Entradas populares

3 keuntungan jodoh datang tidak secepat tetangga

Ada banyak hikmah yang bisa kita ambil dari setiap kejadian. Termasuk halnya jodoh datang tidak secepat tetangga sebelah. Semua takdirpun sudah diatur  seindah  mungkin olehNya. Zat yang Maha Dimaha. Lantas kenapa masih ragu yang berujung galau?

Balas budi dengan orang2 tersayang
Jalan setiap makhlukNya tidak ada yang sama. Susah senang naik turunnyapun beragam. 1000 orang tentu akan hadir 1000 kisah. Termasuk didalamnya yakni kelebihan dan kekurangan. Ketika jodoh datang tidak secepat tetangga sebelah kenapa harus kebakaran jenggot? Kita dikasih kesempatan untuk balas budi kepada orang2 yang selalu ada bagi kita. Orang2 yang selalu jadi tameng terdepan ketika kita kesusahan. Menikah cepet bahagia pasti, namun balas budi sebelum menikah tidaklah kalah bahagianya. Sambil berikhtiar sambil balas budi.

Punya banyak waktu dengan keluarga
Ketika jaman remaja mungkin kita jarang duduk ngobrol dengan orang tua/keluarga. Waktu sering kita habiskan dengan hahaha hihihi dengan teman 1 genk yang mungkin kalau kita ingat kelakuannya bikin nyengir. Sekalipun zaman dahulu sudah ngerasain paling hits  alias gahol gilaaaak. Sambil ikhtiar disatukan dengan sang jodoh, maka memperbaiki quality time dengan keluarga sangat penting. Perbaiki puzzle kebahagiaan yang masih belum tertata. Orang tua akan bahagia jika anaknya memperhatikan dan nggemateni mereka di hari tuanya. Tak lupa minta doa restu kepadanya semoga kelak disatukan dengan jodoh yang sama2 gemati dengan orang tua. Sehingga ketika menikah kelak, bukan semakin menjauh  dengan orang tua namun justru  semakin sayang dan gemari dengan orang tua dan mertua.

Punya waktu buat sendiri
Sebelum hari itu tiba, kita diberi kesempatan untuk mengeksplorasi diri. Baik karir maupun hal pribadi. Memaksimalkan energi positif untuk "tabungan/investasi" masa depan adalah pilihan tepat. Eksplor hobi nulis misalnya. Selagi punya waktu selo kembangkan kemampuan diri dengan ikut kelas nulis bahkan perlombaan nulis. Siapa tau jodohnya tidak jauh dari hal tersebut. Siapa tau jodohnya adalah teman yang sering  diajak sharing  itu. (Ngarep  mode  on).
Orang yang menjalani kegiatan sesuai passion akan berbeda dengan orang yang karna paksaan. Passion akan lebih menggetarkan emosinya sehingga lebih  kenaaa.

Jadi  ketika jodoh  tidak secepat  tetangga sebelah, woles  aja dah. Setiap orang punya cerita sendiri2  dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pastikan  diri kita untuk  memperbaiki diri, karna jodoh tidak akan lari jauh dari cerminan diri. Jika menginginkan jodoh yang gemari dengan orang tua, pastikan dan tanyakan pada diri sendiri sedalam apa berbakti dengan orang tua?
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

teman asik

Ada ratusan hingga ribuan orang yang kita kenal dari lahir hingga usia kita sekarang. Kesemuanya memberikan kesan entah baik maupun buruk di benak kita. Entah meninggalkan senyuman ataupun umpatan bila wajahnya melintas di benak kita.
Seseorang bisa kita sebut teman, sahabat, sohib, saudara bahkan musuh. Tergantung bagaimana ia menorehkan tinta kenangan di hati kita. Ada yang datang disaat membutuhkan, ada yang seharusnya bertahan namun justru meninggalkan, ada yang ga mau pergi sekalipun badai topan mengusirnya.

Seseorang yang membuat kita nyaman sekalipun tanpa adanya intens komunikasi akan melekat dan tinggal di hati kita. Nyaman berakar dari rasa nyambung. Nyambung berimbas dari rasa sebuah ketulusan. Ketika dihadapkan disebuah titik, pikiran ini melayang entah kemana yang ada hanya berbentuk abstrak menghitung orang2 yang menetap di hati.

bukan hanya kita yang merasakannya, namun keduanya
Allah memberikan rejeki dalam bentuk teman asiik beberapa jumlahnya. Yaa hanya beberapa jumlahnya. Prosentasenyapun tidaklah begitu besar dibanding dengan jumlah teman yang kita kenal. Namun dari yang tidak banyak ini seolah kita sudah merasa cukup. Mengapa? karena mereka tulus dan apa adanya tidak ada unsur kepura2an bahkan misi terselubung.  Teman asik ini akan tinggal dihati terdalam, sekalipun kesibukan menerpa dan menjadi penghalang untuk say helo. Yang jelas rasa nyaman dan bahagia akan dirasakan keduanya, tidak hanya sepihak.

ia yang akan mempengaruhi sikap kita
Mempunyai sahabat yang mampu mengerti  dan mendukung  kita adalah salah satu kado indahNya. Terlebih dalam sahabat yang mampu menginspirasi. Menginspirasi bagaimana? Seorang sahabat akan mampu meng_influence  sikap dan maindset. Sahabat yang dimaksud diatas mampu memacu kita untuk semakin baik tanpa ada unsur menggurui. Sharing  keilmuan dari ilmiah sampai hal2 konyol  yang bikin  perut kram. Mungkin jika dikalkulasi pertemuan itu tak intens, tapi luwarbiasanya aura positifnya mampu mengilhami kita untuk semakin membaik.

doa tulus sebagai perekatnya
Kalau ditanya seberapa sering berkomunikasi? jawabnya pasti jarang. Jika ditanya seberapa banyak hal konyol yang dialami? jawabnya adalah hampir setiap pertemuan.  Kok bisa?? bisa lah, karena doa tulus yang menjadi perekatnya. Dan begitu ada waktu untuk ketemu, maafkan kami jika kami songong,, yang ga peduliin dengan telinga orang. 

Jika diantara kalian punya teman asik selayaknya dipertahankan, karna teman asiik yang tulus dan tidak punya tendensi apa2 dengan kehidupan kita itu jarang jumlahnya. Dan yang pasti teman yang mengajak kita berproses bersama2 menuju ke hal yang lebih baik baik mutlak dipertahankan.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia




didoakan baik, amini saja!

A: hidupmu mah enak!! (dengan ekspresi bete cenderung kesal dengan nasibnya)
B: maksudnya?
A: golonganmu kan X!! (dengan ekspresi jengkel lantaran yang bersangkutan tak kunjung naik pangkat)
B: nyengir....

Percakapan diatas sudah biasa terdengar di telinga, ketika posisi kita yang NAMPAK terlihat lebih beruntung dari pada lawan bicara. Sekalipun rasa keberuntungan itu relatif. Kita dalam kondisi sulitpun masih bisa kok merasakan keberuntungan. Yaa beruntung merasakan kesempitan yang kelak sebagai pondasi dalam bertingkah laku ketika fasenya berbalik. Kita tak pernah tau cobaan apa yang dihadapi lawan bicara, yang kita anggap beruntung. Kita tak pernah tau sekeras apa yang bersangkutan berusaha untuk survive. Kita ga tau persis bagaimana ia memutar otak untuk mencari cara agar kuat dan tidak lemah, dst.. Yang kita tau dia beruntung dan bahagia. Terlebih jika bandingannya adalah orang2 yang masih single yang dianggap belum mempunyai kebutuhan banyak.

Nyatanya, orang yang dianggap tenang dan ayem, belum tentu 100% sama dengan bayangan kita loh. Hanya saja yang bersangkutan pandai sandiwara. Sandiwara apakah?? Ya sandiwara melawan dirinya sendiri, bahwasanya yang bersangkutan tidak selemah itu dalam menghadapi cobaan, tidak serapuh itu dalam terpaan, tidak se-enteng itu untuk dikalahkan, dst. Pernahkah kita berfikir, orang yang terlihat tenang adalah orang yang pandai. Pandai menempatkan diri. Tidak sedikit2 mengeluh. Yang bersangkutan sadar sepenuhnya, dirinya bukanlah seorang artis yang kehidupannya untuk konsumsi publik. Dan terlihat jelas, dirinya tenang dan seolah tidak pernah ada masalah. Yang ada bahagia dan bahagia. 

Pancaran pendapat orang2 tersebut justru yang ia amini. Yang akan menemaninya dalam setiap langkah. Namanya juga orang, yang hanya bisa melihat apapun dari luar. Didoakan baik, amini  saja! Bukankah semakin sering orang mendoakan maka akan semakin cepat terkabul? Yaps gitu aja dah..
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

orang single bukan berarti menderita

Kita sering kali sibuk memikirkan kesendirian orang lain. Merasa iba berlebihan yang ujungnya nggosip. Dari pikiran positif hingga tersisa negatifnya. Seolah diri kita sudah bahagia dan yang bersangkutan hanya merasakan duka nestapa. Single bukanlah musibah yang harus dibelas kasihani. Ada banyak hal yg melatarbelakanginya dan kita tak pernah tau alasan secara pastinya. Yang kita tau dya single dan nestapa. Bagi sebagian single adalah pilihan. Yaa pilihan menepi dari cinta yang salah. Pilihan untuk memperbaiki  diri. Pilihan untuk menata kehidupan, dll.

Pertanyaannya  justru, apakah yang suka menghina  dan membuli  orang single sudah benar2  bahagia? apakah kehidupannya anti air mata?? Bukankah  orang bahagia itu justru  orang yang tak pernah  nyinyir akan hidup orang lain? Karena yang bersangkutan  terlalu enjoy dengan kebahagian  yang ia ciptakan. HARUSNYA..

Namun jika yang terjadi sebaliknya,, pertanda apakah? pertanda ketidakbahagiaan dengan pilihannya kah? atau justru pertanda ingin mencari kawan agar menderita bersama yang tidak lain memiliki kawan senasib sepenanggungan. Naudzubillah...

Ketahuilah, orang single  bukan berarti menderita. Justru  yang bersangkutan mundur selangkah. Mengatur strategi untuk maju berpuluh2. Jika merasa iba dengan kesendirian seseorang di sekitarmu, hal yang perlu dilakukan bukanlah nyinyir melainkan doakan setulus hatimu. Yaa doakan yang bersangkutan segera disatukan dengan jodoh terbaiknya. Bukan malah sebaliknya mencari cela untuk bahan nggosipan.. OHHHHH...
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

ridho Allah tergantung dengan ridho orang tua

Seringkali  mendengar  penggalan  kalimat "seorang anak tidak dapat memilih dari mana ia dilahirkan". Yaa sangat sepakat tentunya. Seorang anak tidak dapat memilih  dari keluarga mana ia terlahir, setatus  sosial  semacam  apa keluarganya  hingga  masa lalu yang seperti  apa yang dimiliki oleh kedua orang tuanya bahkan keluarga besarnya.

Beranjak  dewasa anak berhak untuk menentukan kebahagiaan  dengan jalan2 yang tersaji. Apakah mau mengulang masa lalu orang tuanya? Atau ingin melebihi  nasib  sang orang tua. Diperjalannanya  anak yang kian beranjak dihadapkan oleh banyak pilihan dengan segudang konsekuensi. Peran orang tua disini sangat dalam untuk mengarahkan anak untuk  menjadi  kebanggaan  keluarga. Jika yang bersangkutan terlahir  dari keluarga yang terbatas secara finansial  bahkan pendidikan, maka anak tersebut berhak mendapatkan penghidupan  yang lebih  dari orang tuanya.

Kasih sayang dan doa orang tua sangat dahsyat  dirasa yang akan mengiringi  setiap langkah  sang anak. Jika dikemudian  hari anak yang terlahir  dari keluarga menengah  kebawah  namun  ia mampu menjadi "orang" maka kehebatan  dan keberhasilan  sejati terletak di doa tulus  dan perjuangan orang tua selama ini. Bagaimana menyulap keterbatasan  menjadi  mantra  ajaib  untuk  bekal anak di kemuadian kelak.

Pertanyaannya, mampukah  kita dengan pendidikan  dan pekerjaan yang lebih  mapan berhasil  mendidik anak2 seberhasil  orang tua kita? Mungkin  pertanyaan itu tidak dapat kita jawab dalam waktu dekat, karna  keberhasilan pendidikan  anak  tidak hanya satu dua tahun melainkan bertahun2.

Harapannya  semoga anak yang dibesarkan dengan kasih sayang yang tulus dan perjuangan  yang tanpa kenal lelah ini mampu menjadi anak sholih/sholihah, yang akan gemati  sepanjang hidup  orang tuanya bahkan mertuanya. Bukankah Ridho  Allah tergantung  dengan Ridho orang tua? Karna sebanyak apapun  harta yang kita berikan tak pernah mampu menandangi dan membayar jasa dan perjuangan belio.

“Allaahummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.

#semoga bermanfaat & hidup bahagia


korelasi antara penampilan dan rasa syukur

Entah ada angin apa, pikiran ini melayang ke sebuah fenomena mengenai syukur. Namun syukur kali ini anti  mainstream. Syukur yang identik dengan memberi ataupun sedekah sudah tak perlu diperdebatkan manfaatnya. Namun kali ini aplikasi rasa syukur justru lewat penampilan. Lantas apa korelasi antara penampilan dan rasa syukur?

Penampilan bagus, enak dipandang adalah salah satu aplikasi dari ranah syukur kita kepada Sang Maha Pemurah. Perlu digaris bawahi yakni penampilan yang tidak berlebihan tentunya. Filosofi jawa menyebutkan ajinjng diri seko lathi, ajining  rogo  seko  busana. Dengan penampilan yang baik kita menghargai diri kita dan tentunya menghargai pemberianNya.

Penampilan yang baik tidak harus baju branded  dan mahal. Cukup bersih,nyaman dipakai dan wangi. Tak kalah pentingnya yakni menghargai acara dan tempat. Jangan sampai salah kostum terlalu heboh di acara sante maupun kostum nyante di tempat formal. Kalau tidak dimulai dari kita, maka siapa yang akan  menghargai kita.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

hidup ini giliran

Kabar duka datang  lagi [lagi] dari teman. Ayahnya meninggal. Pikiran ini spontan menarik ke belakang ke 13 tahun silam. Ketika ibu yang sangat aku butuhkan meninggalkanku untuk selama2nya. Usia yang dibilang  tanggung. Dewasa belum, anak2pun rasanya sudah berlalu. Dan usia tanggung itu justru usia dimana kehadiran sosok ibu sangat dibutuhkan bagiku. Namun takdir berkata lain. Anak 15 tahun itu harus lebih dahulu merasakan kehidupan dan ujian yang sesungguhnya. Jika diberikan gambaran 13 th silam rasanya ga sanggup untuk melewatinya. Karna belum genap 24jam dari kehilangan belahan jiwa, ujian akhir nasional harus dikerjakan dengan syarat kelulusan 3,01 untuk kali pertamanya. Yaa ujian kehidupan babak pertama yang ga mudah buat anak seusia itu. Jangankan seusia 15 th, orang dewasapun jarang yang sanggup.

Kasih sayang orang tua meskipun sudah tak bersama di dunia ini ternyata sungguh  dahsyat. Kasih sayangnya masuk ke dalam sumsum tulang sehingga ketika si anak melangkah ia akan selalu ingat memori dan kenangan tentang orang tuanya. Ketulusan kasih sayang orang tua menjadi rem dalam setiap pijakan si anak agar memilih jalan yang selayaknya dipilih. Godaan pasti namanya anak muda namun lengkungan senyuman orang tua mampu membuyarkan fatamorgana dunia sehingga menggiring si anak untuk kembali ke rel yang seharusnya.

Hidup bersama satu orang tua tak mudah. Dan menjadi single parent pun juga ga semua orang mampu. Bapak menyulap dirinya menjadi seorang ayah dan ibu. Bagaimana caranya agar tetap ada makanan di meja untuk anaknya. Berjalannya waktu, rata2 teman sebaya masih memilki orang tua lengkap. Hidup mereka nampak bahagia. Dan begitu sebaliknya dengan apa yang kurasakan. Sempat berandai2 jika aku masih memiliki orang tua lengkap pasti juga bisa seperti mereka bahkan lebih. Pengin ini dan itu, jika ga dituruti ngambek sampai barang yang diimpikan ada di tangan. Namun lamunan itu buyar lantaran bau gosong masakanku.
Waktu terus berputar hingga mengantarkan di sebuah titik dimana kebahagiaan yang aku mikiki tak bisa bulat utuh. Ada lubang yang memang tak bisa tertutupi dan ditutupi. Yaa sosok ibu tak akan dapat digantikan oleh siapapun. Ketika rejeki ada di tangan dan ada kesempatan untuk membelikan ini dan itu tetap saja ada yang kurang karna dulu belum ada kesempatan untuk membelikan sesuatu buat ibu. Syukur ini tak pernah putus karna Allah memberikan bapak yang begitu  hebat dan luar biasa. Bapak yang menyulap dirinya sebagai ibu, teman sebaya ataupun penasehat.

Yaa hidup ini giliran, ada masanya kita disayang dan dimanja orang tua,, dan ada masanya kita meyayangi dan membahagiakan mereka. Ada masanya orang tua banting tulang bagi kita,, dan ada masanya pula kita mensejahterakan dihari tuanya. Bagi yang masih memiliki orang tua lengkap, selayaknya disayangi dan dihargai. Selagi ada kesempatan, bahagiakan mereka semaksimal mungkin dengan cara2 sederhana yang mereka suka. Karena maut tak pernah tau kapan akan menjemput kita.
Allahummagfirlii waa liwaalidayya warham humma kamaa robbayaani shoghiiroo.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger