Entradas populares

teman yang berhati tulus bagian dari rejeki

Perbedaan nyata antara sahabat versi dulu dan kini hanyalah mengenai kehadiran fisik. Persepsi yang tercipta dahulu kala, sahabat adalah orang yang ada di kanan kiri kita secara fisik setiap saat. Urusan yang bersangkutan nyaman atau tidak bersama kita adalah urusan belakangan. Yang jelas sosok sahabat adalah mengenai kehadiran secara fisik.

Namun berjalannya waktu, kesibukan dan kegiatan masing2 mengurangi jatah intensitas yang dahulu sering dijalani. Ga seru dan terkesan ga punya kerjaan kalau everytime harus ada disisisnya kan??. Versi sahabat kini adalah mengenai ketulusan. Ya,ketulusan menerima sahabatnya walaupun jarak membentang. Jujur jika sahabatnya keliru sekalipun itu menyakitkannya. Jika ada kesempatan bertemu,tak akan di sia2kan. Ngobrol kesana kemari hingga dini hari pun tak terasa menjemukan. Yang ada justru tawa ria bahagia. Rasa sayang yang terpancar dari matanya. Ketulusan yang ia berikan pun sangat terasa ketika kita berada si sisinya. 

"lalu nikmat Tuhan mana lagi yang masih kamu dustakan?"..
teman yang tulus menyayangi kita merupakan rejeki yang Tuhan berikan yang tak dapat diandingkan dengan apapun. Jika kita mau dan mampu mensyukuri setiap jengkal yang melekat di diri kita, maka tak akan pernah kita merasa hidup ini tak adil. Maupun sudah saatnya menikah, namun jodoh belum kunjung datang bukan berarti kita harus mendramatisir keadaan. Sekalipun bully dan teror pertanyaan kapan nikah selalu berdengung. Nikmatilah apa yang ada dalam hidup kita semaksimal mungkin. Kita tak akan pernah tau, maksud Tuhan men-delay jodoh kita beberapa saat. Yang jelas, Tuhan maha pembuat skenario terdahsyat. Jadi singkirkan pikiran negatif dan minder lantaran jodoh belum kunjung tiba.

Banyak cara yang dapat diakukan, salah satunya menikmati momen dengan teman yang tulus, sahabat dan keluarga semaksimal mungkin. Selagi masih sendiri, maksimalkan bersama orang2 terkasih. Jadi pikiran tidak terforsir mengapa, mengapa, dan mengapa masih sendiri. Semua ada massa-nya kok, jika sudah saatnya semua akan terjadi. Ga mau kan salah di/me nikah-i seseorang? Naudzubillah. Untuk itu, dikembalikan semua kepadaNya sang pembuat skenario terdahsyat. 
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

dahsyatnya asumsi

Namanya juga kehidupan, ada saja pasangannya. Begitu juga dengan orang yang suka, pastinya ada orang yang ga suka. Jika itu terjadi di diri kita misalnya, kita akan mengetahui kok orang yang suka/tidak dengan kita sekalipun itu tidak terucap. 
Sebut saja dia Mona. Mona sering melihat dan merasakan ketika bertemu dengan Brody di forum alumni, Brody terlihat jijik dan mual. Dalam hati, ini orang kenapa ya? apa yang salah denganku? perasaan ga pernah ngobrol, bukan teman sepermainan pula, kok setiap ketemu seperti ini??.., "gumam Mona".

Ternyata penasaran itu terjawab juga, ternyata yang bersangkutan memang membenci Mona lantaran Brody terhipnotis dengan asumsi yang tercipta dari rekan2nya. Namanya juga bibir, pasti ada saja yang melebihkan dan mengurangi sebuah omongan. Brody ga suka dengan Mona lantaran Mona sosk2an dan pelit. LOL.  Dari mana Brody tau kalau Mona itu sosk2an dan pelit?? patne kerja, bukan?? tetangga,, bukan pula? Jikalaupun Mona sosk2an dan pelit, apakah urusannya dengan Brody? apakah dya diugikan kok sampai begitu bencinya??

Singkat kata pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah dahsayatnya asumsi. Yaa dasyatnya asumsi seseorang yang menyebabkan orang lain beranggapan yang sama dengan mereka. Dengan kata lain, asumsi yang berujung benci secara berjamaah. Jika dari kita sekalipun mengalami di posisi Brody, selayaknya kita ga usah segitunya. Bukannya itu bukan urusan kita? Mona bukanlah teman dekat kita, bukanlah tetangga kita, bukanlah patner kerja kita. Dia hanyalah temen alumni yang blas ga ada komunikasi. Jika adapun hanyalah di forum tersebut dimana hanya sebatas say hello doang. So,,apa urusan kita ikut2an benci dengan sosok Mona jika kitapun tak dirugikan olehnya. Jikalaupun Mona itu seperti yang dijabarkan diatas, ya itu urusannya Mona. Urusan kita adalah belajar bagaimana agar kita tidak mudah terpengaruh asumsi  yang dibangun oleh seseorang. Karena jika kita tetep mengurusi Mona, sama halnya sosok Mona adalah sosok yang ada di depan kita yang sangat tertantang untuk mengalahkannya yang dalam arti lainnya, kita tertinggal jauh dengan Mona yang berdiri tegak di ujung depan sana.
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

bahayanya asumsi

Ketika kita dihadapkan dengan orang yang hobinya brcerita tentang kemewahan yang melekat di dirinya, asumsi yang ada dipikiran kita adalah yang bersangkutan itu kaya dan berhata melimpah. Ketika kita menyimpulkan seseorang itu alim dilihat dari penampilan dan pakaiannya, asumsi yang ada dalam pikiran kita adalah yang bersangkutan taat beribadah dan sejenisnya.Dan ketika melihat orang yang lusuh dan kumal, langsung terlintas dalam benak kita kalau yang bersangkutan kurang suka memperhatikan penampilan.

Yaa asumsi hanyalah sebatas asumsi saja, lantaran tercipta dari kesan luar yang ada di diri seseorang tersebut. Bahayanya asumsi menjadikan kita kecewa lantaran ekspektasi meleset. Kitanya yang sering melebihkan pandangan tentang seseorang versi kita. Misalnya, orang kaya dalam angan kita adalah orang yang punya ini dan itu. Sangat lumrah kan jika ada orang yang hobinya pamer ini dan itu kita langsung berasumsi yang bersangkutan kaya? begitu juga dengan orang yang secara penampilan alim dilihat dari penampilan yang membungkus raganya, yang bersangkutan pasti tekun beribadah dan sebangsanya. Tak jauh pula ketika berhadapan dengan orang yang lusuh, kumal dan kurang sedap aromanya, yang ada dalam pikiran kita yang bersangkutan orang yang cuek dengan penampilan tentunya.

Sangat tersentak, tatkala beruntun mengalami dan menjumpai hal2 yang terlihat secara luar waaww namun kenyataan yang ada justru berbanding terbalik. Lalu siapakah yang salah? bukan yang bersangkutan tentunya yang salah. Yang salah justru asumsi kita karena ekspektasi kita yang berlebihan. Pelajaran besar bagi diri saya khususnya, bahwasanya jangan tergesa2 menyimpulkan apapun itu hanya berdasarkan kesing luarannya jika kita tidak ingin kecewa. Dan yang tak kalah pentingnya, janganlah membandingkan sesuatu dengan asumsi versi kita.
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

mengalihkan rasa kangen

Hal paling menyebalkan dalam hidup adalah kangen dengan dya yang sudah jadi milik orang lain. Kangen dalam artian yang sangat luas. Kangen canda, tawa, nasihat petuahnya hingga kekonyolannya. Kangen kangen kangen tapi tak dapat melakukan apapun lebih lantaran ada tembok pembatas yang tak mungkin lagi dilalui. Demi kemashalatan rumah tangganya tentunya, rasa kangen ini harus di potong dan dimutilasi. Kangen lantaran dya teristimewa dan limited edition yang sangat membekas dalam relung jiwa ini. Yang mungkin saja sulit untuk mendapatkan sosok yang sama baiknya.

Sama halnya jika yang kangen datang dari pihaknya. Mencoba memulai hubungan baikpun hasilnya akan tetap sama lantaran ada tembok penghalang agar jangan sampai air mata kangen itu tumpah. Rem yang ada dalam masing2 harus selalu dicek dan di upgrade agar secara pasti terkontrol dan tidak akan menjadi masalah. Ingin bertemu? Ingin berkomunikasi??? Jangan sampai keegoisan kita menyakiti dan merusak kebahagiaannya yang telah ia pilih.

Duhai daun yang sedang bergoyang, duhai burung yang sedang berkicau, dan duhai bayu yang sedang bertiup.. Ku titipkan rasa ini pada kalian. Bisikkan hal itu kedalam relung hatinya. Sampaikan rindu terdalam itu padanya. Tuhan,, berikanlah keihlasan pada relung jiwa ini dalam menjalani setiap fase kehidupan yang telah Kau takdirkan dengan sangat indah ini. Tuhan ajarkan diri ini tentram dengan pilihan yang Kau gariskan dan kuatkanlah diri ini untuk bertanggung jawab atas jalan yang telah kami tunjuk.

Dan satu2nya solusi adalah rengkuhlah ia dengan doa tulusmu. Kembalikan semua rasa ini kepada Sang Pemilik Segala Rasa. Pasrahkan padaNya apapun yang melekat di diri kita. Baik buruk, suka duka, bahagia kecewa karna sudah pasti atas kehendakNya agar jiwa2 ini tenang dan tentram.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

teman baik itu yang pengertian

Kaget lebih tepatnya ketika dapat sms "koe jeh nompo sms to?" duh karakter teman macam2 dan kadang butuh kesabaran xtra dalam memahaminya. Ketika jarang sms misalnya, bukan berarti saya ataupun kita sombong dan melupakan. Bukan pula mentang2 punya hape pintar lalu ogah membalas smsnya. Duh jika berfikiran seperti hal tersebut saya rasa kok sangat sempit sekali pemikirannya.

Adakalanya orang sibuk dengan seabrek kegiatannya dan enggan berbagi mengenai apa yang sedang ia kerjakan. Dya bukan artis yang dalam kesehariannya harus mem-publish. Adakalanya pula hal tersebut bagian privasi dalam kehidupannya.

Pertanyaannya justru berbalik? Apakah pertemanan/persahabatan harus everytime berkomunikasi intens? Kalo ditanya balik justru jawaban saya tidak. Kenapa? Kalo pemikiran saya, teman/sahabat yang baik akan memahami kita sekalipun tanpa diminta. Jika ia teman yang baik, sekalipun tidak ada komunikasi intens sebelumnya ketika bertemu dikemudian hari, ia akan tetep baik dan renyah seperti sebelumnya. Mengapa bisa begitu? Karena dari masing2 tercipta satu pemahaman yakni pengertian. Pertanyaan selanjutnya, kita termasuk teman yang bagemana??
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

tak selalu orang lain membutuhkan ocehanmu

"berbicaralah seperlunya", "nasihatilah jika diminta" dan "berhentilah berbicara sebelum orang muak denganmu". Beberapa pertanyaan tersebut dapat dijadikan rem bagi kita ketika hasrat ngomong ini tak mampu dibendung. Jangan salahkan orang lain ketika muak dan menghindarimu lantaran mereka bosaaaan dengan ocehanmu yang selalu kau agung2kan tanpa melihat bahwasanya orang tersebut memiliki hak bebas mendengarkan cerita monoton kita.

Caranya gampang untuk melihat orang tertarik dengan cerita kita atau tidak sebenarnya. Ketika orang lain antusias dan sungguh mendengarkan dan merespon maka dya tertarik dengan ocehan kita. Kadarnyapun beragam, namun masih dalam konteks yang bersangkutan tertarik. Namun jika yang ogah2an mendengarkan dan pura2 senyum setuju, itu pertanda ia bosaaan. Tak tertarik dan tak ingin tau dengan ending yang kita ceritakan. Bisa jadi yang berangkutan hanya nglegani lantaran kita lebih tua ataupun kita lebih senior.

Berhentilah memberi beban kepada orang lain dengan cerita tak menarik itu, sadarlah bahwa tak selalu orang lain membutuhkan ocehanmu. Apa sih sebenarnya yang dicari? Eksistensi kah? Pengakuan hebat kah? Atau itu bagian passion dari kita?? Semua berpulang kepada kita masing2. Bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut. Ga mau kan kita dibenci banyak orang lantaran hobi nyombong? Ga mau kan jadi orang egois lantaran memaksa orang untuk menjadi pendengar yang baik??
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

waktu yang akan menjawab opini

Kalo kalian pernah  denger kata ini 'jangan memandang siapa orang yang memberikan ilmu,namun lihatlah ilmu yang ia berikan" yaps bener banget pernyataan tersebut. Hal tersebut kontras dengan pertanyaan berikut 'jangan percaya gosip yang beredar sebelum kamu tau cerita sesungguhnya' karna apa? Pada dasarnya orang suka melebihkan dan mengurangi omongan orang lain. Misal ngomong A Ntah bagemana caranya bisa jadi Z yang sungguh sangat kontras. Tidak semua orang namun ada sebagian diantaranya berkarakter seperti hal tersebut.
  
Dengan mudahnya orang termakan dengan gosip murahan yang beredar sedangkan ia sendiri belum tau kenyataan kejadian yang membuat heboh tersebut gosip ataupun fakta. Ada saja celah untuk menggali kejelekan orang lain. Ada saja telinga untuk mendengar aib temannya dan ada pula bibir dengan mudahnya membalikkan cerita dari sesungguhnya.
 
Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah jangan mudah menyimpulkan baik buruk orang sebelum kita mengetahui bagemana cerita aslinya. Sekalipun kenyataannya memang sama seperti yang dibicarakan toh bukan urusan kita kan? Bukankah setiap orang menanam yang bersangkutan akan menuai? Kenapa kita harus repot2 ngurusi urusan orang lain? Apakah kita sudah merasa lebih baik darinya? Dan masih banyak sederet pertanyaan untuk diri kita agar selalu mengkoreksi diri dan sebagai rem agar tidak mudah mencela dan menganggap orang lain sasaran empuk untuk direndahkan bahkan dibully..

Katakanlah orang yang selalu direndahkan dan obyek bully hanya diam dan seolah mengiyakan apa yang tersudutkan untuknya bukan berarti "iya". Bisa jadi yang bersangkutan tidak tertarik untuk mengklarifikasi kejadian tersebut. Bisa jadi pula yang bersangkutan pasrah dengan opini yang telah menggelinding bak bola salju tentang berita negatif tentangnya. Karna sekuat apapun kita tak sanggup mengawal opini yang tercipta dalam benak satu orang ke orang lainnya.
  
Biarkan waktu yang akan menjawab opini, jika baik tetap akan terlihat dan nampak baik sekalipun diwarnai dengan drama sebelumnya. Begitu juga sebaliknya. Sekuat apapun menyimpan bangkai cepat lambat bau itu akan tercium juga. Dan memang jadi orang paling enak itu ketika menjadi diri sendiri, apa adanya dan ihlas dalam menghadapi apapun. Seberat apapun pasti atas ijinNya mampir dalam kehidupan kita. Jadi berat dan ringan hal tersebut sudah barang tentu ditimbang olehNya sesuai dengan kadar kemampuan kita. Jadi nikmat mana lagi yang masih kamu dustakan??
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia


Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger