Entradas populares

Kenali proses diri dan hargai prosesnya

Menyelami kehidupan sosial di lingkungan kita berada itu membutuhkan seni dan strategi tersendiri agar nantinya kita tidak terjebak dalam lingkaran stres.  Alih-alih stres yang tak disadari berimbas terhadap kesehatan jiwa.  Ga mau kan ngalamin stres terselubung?

Berhadapan dengan orang yang sok
Iya,  karakter orang sok adalah ia selalu ingin terlihat sempurna di depan umum,  ingin terlihat nomor wahid,  berasa ia tak ada duanya alias the one and only.  Nyatanya sekuat apapun tipe ini,  ia juga manusia biasa yang justru "tong kosong nyaring bunyinya".  Coba saja ia dihadapkan  untuk bertukar peran  dengan kita,  maka dengan seribu jurus ia pasti menghindar dan tak mau jika disalahkan.


Menghadapi orang yang mengingkan kesempurnaan
Dari judulnya aja ga mungkin terjadilah ya karna kesempurnaan bilamana saling melengkapi kekurangannya. Lucu saja orang yang tidak sempurna namun mengingkan orang lain bertindak sempurna.  Dia aja masih banyak kurangnya namun selalu menjadi hakim bagi orang lain.  Ah bisa jadi dya keseringan nyermin di kaca kamar mandi yang burem.  Kasihan aku tu,  tipe tersebut adalah tipe orang yang paling gampang stres dan gila.  Iya gila dalam arti sesungguhnya.  Kenapa?  Dikit2 marah,  emosi,  menggerutu kalau hal yang ia hadapi tak sesuai dengan ekspektasi.  Pertanyaannya adalah,  bukankah segala sesuatu itu butuh proses?  Butuh belajar?  Butuh salah?  Butuh evaluasi??  Apa serunya hidup ini jika apapun yang diminta selalu sesuai harapan tanpa kenal makna dibalik getir akan sebuah pengharapan dan perjuangan.

Mensiasati orang yang hobi melihat kekurangan orang lain
Nyatanya banyak kok orang yang memiliki tipe ini.  Ya passionnya adalah melihat orang lain celaka atau menderita.  Liat kesalahan orang lain saja aduhai mulutnya kemana-mana,  terlebih ia sedang diposisi diatas.  Iya diatas kan hari ini, bisa jadi kok kalau Allah berkehendak pasti muter juga kebawah dan bisa pula ngalami hal2 buruk seperti nyinyiran nya selama ini. Kamu mau tau ga kenapa dya hobi melihat kekurangan orang lain dan hobi ngece?  Sejatinya dya hanya menutupi kelemahannya saja.  Coba tantang dya jadi kamu,  apa dya sanggup,  apa dya mampu?

Seru memang hidup berdampingan dengan banyak karakter.  Hal tersebut tak begitu saja tanpa ada mksud yang Allah berikan.  Kita dapat kok berlajar.   Iya belajar untuk selalu rendah hati ketika melihat orang yang hobi pamer,  sesekali baper bolehlah ya namun segeralah bangun karna sejatinya jika kita keren orang lain bakal akan tau kok tanpa harus kita memamerkannya.  Orang tau kok apa bedanya seng dan emas.

Kita juga dapat berlajar untuk jadi orang itu rasah spaneng.  Kenali proses diri dan hargai prosesnya. Bukankah mutiara yang digandrungi tersebut manakala ia mengalami proses yang rumit terlebih dahulu? Proses diri dengan cara belajar,  bersyukur,  merasa cukup adalah rumus yang membuat kita tenang. Tak lupa selalu menggunakan standar dalam memaknai kehidupan ini dengan standar versi kita. Kenapa?  Karna jika terus terusan menggunakan standar orang lain,  bahagianya juga akan mengikuti orang lain.  Sedangkan bahagia itu akan muncul bilamana kita mampu menghargai hal-hal kecil yang sudah ada di diri kita.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

hal buruk tak selalu menyengsarakan

Ternyata mengalami hal buruk tak selalu menyengsarakan. Ada hal2 yang bisa diambil hikmahnya. Seperti halnya ketika kita ngalami dihujat dan dipersalahkan. Siapa sangka Allah menghadiahkan buah termanis yakni menghadirkan orang yang tulus hatinya tanpa kita duga dan sangka.  Dia yang dipilih Allah untuk menolong kita yang mengisyaratkan
"kamu tak sendiri,  ada Allah yang akan membantumu". Hingga suatu saat kita menyadari atas ijinNya ia mampu menjadi bentuk rejeki yang tak mampu untuk dideskripsikan besarnya masuk di dalam kehidupan kita.  Semakin kita dihina,  dicaci, ditekan, dipersalahkan maka akan semakin terasa arti dari sebuah penerimaan, keikhlasan, ketulusan, dan kekuatan. Hingga ada disebuah titik kesadaran bahwa orang tersebut memang kiriman Allah sebagai anugerah untuk kita. 

Hujatan,  cacian,  gunjingan juga ada baiknya bagi diri kita agar menjadi pribadi yang lebih kuat dan ga baperan. Jikalau krmarin2 dikit2 baper dengan adanya ujian tersebut siapa sangka Allah memberikan gemblengan mental hingga kita menjadi kuat dan survive. 

Allah sungguh so sweet mengatur babak per babak kehidupan bagi setiap hambaNya. Hanya saja si hamba tersebut yang seringnya sok tau apa yang terbaik menurutnya,  sedangkan perasaan taunya tersebut sering kali bertendensi nafsu semata. 

Allah juga maha romantis, ga ada satupun kejadian ini yang asal2an ia atur.  Ga ada satupun takdir yang hanya berkebetulan. Termasuk menggerakkan skenario seorang hadir dan berlarian di pikiran kita. Semakin menafikkan kehadirannya maka oramg tersebut semakin aktif bergerilya dibenak kita.  Tidak lain hanya ingin meniadakan rasa agar nantinya tidak kecewa jika rasa ini hanya sepihak.  Namun kita bisa apa jika memang ini jalan yang sudah Ia rancang?  Kita bisa merancang ini dan itu,  selebihnya realitanya hanya Ia yang memiliki hak mutlak.  Bagi orang lain itu tidak mungkin terjadi namun bagiNya tak ada yang mustahil.  Bagi sebagian orang "ah biasa aja" namun siapa sangka berkahnya kita rasakan luar biasa.  Teruslah berbenah untuk semakin bersyukur,  selalu merasa cukup,  dan mengistiqomahkan diri untuk semakin baik dan tertata kehidupannya. 
#semoga bermanfaat & hidup bahagia


paradoks rasa

Yang menjadikan hidup kita merasa un_happy manakala apa yang kita inginkan tak sebanding lurus dengan kenyataan. Ingin es jeruk yang ada hanya air es, sekalipun sama2 dapat meredakan dahaga. Kita tak mampu mengontrol hal apa yang akan terjadi di kehidupan ini. Kita tak akan tau akan bertemu dengan siapa saja sepanjang tahun ini? kita tak akan tahu pelajaran apa yang akan bisa kita ambil sepanjang tri wulan kedepan? dll. Yang kita lakukan yakni, kita menerima apapun yang datag dan pergi dengan selapang-lapangnya rasa.

benci jadi cinta
Boleh jadi kita membenci seseorang mati2an, namun yang ada orang tersebut justru nangkring di pikiran kita. Ia ga mau pergi dan justru membayang2. Benar yang dikatan orang2 jaman dulu, kalau benci itu ya sewajarnya saja. Banyak cinta yang tumbuh dari lahan benci. Bukankah benci itu kepanjangan dari bener2 cinta ya? 

menolak jadi gelisah
Allah tida pernah main2 mentakdirkan sesuatu yang terjadi pada hamba2Nya, termasuk menaburkan benih rasa sayang maupun respek ke hati kita. Ada kecenderungan seseorang sudah masuk ke dalam kehidupan kita, entah karena sudah terlanjur membutuhkan ataupun sudah terlanjur nyaman. Atas nama berfikir logis untuk meminimalisir jatuh terlalu dalam maka rasa yang sudah terlanjur menyatu terpaksa kita tolak. Ga mau kecewa, ga mau buang waktu, dll. Nyatanya itu justru akan semakin membuat kita gelisah dan hari2 menjadi abstrak tak jelas..

Nyatanya sebuah sikap menerima adalah solusi jitu dari dua kejadian diatas. Menerima kalau kita memang tak menyukai orang tersebut dan belajar untuk memaafkan. Bukankah ia juga mausia biasa seperti kita yang berkesempatan memiliki ribuan kesalahan? Buang jauh2 ego keangkuhan kita yang selalu merasa kita lebih OK. 
Sama halnya, menerima skenario Allah jika telah ada seseorang yang menyatu di kehidupan kita. Terima saja dan jangan dipungkiri rasa tersebut. Semakin kita ingkari rasa itu maka akan semakin rasa itu bergejolak. Nikmati saja hingga rasa itu akan reda dengan sendirinya. Kabar baiknya jika ia adalah memang garis Allah mewujudkan doa kita selama ini. Jikalau tidakpun kita tetap akan selalu mensyukurinya karena kita pernah tertakdir melalui hal2 amazing bersamanya. Hal2 yang tak pernah terbayangkan sebelumnya akan mengalami hal se-wooow ini. 

Terima dan syukuri hal apapun yang mampir maupun singgah di kehidupan kita. Kembalikan pada Allah atas semua rasa yag kita rasa, semua ini tak lain sudah masuk dalam list skenarioNya. Allah telah mengijinkan rasa benci menyapa kita sebagai isyarat bahwa kalau ada rasa sayang menentramkan mengapa rasa benci harus dihadirkan? Allah mengijinkan kita dijahati agar kita merasa bersyukur dan menghargai orang2 yang masih setia dan tulus di kehidupan kita. Kecewa mengajarkan kepada kita bahwa kebahagiaan yang HQQ adalah bergantung padaNya bukan pada makhlukNya. Karena muara dari kecewa yakni salah menyandarkan harap. 

Untuk diri ini,
Jadilah pribadi yang selalu bersyukur dan menerima apapun warna yang Allah berikan, karena dengan bekal warna tersebut kamu akan jadi  pribadi yang baik, bijaksana, strong, rendah hati, hobi menghargai orang lain, tenang, bahagia, tentram, cerah, ceria nan menawan. So, enjoy your days Ana,enjoy paradoks rasa!
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

mensyukuri jalan takdir

Jika berjumpa dengan teman lama maupun sahabat yang menjadi saksi kisah per kisah diri ini rasanya menertawakan kebodohan, kekonyolan dan ketidaksempurnaan diri adalah hal sering dirindukan. Tak ada lagi rasa jaim, malu ataupun sederet alasan lainnya,ternyata sangat membahagiakan. Itupun yang melatarbelakangi candu untuk bertemu dengan mereka, sekalipun rasa tersebut harus tersimpan dalam angan cukup lama yang tak lain karna alasan klasik yakni kesibukan.
         
Sama halnya malam itu, sahabat lama yang telah merantau ratusan purnama ke ibukota telpon. Menanyakan kabar, memotivasi, menyemangati, dan tak lupa saling menertawakan kejadian semasa muda yang sangatlah amat konyol. Dan dari hal tersebut muncul rasa syukur dan ucapan "terimakasih takdir" yang telah menempa kala itu. Allah sungguh juara memberikan jalan skenario hamba2Nya. Ya kita diinginkan Allah menjadi orang yang kuat maka kita diberikan step awal untuk latihan pemanasan sehingga mengalami hal2 lucu yang menggemaskan. Pas ngalami kejadian rasanya pingin melambaikan tangan, Ya Allah hamba nyerah....
Nyatanya setiap kejadian selalu membawa maksud. Mensugesti diri bahwa setelah ini ada hal baik akan menjadi solusi manakala kita dilanda keputusasaan.

Allah ga pernah main2 dalam membuat skenario untuk hamba2Nya. Aktifkan rasa syukur, download aplikasi gigih berjuang, instal optimisme nan berbaik sangka serta back_up rasa sabar. Kalau sekarang lagi merasa lemah nan tak berdaya, komunikasikanlah padaNya kepada Maha pemberi solusi. Jika sekarang baru merasa lelah menghadapi tuntutan hidup, maka mengadulah padaNya. Ingat betul omongan temen pas kuliah dulu, "wong poso ki eneng wayahe buko", ga selamanya orang itu bakal kesusahan, ga selamanya orang itu menderita, begitu juga sebaliknya. Semua berjalan sesuai keadilan Allah.

PR kita adalah mensyukuri  jalan takdir dengan cara kurang2ilah untuk membandingkan kehidupan kita dengan skenario kehidupan orang lain. Kita punya jalan sendiri dan akan lebih asyik manakala kita mampu memaknai dan mengisi kehidupan ini sesuai dengan kemampuan. Hal yang membuat orang merasa un_happy manakala menggunakan standar kehidupan orang lain dan menganut aliran "enak ya jadi dya". Padahal belum tentu apa yang dilihat sama dengan apa yang dijalani. Bisa jadi lantaran jarang mengeluh, lantas terlihat baik2 saja kan. Bisa jadi ia hanya pandai menempatkan diri untuk tidak sembarangan memperlihatkan kedukaannya di depan khalayak.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

arti dari sebuah sikap

Bila aku salah kok aku masih merasa baik-baik saja, tolong sadarkan aku. Tolong beri tau aku letak kesalahanku.
Bila aku sudah tau kesalahanku, aku sudah minta maaf setulus hatiku, tolong bukakan pintu maafmu.
Bila kamu merasa kulukai dan itu tak akan bisa kau lupakan sepanjang hidupmu, tolong bantu aku untuk mengurangi rasa bersalahku.
Namun  jika semua hanyalah kebaperanmu yang salah mengartikan sebuah komunikasi?

Hakikatnya masalah adalah  adanya ketidaksingkronan antara realita dengan ekspektasi. Kau jual kebaperanmu ke orang2. Kau obral rasa terdolimi ke smua orang. Biar apa sih? biar dikasihani? atau biar orang2 benci aku? ah monggo saja

Kita hidup tercipta tidak untuk membahagiakan semua orang. Mustahil kita dapat melakukannya. Bila aku salah,aku minta maaf dan instrospeksi diri untuk tak melakukan kesalahan yang sama. Aku sadar kok, kita manusia yang memiliki potensi untuk berbuat salah termasuk anda.

Sekaliber anda yang hebat pun dapat berbuat salah dan menyakiti orang lain. Allah maha penerima taubat hambaNya loh, mosok anda yang tiap pagi sarapan sego telu ngewu mangatus sombongnya mintak ampun.
Aku memilih hidup tentram, apapun itu aku pernah berbuat salah dan dari salah tersebut aku banyak belajar bahwa sebaik apapun niat tak selalu sama penerimaannya. Sekuat apapun menjaga keadaan nyatanya ada saja celah untuk berbuat salah.

Kau bebas menyikapi dengan drama bak sinetron yang ga habis2 episodenya, Kau bebas mau mengingat kejadian tersebut, Kau bebas mencari dukungan dst. Hal yang samapun untuk diriku yakni bebas tidak menganggap kau ada. Lebih baik menjaga silaturahmi dengan seperlunya. Trimakasih atas pelajaran hidup yang anda berikan, sejatinya hidup ini sebuah proses. Bila salah koreksi, bila salah perbaiki bukan didramatisiri. Dan kini aku menyadari apa arti dari sebuah sikap.  
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

bantuan-Mu

Berbagai kisah yang kita alami menempa diri kita untuk menjadi lebih kuat dan berbenah. Disadari atau tidak, Allah mengirimkan orang-orang pilihan-Nya untuk menemani kita menyelesaikan permasalahan yang sedang kita hadapi.

Bagaimana aku bisa melupakanmu?
Bagaimana aku bisa melupakanmu kalau kamu adalah rejeki yang tak mampu terdeskripsikan. Ketulusanmu, kebaikanmu serta kepedulianmu meluluhlantahkan pikiranku. Ketika  jiwa ini sudah pasrah atas semua usaha dan upaya, disitulah Allah bergantian "bekerja". Salah satunya memgirim kamu menjadi patner dalam proses mendewasakan diri ini. Awalnya berpikir, kok kamu? orang yang baru aku kenal yang nyatanya memberikan kesadaran kepadaku bahwasanya solusi dari Allah bisa darimana saja. Skenario Allah sungguh awesome, menghadirkan orang baru yang mengisyaratkan bahwa masih ada loh yang menghargai usahamu, masih ada loh yang berpikir positif tentangmu, masih ada loh yang mendukungmu segenap jiwanya jauh dari ekspektasimu, masih ada loh orang yang menginginkan kamu sukses dan bahagia.

Bagaimana aku mampu membalas kebaikanmu?
Memang masalah itu mampu membuat kita mendewasa. Kita makhluk sosial yang memang tertakdir tak mampu hidup sendiri. Kita didesain olehNya untuk saling tolong menolong. Setelah terbantu dan masalah sudah teratasi, hadir rasa "dengan apa aku bisa membalas kebaikanmu?" Nyatanya doa tulus adalah balasan terdahsyat. Doa yang muncul dari hati terdalam dan kesungguhan. Kita tak mampu bersama dengannya setiap waktu, kita tak mampu untuk stand by manakala dya membutuhkan bantuan kita. Terbatasnya jarak dan kesibukan dapat diredam dengan doa yang kelak doa akan melindunginya dalam setiap langkahnya, yang kelak melancarkan disetiap usahanya, yang kelak akan memudahkan dalam setiap keputusannya, yang kelak akan menjadi kawan dalam setiap pengembaraannya.

Bagaimana aku mampu menjaga hubungan baik ini?
Semakin banyak umur seseorang maka akan semakin banyak pula hal yang dikerjakan dan dipikirkan. Kadang lupa me-maintance hubungan baik dengan orang-orang yang pernah ada untuk kita. Ya lupa bukan melupakan. Lupa hakikat manusia. Jikalau kita sudah nyaman dan senang berteman dengannya, maka perlakukanlah ia layaknya saudara. Kenapa saudara? asumsinya saudara itu punya ikatan. Sesibuk apapun kalau saudara pasti akan menyempatkan hadir dan menyapa. Jikalau tidakpun, bagaimanapun bentuk saudara tetep menempati ruang di hati dan pikiran kita. Sayang sekali jika hubungan yang sangat baik tidak terawat yang berujung putusnya komunikasi dan berujung menjadi sebuah kenangan [saja].


Mereka yang silih berganti hadir di dalam kehidupan kita baik orang yang meninggalkan dan menorehkan tawa, duka, amarah adalah orang-orang pilihan-Nya. Mereka mempunyai waktu untuk membersamai kita. Mereka tak selamanya mampu berbagi suka duka dengan kita karna hidup terus berjalan. Atas nama mengejar cita-cita, cinta dan sederet alasan lainnya, hubungan yang sudah terajut akan memudar dengan sendirinya seiring dengan pertemuan dengan orang-orang baru di pihak kita maupun pihaknya. 

Mengapa terjadi seperti ini? Allah menginginkan kita untuk selalu belajar dan menghargai apa yang ada di depan mata kita. Sudahi bersikap kufur, karna kita akan tau betapa berharganya seseorang kalau kita sudah tak lagi bersamanya. Jangan sekali-kali melukai orang-orang yang mau dan sudi menolong dan menyempatkan waktunya untuk kita. Mereka adalah rejeki yang tak berwujud materi namun rejeki yang berbentuk ketentraman. 

Kok tentram? yaa, karna kita masih punya patner yang tulus ada untuk kita. Bayangkan saja kita punya 1000 teman namun ketika kita terpuruk mereka berbarengan auto sibuk. Sakit hati kan yak? yuk cek kontak di hp,kita jalin silaturahmi yang sempat memudar karna ini dan itu dengan para "pahlawan" di kehidupan kita. Selagi masih ada kesempatan ucapkan terimakasih pada mereka. Jika ada kesempatan bertemu mari luangkan waktu sejenak. Namun jika jarak membentang cukup doakan mereka agar selalu diberikan kesehatan, kelancaran dan kemudahan dalam menjalani kisahnya.

Dear kalian, orang-orang yang dipilih Allah untuk menemaniku dalam mejalani babak per babak di kehidupanku...
Terimakasih ya atas semua kebaikan, waktu, tenaga, telinga, hati,jemari, mata,kuota, sabar, cinta, sayang, empati, welas asih untukku. Semoga semua kebaikanmu kembali padamu ya,. Berkah tersendiri untuk orang macam aku ini diberi kesempatan untuk mengenal dan mengukir kisah dengan orang-orang hebat seperti kalian. Bolehkah aku mengatakan sesuatu hal? Betapa beruntungnya aku dipertemukan dengan kalian dan kalian adalah bentuk karunia Allah yang tak mampu aku dustakan.

#self reminder  

4 pertanyaan yang sering ada di kepala manusia

Hari ini kerjaan ga terlalu padet layaknya bulan2 terakhir jadi lumayan bisa mengistirahatkan sejenak syaraf dan otot2. Tetiba pikiran slow dan adem roso legowo bila mengingat rentetan kejadian  yang aduhai di tahun terakhir ini. Kejadian yang awesome ketika pas hari H ngalami kejadian yungalah rasanya pingin nyerah dan angkat tangan. Berikut 4 pertanyaan yang sering ada di kepala manusia

Kenapa harus ada kecewa?
Hidup memang tak selalu mulus, tak selalu sesuai dengan eksprektasi. Banyak hal yang jauh bahkan menjauh dari harapan. Kecewa diciptakan agar kita tidak salah menyandarkan harap. Kita sering mengharapkan orang lain balik berbuat balik ke kita atas semua perjuangan yang telah kita berikan padanya. Gentenan istilah bahasa jawanya. Ya, setelah membantu harapannya oneday bakal dibantu dya balik lah ya. Seringnya justru berlawanan. Orang yang sudah kita bantu lupa tuh dan biasa aja, sedangkan kita masih punya harapan dy bakal balas budi, terlebih kita sedang dikondisi yang sangat terpuruk yang notabennya butuh sangat bantuan orang lain. Hal yang sering terjadi, banyak perselisihan yang diawali oleh konsep salah berharap dan berujung kecewa. Luruskan niat saja lah ya, klo niatnya menolong ya sudah tolong sesuai kemampaun, no tendensi lain. Jika ada kesempatan untuk memudahkan urusan orang, maka lakukan saja karna kesempatan tak kan terulang. Singkirkan rasa ingin balik ditolong atau dibantu. Allah g tidur kok ges, apa yang sudah kita usahakan sudah pasti ada catetannya dan balasan versi Allah akan jauh lebih baik dibanding versi manusia tentunya. Kecewa mengajarkan kita untuk selalu menyandarkan harap hanya padaNya, bukan yang lain.


Kenapa harus ada perpisahan?
Perpisahan mengajarkan kita untuk selalu menghargai apa yang kita miliki, apa yang kita hadapi, apa yang kita sayangi. Dunia ini sementara ges, kita hidup dan berdampingan dengan yang kita sayang juga ada waktunya. Kita g mampu untuk mengatur seseorang untuk stay dengan kita, kita tak punya hak mendekte Allah untuk mengabulkan cita2 kita untuk melewati fase2 indah bersama orang2 terkasih.  Lagi2  skenario Allah jauh lebih romantis, so sweet, dan awesome. Tugas kita hanya menjaga apa yang ada di depan mata kita, menghargai orang2 yang telah menyayangi diri kita. Memuliakan orang2 yang telah berjasa dalam perjalan kita, memberi waktu dan hati untuk mereka yang stand by me jika kita dalam kondisi terpuruk. Perpisahan mengajarkan arti menghargai, menyayangi, ketulusan dan cinta kasih. Hargailah semua hal yang sedang kau jalani karna semua berkuota. Jika kuotanya habis, habis pula kisah bersamanya.


Kenapa harus ada permusuhan?
Permusuhan sejatinya adalah sebuah cinta yang tertunda. Cinta yang tak tersampaikan. Cinta yang tak bersambut. Ketika rasa benci melanda di dada, cobalah cek dan muhasabah diri kita, sejatinya kenapa bisa muncul rasa benci? apakah aku yang iri? apakah aku yang baper? apakah2 lainnya. Permusuhan mengajarkan kita makna ketulusan dan keihlasan. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan masing2, jika kita mampu meredam ego tentunya permusuhan akan terminimalisir dan dunia akan terasa jauh lebih nyaman dan indah.


Kenapa harus ada jarak?
Jarak mengajarkan kita untuk menjadi umat yang bergantung padaNya. Umat yang qonaah dan ihlas menjalani setiap takdir yang Ia tulis. Jarak pula yang mengingatkan kita bahwa kehidupan ini keras. Hidup tak hanya butuh kepura2an namun kesungguhan. Jarak menjadikan kita hamba yang selalu merasa lemah, kecil dan tak berdaya di hadapanNya. Jarak pula yang menghadirikan kerinduan. Namun kerap kali pula jarak membuat kita gundah gulana.


Kehidupan memberi warna warni disetiap kejadian yang membuat kita selalu mengingat Allah. Tuhan yang selalu memberikan jalan keluar terhadap semua persoalan bagi hambaNya. Kejadian per-kejadian yang singgah di kehidupan ini layaknya buku sejarah yang tak mampu kita skip dan hilangkan. Ia terkenang dan terekam dalam memori sebagai rem dalam pengambilan  keputusan dikemudian kelak. Tak lupa sebagai reminder bagi kita untuk tidak lagi salah melangkah.      
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger