Entradas populares

4 Alasan Memilih Diam

"Silence doesn’t always mean “ya” sometimes it means I’m tired of explaining to people who don’t even case to understand”.

Adakalanya orang lebih memilih diam, dari pada harus banyak omong yang sebenarnya hak-nya yang bersangkutan untuk menjawab omongan yang tertuju ke arahnya. Namun, perlu disadari orang diam bukan berarti lemah dan bukan berarti sepakat terhadap apa yang dituduhkan kepadanya. 3 alasan orang lebih memilih diam dan tersenyum ketimbang menanggapi kicauan pedas mereka.

Tak butuh klarifikasi
Kita tak mampu membendung opini dan pendapat orang. Setiap orang memiliki jalan pikirnya sendiri2, sangat lumrah jika satu dengan yang lainnya berbeda. Begitu juga dengan yang namanya penilaian. Orang berhak menilai apapun, baik buruknya. Sehingga ada dalam sebuah kasus orang memuji dan ada sebagian mencaci. Karna penilainnya tersebut bersifat subjektif ataupun relatif. Tergantung yang menilai menggunakan sudut pandang mana. Kembali lagi, ketika orang tersebut suka terhadap kita pasti akan beropini baik, begitu juga ketika yang bersangkutan benci dengan kita, tak mungkin ada opini baik yang keluar dari mulutnya sekalipun kita baik. Kembali lagi sebuah pendapat itu bersifat sangat melekat di diri orang yang bersangkutan, tidak dapat dijadikan patokan bahwa keadaan yang sebenarnya adalah sama dengan apa yang diutarakannya.

Contoh:
#Oh si Tami itu orangnya baik bangeeet,, hatinya tulus, ihlas,   dermawan. Sering kalau aku dikasih makanan, semalem-pun aku dikasih dodol garut bla bla bla bla... (komen positif dari orang yang sering interaksi dengan Tami, sekaligus tetangga dekat kosannya)
#Idih Tami mah orangnya ga’ suka bergaul, cuman ngurung dikamar ajah. Hadah mang besok2 ga’ bakalan butuh tetangga apah?? .. (komen dari orang yang tidak dekat dengan Tami, baik tidak dekat secara pribadi maupun tidak dekat dengan tempat tinggalnya).

Terlihat kan, perbedaan komentar dan pendapat orang lain. Sejauh kita masih dalam jalur yang benar, maka di-ignore-kan aja omongan mereka. Kita hidup bukan untuk mencari penilaian orang2 kok. Mungkin saja mereka berkomentar negatif lantaran mereka tidak mengenal kita secara dalam. Dan kita tak perlu mengklarifikasi bahwa kita adalah orang yang baik agar image kita di masyarakat yang telah pudar dapat kembali bersinar. Kembalikan ke waktu saja, beri kesempatan padanya untuk  membuktikan apakah kita memang seperti itu atau sebaliknya, karna orang baik tanpa harus dipublikasikan akan tetap baik dengan sendirinya.

Hanya kita yang tahu persisnya
Mungkin sering kita rasakan, tatkala kita “dihakimi” oleh kicauan sebagian orang lantaran kita belum kunjung menikah. Dari nanya baik2, pura2 peduli namun terselubung cuman mau ngepoin doang hingga nyiyir ga’ jelas. Pertanyaannya justru terbalik? Kenapa kita yang belum nikah namun mereka  ributnya luar biasa ya??. Belum menikah bukan berarti tidak laku loh!! Segala sesuatu pasti ada alasannya dan hanya yang bersangkutanlah yang tau persis mengapa. Tak ada gunanya kita mengumbar berita di depan umum kan? Kita bukan selebritis yang setiap detik kesorot oleh lensa kamera, bahkan beritanya menjadi trending topic di berbagai media. 

Kita hanyalah orang biasa, yang tak semua alasan ataupun kejadian harus di blow up ke jagad nyata bahkan jagad maya kan?? Tak ada manfaatnya justru malu keless lantaran privasi kita sudah hilang. Yang ada hanya akan menjadi bahan lelucon orang2 ketika kita sering mengobral kisah diri kita didepan umum [red: dunia nyata dan maya]. So think smart guys, karna pada dasarnya mereka suka melebihkan dan mengurangi setiap omongan. Yang dibutuhkan disini, terus berpikiran positif apapun yang terjadi di kehidupan kita. Mengupayakan apapun yang terbaik dengan jalan yang baik2 pastinya. Semua sudah diatur oleh-Nya, namun ikhitiar adalah  kewajiban kita. Hanya kita yang tau apa yang seharusnya dilakukan so cuekin ajah kicauan mereka, anggap saja mereka sayang dan peduli dengan kita.

Tak butuh jawaban
Kicauan yang tak terkontrol cepat atau lambat akan membahayakan. Jangan anggap remeh orang diam. Orang diam bukan berarti yang bersangkutan lemah dan tak berdaya lho!!. Bukan berarti sepakat dengan opini yang menyudutkannya. Hanya saja yang bersangkutan prefer diam daripada membalas omongan miring tersebut. Adakalanya ketika sudah diklarifikasi bukannya surut malah justru semakin banyak spekulasi bertebaran kemana2. Perlu dipahami, setiap pertanyaan tak selalu butuh dengan jawaban kan? Terlebih dengan kicauan. Sambut dengan hati yang lapang, seraya mengamini doa2 tulus yang mereka panjatkan untuk kita. Mungkin saja bentuk perhatian mereka dengan cara seperti itu.

Bom waktu
     Mungkin terlihat orang itu diam, namun apakah kita tahu perasaan yang berkecamuk dalam hati, dalam relung jiwanya?? Ketika dia sudah berusaha menahan sekuat tenaga terhadap nyinyiran orang2 namun selalu saja tak ada habisnya, wajarkah jika diamnya berubah menjadi bom yang mampu meluluhlantahkan keadaan yang semula baik menjadi sebaliknya? Menurut saya wajar, lumrah dan manusiawi. Kita sering tak menyadari, kita terlalu banyak tuntutan terhadap orang lain, kita terlalu sering mengurusi urusan yang bukan urusan kita, kita sering lupa untuk bercermin apakah muka kita ada kotorannya apa tidak?? Yang sering kita lakukan adalah menghakimi orang yang bersangkutan seenaknya tanpa memahami apa yang sedang ia alami dan apa yang sedang menjadi kewajibannya. 

    Miris memang namun ini sudah sering terjadi, bom waktu mampu melelehkan persaudaraan yang dulunya baik menjadi tak berarti. Kuncinya hanyalah satu, bilamana kita mampu memposisikan diri terhadap posisi orang lain saya rasa bom waktu ini tak akan terjadi. Pertanyaannya satu, apakah kita mau, mampu dan sadar akan hal tersebut atau tidak?
     
    Melakukan apapun sejatinya jangan berorientasi dengan pendapat orang, ga’ akan ada habisnya. Bukannya semakin maju namun justru semakin drop lantaran tak dapat melangkah. Luruskan niat karna-Nya, ikhtiar sebaik2 mungkin dan kembalikan kepada-Nya karna tak kan ada yang tak mungkin terjadi jika Ia mengijinkannya untuk terjadi. So, go ahead!!
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

3 Manfaat Menjadi Diri Sendiri

Hidup ini akan indah jika kita mampu melihat hidup dengan kaca mata prasangka baik. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, namun tetap enjoy dan merasa cukup. Begitu juga sebaliknya, kita akan merasa menderita dan merasa merana, jika tak pandai2 bersyukur akan anugrah yang Tuhan titipkan ke kita. Banyak cara yang mampu dilakukan untuk membuat hidup ini semakin indah, salah satunya dengan menjadi diri sendiri. Berikut manfaat menjadi diri sendiri:

Tidak ada kepura-puraan
Menjalani hidup semampunya, tidak memaksakan diri untuk dapat pengakuan orang lain, tidak menghalalkan segala cara agar terlihat mampu bahkan diatas rata2. Jikalau yang ada dalam pikirannya hal tersebut, yang ada hanyalah gali lubang tutup lubang yang ending-nya hidupnya ga’ akan tenang dan duaaaar akan stress. Knapa? karna apapaun tak akan ada kata puas dan cukup sebelum malaikat Izrail melaksanakan tugasnya. Selalu saja ingin lagi lagi dan lagi.
Buat apa malu dengan keadaan yang kita punya? Buat apa memaksakan membeli hal2 yang sebenarnya kita tak membutuhkannya lantaran gengsi??

Selalu merasa cukup
Bahagia dalam arti seluas-luasnya, maksudnya bahagia bukan hanya dimulut, namun benar2 di hati sehingga terpancar dari auranya. Apapun kondisinya yang bersangkutan akan tetap merasa bahagia. rasa bahagia yang terpancar dari rasa syukur yang dipanjatkan untuk kekasih-Nya yang begitu Maha Pemurah dan Penyayang yang telah dengan ijin-Nya ia mampu merasakan kabahagiaan lahir dan batin. Kebahagiaan dalam hal ini tidak mutlak berupa nominal rupiah. Rejeki yang bersumber dari banyak hal yang menjadikan orang dalam fase ini merasa cukup atas nikmat Tuhan yang diamanahkan kepadanya.

Tenang, Optimis dan Positif thingking
Menjadi diri sendiri membuat pribadi semakin tenang, tidak putus asa dan berpikiran positif menyambut harapan2 baru. Tak ada secuil keraguan dan perasaan su’udzon akan ketetapan yang diberikan untuk-Nya, sekalipun pahit menurutnya. Apapun hal2 yang menyapa dalam kehidupannya, yang bersangkutan menerima dengan ihlas tuk menjalaninya.
Manusiawi-lah jikalau mengeluh, namun yang bersangkutan paham dimana ia harus berkeluh kesah, dimana ia harus menyandarkan harap, dan dimana ia menumpahkan asa-nya. Tidak lain tidak bukan hanya kepada-Nya yang memiliki solusi dan yang tak pernah ingkar janji.

Menjalani kehidupan tanpa ada bayang orang lain sungguh menyenangkan. Tanpa ada beban harus ini dan harus itu. Tetap berdamai dengan keadaan yang mengukungnya dan tetap berbuat sebaik2nya apapun yang ada di depan mata. Tak ada hal yang sia2 jika dilakukan dengan ihlas, sepenuh hati, dan serius. Perlu selalu diingat, setiap orang memiliki jalan yang beragam, jadi buat apakah memaksakan diri untuk meniru jalan orang lain? sedangkan kita sendiri memiliki jalan yang bisa jadi jalan itu lebih baik dan lebih sukses dibandingkan dengan cermin yang selama ini kita contoh. Pertanyaannya sekarang, apakah masing2 dari kita mampu melihat dan peka terhadap kode2 alam yang Tuhan berikan sebagai langkah sukses kita??
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

5 Tipe Teman

Ngomongin soal teman atau sahabat memang tak ada habisnya. Dari teman biasa, teman sepermainan, teman curhat, teman tapi mesra, teman temani melek, teman gossip bahkan teman yang bener2 teman. Suka duka kehidupan tak lepas menyapa di setiap hembusan nafas insan manusia. Sehingga tak heran kita manusia biasa ini membutuhkan teman untuk sharing alias berbagi kepenatan yang tlah menyapa. Dengan berbagi setidaknya akan mengurangi beban yang bergelayut dalam pikiran. Seorang teman akan memberikan solusi ataupun memberikan sudut pandang terhadap paparan permasalahan yang kita alami.
Tapi awas,, warning!!! Hati2 memilih teman yak. Mengapa? Tak semua orang bisa dijadikan teman. Ketika yang bersangkutan baik perilakunya didepan kita tak menjamin baik juga lho di belakang kita. Bukannya suudzon, namun tak ada salahnya mencegahh untuk masalah privat jangan sampai diumbar ke sembarang teman. Alih2 ingin mendapat masukan/solusi malah berbalik. Yakni mendapatkan masalah baru yang membuat hidup lebih runyam, dimana hal tersebut menjadi boomerang dalam kehidupan kita. Berikut beberapa tipe teman yang ada di sekeling kita:

Senang melihat orang susah, susah melihat orang senang
Waaah bahaya nih dengan tipe ini. Kita harus waspada karena terkesan peduli dengan penderitaan kita, namun sebenarnya yang bersangkutan hanya basa basi, ngepoin apa yang sedang dan akan kita lakukan. Klau kita ga’ peka terhadap tipe ini, ketika kita terlena untuk berkeluh kesah dengannya habis sudah riwayat kita. Tipe ini suka membuat lelucon dengan penderitaan yang kita alami dihadapan orang2. Dia bakalan bungah ga’ ketulungan ketika ada orang menderita, sedangkan jika kita sedang bahagia atau sukses ada aja celah negatif di pikiran tipe ini. Keinginannya cuma satu yakni dia hanya seorang yang boleh bahagia, titik.

Datang hanya disaat butuh saja
Tidak dapat dipungkri kita akan kecewa bahkan gondok ketika mengalaminya. Datang disaat butuh, pergi ntah kemana ketika tak butuh kita lagi. Layaknya kita seperti tempat sampah aja, tempat menumpahkan uneg2. Memohon2 untuk segera didengarkan dan direspon cerita yang bagi kita sebenarnya tidaklah menarik. Kelar masalahnya, kelar pula yang bersangkutan menghubungi atau nyamperin kita. Ga’ heran dia bakalan datang lagi klo ada masalah lagi. Mirip kayak jalangkung yak, yang datang dan pergi sesukanya.
Ketika kita ingin gantian curhat atau sharing ia menghilang ntah kemana. Jejaknyapun tak diketahui. Apa yang bersangkutan kemakan ikan nemo ketika main ke pantai kemarin yak,,? ataukah yang bersangkutan lagi piknik ke kutub,?? sehingga saking dinginnya ga’ sempet mbales sms ataupun mention kita.
Dalam konteks ini, jika kita mau mengambil benang merah ataupun nilai yang ia torehkan ke kita, kita ialah orang yang bermanfaat bagi dia. Dia sudah pasti membutuhkan kita. Dengan kata lain kita bermanfaat bagi sesama. Jika kita ikhlas menjalaninya itu akan menjadi pahala yang besar tentunya, karna membantu teman menghalau kegalauannya. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya.?? Tinggal kita mau atau tidaknya.

Teman seSAAT: SAAT bersama= teman, SAAT berpisah=lupa
Ada loh tipe seperti ini. Ketika bersama aja layaknya sahabat yang tak terpisakan yang sejiwa seia sekata, namun ketika keadaan telah mengharuskan untuk berpisah, seolah kenangan yang pernah terukir menguap begitu saja, ntah karena kesibukan ataupun memang karakternya saja. Ketika komunikasi dibina lagi-pun hasilnya tetap sama. Kenangan yang pernah ada seolah hilang tak bersisa.
Namanya juga teman seSAAT, jadi ya hanya seSAAT saja. Disebut teman hanyalah ketika SAAT bersama. Jangan terlalu PD mengganggap orang lain adalah teman baik lantaran yang bersangkutan sangat peduli dengan kita. Bisa jadi baginya apa yang ia lakukan adalah hal biasa dan lumrah ia lakukan terhadap orang lain. Singkat kata, bagi dia kita sama aja dengan teman lainnya, nothing special gitu deh.. Nah loh klo begitu yang kecewa siap noh???

Mematri kenangan di hatinya
Percaya ga’ suatu persahabatan tanpa ada komunikasi intens akan tetap terjalin?? Jawabnya harus percaya [maksa doong!!], karna aku sudah membuktikannya berkali2. Namanya juga hidup, satu orang dengan orang yang lainnya mempunyai jalan sendiri2 untuk menggapai kesuksesan. Beragam jalan untuk menuju sukses sekalipun harus ke luar daerah, keluar provinsi, keluar pulau bahkan ke luar negeri ataupun ke luar bumi. Konyol rasanya, jika alasan tak ingin berpisah dengan sahabat terbaik mengindahkan kesempatan2 yang brilian yang sudah ada di depan mata. Ga’ mau kan seperti itu?? Jangan fikirkan tentang persahabatan yang telah dibina baik sebelumnya. Jika kasus diatas adalah tentang teman yang hanya seSAAT, maka hal ini lain. Justru kenangan yang melekat di hati inilah yang menjadi magnet baginya untuk bernostalgiakan ntah berantah.
Sekalipun kesibukan satu dengan yang lainnya menggerus komunikasi diantaranya. Satu hal yang mampu membendung  yakni me-remind kenangan yang tlah terpatri di lubuk hati. Semakin mengingat, semakin ingin pulang karna knangan tersebut berlarian tanpa lelah di pikiran. Ketika ada kesempatan bertemu-pun,  tanpa canggung dan tanpa ada kata ragu untuk mengila bersama.

Teman tertulus
Mampu mendengar keluhan tanpa kita bercerita. Mampu merasakan penderitaan walau tanpa kita tunjukkan. Siapakah dya? Dia adalah sahabat terbaik yakni orang tua kita. Ntah lantaran mereka orang tua kita yang memiliki feeling tajam atau perasaan yang sensitif. Mereka akan menerima kita dengan segala kesalahan dan kekurangan kita. Menyediakan bahunya untuk bersandar. Merelakan tangan halusnya untuk menyeka air mata yang tak mampu untuk bertahan di tempatnya.
Anugrah Allah yang diberikan untuk kita yakni diberikan sahabat terbaik yang senantiasa ada di kala suka dan duka, tanpa pamrih bahkan tanpa tendensi apapun menerima kita dengan segenap jiwanya. Yang akan merengkuh kita tatkala kita limbung dan lemah tak tak berdaya.
     Siapapun teman atau sahabat kita, sepatutnya kita bersyukur karna ia adalah rahmat Allah yang diberikan untuk kita, untuk menemani di dalam kehidupan kita. Hadirnya teman atau sahabat ialah isyarat Allah bahwa kita memang tak mampu hidup sendirian.
#semoga bermanfaat salam hidup bahagia..


3 Hal Sepele yang Membahayakan di Jalan Raya

Ada beberapa hal sepele namun bikin ngeri ketika berkendara di jalan raya, bukan lantaran SIM atau STNK ketinggalan lho.. Hal2 sepele yang mampu bikin runyam namun jarang disadari si pengendara kalau hal tersebut akan merugikan dirinya bahkan orang lain [red:pengendara lain].

Maenan hape di jalan
Rasanaya pengen ngomelin orang yang bekendara namun yang bersangkutan sambil mainan hp. Ntah yang bersangkutan orang fenting atau sejenisnya sehingga kalau  ia tak membalas pesan mungkin nilai tukar dolar anjlok, bisa juga ketika pesan tak dibalas ayam2 tetangga mendadak koploan,. Ahhh entahlah! Ato memang yang bersangkutan memang lebay aje kali yee..
Jikalau pesan tersebut memang penting baginya, mbok iya o minggir atau berhenti sebentar untuk membalas pesan penting tersebut. Jangan sampai dengan membalas pesan di tengah2 berkendara, justru akan membahayakan pengendara lainnya. Bukankah jalan itu milik umum?? Yang bersangkutan lupa kali ya kalau  jalan itu bukan milik engkongnya,?
Hal tersebut mampu melatarbelakangi terjadinya emosi akut lantaran yang bersangkutan tidak konsentrasi dengan kendaraan yang ada di depannya. Tak heran jika penyakit darah tinggi bisa kambuh ketika sedang di jalan raya. Kita yang sudah berhati2 saat berkendara saja, sering merasakan ketidaknyamanan akibat   ulah pengendara lain yang kurang paham akan etika di jalan raya. Terlebih orang2 yang memang tak peduli akan keselamatannya. Boro2 mikirin nyawa orang lain, nyawanya sendiri aja dya ga’ peduli.

Rok yang berkibar2
Fashion bertransformasi kian pesat. Modelnyapun kian beragam. Namun ada kengerian tatkala ada pengendara terlebih orang yang diboncengi menggunakan rok yang  berkibar2, herannya lagi mereka cuek2 saja bahkan tanpa megangi rok tersebut. Jika aku ada dibelakangnya malah takut sendiri, ngebayangin bagaimana kalau rok yang berkibar2 tersebut masuk kedalam gir motor dan rok melilitnya. Omonganku tidak hanya sekedar omongan, karna sudah banyak contohnya. Diantaranya adalah adikku sendiri. Belum lama ini pergi dengan adik ke nikahan teman. Dya pake rok yang berkibar2, sebelum berangkatpun sudah aku peringatkan bahwa roknya tolong dipegangi bla bla bla.., tampaknya ia tak mengindahkan omelanku. Dan tarrrrra rok dia masuk ke gir. Alhamdulillahnya aku memacu kendaraan hanya 20 km/jam lantaran di gang kampung. Itupun Begitu susah ngeluarin tu rok dari gir. Ga’ ngebayangin kan apa jadinya jika aku memacu kendaraannya lebih cepat. Hal tersebut terlihat sepele, namun jika kita tidak peka itu akan mengundang bahaya. Model rok yang lebar jika terkena angin otomatis akan berkibar2, jika tidak aware terhadap apa yang kita pakai, maka bahaya akan mengancam.

Benang layangan
Ini barang terlihat sepela namun bikin ngeri aja jika ada di jalan raya. Musim layangan justru membuatku takut jika berkendara. Kenapa? banyak anak2 bahkan dulunya anak2 [red:orang tua] main layangan di pinggir jalan. Tanpa mereka sadari permainannya mengganggu pengguna jalan lainnya,. Banyak benang layangan bersliweran namun kita tak selalu melihat lantaran sangat lembut. Ketika mau memacu kendaraan agak cepat justru akan menjadi bumeang bagi pengendaranya. Karna kita tak pernah tau apakah di depan kita ada benang atau tidak. Parahnya lagi, mereka bermain di sore hari  pas jam pulang kerja. Uuhhhhhh kumat lagi deh darah tingginya..

Memang tak ada aturan tertulis untuk tidak boleh ini dan itu di jalan raya. Harusnya kita sendiri yang punya filter, apakah jika yang bersangkutann melakukan sebuah tindakan akan melukai/membahayakan nyawa dirinya, nyawa pengguna jalan lain atau tidak.? Semua kembali ke masing2 individu, dengan harapan setiap individu lebih aware terhadap hal2 sepele yang justru fatal akibatnya jika kita tidak memperhatikan. Karna aware terhadap keselamatan orang lain include aware terhadap keselamatan dirinya.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..


1 Teladan Lebih Baik daripada 1000 Nasihat

Ngomongin masalah dunia anak memang ga’ ada ujungnya. Selalu seru dan menarik untuk dibahas. Dunia anak memang dunia yang mengasikkan. Tingkah polah mereka bisa menjadi obat mujarap dari ‘sakit’ yang ia [red:orang2 yang melihatnya]  derita.. Anak bak kanvas putih bersih yang dimiliki orang tuanya. Tinggal pilihan bagi orang tua ingin menorehkan warna apa di kanvas tersebut.

Ketika kita selaku orang tua berkarakter cerewet [red: sedikit2 ngomel2] maka dengan sendirinya si anak akan meniru. Suara2 yang sebenarnya ga’ perlu keluar dari mulut orang tua akan menjadikan anak kebal dengan 'omelan' sehingga berefek yang bersangkutan akan susah untuk diatur. Ketika kita slebor menaruh barang2 tidak pada tempatnya, si anak tak segan meniru dan dengan mudahnya membuang barang2 yangga’ ia kehendaki.

Kisah lain datang dari seorang ibu yang sering menyuruh anaknya mengantarkan makanan untuk diberikan kepada tetangganya, lantaran di rumah terdapat makanan lebih. Tanpa disadari hal ini mengajarkan kepada anak sifat sensitif dan peka terhadap lingkungan. Disudut lain, tanpa ada teori2 bahwa kita harus menghargai tamu bla bla bla, ibu memberikan contoh teladan yang akan menjadi bekal anak dikala dewasa., setiap ada teman anaknya datang ke rumah selalu ditawarkan dan disuruhnya untuk makan. Hal ini menghipnotismindset si anak akan pentingnya menghargai tamu.

Orang tua bak cermin bagi anak. Ketika orang tua suka memberi dan berbagi dengan sesama, secara tidak langsung akan mengajarkan kepada si kecil bahwa hidup ini lebih bermanfaat, lebih berkah dan tak lupa lebih bahagia jika kita berbagi. Tanpa dijejali teori2 kehidupan anak akan dengan sendirinya meniru apa yang orang tuanya lakukan. Dan memang bener kata pepatah 1 teladan lebih ampuh dari pada 1000 nasihat. Tanpa ba bi bu, tanpa teori2 panjang dan njlimet si anak akan dengan mudah meniru apa yang kita lakukan.Yaps dengan sebuah keteladan yang tulus dari hatinya
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Sesumbar Itu Tak Ada Gunanya

Ada secuil kisah yang bisa dijadikan perenungan bahwa sejatinya hidup ini perjalanan dari sebuah proses, baru akan berhenti ketika kita sudah berada dalam tempat 2x1 m. Semua proses.., yaps proses. ! ketika ada orang yang tidak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, bukan berarti hidupnya akan menderita. Bisa kok yang bersangkutan menjadi orang sukses jikalau dalam jiwanya bersemanyam karakter ulet, tidak mudah menyerah dan pandai menggunakan kesempatan yang menghampirinya. Begitu juga dengan orang yang sudah merasa berpendidikan tinggi, dengan gelar yang semakin panjang yang ia sandang, hal tersebut tidak menjamin ia akan bahagia dan sukses jika tidak diiringi oleh meningkatkan skill, semangat, ihtiar serta kepasrahan segenah usaha kepada-Nya. Jangan merasa puas dan bangga dengan apa yang ada di kehidupan kita. Dalam artian jangan merasa cepat diatas angin seolah yang bersangkutan sudah number ONE in this world.

Proses ini yang menggiring Parman menjadi “orang”. Tidak ada yang menyangka kalau Parman yang dulu menjadi bahan lelucon, menjadi sasaran bully teman2nya kini telah berubah menjadi orang yang menghebohkan lantaran perubahan yang ada dirinya. Upppss.. tenang2,!! dya masih berkaki 2 kok, matanya juga masih 2, telinganya juga masih kanan dan kiri, rambutnya-pun masih keriting..J  Perubahan disini yang dimaksud adalah perubahan nasib yang menyelimutinya. Parman menyadari kekurangannya, namun tidak lantas minder. Ia menggali potensi yang menjadi passion di dirinya. Suatu hari ba’da isya’ ia nangkring di angkringan kegemarannya. Selain masakannya enak, penjualnya  tidak pelit jika Parman mau ngutang. Penjual angkringan tersebut tahu betul perjuangan Parman dan sering ia ga’ sampe hati mau nagih jika Parman sudah jatuh tempo utangnya namun belum bayar2 juga.

 Malam itu adalah malam keberuntungan bagi Parman. Ada seorang lelaki setengah baya duduk di samping Parman yang sedang galau akan nasibnya. Ngobrol ngalor ngidul hingga larut malam. Dari banyak orang pembeli hingga tinggal mereka berdua. Awalnya Parman hanya ditawari untuk membantu dya bekerja sebagai agen distributor krecek [red: sejenis kerupuk yang terbuat dari kulit sapi]. Ia ingin mencari orang yang bisa dipercaya untuk mengembangkan sayap usahanya. Ntah intuisi dari mana si Bapak tertohok akan kepribadian Parman yang baik dan jujur. Hingga singkat kata ia menjadi kepercayaan Bapak tersebut untuk menggeluti usahanya. Dan bukan hal mustahil bagi Parman untuk bisa membeli ini dan itu. Tak seperti jaman dahulu yang perlu puluhan tahun untuk bisa merealisasikan banyak mimpi2nya.

Orang yang tak pernah ternilai di mata kawan2nya, kini menjadi orang yang berarti. Fisik kering, kecil, kulit sawo coklat kusam berubah seratus delapan puluh derajat. Tinggi, gagah, putih dan ganteng. Yang masih melekat dan tak berubah yakni rambut keriting dan belibet ketika ngomong. Parman-pun menyadari, perubahan yang ia alami ini tak lepas dari doa tulus dari orang2 yang tulus menyayanginya. Orang2 yang selalu brkata bisa ketika banyak orang yang berkata tak mungkin. Dan hal tersebut menjadikan ia tetaplah Parman yang dulu, walau secara penampilan, fiansial dan jabatan sudah jauh berubah.

Satu hal yang bisa diambil dari kisah Parman ini, ketika hampir semua orang merendahkannya lantaran secara fisik dan financial ia berbeda dengan teman sebayanya, tak lantas ia berkecil hati, tak lantas ia menyerah karna ia masih mempunyai segenggam asa untuk masa depannya. Ia sungguh berjiwa besar dan selalu berfikiran positif bahwa ia akan berhasil jika ia terus menggali potensi yang ia geluti sekalipun ia penuh dengan keterbatasan. Ia selalu mengkomunikasikan apapun dengan-Nya, dan inilah yang menjadikan Parman tetap rendah hati dan rendah hati. Ia tak  sakit hati dan tak menaruh dendam pribadi kepada orang2 yang selalu mencibirnya. Ia meyakini sepenuhnya, hidup ini adalah berproses. Ia bisa menjadi seperti sekarang ini, tidak lain dan tidak bukan ialah kesempatan dan amanah yang diberikan oleh-Nya. Hal inilah yang melatarbelakangi tak ada kamus sombong dan pamer kehebatan dalam hidupnya.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..


Aturan Tak Tertulis di Media Sosial

Disuatu siang  sepulang njagong manten temen sekolah, bersama rombongan mencari sumber air sekedar untuk membasahi kerongkongan yang lumayan kronis lantaran perjalanan antarkota antarprovinsi. Tibalah di sebuah warung es di bawah pohon, ditemani angin yang sumilir membuat kami sangat nyaman untuk bercerita kesana kemari. Diawali dari komentar tentang foto prewed salah seorang teman hingga topik pembahasan meruncing ke seorang terdakwa yakni Tina. Tina tidak lain adalah adik kelas kami. Tidak dapat dielakkan kami semua berteman dengan Tina dimedia social sekalipun kami tidaklah kenal dekat. Permasalahan disini, Tina sungguh over bin lebay menggunggah apapun foto2 dari tempat kerjanya. Dari foto selfi dengan background ruangan kerja barunya, mbenahin listrik, buang sampah, bekal makanan yang ia bawa, hingga foto2 pimpinannya yang ga’ sepatutnya dikonsumsi publik. Yachh  maklum saja dya baru keterima menjadi pegawai.

Di media social juga punya aturan, namun tidak tertulis. Setiap pengguna sebaiknya memahami hak dan kewajibannya layaknya di dunia nyata. Jangan sampai misi hadirnya media social yakni  mendekatkan yang jauh malah berubah menjadi menjauhkan yang sudah dekat. Sungguh ironi sekali.  Jangan sampai hanya lantaran ingin terlihat eksistensinya, terlihat kepandaiannya, terlihat kehebatannya, orang2 muak dengan kita. Perlu kita sadari akan hal ini, orang yang merasa sudah diatas angin mungkin sudah merasa paling well, sejatinya diatas langit masih ada langit. Mungkin yang bersangkutan sudah merasa pintar, tapi siapa sangka jika ada dibelahan dunia lainnya atau mungkin disebelah pitu kosnya ada anak adam yang jauh lebih pintar. Hanya saja yang bersangkutan tidak mau mempublish apa yang sedang dan sudah menimpanya. Prestasi apa saja yang sudah pernah diraihnya. Ia memilih kalem saja,.

Makanan kalau kelebihan garam, jatuhnya juga ga’ akan enak,. Bahkan ga’ akan kemakan lantaran tidak lagi ada selera. Begitu juga minuman yang kebanyakan gulanya, bisa2 eneg dan parahnya bisa menjadi pemicu diabetes. Sama halnya dengan media social. Media social jika digunakan sesuai porsinya akan baik2 saja dan bermanfaat bagi dirinya bahkan sesamanya. Namun jika berlebihan dan tidak sesuai aturannya, tidak dapat dipungkiri mampu menjauhkan hubungan baik yang sudah lama terbina.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..


Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger