapun akan aku terima termasuk bila hasilnya belum kompeten". Detik berputar hingga tibalah jam 11. Ya jam 11 baru selesai mengerjakan tugasnya di hari pertama. Prinsip ujian kala itu tidak dapat lanjut di tugas di hari kedua manakala tugas dihari pertama belum selesai.
"Selamat kamu lolos di tahap pertama selanjutnya saya beri kesempatan ke tahap kedua namun agaknya berat karna waktumu sudah mepet, tapi tenang saya tunggu sampai jam 17 dan saya tunggu sampai kamu selesai"
Rasanya wowwwww,
Begitu Allah memudahkan langkahku, sesuai dengan yang dikehendaki asesor tepat pukul 17 aku selesai dan menunggu setengah jam-an hingga aku dinyatakan kompeten.
#semua atas izin Allah, segala sesuatu tak ada yang mustahil untuk terjadi.
Hikmah:
- Hal baik yang dilakukan akan tau arah pulangnya. Tak perlu menunggu hal besar untuk berbuat baik termasuk didalamnya memudahkan urusan orang lain karena kebaikan itu tidak memandang besar kecilnya namun tulus tidaknya. Selagi ada di depan mata hal baik yang bisa kita lakukan maka lakukanlah. Tak perlu menengok kanan dan kiri untuk mendapatkan sanjungan dan pujian karena kebaikan itu melekat di setiap diri tanpa menunggu untuk dipuji.
- Betul tidak semua orang menyukai kita hanya saja itu bukan urusan kita. Kalau mereka tak menyukai kita lantaran kita lebih maju karier ataupun prestasinya maka bukan ranah kita untuk menggubris kesirikan mereka. Itu pertanda mereka menginginkan apa yang kita capai namun mereka belum diberi kesempatan. Tak perlu sombong dan merasa diatas angin, semua itu berputar dan berpotensi untuk mengubah nasib. Yang perlu dipikirkan yakni tetep mawas diri supaya kita terhindar dari sikap congkak dan karakter menyebalkan.
- Pertolongan Allah itu sungguh dekat. Ketika semua daya dan upaya sudah dikerahkan selanjutnya berpasrah dan mengangkat tangan seraya "Allah hamba berserah" dan seketika Allah akan memberi kemudahan dengan segala macam caraNya yang kadang kalau dipikir setelahnya berasa amazing. Jangan pernah sekali-kali meragukan rencana Allah karena kita tak pernah tau rahasia dan surprise apa yang hendak Ia berikan kepada kita. Ya tetaplah berbuat terbaik dan mengembalikan semua pada ketentuan-Nya.
hikmah yang didapat dari mendewasanya sikap
Menerima umpatan caci dan makian
Hidup kadang tak seirama dengan impian. Mimpi mendapatkan tim yang solid namun nyatanya saling menjatuhkan, mencaci, berasumsi negatif dan sikap banci yakni mengumpat dibelakang. Tak terima? wajar sekali,. terlebih kita sudah merasa memberikan yang terbaik dan semaksimal mungkin dari energi yang tersisa. Nyatanya penghargaan atau apresiasipun jauh dari pelupuk mata. Jika rasa tak terima terus dilawan maka tidak akan berakhir dan tak berujung. Wujud dari mendewasanya sikap yakni memilih menerima kenyataan daripada melawan yang sebenarnya sangat bisa dilakukan. Why? menang bakal jadi arang, kalah akan tetap jadi abu. Sesuatu yang tidak ada yang lebih unggul.
Belajar ihlas
Ilmu ihlas adalah ilmu kehidupan yang tidak akan pernah habis untuk dipelajari. Jika kita mendapatkan hal kecewa karna dari kita ada rasa tidak ihlass. Ga percaya? cek aja kisah kalian.. Rasa kecewa akan timbul manakala realita bersebrangan dengan pengharapan. pengharapannya dibantu balik namun realitanya yang dibantu ga tau diri. Pernah ga sih ngalaminhal tersebut? Jika kita mampu iklas maka hati akan jadi lapang, pikiran tenang, ringan dalam melangkah dan kita akan lega.
Memperbaiki diri
Mensyukuri pernah melalui masa-masa terpuruk
Setiap orang diberikan kesempatan untuk belajar dari siapapun, dimanapun, kapanpun dengan cara apapun. ketika sedang mengalami hal emejing, katakan pada diri anda bahwa "aku mampu melaluinya dan setelah ini ada hikmah baik yang akan aku dapati". It's mean kita menerima dan ihlas dengan jalan yang diberikan Allah lewat kejadian emejing ini. Bukankah ini semua adalah bagian dari skenarioNya?
tak mengenali diri sendiri
Tanpa kita sadari kita sering menjadi manusia yang tak mengenali diri sendiri. Bahkan habit tersebut bertranformasi menjadi watak yang menganggap kitalah orang sempurna, tak tersentuh, tak ada duanya, tak pernah salah dan sederet karakter yang jauh dari kata baik. Hal tersebut menuntun kita menjadi manusia yang mudah menjadi hakim di kehidupan orang lain, menjadi supporter sorak di kesedihan orang lain, menjadi jagoan di titik lemah orang lain serta menjelma bak malaikat yang tak pernah tersentuh oleh khilaf. Sayangnya perasaan itu hanyalah fatamorgana saja, hanya dipikiran kita saja.
Saking seringnya berhadapan
dengan karakter diatas menjadikan kia tipe orang yang bodo amat dan mempunyai sikap. Mau bagaimanapun
kelakuan kita akan selalu cela dimatanya. Setiap perbuatan selalu berimbas
terhadap 2 respon. Tak selalu perbuatan baik diterima dengan baik, tugas kita
hanya satu yakni tetap berbuat baik dengan mengandalkan naluri yang Allah
berikan.
Sebanyak apapun klarifikasi yang
diberikan demi meluruskan rumor yang beredar hanya akan menjadi celah bagi dya semakin benci bahkan menjadi-jadi. Bak api yang tersiram bensin bersamaan
dengan hembusan angin. Merembeeeeeet…….
Lantas apa yang harus kita
lakukan?
Evaluasi diri terhadap apa yang
terjadi, semua pasti ada sebab musababnya. Teliti secara detail mengapa ini bisa terjadi,
kalau ini murni kesalahan kita berjiwa besarlah meminta maaf dan mengakui
kesalahan. Ambil pelajaran terbaik dari kejadian ini supaya kita lebih
berhati-hati memilih lingkar pertemanan.
Namun apabila ini dilatarbelakangi lantaran rasa iri, dengki, dan syirik maka
tersenyumlah dan jagalah jarak dengannya. Jaga jarak sama dengan jaga kesehatan,
mengurangi beban trauma akan kelakuan magic-nya. Jika dengan menjaga jarak itu
justru membuat kehilangan pertemanan dengan dya akan jauh lebih baik daripada
tetap berteman tapi toxic yang ujungnya justru akan menguras emosi, pikiran dan tenaga kita.
Kalau dya orang baik, orang yang
berhati tulus serta paham siapa dirinya maka dya tidak akan jumawa. Orang baik akan tetap baik dimanapun dya berada, tak peduli dalam keadaan apapun. Sedangkan orang yang sanggup meminta maaf dan
mengakui kesalahan dihadapan orang lain itu TOP. Dya bukanlah pecundang yang
hanya mampu menggosip di belakang saat kita tak bersamanya, akan sebaliknya
saat bersama kita dya terlihat baik-baik saja bahkan sering memberikan pujian, dan itu justru realita yang membahayakan.
Pelajaran bagi kita, apabila ada
orang yang berbuat salah dan meminta maaf maka maafkan. Ambil pelajaran
berharga dari rasa sakit supaya kita lebih kuat menghadapi terpaan cobaan
kehidupan. Mudah memaafkan itu juga bagian dari nikmat yang diberikan Allah
kepada kita, kita dilatih menjadi orang yang tau diri bahwasanya kita juga
dapat melakukan kesalahan yang sama bahkan berpotensi lebih parah. Fokus memperbaiki
diri, filter lingkar pertemanan, dan tetap
rendah hati hingga orang lain tak mampu merendahkanmu. Sejatinya kebahagiaan terletak pada hati yang mampu mengendalikan diri.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
Baca juga:aku bahagia karena aku bersyukur, menikmati fase kehidupan