Menghadapi
orang baperan itu lebih susah daripada mengerjakan ujian masuk kuliah. Apalagi
orang tersebut sudah kita lukai. Oh jahatnya kita yak telah melukai hatinya
yang pek hari kiamat akan ia pilih kenang. Motto hidup yang sebenarnya malah
akan merusak pola pikirnya sendiri. Berinteraksi dengan banyak orang memang
tidak mudah. Banyak miskomunikasi yang berujung kesalahpahaman dan berujung
konflik yang tidak akan pernah usai.
Ya biarkanlah
ia dengan kebaperannya sendiri yang bagi uwe malah akan menyiksa hidupnya.
Dikit2 baper, dikit2 emosi,. Yaa sejatinya hidup ini pilihan kok, sikap mana
yang mau kita pilih. Setiap insan bernyawa pasti punya salah dan berkesempatan
untuk mengulangi kesalahan, hanya saja kita perlu punya rem untuk tidak jatuh
kelubang yang sama. Yaa cukup kebo saja kali yak. Pertanyaannya, kalau kitanya
sudah berupaya sekuat tenaga dan endingnya di suatu senja kita dianggap
biang keladi dari huru hara yang terjadi, njut trus kudu pie..?
Woles
bray,.
Ga ada
manusia sempurna. Sepandai apapun bersikap pasti ada saja kesalahan dimata
orang lain. Yang udah pandai aja berkesempatan berbuat khilap apalagi uwe yang
ga pandai kan yak. Terlebih di lingkup yang lebih kompleks, konflik sudah
melekat dan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan organisasi tersebut. Hanya
saja, kita wajib paham cara bersikap dan pengendalian diri.
Dolano,
ora mik ndelok film korea
Realita
dan apa yang kita lihat di film korea sering kali berbanding terbalik. Ga usah
pake drama dalam menyelesaikan masalah. Salah ya perbaiki diri tidak perlu
menyalahkan ini dan itu. Koreksi diri itu yang pertama dilakukan, bukan
mendramatisir keadaan dan merasa kitanyalah yang terdolimi. Kita bukanlah
manusia sempurna loh ya,. Ingat ituh,.
Stop
lebay
Menceritakan
apa yang terjadi versi kita ke orang2 dengan harapan ada pembelaan dari mana2
adalah sifat kekanak-kanakan. Nyatanya dewasa itu tidak melihat umur. Orang
yang umurnya mendekati separo abad aja yang bersifat kayak anak2 buanyak.
Jelas jika yang kita ajak curhat akan membela kita, karna kita mengemas derita
itu base on
perspektif kita. Everything
happen for a reason. Semua sebab pasti ada musababnya.
Semua
bermuara ke diri kita apapun itu, jika kita merasa didolimi ya lepaskan saja.
Biarkan waktu yang bekerja. Tak perlu mengumpat bahwa doa kita akan dikabulkan
dan berbalik menyumpahi orang tersebut,. Heyy itu kan versi kitanya, belum
tentu realitanya sama. Jika kamu memang baik, maafkan dya jika telah menyakitimu.
Beri kesempatan padanya untuk berubah dan berbenah. Jika dya sudah meminta maaf
dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan namun kamunya masih dendam maka PR
ada di pikiranmu. Terlebih banyak orang yang sudah kau cap “mendolimimu” maka
segera cek kesehatanmu. Bisa jadi kamu terlalu spaneng menjalani kehidupan dan
tanpa sadar kamu masuk katagori stress. Stress itu banyak tahapannya lo,
sebelum terlanjur segera hubungi dokter njih.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
Baca juga:ga usah baper, mengalahkan diri sendiri