Entradas populares

tujuan hidupmu untuk apa?

Tulisan ini tidak ada maksud untuk riya' ataupun pamer, hanya sebagai pengingat tujuan hidup untuk apa. Melakukan umroh sendiri tanpa saudara atau tanpa orang yang dikenal sebelumnya lumayan mendebarkan di awalnya, wajar rasanya bila ada kekhawatiran besuk satu kamar dengan siapa? Enak ga orangnya? Satu visi ibadahnya ga temen sekamarnya? dll.

Berjalannya waktu kekhawatiran tersebut terkikis dengan sendirinya manakala Allah memberikan kemudahan melebur dengan jamaah lain. Tanpa di ketahui sebelumnya, tanggal yang dipilih adalah paket umroh keluarga. Kebayang kan isinya?
Dari awal keberangkatanpun Allah sudah memberikan keringanan untuk ngobrol dan membuka perkenalan dengan jamaah lainnya sehingga kesendirian itu tidaklah menjadi hal yang dipusingkan. Sebaliknya justru enjoy karena bisa nemplok ke keluarga A, B, C bahkan Z dan itu sungguh menyenangkan.

Banyak sekali hal yang Allah tunjukkan dalam perjalanan spiritual kali ini. Destinasi pertama ke Madinah. Kota dimana tempat hijrah Rosululloh hingga makam Baginda. Kota ternyaman yang tak mampu terdeskripsi bagaimana gemuruh rasa di dada ketika mengingatnya. Pengalaman satu dengan yang lain bisa jadi berbeda, kedalaman rasapun tak pernah sama. Satu hal yang menjadi kunci utama yakni niatan awal. Sebelum berangkat umroh ada teman yang menasihati, "besuk kalau kamu disana luruskan niat dan perbanyak istighfar". Memang benar adanya nasihat tersebut, karena  kelancaran dan kemudahanlah yang didapat. Pikiran hanya berisi ibadah dan ibadah. Perihal duniapun menyingkir dengan sendirinya. 

Seperti tulisan diatas bahwa Kota Madinah adalah tempat ternyaman, terdamai dan ternikmat. Ditambah musim kala itu dingin yang aduhai angiiiiiinya sepoi sepoi bikin makin enjoy menjalankan ibadah di Masjid Nabawi. Jarak antara hotel dan Masjid Nabawi kala itu tidaklah jauh, tinggal lurus melewati 2x perempatan maka sudah sampai di pintu 25. Ya pintu gerbang khusus wanita. Tinggal mau memilih mau sholat di dalam masjid atau di pelataran luasnya. 

Bertepatan musim liburan akhir tahun diberikan kesempatan merasakan ramainya kota suci ini. Beragam suku, bangsa, bahasa, warna kulit, bentuk hidung, dan gaya pakaianpun mewarnai pengalaman indah ini. Ada hal menarik selama ibadah di Masjid Nabawi, "ya  tidak ada rasa sama sekali mempedulikan apa yang dipakai orang lain, mengingat tempat sholat di Masjid Nabawi terpisah antara jamaah pria dan wanita".  Fokusnya hanya di ibadah yang dilakukan diri ini. Allah sungguh baik, menghilangkan rasa nyinyir yang bisa jadi ON tiba2 mengingat pakaian satu dengan yang lainnya beda2. Ada yang meyakini sholat harus menutup aurat termasuk kaki, namun disana banyak juga yg tidak memakai kaus kaki bahkan rambut terlihat. Belum lagi gerakan sholat pun ada yang beragam. Namun lagi2 Allah memperlihatkan kuasaNya sehingga tak terlintas untuk nyinyir maupun mbatin seperti kebiasaan di Indonesia. Allah menghujani rasa syukur makin deras. "Kita tidak dimintai pertanggungjawaban atas dosa orang lain, so kenapa harus mengurusinya?"

Setelah 3 hari di Madinah, perjalanan dilanjutkan ke kota Makkah. Seperti postingan sebelumnya di Makkah adalah proses ibadah umroh utama. Tentu pengalaman tak terlupakan menyempurnakan perjalanan spiritual ini seperti yang sudah tertoreh di postingan sebelumnya. Selain itu, memilih hotel yang dekat dengan Masjidil Haram itu sangat dianjurkan supaya lebih mudah dalam menjalankan sholat jamaah. Makkah menyuguhkan pemandangan yang luar biasa. Seluruh umat Islam di dunia tumpah ruah jadi satu di Masjidil Haram terlebih saat waktu sholat. Magicnya semua perniagaan tutup manakala adzan memanggil serta banyak yang menjadikan trotoar sebagai tempat sholat jamaah mengingat toa disana sangat kencang, dari sudut manapun tetap terdengar suara imam Masjidil Haram. Allahuakbar. . . 

Siang pertama sholat di Masjidil Haram sangat membekas di ingatan, tidak kebagiaan tempat di dalam alhasil sholat dzuhur pertama di jalan dekat  pintu masuk. Entah ada ribuan bahkan jutaan orang yang berjejer sholat di depan pintu masuk itu. Setelahnya terlihat pemandangan yang bikin merinding yang biasa dilihat di TV kini ada di depan mata. Semua berduyun duyun sesuai kebutuhan masing2. Ada yang ingin masuk ke Masjidil Haram, ada yang keluar, ada yang menyebrang dll. Sungguh Allahuakbar. Fenomena yang dilihat yakni setiap orang fokus dengan tujuan hidupnya. Tua muda, sehat berkursi roda, tinggi pendek, gemuk kurus, semua memiliki fokus tujuan ibadah masing2. Sempat terbesit pikiran, apakah di hari akhir seperti ini ya? Ketika semua sibuk dengan amal masing2? Allahua'lam. 

Setiap melihat postingan tentang peniadaan sementara sholat jamaah di Masjid Nabawi dan tawaf di Makkah lantaran corona ati ini rasanya hancur dan sedih. Namun karna untuk pertimbangan kemaslahatan maka langkah ini menjadi solusi terbaik untuk saat ini. Pertanyaan yang muncul setelah melakukan perjalanan spiritual bukanlah berapa banyak selfinya, bukan berapa jumlah like dan komen dari setiap update-an statusnya, namun hakikat PR bagi kita yakni setelah ini bagaimana ibadahmu? Apakah tetap rajin, menurun atau malah berlawanan dengan ibadah selama disana? Jawabannya ada di masing2 hati. 

Pernah pembimbing umroh datang ke rumah untuk ngantar koper, disitu timbullah pertanyaan. 
A: Tadz, apa ciri2 umroh yang mabrur? 
U: Duh angel e mbak, yang jelas makin lebih baik ibadahnya ketimbang sebelumnya. Yang paling bisa dilihat itu bagaimana sodaqohnya, bagaimana memperlakukan orang lain? Dari situ kelihatan kok mbak perbandingannya sebelum dan sesudah umroh. 
A: Oh gt tadz, kita perlu tau biar bisa menilai diri sendiri sejauh mana keimanan kitanya. 

2 pengalaman besar bahkan bisa jadi tamparan dalam langkah ini jika dijadikan dalam satu kalimat akan berbunyi:
"Fokuslah di jalan Allah dengan cara memperbaiki sholatmu, ngajimu, akhlaqmu, muamalahmu serta lupakan lah mengurusi hidup orang lain yang nantinya kita tak akan dimintai pertanggungjawaban terkait baik buruknya serta dosa pahalanya".

Sering mengurusi orang lain menjadikan kita lupa kalau diri inilah yang justru banyak kurangnya. 

Terlalu sibuk mencatat kejelekan orang lain menjadikan hamba ini susah melihat kelebihan orang lain. 

Kebanyakan mengeluh menjadikan pribadi ini mati rasa akan nikmatnya bersyukur. 

Terlalu menghawatirkan penilaian buruk dari orang lain menjadikan hati ini tidak tentram. 

Besarnya rasa ingin dipuja menjadikan kita budak dunia dengan segala macam kepalsuan-nya. 

Wahai Allah, 
Jadikan kami orang yang Engkau ridhoi, Engkau berkahi dan Engkau sukai. Sesungguhnya dunia ini hanya sementara dan akhirat adalah selama2nya. Bimbing kami untuk menjadi manusia yang kaya. Kaya hati yang pandai memaafkan, pandai bersyukur serta selalu merasa cukup. Kaya harta yang mudah berbagi, lunak hati, ringan tangan serta memiliki rasa empati tinggi. Kaya fikiran yang kelak akan bermanfaat bagi sesama, yang selalu optimis dan positive thingking serta selalu menebar kebaikan dimana kita berada. Jauhkan kami dari sifat baqil, tamak, iri, dengki, suudzon, pendendam, kompor meleduk, nyinyir beserta temen2 se-frekuensinya. Aaminn. 
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

panggilan Allah

Rentetan dari virus Corona salah satunya dibatasinya kegiatan umroh di Arab Saudi hingga saat ini. Banyak gambar yang tersebar di medsos tentang pengosongan tawaf di area ka'bah bikin merinding. 

1000 cara Allah memanggil hambaNya untuk mengunjungi rumahNya. Ada yang menabung, ada yang dapat hadiah/kado, ada yang berasal dari penjualan barang dst dan itu merupakan jalan setiap masing2 orang. Tidak bisa menjadi patokan bahwa yang dapat umroh hanyalah orang berduit. Banyak orang berduit namun belum dapat giliran ke rumahNya. Sebaliknya ada orang yang biasa bahkan pas2an tiba2 dikasih jalan Allah untuk ke rumahNya. Sekali lagi ini tidak lain adalah panggilan dari Allah. Jika di hati ada rasa menginginkan mengunjungi Baitullah sejatinya itu sebuah kode dari Allah untuk kita. Pertanyaannya apakah kita menseriuskankah kode tersebut? Atau berlalu? 
Ketika di dada sudah ada rasa ingin ke Baitullah segeralah niatkan semua karna Allah. Minta Allah untuk membukakan jalan kemudahan untuk kita. Tak ada yang tak mungkin dan tak ada kata mustahil bila Allah menghendaki. Setiap orang yang sudah ke Baitullah memiliki kisah dan cerita yang beragam dan menarik untuk ditelaah dan diambil intisarinya. 

Ada temen yang datang ke rumah kala itu menceritakan betapa magicnya kuasa Allah. Jika Allah telah memilih seseorang untuk menjadi tamuNya sudah pasti Allah akan memudahkan orang tersebut untuk menujuNya. Kalau melihat nominal yang harus dikeluarkan bagi orang yang belum digerakkan hatiNya oleh Allah pasti biaya tersebut sungguh besar ditambah perlengkapan2 yang hendak ia penuhi. Namun lagi2 Allah selalu membukakan jalanNya kok. Tenang. .. 
Satu hal yang harus digaris bawahi "jangan takut miskin ketika kita membelanjakan uang kita di jalan Allah"... Uangnya kan dari Allah maka buang pikiran medit pelit dst karena semua akan auto tergantikan dengan hal2 yang ga pernah kita bayangkan baiknya.  Kembali ke cerita teman, kala itu ybs niat untuk umroh namun ia hanya memiliki uang yang cukup untuk bayar DP sedangkan waktu terus berlalu dan ia harus melunasinya.  Dalam ceritanya ia terkagum2 akan skenario Allah karna tak pernah ia sangka tiba2 temen dari jauh pingin transfer, ayahnya temennya ngasih uang riyal sisa belio haji dan itu jumlahnya aduhai lumayan, belum lagi temen tiba2 ngajak ketemuan dan ngasih ini  dan itu hingga ia terperangah akan skenario Allah yang maha luar biasanya hingga ia bisa ke Baitullah dengan lancar. 

Kisah lainnya datang dari anak yang sudah Allah gariskan hidup tanpa adanya seorang ibu sejak ia usia 15 th. Ribuan kisah sudah ia lalui dengan berbagai macam situasi dan kondisi yang tidaklah mudah tentunya. Dari sini bisa terlihat betapa Allah sungguh Maha Adil. Memberi cobaan kepada hambaNya pasti sesuai dengan takaran kemampuan yang bersangkutan. Tidak kurang dan tidak lebih. Serta memberi hadiah bagi hamba yang Ia kehendaki.
Angan  untuk berangkat umroh ada namun tidak secepat yang ia jalani. Ada hal menarik dari kisah anak ini. Ingat betul 17 Agustus 2019 ia membantu bapaknya panen padi di sawah. Di teriknya siang hari itu ia ngobrol dengan buleknya.

A: lek sibuk apa, tanyanya. .

B: njait tas untuk suvernir
A: wah besuk klo aku umroh bisa dong tasnya buat souvenirnya, candanya basa-basi
B: iso bangeet lah
A: Suk njaitno yo lek
B: bereees pungkas leknya

Obrolan ini tidak ada tendensi apa2. Selang 2 hari ia ke Jakarta. Baru kali ini ia ke Jakarta hanya dengan pak kepala yang sangat tidak mungkin ia menegosiasi untuk menggunakan kereta api. Penerbangan jam 7 pagi dipilih dan dengan sugesti " Idep2 buat latihan umroh" Mengingat penerbangan Jakarta Jeddah butuh waktu 9 jam. Lagi2 sugesti diperuntukkan untuk hati biar lebih ayem ketika naik pesawat terbang maklum ia takut ketinggian. 


Rasa ingin umroh pun mulai lewat2 dan mulai serius kuat menggelora di dadanya. Atas ijin Allah ia berangkat umroh tanggal 22 Desember 2019. Ya bagi Allah sangat mudah untuk melancarkan apa yang menjadi kehendakNya. Anak tersebut sujud bersimpuh di depan ka'bah tepat di pergantian usianya ke 32th. Selama proses ibadah ia sangat diberikan mudah, lancar, ringan dan hangat. Ia berangkat hanya seorang diri tanpa keluarganya dan travel yang ia pilih kebetulan family group. Tapi itu tak menjadi gentar dan minder karna ia seorang diri. 


Selama ibadah disana, ia merasakan buanyak nikmat yang tiada bisa ungkapkan rasa bersyukurnya. Ia menemukan kehangatan diantara rombongan keluarga2. Ia dimudahkan untuk melebur di keluarga 1 ke yang lainnya. Kebetulan ia berangkat umroh di akhir tahun dan disana sangat padat mengingat di belahan dunia bertepatan dengan liburan. Padatnya Makkah tidak menyurutkan semangatnya untuk beribadah justru sebaliknya. Ia sangat smangat dan khusuk.

Momen tawaf menjadi bagian yang tidak dapat dilupakan. Semua tumpah ruah di depan ka'bah untuk menjalankan rukun dan wajib umroh. Ribuan bahkan ratusan ribu orang berkumpul di titik tersebut. Ada yg bertubuh besar, tinggi, kulit putih, hitam, hidung mancung semua sama tujuannya.  Ia memulai tawaf sekitar pukul 10 malam dan Allah memberikan kemudahan dan perlindungan. Allah menjaganya melalui teman rombongan yang mana ia selalu berjalan disampingnya sehingga ia terhindar dari desakan para jamaah lainnya yang memiliki postur tubuh besar2 terlebih diputaran depan hajar aswad. Begitu juga ketika ia melakukan umroh kedua di hari terakhir. Ia tetap berjalan disampingnya. Allah baiik banget memberi pertolongan lewat siapa saja dan kapan saja. 

Momen tak kalah magic adalah sai. Dengan  khusuk dan berjalan pelan sesuai dengan arahan tour leader. Diputaran 4 ada seorang ibu yang merangkul panggulnya seolah ingin mengatakan yang semangat yaaa nak.. Ibu tersebut memang 1 rombongan dengannya namun belum pernah ngobrol sebelumnya. Ada rasa kaget mengingat beliau adalah ibu dari seorang public figure yang sangat terkenal. Beliau bersama anak, mantu, cucu dan beberapa staffnya. Pas putaran tersebut beliau misah dari rombongan keluarganya hanya untuk merangkulnya. Sempet seluruh keluarganya nengok2 memastikan sangat ibu baik2 saja. Biasanya beliau yang dilindungi dari kerumunan orang ini sebaliknya sang ibu yang menghampirinya. 
Kejadian tersebut lumayan mengaduk rasa mengingat ia sudah tidak punya ibu sedari kecil dan tetiba pas sai ada ibu yang sama cantiknya dengan almarhum ibunya merangkul panggulnya. Allah menjawab rasa gemuruh di dada si anak tersebut manakala rasa "andai aku umroh dengan ibuk".


Ketika kita dipanggil Allah untuk umroh sebisa mungkin kita penuhi. Allah sungguh amazing memberikan sebuah kisah dan pengalaman berharga. Satu dengan yang lainnya tak akan pernah sama. Jika ada niatan di hati untuk umroh maka segerakanlah. Jangan tunggu nanti. Bila ada yang nyinyir abaikan saja. Doakan saja supaya mereka merasakan nikmat se-emejing ini. 
*alhamdulillah
#semoga bermanfaat & hidup bahagia


Kehidupan orang dewasa part 2

Seperti topik part 1 tema kali ini masih membahas tentang chapter kehidupan yang seru dan lucu dan hanya bisa dirasakan bila sudah menginjak dewasa.

Punya sikap
Kalau jaman ABG kemarin yang ia tau kehidupan itu hanya tentang jajan, makan, dolan dan hahahihi. Semakin mendewasanya sikap dan umur maka akan merasakan fase yang lebih dalam. Seringnya disingkirkan, seringnya diabaikan, seringnya di kambinghitamkan dan seringnya tak dianggap akan membawa orang mempunyai sikap. Ketika ketulusan disia2kan pun akan membawa kita untuk mengambil sikap. Ketika mendapatkan kesempatan bertemu dengan orang yang punya 2 kepribadianpun lama2 dari kita akan punya sikap. Hal ini yang belum pernah dirasakan di fase ABG. Kadang kita tanpa sadar ada dalam zona manis di depan dan busuk dibelakang. Endingnya nusuk dibelakang hanya akan disikapi "sudahlah ya...." karna saking terbiasanya. Sikap apatis akan membuat kita bersikap ya sudahlah memang mulutnya seperti itu, emang kelakuannya kayak gitu. Kita bisa apa atuh? 
Terlebih sudah pernah punya pengalaman yang cukup pahit dengan seseorang bahkan beberapa orang, maka sikap tersebut akan menjadi rem untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Bisa jadi sikap yang muncul adalah malas basa basi ujungnya males pura2 baik yang nyatanya dihati banyak ganjalan. Bisa jadi ia lebih memilih apa adanya tanpa basa basi namun dihati tidak ada dendam apapun. Secukupnya dalam berbicara, sekedarnya dalam bercanda dan se bijaksananya dalam bertutur kata. Itupun masih saja akan ada kurangnya. Manusiaa. .

Semeleh
Puncak dari berbagai rasa yang sudah diihtiarkan namun hasilnya berlawanan dengan harapan adalah semeleh. Kita sebisa mungkin do the best from us dan jika yang terjadi jauh dari harapan kita hanya bisa evaluasi diri dan berbenah untuk next chapter. Dibalik kekecewaan Allah sudah memberikan pesan untuk melibatkan Ia dalam setiap tindak tanduk. Diadudomba itu menyebalkan namun kita bisa kok belajar dari hal tersebut. Salah satunya bersikaplah sewajarnya dengan orang lain. Bisa jadi dya hadir memang untuk menguatkan kita, menjadikan kita pribadi yang jauh lebih baik lagi. Pribadi yang berproses mengurangi nyinyiran. Orang yang lunak hati dan pikirannya. 

Nerima dan iklas
Ujung dari semeleh adalah iklas. Apapun yang terjadi adalah sudah menjadi bagian garis takdirNya baik dan buruknya. Banyak hal yang bisa kita ambil hikmah dari setiap peristiwa yang menempa hidup kita. Termasuk bertemu ular berkepala dua. Bahayaaaa namun hal itu baik bagi kita karna kita diberi signal untuk lebih hati2 dalam bersikap dan berbicara.  Seperti kita tau karakter ular berkepala dua itu tidak bisa ditebak arahnya kemana. Didepan kita bisa jadi manis tutur katanya namun tidak menjamin di belakang kita akan sama sikapnya. Kalau bisa kurangi intensitas dengan orang yang memiliki karakter tersebut biar hidup kita lebih tenang. 

Makplengeh
Bak melihat atraksi badut ancol yang akan membuat perut kram karna geli melihat tingkah polah lucunya. Begitu juga melihat tingkah polah orang2 yang ada disekeliling kita. Orang yang pura2 baik, orang munafik, orang yang mencari aman, orang yang sukanya mengumpat, orang yang merasa ratu, dst. Semakin dewasanya diri maka akan mudah melihat hal2 konyol yang spontan hadir di depan mata. Ujungnya makplengeh... Segitu toh kemampuanmu, segitu toh mentalmu, segitu toh rasa solidaritasmu yang ujungnya hanya bisa makplengeh karna yang melekat di dirinya tak sebanding dengan apa yang selalu didengungkan. 

Semua yang terjadi di alam raya ini sudah menjadi bagian skenarioNya tinggal usaha kita mendekat kepada Sang Maha Memiliki supaya Ia terus menuntun, memberi arahan serta memberi kekuatan kepada kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

tau apa sih anda tentang hidup saya?

"Kakean milih sih koe. . "

"Kurang2i lehmu kerjo. . "

"Standare jo duwur2. . "

"Eling wes tuo. . "

"Kae kancamu SD anake sing mbarep wes kelas 6.."

"Gek2 koe ra normal.. "

"Gek ndang, nunggu opo? .. "

"Dst.. "


Ah tau apa sih anda tentang hidup saya?  Anda menyimpulkan dari yg terlihat di luaran saja kan? But it's okey & no problem.  Memang netizen tercipta untuk jadi komentator ataupun jadi hakim di hidup kita. Sakit hati adakalanya muncul dan hal tersebut wajar tapi ga usah lama2 lah ya..


Kemampuan mereka julid tidak bisa diragukan. Anggap saja semua kejulidan adalah doa baik untuk kita hanya saja diksinya anti mainstream. Kalau dikit2 dimasukin ke hati lama2 capek kan ya, mending di-aamiin-kan saja.


Wajar kalo mereka julid, mereka hanya tau perjalanan per chapter di kehidupan kita sekilas jadi maklumi saja apabila mereka sesuka hatinya komen. Kalau mereka tau detail tentang hidup kita kayak keluarga dan sahabat terdekat maka ga mungkin mereka akan se julid itu.


Para netizen memiliki standar hidup untuk orang lain yang dilihatnya, apabila tidak sesuai dengan standarnya maka auto nyinyir dan itu tidak berlaku bagi dirinya. Ah licik amat sih buk.. 
Kuliah lebih dari 4 tahun, salah
Cepet lulus kuliah tp belum dapat perkerjaan, salah
Kuliah namun jadi ibu rumah tangga, salah
Kerja pindah2, salah
Nikah muda, salah
Nikah di umur matang, apalagi
Ninggalin ortu karna pekerjaannya di luar pulau, semakin salah
dst.

Sampai matahari terbit dari baratpun, tetap saja akan ada orang yang tidak suka dengan kita sebaik apapun kita. Memang kita tidak didesain kemampuannya untuk membuat people in the world suka kita. Jadi kalau udah tau faktanya seperti itu woles aja dah. 

Kalau tipe macam orang yang susah mengekspos pencapaian diri di medsos maka akan mendapatkan kesimpulan dari netizen yakni hidupnya ga keren, ga update, dan cupu. Tapi tidak mengekspos pencapaian diri ini juga bagian dari pilihan hidup. 

Tipe macam ni ga ambil pusing dengan penilaian netizen yang ga dekat secara personal. Mengingat berada di tengah hangatnya keluarga dan sahabat yang tulus  udah lebih dari cukup. Quality time dengan mereka, ngobrol hati ke hati adalah hal mewah nan berarti. Ia akan sangat terbuka dengan orang yang ia percayai yakni keluarga dan sahabat dekatnya. 

Panasnya hujatan tak akan menjadi arti manakala banyak doa baik. Ketulusan itu tau kok harus kemana ia pulang dan bermuara. Komunikasi bisa dibangun setiap hari melalui doa yang terpanjatkan. Doa yang mengangkasa inilah yang menjadi perekat hubungan yang sudah terpisah jarak. Doa pulalah yang mendekatkan rasa yang ada. Dan doa jualah yang menguatkan. 

Mau seburuk apapun kejadian, asal ada keluarga dan para sahabat yang tulus maka akan tetap baik2 saja. Mereka tidak menghujat namun mereka menjernihkan tatkala kita butuh pertimbangan. Walaupun sama2 sibuk namun mereka akan selalu ada buat kita, tanpa kita minta. Emejing kaaaan. 


Kasih sayang dari keluarga dan para sahabat yang tulus itu nikmat yang tak dideskripsikan betapa besarnya. Betapa beruntungnya kita apabila ada diposisi tersebut. Dan aku yakin semua manusia diberikan kesempatan yang sama yakni memiliki keluarga dan sahabat hanya saja cara men-treatment nya beragam. Mereka itu bak rezeki yang setiap manusia memilikinya.


Hal sederhana yang bisa membuat kita bahagia adalah mendoakan orang2 tercinta kita. Sebenarnya tidak terbatas hanya untuk orang2 tercinta namun untuk para haters pun bisa. Jangan do'akan haters jadi celaka namun mintalah hidayah kepada Allah untuk mereka. Sayang sekali rasanya waktu yg diberikan Allah untuk mencari bekal di dunia ini hanya dihabiskan untuk membenci. Membenci orang yang sebenarnya ia tak tau secara detail real nya bagemana. But mendoakan haters secara tulus iklas itu tidak mudah. Dibutuhkan hati yang lapang dan jiwa yang besar. Apakah salah jika yg selalu diusik tersebut mendoakan jelek untuk haters nya?


Disisa waktu kesempatan hidup di dunia ini mari kita maksimalkan untuk berbuat baik. Stop mencampuri urusan orang lain. Selagi orang lain tidak merugikan kita maka stop nyinyiri hidup mereka. Kita ga pernah tau sedalam apa usahanya? Setinggi apa motivasi hidupnya? Sekuat apa pengorbanannya? Seberat apa beban hidupnya? Segetir apa rasa yang berusaha ia hadapi? Sekalut apa pikiran ia? Dan seberapa kuat ia menekan egonya? Kita tak pernah tau rasanya mereka karna kita adalah kita dan mereka adalah mereka. Yuk jadi netizen yang baik, netizen yang lunak hatinya dan netizen yang bijak. 
*thanks to Allah

hobi meremehkan orang lain adalah ciri orang yang tak bahagia

Hanya karna tidak pernah memposting liburan lantas dianggap cupu. Hanya karna tak pernah posting kulineran dianggap hidupnya ngirit. Hanya karna tak pernah posting kongkow dengan temen2 di tempat yang lagi Hits lantas dikatakan ansos. Eaalaaaaahhhh. ..  .

Pemenuhan kebahagiaan setiap manusia itu beragam. Ada yang memang shopaholic, ada yang bahagia jika berhasil mengeksplor destinasi wisata yang belum banyak dikunjungi orang2 dan ada pula yang sekedar rebahan di teras belakang rumah. Lantas apakah kesemuanya salah? Ga lah yaaa semua bergantung kebutuhan masing2. Yang salah jika merendahkan orang lain karena tak seperti dirinya. 

Apa ya kita tau, mereka yang nyaman dirumah itu justru type orang yang suka quality time? Apa ya kita tau kalau orang sering kena bully ansos ternyata dya justru sudah kemana2 tp tak memposting di medsosnya?  Ah memang kok ya, mulut dan lidah manusia itu tajem. Dan pikiran manusia sering menyimpulkan apa yang sekiranya terlihat diluaran saja.


Apa ga malu tuh, sering menertawakan bahkan menggunjing  temannya hanya karna ia ansos dikarenakan orang tersebut ga suka keluar rumah. Bisa jadi dunia dya ya di rumah itu. Siapa tau dya sudah menemukan tempat ternyaman, suasana hangat, keadaan tentram ditambah keluarga yang support. Ah surga sekali kalo gitu mah.

Nah mereka yang suka menggunjing barangkali memang belum pernah merasakan posisinya yang pada akhirnya hanya bisa ngecap bahwa ia adalah ansos, kuper dan ga gahul seperti dirinya. Suasana bak surga dunia tersebut ga bisa diutarakan  lewat gambar, video, maupun captions. Yang bisa merasakan ya yang bersangkutan. Wajar dong kalau yang bersangkutan ga pernah posting2. Bagi dya cukup lah untuk dirasakan dirinya saja. 

Sekalipun sering diremehkan hal tersebut tak menjadikan orang tersebut down loh, kok bisa ya? Karna meremehkan orang lain sejatinya hanya untuk orang yang rendah, yang hatinya tak utuh, yang jiwanya tak bersih. Ya kalik klo hatinya bersih dya mau ngurusi urusan orang lain. Ya kalik kalo dya orang yang baik mau makan bangkai saudaranya sendiri. 

Dan gimana coba kalo orang yang selalu dianggap rendah itu tetiba ngabari kalau mau melakukan perjalanan spiritual yang ga kaleng2 lagi yakni ke luar negeri. Apa ga malu tuh slama ini nggunjing ini itu,? Mau ditaruh dimana tuh muka? Mau cari celah pembelaan apalagi coba? Ya itulah salah satu menariknya kehidupan, unpredictable. 


Menjadi orang yang diremehkan itu membahagiakan kok, kalau kita itu sehat lahir batin kita pasti hanya akan senyum nyengir plus geli melihat tingkah mereka. Kita sudah menyita waktu mereka karna memikirkan kita dengan segala sudut negatifnya. Sedangkan real yang terjadi jauuuuh dari asumsi mereka. 

Dan aku pernah ada di posisi ini, dan aku ora popo kok diremehne. Sekalipun diawal agak nyesek tapi karna sudah terbiasa diberitain yang enggak enggak jadi lama kelamaan kebal. Satu hal kita tak pernah mampu membuat orang lain beranggapan positif terhadap hidup kita. So enjoy ajaaaa. Berikan senyuman termanis ketika ketemu dengannya. Jika sudah iklas, maka do'akan dya semoga Allah memberikan kebahagiaan untuknya, sesungguhnya orang yang suka meremehkan orang lain adalah ciri orang yang hidupnya tak bahagia. Kasihan kan..., jadi sudah tau kan siapa yang justru dalam keadaan yang mengkhawatirkan? Yaaa keadaan orang yang hobi meremehkan dan merendahkan orang lain. 

hidup yang kamu keluhkan bisa jadi hidup dambaan orang lain

Sering baca tulisan "hidup yang kamu keluhkan bisa jadi hidup dambaan orang lain". Kemarin mikirnya hanya dalam konteks penderitaan saja, tp siang ini pikiran itu meluas. Kita sering dihadapkan dalam situasi tugas luar kota bahkan luar pulau, naik turun kereta api, perjalanan berjam-jam, keluar masuk hotel, boarding pesawat pagi2, mencicipi berbagai kuliner yang secara tidak sadar hal2 indah tersebut menjadikan kita bosan dan jenuh. Ujungnya kufur dan menggerutu capek lah inilah itulah. ..

Taukah kamu?

Bisa jadi pergi luar kota adalah dambaan rekanmu yang belum ada kesempatan. Bisa jadi naik pesawat adalah resolusi sohibmu. Bisa jadi bobok di kamar hotel adalah hal yang dirindukan tetanggamu. Bisa jadi suara khas laju kereta adalah hal yang mendebarkan bagi dirinya. Bisa jadi bisa wisata kuliner dengan kolega adalah dambaan orang yang melihat insta story mu, dst...


Enak ya si anu, tiap hari rapat. Dapat uang transpot, dapat snack bahkan sering kegiatannya di resto yang lagi nge-hits. Sedangkan yang kita rasakan sebaliknya. Yaa bosan. Apalagi jika konsumsinya itu lagi itu lagi. Jika kita sudah mengalami situasi seperti itu segeralah istighfar. Kalau tidak suka  konsumsinya ga usah mencela. Ga usah andai makannya ini itu. Apabila ga suka atau sudah bosen dengan masakannya maka bawa pulang dan berikan ke orang yang membutuhkan. Bisa jadi makan makanan yang ada di dalam kardus berwarna warni dengan logo yang beraneka macam adalah impian besar dalam hidupnya.


Kita sering melupakan nikmat2 yang begitu luar biasa Allah berikan ke kita. Sedangkan di belahan bumi sebelah sana ada orang yang mendambakan menjadi diri kita. Enak ya si anu, tiap bulan luar kota, kulineran, jalan2, dst. ..

Come on sebelum kufur mendarah daging di hidup kita yuk dikit2 koreksi ketika sinyal hati sudah tak menentu. Hati tak pernah berbohong. Yuk syukuri apapun dari hal kecil biar kita hidupnya tidak ngoyo, tidak merana karna hanya akan bahagia apabila mendapatkan sesuatu nikmat yang besar. Darimana kita mampu bahagia jika hal kecil selalu kita remehkan? Darimana kita sanggup merasa cukup kalau dipikiran kita hanya untuk materi yang berlimpah. So, ask your self?

kekinian boleh namun tetep cerdas

Malam itu chatingan dengan temen kuliah yang domilisinya di ibukota. Temen dari semester satu hingga kini, alhamdulillah pokoknya. Mengingat kita ada dalam frekuensi yang sama yakni sudah berada di zona "sejauh inikah aku dengan Tuhan". Tidak mudah menemukan teman yang dapat seirama dalam satu frekuensi mengingat umumnya di umur ini sudah pada sibuk dengan keluarga masing-masing.

Tema bahasan diawali dengan "aku sekarang baru ngeh apa yang kau ceritakan kemarin tentang postingan yang ujungnya dapat menyebabkan penyakit ain, ungkapnya". Di zaman yang sudah sangat kekinian ini, rasanya sosmed sudah menjadi candu sehingga ada dorongan kewajiban untuk membagikan kisah hidup disana dengan tajuk "eksistensi diri".  

Benar eksistensi diri dapat dipercepat dengan cara memposting seluruh kegiatan terkeren, acara terhits, pakaian mahal, tempat nongkrog kekinian atau wisata fenomenal. Ini semua hak masing-masing orang untuk membagikan kisah hidup mereka. Namun ada kejadian 8 tahun silam yang membuat aku punya rem pakem kalau mau memposting sesuatu, auto pikir berkali2 untuk memposting hal yang tidak membuat orang sakit hati. Kenapa sakit hati?

Bermaksud berbagi kebahagiaan, namun tak selalu sejalan
Tahun 2012 diberi kesempatan Allah untuk wisuda lebih dulu dibanding teman-teman seangkatan. Memang dari awal tidak banyak mengumbar ini itu di depan teman-teman karna kondisi teman-teman satu angkatan masih ada yang belum mendapatkan pembimbing, judul ditolak ataupun mentok di metopen. 
Kala itu ada salah satu sosmed yang lagi neg-hits dan dorongan untuk membuat status itu mendadak tinggi. "Apa iya aku tega meng-xpresikan kebahagiaanku atas pencapaian kuliah sedangkan temen-temen bahkan sahabat terdekat bener-bener baru tahap galau?" mengingat skripsi bagi mahasiswa masih menjadi momok besar yang  berasa 154 sks nyatanya hanya 6 sks. 

Hanya sepenggal bagian yang terlihat
Umumnya orang akan memposting segala sesuatu adalah hal terbaik darinya. Ibarat ada 50 foto dengan gaya yang sama pasti akan dipilih satu foto terbaek yang akan diposting. Begitu juga setiap penggal kisah yang kita lihat di sosmed. Bisa jadi rasanya ga sekeren apa yang kita lihat, ada perjuangan untuk mencapai hal tersebut, ada pengorbanan yag harus ia lakukan, ada air mata yang susah ia tahan, ada perih yang ia sembunyikan, ada duka yang harus ia lupakan, ada segenggam tekad yang harus ia sematkan. Selalu ada behind the scene, so masih baper lihat postingan yang hanya sepenggal?


Memilah dan memilih bahan postingan di medsos auto pakem. Kita tidak pernah tau kondisi orang yang membaca postingan kita sedang dalam kondisi seperti apa? alih-alih ingin berbagi kebahagiaan malah ujungnya membuat orang lain kufur. Kok kufur? ya kufur karena merasa hidupnya menderita ga sebahagia postingan kita. Misal "alhamdulillah lancar pedadarannya". Maksud yang nyetatus adalah ungkapan syukur namun bisa jadi itu bak teriris pisau belati bagi orang yang selalu ditolak pengajuan judul sripsinya, dst.

Kufur tersebut berujung terhadap lupa nikmat Allah lainnya. Lupa kalau kita sehat, lupa kalau punya sahabat terbaik, lupa kalau punya keluarga yang always on mendengarkan keluh kesah kita dst. Melupakan ribuan nikmat lantaran satu aspek diberikan slowly. Satu hal yang harus diingat di akhir zaman ini, kita wajib pintar untuk tau hal-hal apa saja yang harus dikonsumsi umum dan pribadi. Kekinian boleh namun tetep cerdas.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia



Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger