Ketika bibir ini mudah berkomentar mengenai orang lain. Ketika mata ini mudah mengecilkan kehidupan orang lain dan ketika pikiran ini mudah merendahkan kehidupan orang lain. Hal yang harus dilakukan adalah segeralah ber-istigfar. Perbanyak istighfar agar hati tidak mudah kebakar, agar pikiran selalu positif dan jiwa tak mudah sombong. Kesulitan, bahagia, nestapa bahkan gaya hidup orla sesungguhnya tidak selalu seperti yang kita bayangkan.
Bisa jadi kita menganggap seseorang malang, namun apakah kita tau yang sesungguhnya? bisa jadi orang yang anggap kita malang ini adalah orang yang ahli bersyukur. Besar kecilnya pendapatan yang ia terima, ia sangat bersyukur. Hal tersebut menjadikan jiwa orang yang kita anggap malang tersebut kaya. Hidupnya baik2 saja, tidak se-lebay pikiran kita.
Jangan meremehkan orang yang kita anggap nestapa. Terhadap orang jomblo misalnya. Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa orang masih menjomblo. Kita dengan mudah menghakimi bahwa dia tipe pilih2 dan sebangsanya. Bibir ini dengan mudahnya menyerang dan menghakimi sedangkan kita sendiri tidak tau apa yang dirasakannya? Bisa jadi memang si jomblo tersebut memang milih pasangan. Pertanyaannya, apakah salah? Apakah kita dirugikan dengan kejombloannya? Kalau ditanya pasti tak ada yang lama2 ingin menjomblo,, menjomblo terlalu lama itu pasti tidak enak yang ujungnya tak nyaman. Tapi perlu diketahui bahwa setiap fase orang juga berlainanan. Bukan berarti si jomblo itu jarang ibadah, pelit ataupun sederet sifat negatif yang sudah ter-stigma dalam angan kita. Bisa jadi yang bersangkutan justru giat ibdah, menguntai disetiap 1/3 malam dengan utaian doa pengharapan dengan Sang Pencipta. Hanya saja kita tak pernah tau, kenapa?? karna kita di 1/3 malam justru lelap2nya tertidur.
Yaa, berhentilah mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita. Mengurusi kehidupan orla justru akan membuat kita rugi. Rugi waktu, tenaga dan pikiran. Bukankah kehidupan kita juga masih jauh dari sempurna? Jangan berbangga dulu dah jika kehidupan kita mulus bak jalan tol tanpa ada cacatnya. Karna apa, bisa jadi Allah sedang menutup aib kita selama ini sehingga yang terlihat di mata orla adalah kehidupan yang baik2 saja. Lantas apa yang terjadi jika sebaliknya? Kita diposisi aib kita terbuka? Lantas, masihkan mau meneruskan pekerjaan menjadi hakim bagi orla? Semua akan kembali ke masing2 dari kita.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
Baca juga:ga usah baper, mengalahan diri sendiri