Ramadhan hari pertama sudah terlampaui dan menyisakan rasa syukur dan syukur atas kebaikan Allah, atas skenario Allah. Ramadhan sebelumnyapun ga ada bayangan akan melalui macam perasaan dan kisah seseru ini. Allah mah maha romantis menciptakan skenario yang aduhai bikin takjub, bikin degdegser, bikin maktratap. Apaapun itu harus disyukuri dan disyukuri.
Tahun ini bukan tahun mudah yang aku rasa. Skenario yang naik turun, kelok kanan dan kiri membuatku yang secara umur sudah dewasa menjadi dewasa seutuhnya. Memang mustahil kok kita bisa menyenangkan semua orang. Kadang kita sudah sedemikian rupa berhati2 namun ada saja celah yang membuat kita keblinger dan berbuat salah. Kesalahan sering terjadi karena ketidaksengajaan kan yak. Ya namanya juga manusia yang memang lekat dengan yang namanya salah, hanya saja bukan berarti sebagai ajang pemakluman kan yak. Kita sadar sepenuhnya kalau kita tempat salah makanya kita berusaha hati2 dan berbenah diri biar ga jatuh kelubang yang sama.
Bagi orang yang menyadari bahwa manusia adalah tempat khilaf maka sisi kemanusiaannya adalah kita akan mudah memaafkan kesalahan yang diperbuat oleh orang lain, begitu juga sebaliknya. Apalagi kalau orang lain dengan besar hatinya meminta maaf tulus dari hatinya. Namun kalau dari kita sok banget dan ga bisa melupakan kesalahan orang lain bagemana? Duh apalagi jika yang ia masalahkan adalah hal2 menye2 yang terjadi karena miskomunikasi saja. Bukan kasus kriminal berat layaknya pembunuhan maupun perampokan.
Diperparah dengan mencari kawan untuk mendukung kebencian terhadap orang tersebut, mencari2 kesalahan, kompor, memfasilitasi ajang untuk semakin banyak orang yang tak menyukainya. Sayang banget jika kehidupan yang sebentar ini dijadikan sebagai ajang menguliti kesalahan temannya sendiri. Kenapa harus pusing2 sih, jikalau temannya salah biar Allah yang akan membalasnya,. Tak perlu kita repot2 nyari pendukung dan simpatisan untuk membencinya. Udah tua ah masak kayak anak2 sih.. kalau ada masalah dengan A ya selesaikanlah dengan A. Kenapa harus bawa2 yang lain?
Kehidupan orang dewasa kadang selucu itu. Yang awalnya dewasa perihal umur berbanding dengan dewasa terhadap sikap nyatanya ga selalu berlaku kan yak. Banyak tuh yang udah beruban tapi justru kelakuan malah kembali ke anak2. Yang harusnya ngemong tapi mintanya dimong. Yang harusnya bijaksana namun nyatanya jadi kompor.
Terimasajalah ya, kalau memang keadaannya memang seperti ini. Sebagai orang yang baru beranjak dewasa, hal ini dapat dijadikan sebagai rem agar nantinya tak melakukan hal yang sama seperti mereka. Masalah itu dihadapi bukan didramatisiri, kesalahan itu untuk koreksi bukan untuk menyalahkan orang lain.
Jika kondisinya selalu saja dikambinghitamkan ya terimasajalah ya karna sebaik apapun kita dimata orang yang benci maka akan tetaplah buruk dan tak bernilai. Bukankah kita tak mencari nilai didepannya? So tenang sajalah.. kalau kita memang salah ya minta maaf dan instrospeksilah diri agar nantinya kita ga kayak kebo. Namun kalau kita ga ngapa2in tapi selalu dikait2kan maka mundurlah beberapa langkah dengan orang tersebut. Kenapa? Bisa jadi orang tersebut sedang sakit.
Melawan orang sakit ga akan ada ujungnya, bisa jadi kita ikutan sakit. Sayangnya kesadaran orang terhadap gejala kejiwaan tidak selalu ada. Bisa jadi ia merasa baik2 saja, hanya orang lain sekitarnya saja yang dapat merasakan kesakitan yang ia alami namun orang lain juga seringnya tak peduli.Teruslah berbuat baik sekalipun kebaikanmu tak pernah dinilai dimata mereka, yakinlah Allah maha tau segala niatan baikmu..