Ada
beberapa hal yang tak dapat kita rubah dan kita pungkiri sepanjang kehidupan
kita. Dimana ia akan membuntuti kita dalam setiap langkah. baik langkah kebaikan
maupun langkah yang kurang tepat. Dan mayoritas orang, selalu mengungkit2 hal
ini jika kita sedang mengalami hal2 “kurang beruntung”. Berikut 3 hal yang melekat di pikiran masyarakat:
Siapa orang tua kita
Seorang
anak tidak dapat memilih sosok orang tua
saat ia dilahirkan. Jika ditarik ke belakang, orang sering menganggap
remeh dan sepele anak yang berbackground orang tua miskin, pendidikan rendah
bahkan anak yang tidak jelas asal usulnya. Jika ditanya, tentunya mereka juga
menginginkan terlahir dari rahim seorang ibu yang sholehah dan ayah yang kuat
dan tangguh. Yang siap secara lahir batin, spiritual dan meteriil mendidik dan
membesarkannya. Namun keadaan yang ada sering sebaliknya.
Bukan
hak kita menghakimi dan seolah membenarkan tingkah laku orang tuanya yang negatif
menurun di darah si anak. “oh pantes bapaknya tukang judi kok”. Kata2
negatif semacam ini yang beredar di masyarakat ketika anak dari keluarga “kacau”
melakukan kekacauan yang sama seperti orang tuanya. Memang
benar kita tak dapat memungkiri siapakah orang tua kita, namun kita sebagai
anak jangan khawatir dan berkecil hati. Kita memang tak mampu memilih terlahir
dari siapa, namun kita mampu memilih masa depan yang hendak kita lalui
selanjutnya. Kita masih punya harapan besar akan keajaiban yang Tuhan berikan
kepada kita. Ga jadi masalah jika orang tua kita mantan seorang penjudi. Sekalipun
konsekoensinya kita tercap sebagai anak penjudi. Namun bukan berarti kita harus
sama jadi penjudi kan? Hal ini adalah sebuah latar belakang masalah dimana hal2
yang memperkuat supaya kita mampu mengilangkan stigma negatif keluarga kita di
masyarakat.
Kalau
orang tua kita berjalan di rel yang salah, maka kita harus ada dalam rel yang
benar. Keyakinan itu muncul, ketika kita berbuat baik sebaik2nya, Tuhan tidak
akan diam. Banyak tangan Tuhan yang membuat hal yang dimata orang tak mungkin
dan seolah omong kosong bahkan dongeng di siang bolong menjadi nyata dan luar
biasa. So jangan pernah rendah diri
lantaran background hitam yang melekat di diri kita. Terus gali potensi yang
kita punya sedalam2nya. and now time to
show our skills.
Keturunan siapakah kita?
Berjalannya
waktu, si anak mampu memilih jalan mana yang hendak ia lalui ketika ia dewasa. Seperti jalan yang sudah pernah dipilih orang
tuanya, ataukah ingin memilih jalan yang sebaliknya. Ketika anak tersebut mau
dan mampu berubah dan berusaha semaksimal mungkin dan mendapatkan kesempatan
dari lingkungannya, tidak menutup kemungkinan yang bersangkutan bisa menjadi
anak yang membanggakan orang tuanya, bahkan memberikan senyuman tunduk hormat
kepada orang2 yang dulunya sering memaki dan sering mengkotak2an bahwa ia tak
mungkin mencapai kesusksesan. Boro2 kesuksesan, hidup bahagia adalah mustahil
menurut mereka. Jadi,
background negatif keluarga bahkan lingkungan yang melekat di diri seseorang
bukanlah sebuah penghalang untuk meraih kesusksesan dan keberkahan hidup.
Bagaimana lingkungannya?
Banyak
orang sukses yang berasal dari lingkungan yang “tak layak”. Kuncinya ada di
diri seseorang. Mau gigih memperjuangkan hidupanya atau pasrah bahkan putus
asa. Lingkungan baik tidak menjamin
mencetak semua “lulusan baik”, begitu juga sebaliknya. intinya apapun
lingkungan kita, satu yang perlu kita pahami dan sadari yakni berpegang teguh
pada aturanNya. Ketika
kita patuh padaNya, kita mampu menjadi pionir dimana mampu mengubah dan membawa
kebaikan bagi lingkungan yang kata orang “tak ramah”. Kita mamapu menularkan
keilmuan kita dan menerapkannya disana. Bukankah sebaik2 manusia adalah yang
bermanfaat bagi sesama?.
Jadi,
siapapun orang tua kita, bagaimanapun sepak terjang keluarga kita dan
bagaimanapun lingkungan yang menempa kita bukanlah sebuah penghalang kita untuk
meraih kesuksesan. Justru ini waktunya bagi kita menjadi agen perubahan bagi diri
kita sendiri, keluarga dan lingkungan kita agar semakin lebih baik dan baik
lagi. Apapun background yang melekat di diri kita tidak dapat kita hilangkan
dan kita pungkiri, namun satu hal kita masih bisa memilih masa depan seperti
apa yang hendak kita lalui. Semua kembali ke kita masing2. Baca juga tetap berbuat baik
#Semoga
bermanfaat dan hidup bahagia