Ada
kalanya kita di sebuah keadaan bila rindu menyapa dengan ia yang
sudah menjadi suami orang. Tetiba teringat ia yang pernah mengisi
kehidupan, beberapa waktu yang lalu. Tapi apa yang harus dilakukan? Sedang dia
sudah tak sendiri lagi. Membiarkan rasa ini terus menerus hadir, membuat jiwa
ini tak tenang dan tentram. Antara ingin memulai komunikasi dan takut semakin
terasa ketidak-aturan rasa yang dulu sungguh sulit untuk didamaikan kembali
menganga. Lalu apa yang harus dilakukan jika dalam posisi ini?
Berdamailah dengan diri sendiri
Katakan
kepada diri anda bahwa ia bukan lagi milik anda yang sewaktu2 bisa dihubungi.
Sekarang ia adalah ayah dari anak yang sangat lucu itu. Jika rasa itu harus
kembali muncul dan tekuak, apakah tidak ada hati yang tersakiti? Sekalipun
keduanya dari kita sama2 saling menyayangi? Damaikalnlah hati anda agar
berkompromi dengan keadaan. Katakan ini yang terbaik dari keadaan yang dulu
kalian impikan. Berpisah sebuah keputusan bersama, maka selayaknya diantranya
harus mematuhinya.
Ambil air wudhu dan sholat
Mohon
ketenangan dan ketentraman batin kepadaNya. Yang mampu menentramkan jiwa, yang
selalu menuntun hambaNya untuk selalu ada dalam rel2 kehidupan yang baik. Dekap
ia dalam lantunan doa tulusmu. Sekalipun dari jarak jauh, namun kekuatan doa
tulus tak ada tandingannya dan tak perlu diragukan lagi serta kembalikan semua
pintamu padaNya Sang Empunya kehidupan.
Posisikan diri kita di dalam posisinya
Dengan begitu
kita akan seribu kali lipat berindak bodoh dan ceroboh. Bagaiaman jika ini
menimpaku? Bagaimana ini jika aku di posisi istrinya? Biarkan ia tenang dan
damai dengan pilihan dan keluarga barunya. Bukankan ini ikrar yang dulu pernah
kalian ucapkan ketika berpisah? “Mendukung dan saling mendoakan untuk mendapatkan
pasangan yang terbaik sekalipun tak akan pernah bersama”. Ga lucu jika
kebahagiannya terusik dengan tingkah konyol kita.
Baca juga kuncinya pengendalian diri
#semoga
bermanfaat dan hidup bahagia