Ada disebuah titik dimana usaha maksimal dilakukan namun birokrasi kerjaan tetap saja rumit dan njlimet. Lobi kanan dan kiri pun sama saja hasilnya dan nihil alias zonk adanya. Pengabdian tahunanpu tidak ada artinya sama sekali, perkecualian jika mempunyai orang dalam.
Zona tersebut hanya berisi bosan dan bosan. Pura2 baik2 saja pun hanya akan bertahan itungan jam. Rasa bosan itupun akan berujung emosi yang entah muaranya dimana. Terlebih posisimu selalu kalah dengan anak baru yang punya "bapak" disana. Kita anak "yatim" mau mau marah dengan siapa? Mau menuntut keadilan rasanya pun akan sia2 belaka. Emosi yang tak kunjung henti akan berakibat buruk bagi psikologis kita. Untuk itu kita bisa mensiasati dengan beberapa hal berikut:
Arahkan energimu untuk hal positif
Menulis salah satu pelampiasan positif dari energi dan semangat 45 yang sudah kita bawa dari rumah. Semangat pagi tersebut akan mengubah emosi2 tersebut menjadi hal produktif. Menulis apapun yang akan melegakan pikiranmu. Sehingga pikiran dan hati tidak sumpek alias penuh sesak dengan aura negatif. Menulis artikel hingga mengikuti perlombaan yang berhadiah bisa dicoba dan dipraktekkan. Singkat kata, sinambi menunggu keajaiban di tempat kerja, kita alihkan dan fokus ke solusi yang produktif. Jadi menunggu kita tidak akan menjadi menunggu yang sia2 tanpa makna. Jika oneday memang di tempat kerja sudah tidak dapat dipertahankan maka kita tidak akan kehabisan ide karna passion kita sudah kita bangun. Ya menulis contohnya.
Realistis saja
Kenyataan memang tak selamanya indah bak rencana dan angan kita. Sudah waktunya move on dari keadaan yang menyakitkan tersebut. Pikiran positif dan realistis harus selalu on-kan agar tidak gegabah. Maksudnya bagaimana? Sekalipun kita stag di tempat kerjaan dan selalu kalah dengan mereka yang punya "bapak" tapi kita harus menimbang2 sebelum memutuskan untuk keluar. Keluar kerja sebelum mendapatkan kerjaan di tempat lain juga sama aja boong. Bukannya meniadakan masalah justru menambah masalah. Terlebih cicilan per bulan dan berbagai kebutuhan wajib dibeli. Jadi, berpikirlah realistis wajib dilaksanakan dan dipunyai dalam pengambilan keputusan.
No Drama
Hidup kita mungkin sudah laksana drama sinetron, maka jangan menambahi untuk merunyamkan hal tersebut. Tak perlu pula setiap orang tau akan derita kita. Cukup adukan semua kegalauanmu padaNya. Kepada Sang Empunya kehidupan. Tuhan punya berjuta cara untuk menaikkan kita disebuah posisi tertentu. Itupun jika kita peka dan mau selalu berusaha. Karna usaha keras tak akan pernah berujung dengan kesia2an. Hanya saja kita mau menunggu "kado" dari usaha kita atau tidak. "Sabarlah sejenak" kata Tuhan bisa berarti sejauh mana kita bersabar dan berusaha sekuat mungkin sekalipun kita dalam keterbatasan. Seberapa pantas kita mendapatkan kado terindah itu. Begitu juga dalam hal jodoh. Banyak misteri Tuhan yang kita ga pernah sangka2. Ribuan orang yang kita kenal, bisa jadi jodoh kita adalah sahabat kita sendiri, adik teman kerja, ataupun orang yang memang orang asing yang ga pernah sama sekali kita kenal. Yang jelas, setiap usaha pasti akan membuahkan hasil. Setiap puasa pasti akan ada masanya untuk lebaran dan mataharipun akan ada masanya digantikan oleh rembulan di malam hari. Untuk itu, ga perlu drama, yang diperlukan semakin dekatkan padaNya dan berkompromi dengan takdirNya agar senantiasa mudah dalam menjalani hidup yang indah ini.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
Baca juga: mewujudkan teamwork, kuncinya pengendalian diri