5 langkah menghadapi haters
Hal yang sia2 dilakukan di muka bumi ini adalah selalu ingin dianggap baik oleh orang lain. Hal yang terjadi sebaliknya akan ketakutan jika dicap jelek. Yang terjadi adalah kita capek sendiri karna sangat mustahil untuk mewujudkan hal tersebut. Bertanyalah pada dirimu sendiri, mampukah membuat persepsi kita SELALU BAIK di mata semua orang? Jawabnya yakni NIHIL. Sudahlah, hal tersebut hanya akan menjadi sesuatu yang melelahkan,..
Hal yang tidak bisa kita tolak di kehidupan ini yakni kita selalu salah dan dipersalahkan oleh orang lain. Mungkin yang mereka rasa, mereka MERASA bak dewa yang memiliki kekuatan untuk menghindari sebuah kekhilafan. Nyatanya setiap jiwa manusia tak mampu berlaku selalu baik. Bahkan dikatakan jauh dari kata baik. Akan iyuh banget jika kita memiliki karakter merasa lebih baik dari orang lain, orang lain sangatlah buruk tanpa ada satupun hal baik yang ada padanya,..
Hal emesh yang bisa kita rasakan di muka bumi ini yakni bertemu dengan orang yang sangat sensitif. Bahasa anak mudanya yakni baperan. Terlebih baperan perihal harta. OHHH,. Tidak bisa dipungkiri ada dibelahan bumi sebelah sana karakter ini sering mengalami konflik dengan sesamanya. Yaa lantaran perihal harta dan uang. Tak peduli hubungan yang sudah terbina baik, kalau masalah uang ataupun harta-pun tetep lanjut tanpa ada belas kasihan. Belum lama buka IG, disana ada meme yang mengisyartkan "kalau kamu ingin melihat karakter seseorang, maka berurusanlah dengan hartanya"..
Lantas apa yang harus kita lakukan ketika kita dibenci [sangat] oleh orang lain? berikut 5 langkah menghadapi haters:
instrospeksi
Gali informasi dan instrospeksi diri perihal kesalahan yang kita lakukan. Segeralah cari solusi agar keadaan bisa stabil dan kondusif. Tidak untuk mencari pembenaran ataupun mengkambinghitamkan orang lain. Semakin tua umur seseorangpun tidak bisa dipastikan segaris lurus dengan kematangan/kedewasaan seseorang dalam bertindak.
Minta maaf
Sekecil salah yang kita lakukan, kita segeralah minta maaf. Terlebih kesalahpahaman dalam memahami sesuatu hal yang dirasa tidak perlu terjadi. Tidak akan merendahkan harga diri ketika kita meminta maaf atas kesalahan kita [tak peduli besar kecilnya salah].
Klarifikasi [jika perlu]
Jika memungkinkan meluruskan permasalahan, lakukan! Jika yang terjadi sebaliknya, terimalah. Karena tidak semua orang mau dan mampu menerima hal2 klarifikasi dari kita. Terlebih kita yang sudah "hina" dimatanya. Buang jauh2 rasa ingin mengklarifikasi, karena mereka yang membenci tak pernah membutuhkan itu.
Terima dan terima
Adakalanya dalam sebuah proses di kehidupan ini kita hanya memiliki satu pilihan yakni menerima. Menerima semua apa yang terjadi di kehidupan kita. Mau disudutkan, dikambinghitamkan, disalahkan, dll kita seyogianya menerima. Kenapa?? Karena dari penerimaan tersebut kita mampu menjadi dewasa dan berfikir yang kelak menjadi pondasi dasar dalam setiap pengambilan keputusan. Secara umum agar kita tidak sama dengannya. Gosip yang beredarpun kita tak mampu membendungnya, jadikan ia sebagai ladang ibadah kita. Bagaimanapun akan menjadi penggugur dosa jika kita iklas menerimanya.
Kembalilah ke niat awal
Ambil nafas dalam2,.. hembuskan,..
Jika terus-terusan memikirkan hal2 negatif yang tertuju kepada kita maka kita tak akan mampu bergerak bahkan kesulitan untuk melangkah. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, ambil pelajarannya dan move on. Kembalikan ke niatan awal-mu untuk apa? Misal konflik yang terjadi di ranah pekerjaan, maka kembalikan niatan awalmu yakni untuk bekerja, mengembangakan perusahaan yang telah menggaji kita dengan bayaran yang tidak sedikit, and no more.
Sudah waktunya kita berfikir realistis, ga usah ngoyo dan enjoy every moments. Berikan pada hati, pikiran untuk melakukan hal2 kebaikan saja. Kita ubah fokusnya yakni di diri sendiri, misalkan orang lain membenci kita, maka itu bukan urusan kita, itu urusan mereka. Bukankah hidup ini pilihan?
gagal paham kahanan
Sadar sesadarnya bahwa tidak semua orang menyukai kita, entah beda pendapat, beda pola pikir, beda sudut pandang atau justru memang karakter kita tak baik. Dengan modal kesadaran tersebut membuat setiap langkah selalu hati-hati. Mengkondisikan suasana agar tidak semakin parah. Namun, kembali kita hanyalah manusia biasa yang tidak bisa lepas dari kesalahan. Ujungnya terlihat sekali orang yang membenci kita dan itu lumrah. Setiap orang memiliki hak untuk membenci dengan kadar masing-masing. Setiap orang pula memiliki hak untuk menjalani kehidupan mereka sesuai dengan jalur kehidupan yang dipilihnya. Jika tidak sesuai dengan "rule" yang kita yakini belum tentu yang bersangkutan salah pula. Hidup ini tidak hanya tentangku, tentangmu bahkan tentang kita saja. Banyak faktor "seru" diluar anah kita.
Seiring berjalannya waktu, hubungan baik dengan orang bisa berubah drastis lantaran gagal paham kahanan, tidak tahu realita yang se-nyatanya. Sekalipun pernah menjadi sahabat dekat, tidak menutup kemungkinan kedekatan itu berubah dan seperti hukum alamnya bahwa tidak ada satupun yang abadi. Kitapun tidak cukup memiliki energi untuk mengklarifikasi ke satu dengan yang lainnya perihal ini itu yang terjadi di kehidupan kita. Kita siapa? artis? bukan kali yaa,. so, tak perlu pula mengumbar apapun yang memang tak layak konsumsi publik yang endingnya semakin membuat keruh.
Teringat tentang makna "postingan" yang sudah menjadi "kewajiban" orang di jaman now. Pikiran positifnya orang yang memposting tersebut hanyalah ingin berbagi kebahagiaan, namun bagi yang membaca kadang kala justru sebaliknya yang berujung terhadap nyinyiran yang tak berkesudahan. Penerimaan orang juga berbeda-beda, niat baik semula berbagi dengan teman di medsos-nya berujung sebaliknya. Bijaklah dalam ber-medsos kali yaa. Tidak sedikit orang yang mendadak tidak respect lantaran kitanya tak bijak dalam ber-sosmed.
Kita berhati-hati dalam bertingkah saja banyak yang tidak menyukai kita, apalagi jika kita seenaknya sendiri. Selalu koreksi diri itu penting, setelahnya perbaiki diri. Jikalaupun banyak yang tidak menyukai kita maka bukan lagi menjadi urusan kita. Asal tingkah laku kita biasa, normal dan menjadi diri sendiri akan jauh lebih baik daripada hidup sebagai pembenci dan meng-irikan kehidupan orang lain. Masih terngiang kata-kata seorang temen, bahwasanya ada dua alasan kenapa orang tidak menyukaimu, pertama kamu menyukai hidupmu dan yang kedua dia tidak menyukai hidupnya. Dan benar adanya jika orang tersebut bahagia maka tidak akan repot2 memikirkan jalan kehidupan kita yang indah ini dan membuatnya sesak lantaran banyak hal yang tidak ia setujui hal2 ajaib singgah di kehidupan kita.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
Baca juga: kelola rasa secukupnya, dahsyatnya asumsi
4 hal yang dapat dilakukan ketika proses memantaskan diri
Belum lama ini ngobrol dengan seorang temen perihal menikah. Sebuah topik yang tidak ada endingnya untuk dibahas, terlebih bagi para jomblo yg udah kepentok umur. Ketika ada cewek/cowok dg umur yg sudah layak bahkan seharusnya menikah (ukuran masyarakat), maka jika mereka blm juga memperlihatkan tanda2 maka mereka kerap dipojokkan dg kata2 "ra normal". Entah ga suka cewek atau cowok. Mudah saja memojokkan lantaran yang bersangkutan mengukur selera makannya dg kepasitas si lambungnya. Kita sering mendolimi orang lain dan nyinyir ketika ybs anteng dan sante blm nikah. Ada hal yang sangat krusial kita lupakan, bahwa setiap kejadian pasti ada alasannya. Begitu juga dengan orang yang blm menikah. Berikut 4 hal yang dapat dilakukan ketika proses memantaskan diri:
Menunggu yang tertepat
Sangat klise, tapi ada tipe semacamnya yang tidak ingin tergesa2 hanya lantaran ga kuat dengan nyinyiran orang lain. Dya lebih cenderung memantaskan diri, mengembangkan kemampuannya, menikmati setiap step dikehidupannya, mengabdi kepada orang tua dan keluarga, hingga masa itu tiba. Tipe orang ini tidak bisa "sembarangan" dg orang. Namun sekali dya menemukan orang yang klik dihatinya, tak perlu butuh lama untuk mrnikah.
Memperbaiki karir
Sah2 saja apabila ada orang yang ingin berkarir terlebih dahulu. Alasannya mungkin sederhana demi kesejahteraan hari esok. Pertanyaannya, apakah salah? Jawabnya tentu tidak. Semua orang bebas kok memutuskan kapan dya siap untuk menikah, hanya saja yang banyak nyinyir adalah orang lain yang justru tidak tau menahu tentang diri kita. Yang mereka tahu hanya sekilas apa yang tertampil di diri kita.
Masa lalu
Background masa lalu yang begitu kompleks bisa menjadi latar belakang bagi seseorang untuk tidak tergesa gesa memutuskan untuk menikah. Pengalaman orang tua bahkan lingkungan sekitar bisa menjadikannya sebuah pelajaran berharga untuk memutuskan melangkah ke pelaminan.
Quality time dengan keluarga
Setelah menikah kita disibukkan dengan rutinitas kehidupan di keluarga kecil kita. Sedangkan ada bapak, ibu bahkan adik2 yang mungkin masih butuh perhatian kita. Ada tipe2 yang belum memutuskan untuk menikah sebelum adik2nya mampu mandiri. Apakah pertimbangan ini salah? Tentu saja tidak.
Yaa, semua alasan kembali ke masing2 orang. Menghargai sajalah setiap apa yang akan dilajukan oleh orang lain. Ga perlu kok ngurusi hingga menebarkan isu ga jelas. Kembali lagi, jangan mengukur kaki orang lain dg sepatumu,.
And we know everything gonna be ok
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
berserah diri
Ada di sebuah titik keputusasaan lantaran apa yg diinginkan mleset, apa yg diharap justru menjauh, apa yg diinginkan tak sampai. Nangis sejadi jadinya nyalahin diri sendiri yang ujung pangkalnya kufur nikmat. Kufur terhadap nikmat2 lain yg sudah Allah berikan yg jumlahnya tak dapat kehitung. Lantas apa yang harus dilakukan? segera berserah diri saja...
"kamu boleh berencana, tapi rencana Allah lebih joss"
Yaa kita boleh punya planing A-Z dalam hidup, justru jatuhnya bagus. Ada greget2 dalam hidup yang harus dilakukan dan ditakhlukkan. Hidupnya penuh dengan smangat tidak nglokro ngalir begitu saja. Kita tentu tau dan paham bagaimana cara berusaha, bagaimana cara berdoa dan bagaimana cara merealisasikannya. Lantas jika tak sesuai harapan bagemana? Sekalipun tindakan2 super sudah maksimal dikeluarkan sebagai jurus pamungkas?
"Kamu hanya lupa cara berserah"
Memang kita sudah maximal berupaya dan berdoa, namun ada satu hal yang kita lupakan yakni berserah padaNya. Bisa jadi kita sok pinter kalo planing kita sudah terbaik, bisa jadi kita mendewakan diri sendiri, bisa jadi kita sombong yang endingnya takabur dan bisa jadi kita ngesampingkan Allah. Astagfirullahaladzim.. kegagalan ini sebagai teguran bahkan peringatan kepada kita bahwasanya ada Sutradara yg kita atur. Sandarankan semua usaha padaNya. Jangan sok2 oke deh. Dan itu gamparan paling dahsyat..
Bisa jadi apa yang kita inginkan yang terlihat "gue banget" itu tak baik, bisa jadi pula yang "ga' banget" itu memang terbaiknya.
"Usaha dan doa sudah, tinggal pasrahkan padaNya"
Segenap asa sudah tercurahkan, tinggal pasrahkan hasilnya padaNya. Mulut boleh bilang sudah pasrah. Hati dan pikiran siapa yang tau? Loske wae karo rencanane Allah. Mulut, hati, dan pikiran pasrahkan padaNya. Jika sekarang masih ada sisa2 pangarep2 maka enolkan semua rasa. Biarkan Ia menggenggam dan mengabulkan apa yang memang terbaik bagi kita. Apapun itu..
Disadari atau tidak, hal terberat adalah berserah diri atas segala usaha dan ketentuanNya. Ketika upaya tak sesuai dengan keinginan yang ada menyalahkan diri sendiri yang ujungnya tak tau diri. Ya kufur atas nikmat lainnya yang ribuan sudah kita dapatkan. Hanya saja satu hal yg tidak sesuai dengan yang kita inginkan kita melupakan dan menghilangkan semua nikmat yang sudah didapat. Naudzubillah..
Ya Allah Ya Robbi, tuntun kami untuk berpasrah atas usaha yang sudah kami lakukan. Tuntun kami nrimo atas kehendak dan skenario terbaikMu. Serta arahkan dan ingatkan kepada kami untuk selalu bersyukur atas semua rizki dan nikmat2Mu. Aamiin
Allah itu asik banget
Allah itu asik banget. Akhir2 ini dapat amanah untuk mengerjakan beberapa hal dalam waktu yg bersamaan. Hal2 yg tidak mudah, tidak simpel dan cenderung rumit bahkan wowww. Sampai endingnya hari ini adalah detlen semua pekerjaan teesebut. Yang satu batas maximal kiriman tulisan untuk simposium suatu acara. Yang satu persiapan ubo rampe 2 kegiatan pelatihan di pagi harinya. Yang satu kewajiban laporan rutin bulanan. Yang satu ngurus lomba dengan overload peserta dan hari ini harus mau g mau selesai. Setelah berhari2 merasakan abstrak tak terkira dan dengan kemurahan Allah semua berjalan sangaaaat lancar. Yang awalnya mikir harus pulang jam berapa lagi untuk menyelesaikan semua? Haruskan lembur terus2an? Dan sekejap rasa itu sirna karna Allah kirim kemudahan dan kelancaran.
Antara percaya dan tidak percaya semua dimudahkan dan diringankan Allah. Rasane pengen nangis. Betapa luwar biasa-nya Allah. Sangat gampang bagi Allah untuk merubah apapun. Pelajaran besar hari ini adalah lakukan apapun yang menjadi amanahmu sebaik mungkin, seiklas mungkin dan sebahagia mungkin. Kelak solusi akan mencarimu.
Akan indah jika kamu merasa indah, akan bahagia jika dihatimu rasa itu ada
Yaaa, skenario Allah itu well, tak ada yg nandingi kehebatannya. Semua sudah terkonsep bagi hamba2Nya yg menyadari. Diturunkan masalah itu sepaket kok dengan solusi. Semua ada masanya. Ada masa belajar dan ada masa evaluasi. Tinggal kita sadar ga dg kode2 yg Allah kasih. Kalau endingnya hanya ngeluh dan ngeluh kapan mau pinter? Dikasih kerjaan yg sepele aja udah ngrasa koyo wong terdolimi. Helllo diluar sana ada orang yg punya amanah lebih kompleks namun stay cool aja tuh. Situ ngeluh aja? Makane dolanoo, biar bisa banyak bersyukur.
Takdir itu mengatasi takdir
Dihadapkan dengan kondisi yg bisa dikatakan acakadut itu wow sekali. Permasalahnnya itu sebuah takdir yg kudu dijalani, kudu dialami dan kudu dilewati. Pertanyaannya, bagaimana cara melaluinya? Peluk takdir erat2 dan katakan "hey you, sahabatan yuk". Berdamailah dengan semua takdir yang ada di depanmu, sekalipun kamu rasa kurang membahagiakan. Tak pernah ada yang tau esensi dibalik takdir yg kita jalani ini. Berjalannya waktu jika kita iklas menjalaninya, takdir lain akan menjadi penawar semua gundah. Pelipur semua lara dan penguat semua asa.
Ya, hadapilah jalanilah laluilah dan senyumilah takdirmu. Lakukan apa yg bisa kita lakukan. Lakukan apa yang menjadi urusan kita, selanjutnya pasrahkan senua kepadaNya. Hanya Allah yang Maha Tau apa yg terbaik bagi setiap hamba2Nya. Dan yg ku tau Allah itu asiiiik banget. Maturnuwun Gusti, bimbing kami untuk semakain bersyukur atas semua ketetapanMu.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
hidup bukan hanya tentangmu
Hidup ini bukan saja tentangmu ataupun tentangku saja. Jika orang lain tidak bisa seperti apa yang kita inginkan ya legowo saja. Memang sudah dari sononya kalao karakter satu dengan yang lain beda. Beda bukan berarti tidak bisa beriringan. Beda bukan berarti bermusuhan. Beda bukan berarti ada yang lebih kuat ataupun ada sasaran empuk untuk di-buli.
"Orang baru menggeser kedamaianku"
Hello,. dibelahan bumi manapun selagi rotasi masih terus berputar hidup ini maju dengan segala keunikannya. Di dunia kerja sekalipun. dulu jaman masih mesin ketik kita dituntut untuk bisa ngetik dengan resiko kuku entah rasanya. Sekarang dijaman TI dengan segala kelebihannya sangat maklumkali ah jika dunia kerja menunutut karyawannya update diri dengan sederet skill pendukung kerjaan. Ketika perekrutan karyawan barupun tidak lagi asal2an bahkan gawan, dituntut skill mumpuni dengan sederet gelar yg wajib ada di calon karyawan tsb. Harapannya ybs mampu bersinergi dan mengembangkan instansinya.
"Bukan karna kamu hebat, namun lantaran tak ada yg lain"
Ada di sebuah titik dimana senior ngerasa tergeser dengan hadirnya orang2 baru. Hidupnya sudah tak sedamai dulu, katanya. Ladang yang selama ini menjadi lahan pribadi hilang direbut oleh orang baru. Orang baru yg notabennya punya ilmu yg sesuai dengan bidang yang ditekuni instansinya. Jika dulu hanya mengandalkan kebiasaan kali ini sudah menjadi sejarah. Apalah arti sebuah ilmu jika tidak kita aplikasikan yang berimbas dengan kemajuan instansinya
"Nyermin dulu biar rapih"
Orang baru memporak porandakan kedamaian yang selama ini tercipta. Meruntuhkan ketentraman yang slama ini ada. Dan orang baru jahaaat. Orang baru dengan segala kemampuannya dianggapnya momok dan biang keladi dari ketidaknyaman yang slama ini tercipta. Sudah terlalu nyaman dan tak mau berkembang endingnya hanya menyalahkan orang baru yang membawa misi perubahan.
Yaa, hidup ini bukan hanya tentangku saja, atau tentangmu saja. Yang ketika tidak sesuai yng diharapkan dya adalah biang keladi tanpa mau nyermin. Ketawain aja ah, orang kok rempong amit. Sangat maklum semua hanya bermuara tentang kekawatiran. Ketika semua ada dalam relnya seyogianya sante alias woles. Jikalaupun orang baru jahaaat seperti apa yang ada dalam pikirannya, kalau kita tetep di dalam rel kenapa harus takut. Semua ada masanya kok. Mau jahat sok atuh? ditrima saja, karna kita tak mampu untuk mengontrol sikap orang lain kepada kita. Ada yang baik di depan tapi busuk dibelakang. Jadi sangat sulit menakar sikap orang lain ke kita. Daripada waktu kita habis mengurusi sikap orang lain lebih baik fokus terhadap diri sendiri. Bagaimana menjadi orang yang menyenangkan. Menjadi pribadi dengan sikap2 positif.
"Mata adalah cermin sikapmu"
Jika ada orang yang aneh denganmu, lihatlah sorot matanya. Mata adalah cerminan dari jiwa yang bersangkutan. Tatap saja matanya ketika berbicara dengannya. Jika yang bersangkutan kok mlengas mlengos maka tanda tanya itu terpecahkan. Mundur selangkah dan berikan waktu padanya untuk merampungkan permasalahan yang ia rasa dengan kita. Kita juga wajib koreksi loh ya. Kalik kita berbuat salah dengan yang bersangkuatan. Tentunya jika kita salah pasti tau lah yaa langkah yg seharusnya dilakukan.
Sudah menjadi sifat dasar manusia yakni lebih mudah menyalahkan kesalahan orang lain. Dan akan lebih sulit koreksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Parahnya merasa tak ada yang salah dengan sikap kita. Masak iya ada asap kalao tak ada api? bukan jaman sulap kali ah..
Apapun kondisinya tetap mawas diri, instrospeksi dan perdalam rasa respek sedalam2nya dengan orang lain. Namanya juga manusia yang memiliki banyak kekurangan dan khilaf. Kalau sekarang mereka yang khilaf, tidak ada yang jamin kita tak akan pernah melakukan hal yang sama dengan mereka. Bersikaplah sebiasa mungkin, sewajarnya dan seharusnya saja.
Subscribe to:
Posts (Atom)