Entradas populares

ketulusan tak lekang oleh waktu

Bahagia itu salah satunya mempunyai rekan kerja yang enak diajak sharing apapun. Yaa tidak monoton dengan urusan pekerjaan saja. Layaknya dosen dengan mahasiswa yang sedang berdiskusi mengenai nilai dan makna sebuah kehidupan. Kuliahnya tak terbatas jam dan tempat. Seketika ada momen nyante, maka secara otomatis terjadilah interaksi bernilai  tersebut.

Orang yang tulus maka akan bertemu dengan orang yang tulus pula. Begitu juga sebaliknya orang yang suka melihat apapun negatif maka akan nyambung dengan karakter yang ga jauh beda. Dunia ini adil sob. Sekali dua kali mungkin kita mampu berpura2 bertahan dengan karakter orang tapi untuk ketiga dan seterusnya siapa yang mampu menjamin? Kepura2an hanyalah lem sementara untuk nyaman dengan seseorang, dan bisa kapan saja kepura2an  itu akan tak ada fungsinya karena dalam menjalani tak menggunakan hati.

Lantas adakah sebuah pertemanan yang asiik dan menyenangkan dapat awet tanpa ada komunikasi intens? Jawabnya ada pake banget. Hal ini sangat kontras dengan fenomena di alam ini. Yang mana terlihat dekat dan empati di layar 5 inci sedangkan di alam nyata acuh tak acuh seolah tak peduli dan tak pernah kenal. 'Gws say, semangat bro, TTDJ,etc' adalah sederet contohnya, sedangkan ketika bertemu malah autis dengan layar 5 inci-nya seolah tak pernah ada komunikasi sebelumnya. 

Lantas bagaimanakah cara agar pertemanan itu bener2 berkualitas meskipun tanpa ada komunikasi intens? Jawabnya belilah dan pasanglah sebuah ketulusan. Maksudnya bagemana? Yaa ketika sedang berinteraksi di dunia nyata gunakanlah hatimu. Minimal kamu tau alasan mengapa tertawa. Hadirkan pikiran dan nyawamu saat ngobrol dengan mereka. Tentunya layar 5 incinya ga perlu tuh rasanya ada digenggaman perkecualian jika kamu ga menggenggam layar tersebut ayam2 tetanggamu mendadak disko dan kejang. Nah loh...

Tak ada komunikasi intens namun tiap bertatap muka bawaannya ngakak dan suasana asiik aja jatuhnya. Kok bisa? Dan itu hanya terjadi kepada orang2 yang memang menggunakan hatinya ketika berkomunikasi dengan anda. Jika hanya salah satu pihak saja maka tidak akan terjadi pola komunikasi mengasikkan  tersebut lantaran tidak adanya kemistri. Sebaliknya, kemistri itulah yang mengikat satu dengan yang lain sehingga hubungan yang tercipta tanpa komunikasi intens di layar 5 inci mampu lebih berkualitas dan lebih  mengasikkan tanpa ada embel2 pura2 empati/peduli. Mau coba? Monggo..

Tulisan ini terinspirasi dari mereka. Yaa mereka temen2 yang boleh dikatakan "KONCO MUMET" yang lantaran kesibukan dan padatnya aktivitas masing2 nyaris tak pernah ada komunikasi intens. Namun jangan tanya ketika kami bertemu. Perut kram itu sudah pasti dan seolah kami yang memiliki dunia ini,, yang lain pada ngontrak kali yes.. Ketika kami ketawa, kami paham alasan mengapa kami tertawa? Dan bukan pura2 tertawa ataupun ikut2an tertawa. Dan benar sekali momen gila itu suatu saat akan membangkitkan kenangan lama yang abstrak bentuknya namun lekat dijiwa yang mana menjadikan magnet untuk mengulang sederet cerita2 konyol yang telah kami bingkai sebelumnya. 

Nyatanya ketulusan tak lekang oleh waktu...
Hai kamu yang sedang menunggu kelahiran jagoan kecilmu, kamu yang nyaris jadi penyempurna agamaku, kamu yang lagi kegandrungan gowes, dan kamu yang jadi penetral ketika kekonyolan mulai akut,, ketahuilah kalian luar biasa di dalam kehidupanku. Buat kamu, kamu, kamu dan kamu yang entah lagi apa dan dimana, kalian mengajarkan arti besar ketulusan. Ketulusan yang tidak kita ciptakan namun pemberian-Nya. Ketulusan yang tidak kita rencanakan namun kejadian. Dan ketulusan yang membungkusnya menjadikan alarm dalam setiap langkah kita yang menyadarkan bahwasanya kamu, kamu, kamu dan kamu adalah salah satu bentuk kado indahNya. Sehat dan bahagia selalu gaes, jika sudah saatnya nanti kita ciptakan momen gila [selanjutnya].

hadapi jalani syukuri

Kita tak mampu memebendung apa yang akan diomongkan oleh orang lain terhadap diri kita. Baik ataupun buruknya. Fitnah atau faktanya. Dan sejenisnya. Sayangnya jika terjadi permasalahan, kita cepat kebakaran jenggot dan langsung menyembur tanpa melihat fakta yang sebenarnya. Apakah itu gosip taupun fakta.  Pada dasarnya orang suka melebihkan, mengurangi dan memutarbalikkan omongan. Hal yang paling diatakutkan yakni kita tertuduh pada sebuah sudut, sedangkan kita tak pernah melakukukannya. Sehingga yang ada pertengkaran dan prasangka negatif yang berujung permusuhan. Capek juga jika berada dalam lingkaran hitam tersebut, sedangkan kita sendiri tak mampu keluar. Lalu apa yang harus dilakukan?

Hadapi
Apapun yang tersiar kabar tentang kita baik buruk maka hadapi dengan senyuman. Jika ada orang salah paham dengan isu yang berhembus dan kita yang tertuduh maka klarifikasilah dan meminta maaf. Jika orang tersebut tidak mau menerima argumen kita maka tetap minta maaf dan ceritakan yang sebenar2nya. Selebihnya urusan yang bersangkutan apakah mau percaya yang mana??

Jalani
Maksudnya? yaa ambil pelajaran dari setiap kejadian yang menimpamu. Dengan siapa dan bagaimana ceritanya. Terlebih sebagai anak baru harus pinter2 dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lama. Tampung omongan semua dan filter. Kita sebagai anak baru misalnya harus punya prinsip. Tidak mudah terpovokrasi. Tetetp berhubungan baik dengan semua orang tanpa harus nge-blok kanan dan kiri. Dan itu jauh menyenangkan dan membahagiakan. Hubungan yang sudah terbina baik jangan sampai rusak lantaran mulut yang ga bisa mengkondisikan. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, maka belajarlah dari si hikmah agar kedepan lebih bijak.

Syukuri
Kok permasalahan harus disyukuri? Iyaa karna masalah mengajarkan kita untuk lebih baik lagi. Apapun bentuknya pasti mempunyai misi agar hidup kita semakin bijaksana. Rasa syukur itu akan membawa kita slow dan pasrah akan ketetapan Allah. Dan apa dampaknya?Kita akan lebih calm, aware and care.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

ayah ibu, beri aku contoh saja

Yang dibutuhkan anak dari orang tuanya adalah contoh dalam kesehariannya. Sederhananya, jika menginginkan anak yang rajin gosok gigi sebelum tidur misalnya maka orang tua lebih dahulu melakukannya. Dari kebiasaan yang dilihatnya, secara otomatis menggiring  si anak untuk mencontohnya. Tanpa bentakan dan makian dengan ikhlas si anak akan melakukan kebiasaan yang selalu dilihatnya. Sederhana namun kadang kita lupakan. Yaa 1 contoh lebih berarti daripada 1000 nasihat mungkin peribahasanya. 

Kebiasaan2 yang setiap hari dilakukan oleh orang tuanya akan nyentel di benak anak2nya, baik kebiasaan negatif ataupun positif. Jadi sangat lucu sekali jika dalam waktu yang bersamaan, si orang tua menginginkan anaknya sholat maupun ngaji sedangkan si orang tua asyik dengan gadget-nya. Iyaa si orang tua justru senyum2 sendiri menatap layar hape ukuran 5 inci itu. Kalau anak ga hafal bacaan sholat salah siapa? salah anak-kah?

Sama halnya ketika si anak tumbuh dewasa kelak. Sosok orang tua akan selalu mengena di benaknya. Orang tua yang dengan keterbatasan keilmuan tapi tetep mensuport anak untuk maju. Wejangan2 orang tua  mengaung2 di telinga anak agar kelak menjadi "orang" yang mampu bermanfaat bagi sesamanya. Tumpuan besar itu ada di pundak anak untuk menjadi orang yang mampu membanggakan dan membahagiakan orang tuanya. Sosok perjuanagn orang tuanyapun akan selalu diingat dan menjadi rem jika si anak sudah mulai tergoda untuk nakal. Begitu juga sebaliknya, jika si anak tidak mendapatkan figur orang tua maka laksana asap yang begitu saja hilang dan tak berbekas. Hidupnya gontai dan tak ada pegangan, dan parahnya disebuah kondisi mengembalikan kesengsaraaan dan penderitaan si anak lantaran orang tua tak pernah mencontohi. Naudzubillah.

Laksana roda yang berputar, fase anak pun akan berganti menjadi menjadi fase orang tua. Sekalipun ber-background keadaan yang tidak menyenangkan maka kita juga harus move on. Memutus rantai penyesalan dan penderitaan. Jangan warisi anak2 kita dengan pengalaman yang tidak mengenakkan yang pernah kita rasakan sebagai anak dahulu. Sejatinya, kesuksesan anak adalah cerminan kesuksesan orang tua dalam mendidiknya.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia


hakim di kehidupan orang lain

Pasti sering denger kata2 sinis "eh dia kok belum nikah ya? Padahal umur udah tuwir loh, teman sebayanya aja anaknya dah SD,..." atau "eh mereka kok belum juga punya anak ya, padahal dah 10 th, mereka terlalu sibuk sih" etc,... Ya itulah hal yang dekat di kehidupan kita. Orang yang justru  dekat dengan kita malah  nyiynyir  di garda paling depan. Seolah jika kita tak seperti kebanyakan pada umumya kita ini dosaa dan hina yang sangat layak untuk di bully. Mereka tak mau tau apa yang sedang dihadapi di kehidupan orang yang sedang ia bully.

Mengapa ia belum menikah?
Bagi sebagian orang menikah bukanlah perkara yang mudah. Mereka ingin mempersiapkan pernikahan dengan penuh kesiapan. Baik mental, material maupun spiritual  mereka. Merekapun menginginkan kebahagiaan yang juga diimpikan  oleh semua orang termasuk orang yang selalu membulinya. Hanya saja fokus mereka berbeda. Orang yang suka membully memfokuskan kepada kelemahan yang bersangkutan. Sedangkan ia yang dibully  terus memperbaiki  diri agar semakin  lebih baik dan semakin tertata kehidupannya kelak. 

Mengapa ia belum punya anak?
setiap pasangan sudah pasti  menginginkan keturunan. Ada yang diberi cepat dan agak lama. Lantas jika seluruh kekuatan sudah dikerahkan namun Sang Maha Pemberi belum me-ACC, kita bisa apa? 

Sesungguhnya rejeki, jodoh dan maut adalah rahasiaNya. Namun mereka lebih berfokus kepada rejeki dan jodoh. Mereka sering lupa bahwa maut adalah sesuatu yang juga sudah pasti akan di lalui oleh insan manusia. Jarang yang mennanyakan kapan mati? Anehnya disitu, kalau ada orang yang belum menikah dan belum punya anak jadi bahan gosip, nah giliran maut ga ada tuh yang nanyain "kok kamu ga mati2?".
 
Pelajaran yang bisa diambil dari coretan ini adalah, jangan jadi hakim di kehidupan orang lain yang ujungnya kita sering melupakan privasi seseorang. Tak semua apa yang dirasakan seseorang diumbar di medsos agar khalayak ramai mengetahuinya. Ketika yang bersangkutan kok kelihatannya diam2 saja alias adem2 saja, sejatinya yang bersangkutan sedang proses belajar menghadapai permasalahannya secara dewasa. Yaa secara dewasa, karna yang bersangkutan paham bahwasanya masalah bukanlah untuk diumbar namun untuk dihadapi dan diselesaikan. Dan yang kita lupakan satu lagi yakni usaha dari masing2 orang dalam menyelesaikan masalahnya, kita hanya bisa menyimpulkan tanpa mau melihat dengan dekat bahwa segala daya sudah yang bersangkutan lakukan. Bahwasanya dibalik ketegarannya, ada sebongkah usaha dan pengharapan. Jadi stop kepo dengan urusan orang lain dan stop pula mengahimi seseorang. Kita tidak akan pernah tau apakah kita bisa sekuatnya kalau kita ditakdirkan ada diposisinya?

berempatilah sesuai porsinya

Kukira ini hanyalah sebuah prasangku saja. Ya prasangka lantaran aku terlalu sensitif ketika berhadapan denganmu. Aku tak pernah ada urusan denganmu. Tak pernah ada komunikasi intens diantara aku dan kamu. Kamu bukanlah sahabatku. Kamu bukanlah rekan kerjaku. Kamu hanyalah teman se-almamater saja, tak lebih. Jadi ketika kamu tetiba jijik melihatku di acara profesi tersebut, itu tanda tanya besar dalam hatiku. Ah sudahlah,, ku anggap ini hanyalah perasaan sensitifku saja.

Hari berganti hari,, dan rutinitas tahunan profesi ini  mau ga mau mempertemukan kita. Ya dengan polosnya kamu mengutarakan ketidaksukaanmu terhadapku dengan teman sahabatku. Dan judulnya kamu terhasut omongan orang lain too. Ya omongan orang yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sekalipun jika ini benar, ini semua ga ada hubungannya denganmu, wahai teman!! Terlebih apa yang kamu dengar adalah berbanding terbalik. Lalu jika ga ada hubungannya denganmu, kenapa kamu harus membenciku?? Sedih pasti, tapi yaa sudah. 
#Kita ga akan pernah mampu mengontrol orang2 untuk menyukai kita.

Ketika mengalami kejadian ini rasa sakit pasti. Lebih tepatnya tanda tanya "kok segitunya dya". Tapi Allah memberikan pesan dalam setiap kejadian. Termasuk didalamnya kejadian diatas. Rasa syook berganti dengan rasa syukur. Kok syukur? Ya karna aku mampu memiliki bekal baru untuk menghadapi situasi yang boleh jadi harus ku selesaikan dengan rumus ini. Rumus "berempatilah secukupnya". Aku tidak membenci teman diatas. Aku mencoba memahami, dya mungkin terlalu empati dengan temannya yang seolah menjadi korbanku. Dan sangat wajar jika dya langsung membenciku dan melihatkupun seolah ogah. Tanpa melihat apakah hal tersebut benar adanya atau tidak?. Jadi jika ada teman bahkan sahabat kita curhat hingga nangis darah sekalipun, selayaknya kita jangan berlebihan dalam berempati. Berpikirlah jernih. Segala sesuatu itu ada akibat lantaran ada sebab. Kalau kita tidak mampu mengontrol logika dan perasaan, sudah pasti kita akan membela mati2an sahabat kita karena informasi hanya ada dalam 1 sisi saja. Ya hanya versi sahabat kita, tanpa memperdulikan sisi lainnya. Sedekat apapun kita dengan sahabat kita, kita harus bersikap jernih bukanlah menjadi kompor. Kenapa? Logikanya orang yang lagi sakit hati, umumnya akan berpikiran dengan perasaannya, bukan logikanya. Kita yang tidak mengalami masalah, selayaknya meluruskan sahabat jika dya memang tidak benar pemikirannya. Usahakan jadi penengah dengan cara kita. Terlepas benar/salah posisinya.
#berempatilah sesuai porsinya

Allah mengirimkan sahabat tidak untuk menemani kita ketawa-ketiwi saja melainkan untuk meluruskan kita ketika kita salah. Jangan anggap teman yang tidak sepahaman dengan pola pikirmu adalah salah. Setiap orang memiliki jalan pikirnya yang beragam. Memang kita tak pernah akan sama dengan semua orang. Tapi, kita mampu hidup dalam keberagaman pola pikir yang ada dengan satu kunci yakni tidak fanatik dan open minded. Jadi ketika sahabat kita merasa tersakiti dan terkhianati, tugas kita menghibur dan mencarikan solusi, bukan memperkeruh dengan argumen2 kita sehingga keadaan semakin runyam. Satu lagi yang tidak kalah penting yakni tak perlu ikut2an benci. Sekali lagi itu bukan ranah kita. Karna benci tak akan membuat orang semakin bahagia kan?.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

bahagia itu kita yang ciptakan

Mempunyai setumpuk  uang mampu membuat bahagia. Memiliki  koleksi berlian emas permata juga mampu membuat hati gembira. Tapi apakah kebahagiaan harus diukur dengan materi? Pertanyaan ini yang kadang menggelitik relung hati. Lantas apakah bahagia hanya milik orang2 yang berada? Nasib orang2 yang kurang bagaimana? Apakah tidak boleh merasakan kebahagiaan selayaknya mereka?

Bahagia dan tidaknya hanya kita yang dapat  rasakan sebenarnya. Kalo kata2 diatas hanyalah bahagia dimata orang lain. Ingin terlihat bahagia dimata orang lain tepatnya. Sekalipun yang ada di dalam dirinya entah singkron  apa tidak. Jadi bahagia sebenarnya milik siapapun yang menginginkannya. Mau kaya mau raya, muda setengah baya bahkan lansia, jika menginginkan kebahagiaan bisa2  saja kok. Karna bahagia adalah kita yang buat. Bukan bergantung dengan omongan mereka karena bahagia itu kita yang ciptakan.

Hiduplah sesuai kemampuan
Siapapun pasti menginginkan gaji yang besar dengan tunjangan ini dan itu. Tapi apakah kita sadar semakin gaji besar maka pengeluaran akan mengikutinya.Jadi apa yang terlihat di orang lain hanyalah bias cahaya. Pinjam istilah orang jawa "urip ki wang sinawang". Kita hanya melihat kebahagiaan yang tercipta di diri orang lain lantas membandingkan apa yang kita punyai. Sontan saja terasa njeglek alias terpaut jauh. Hal tersebut tidak adil rasanya mengingat kita terlalu kufur terhadap nikmat Allah yang tiada kiranya ini. Kita hanya berfokus terhadap apa yang kita lihat saja tanpa mau melihat "dibalik layar" yang bersangkutan dalam menjalani hidup. Seyogiya kalau "iri meri dengki" kehidupan seseorang, harusnya sepaket dengan "iri meri dengki" dengan penderitaan orang tersebut.
#bahagia kita yang ciptakan

Ini hidupmu bukan hidup mereka
Jangan jadikan omongan orang lain menghalangi langkah2  suksesmu. Ingat bukankah ini hidupmu? Bukan hidup mereka? Kalau mereka hobinya komentar, memang yang mereka bisa itu,, no more. Sangat manusiawi jika komentar2 itu justru yang membuat kita down. Masuk kanan keluar kiri, ga usah dipikir2 terlalu dalam. Jika omongan mereka mengandung unsur kebaikan bagi kita, monggo diambil sesuai porsinya saja.
#bahagia itu kita yang ciptakan

Ubah cibiran  menjadi kenyataan
Tanpa realisasi, mimpi2 kita tak akanmenjadi nyata. Bagaimana caranya? Dengan menakhkukkannya. Jika cibiran  menggiring kami untuk menyerah, maka tekad dan keyakinanmu  hendaklah yang menyelimutimu. Tak perlu membuktikan cibiran  mereka itu salah. Buat apa? Yang harus dilakukan segera bangun dan fokus terhadap apa yang akan kita lakukan. Usaha maksimal wajib pula dan ikut-kan Allah disetiap usaha kita. Pasrahkan semua daya kekuatan hingga keletihan yang telah kita lakukan padaNya. Agar selanjutnya menjadi urusan Allah. Sekalipun hasil tak seperti yang diharapkan, maka sejatinya Allah menginginkan kamu menjadi orang yang lebih joss lagi. Allah menginginkan kamu untuk usaha lebih giat dan lebih fokus. Allah ingin melihat seberapa tekad yang engkau miliki. Allah ingin melihat kamu lebih dari apa yang kamu inginkan. Lihatlah ketapel, semakin karetnya ditarik kebelakang maka apa yang terjadi? batu tersebut akan melesat lebih tinggi maupun lebih jauh. Yaps itulah contoh yang mampu kita aplikasikan ketika kita sedang dalam keadaan terpuruk. 
#bahagia itu kita yang ciptakan

Bukan lagi menjadi alasan untuk tidak berbahagia dalam menjalani kehidupan ini. Jika keadaan kita sedang tak bersahabat, maka peluklah ia erat2  dan katakan "aku akan tetap baik2 saja". Ya semua akan baik2 saja atas ijinNya. Tak perlu risau akan hari esok. Karna Allah telah merencanakan kebahagiaan kepada setiap orang yang Ia kehendaki. Lalu bagaimana caranya agar bahagia itu menjadi sahabat kita? Jawabnya hanyalah satu yakni bersyukur. Mensyukuri setiap detak dan detik yang melekat di diri kita, apapun itu baik dan buruk senang dan susah. Rentetan rasa syukur sangatlah luas, salah satunya mampu bahagiakan orang lain. Yaa membahagiakan dengan cara yang bisa kita lakukan. Dan ketika kebahagiaan kecil saja yang kita berikan kepada orang lain dengan tulus iklas, maka dengan sendirinya kebahagiaan lainnya menantimu. Karena bahagia itu magnet, yang akan mendekat dan menempel dengan orang2 yang memiliki karakter sama.
#semoga bermanfaat & hidup bermanfaat

hikmah bertemu dengan orang yang hobi menguliti kesalahan orang lain

Jika kamu gemar menguliti kesalahan orang lain, aku mah bisa apa. Mungkin kamu sempurna yang tak pernah berbuat kesalahan secuilpun. Sekali dua kali  masih dalam tahap pemakluman, siapa tau karakter "hebatmu" ini bisa berubah. Namun jika berulang kali dan kamu lakukan kepada setiap orang berati ini sebuah watak. Watak tak mampu dirubah perkecualian dengan watuk. Yaps watuk dapat diobati. Baiklah, tak mengapa mungkin ini takdir yang harus dihadapi dengan orang yang mempunyai karakter luar binasah yang dengan mudah menguliti kelakuaan orang lain.  Sakita hati mungkin yang dirasakan ketika menjadi korban kelakuannya, namun apakah kita sadar, Allah memiliki alasan mengirim orang yang mempunyai hobi menguliti kesalahan orang lain agar:

bercermin akan kelakuannya
Kenapa kita harus bercermin? Bukankah kelakuannya negatif? Yaps kita wajib bercermin dari kelakuannya agar kita tidak memperlakukan orang lain seperti yang ia lakukan kepada kita. Agar kita tidak merasa lebih baik dari orang lain. Yang terlihat mungkin orang lain itu bodoh dan gagu, namun kalau kita mau mempreteli dan melihatnya lebih dekat jangan heran kalau kita jumpai hal2 yang sebaliknya. Seringkali yang terlihat sepintas di orang lain adalah bingkai luar yang tidak bisa direpresentasikan sebagai kepribadian seutuhnya. Misalnya dalam sebuah rapat, ada orang yang hanya angguk2 dan senyum ketika melihat hampir semua orang beradu argumen. Apakah orang tersebut bodoh lantaran tidak mengutarakan pendapat? Apakah orang tersebut tak punya nyali untuk ngomong di depan umum? Jawabnya sekali lagi tidak. Justru orang tersebut pandai. Pandai menempatkan diri. Yang bersangkutan paham adakalanya diam itu lebih baik. Tidak semua orang diam itu bodoh. Kalau semua orang pengen ngomong, lalu siapa yang akan menjadi pendengar dari aspirasi2 tersebut? Ya itulah fungsi bercermin, bukan untuk meniru namun sebagai rem agar kita tidak mencontoh dan melakukan hal yang sama kepada orang lain.

melatih kesabaran
kesabaran itu perlu latihan. Sabarpun akan membuat hidup kita mudah. Kok bisa? Ya dengan kesabaran kita tidak akan memusingkan perlakuan orang lain ke kita. Biarkan saja mereka berbuat seenaknya. Selagi kita masih dalam rel yang benar maka  cuekin saja. Yaps EGP. Sekalipun perlakuannya bikin kerutan semakin ketara. Tapi ada kabar baik dari sabar yakni membuat kita awet muda, karna tidak sedikit2 kelakuannya kita pikirkan. Dalam Bahasa Jawa bisa diambil istilah ndableg.

Jadilah orang baik
Tidak semua orang akan menyukai dan sepaham dengan kelakuan kita dan dengan pola pikir kita. Kita baikpun ada saja yang mencela, terlebih kita jahat. Mungkin orang berhobi menguliti kekurangan orang lain awalnya akan mempunyai banyak teman lantaran ia menjadi narasumber dari orang2 yang berhobi gosip, terlebih itu hot news. Tapi mau sampai kapan? Orang2 juga bakal menilai kok. Ya sebaik2 kita menyimpan bangkai pasti akan tercium juga cepat atau lambat. Ingin punya banyak teman? Jangan sekali2 dengan menjelek2kan orang lain itu kuncinya. Jadilah dirimu sendiri, jika ingin menjadi yang baik jangan samapai menjelekkan orang lain. Jika ingin menjadi pionir jangan sampai menjatuhkan orang lain. Buat apa kita punya banyak teman, posisi kerjaan bagus namun dengan cara yang tak terpuji. Bisa jadi orang2 segan pada diri kita di depan, namun jangan salahkan jika dibelakang kita mereka mutah. Mau? Naudzubillah.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger