Kita hidup di zaman orang mudah untuk nyacat. Apa yang dibenak mereka adalah hukum yang paling benar, menurutnya. Mutlak bin absolut tidak dapat diganggu gugat keabsahannya. Zaman dimana harga sebuah cermin amaaaaaat mahal.
#manusia tanpa salah
====================================
Hanya bisa nyegir dengan balutan senyuman hambar tatkala apa yg kita lakukan dianggap nihil dan tiada artinya. Seolah apa yang kita lakukan tanpa proses dalam mengerjakannya. Seolah siapa saja bisa mengerjakannya, termasuk didalamnya ybs.
#ah itu karna kamu masih muda, belum nikah
====================================
Seiring berjalannya waktu, momok menjadi seorang jomblo adalah bukan karna tidak ada yg ngingetin makan, mandi, ngerjakan tugas, BAB hingga nguras bak mandi melainkan momok justru dari nyinyiran orla. Seolah jomblo itu hina. Orang jomblo bukan berarti tidak laku loh ya. Ada tipe yang memilih menjadi jomblo sementara sambil memantaskan untuk cinta yg pantas. Apa salah jika mengisi kejombloan dengan nggemateni orang tua? Apa salah jika memaksimalkan energi dan waktu untuk menstabilkan karir dan perekonomian? Apa salah proses memantaskan diri diisi dengan instrospeksi diri?
Hanya bisa nyengir jika selalu disudutkan lantaran tidak ada gandengan. Nyinyiran itu justru menjadi doa, semoga diberikan kelancaran dan kemudahan untuk mendapatkan jodoh yang pantas. Yang kelak semakin bahagia lahir batin, yang kelak semakin sayang orang tua, yang kelak semakin lebih bermanfaat.
Pertanyaanya apakah orang nyinyir itu sudah bahagia? Seberapa dalam rasa sayangnya kepada orang tuanya? Seberapa bermanfaatnya ia terhadap sesamanya? Jawabanya ada di diri masing2.
#save the best for the last
==============================
#semoga bermanfaat & hidup bahagia