Entradas populares

5 Tipe Teman

Ngomongin soal teman atau sahabat memang tak ada habisnya. Dari teman biasa, teman sepermainan, teman curhat, teman tapi mesra, teman temani melek, teman gossip bahkan teman yang bener2 teman. Suka duka kehidupan tak lepas menyapa di setiap hembusan nafas insan manusia. Sehingga tak heran kita manusia biasa ini membutuhkan teman untuk sharing alias berbagi kepenatan yang tlah menyapa. Dengan berbagi setidaknya akan mengurangi beban yang bergelayut dalam pikiran. Seorang teman akan memberikan solusi ataupun memberikan sudut pandang terhadap paparan permasalahan yang kita alami.
Tapi awas,, warning!!! Hati2 memilih teman yak. Mengapa? Tak semua orang bisa dijadikan teman. Ketika yang bersangkutan baik perilakunya didepan kita tak menjamin baik juga lho di belakang kita. Bukannya suudzon, namun tak ada salahnya mencegahh untuk masalah privat jangan sampai diumbar ke sembarang teman. Alih2 ingin mendapat masukan/solusi malah berbalik. Yakni mendapatkan masalah baru yang membuat hidup lebih runyam, dimana hal tersebut menjadi boomerang dalam kehidupan kita. Berikut beberapa tipe teman yang ada di sekeling kita:

Senang melihat orang susah, susah melihat orang senang
Waaah bahaya nih dengan tipe ini. Kita harus waspada karena terkesan peduli dengan penderitaan kita, namun sebenarnya yang bersangkutan hanya basa basi, ngepoin apa yang sedang dan akan kita lakukan. Klau kita ga’ peka terhadap tipe ini, ketika kita terlena untuk berkeluh kesah dengannya habis sudah riwayat kita. Tipe ini suka membuat lelucon dengan penderitaan yang kita alami dihadapan orang2. Dia bakalan bungah ga’ ketulungan ketika ada orang menderita, sedangkan jika kita sedang bahagia atau sukses ada aja celah negatif di pikiran tipe ini. Keinginannya cuma satu yakni dia hanya seorang yang boleh bahagia, titik.

Datang hanya disaat butuh saja
Tidak dapat dipungkri kita akan kecewa bahkan gondok ketika mengalaminya. Datang disaat butuh, pergi ntah kemana ketika tak butuh kita lagi. Layaknya kita seperti tempat sampah aja, tempat menumpahkan uneg2. Memohon2 untuk segera didengarkan dan direspon cerita yang bagi kita sebenarnya tidaklah menarik. Kelar masalahnya, kelar pula yang bersangkutan menghubungi atau nyamperin kita. Ga’ heran dia bakalan datang lagi klo ada masalah lagi. Mirip kayak jalangkung yak, yang datang dan pergi sesukanya.
Ketika kita ingin gantian curhat atau sharing ia menghilang ntah kemana. Jejaknyapun tak diketahui. Apa yang bersangkutan kemakan ikan nemo ketika main ke pantai kemarin yak,,? ataukah yang bersangkutan lagi piknik ke kutub,?? sehingga saking dinginnya ga’ sempet mbales sms ataupun mention kita.
Dalam konteks ini, jika kita mau mengambil benang merah ataupun nilai yang ia torehkan ke kita, kita ialah orang yang bermanfaat bagi dia. Dia sudah pasti membutuhkan kita. Dengan kata lain kita bermanfaat bagi sesama. Jika kita ikhlas menjalaninya itu akan menjadi pahala yang besar tentunya, karna membantu teman menghalau kegalauannya. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya.?? Tinggal kita mau atau tidaknya.

Teman seSAAT: SAAT bersama= teman, SAAT berpisah=lupa
Ada loh tipe seperti ini. Ketika bersama aja layaknya sahabat yang tak terpisakan yang sejiwa seia sekata, namun ketika keadaan telah mengharuskan untuk berpisah, seolah kenangan yang pernah terukir menguap begitu saja, ntah karena kesibukan ataupun memang karakternya saja. Ketika komunikasi dibina lagi-pun hasilnya tetap sama. Kenangan yang pernah ada seolah hilang tak bersisa.
Namanya juga teman seSAAT, jadi ya hanya seSAAT saja. Disebut teman hanyalah ketika SAAT bersama. Jangan terlalu PD mengganggap orang lain adalah teman baik lantaran yang bersangkutan sangat peduli dengan kita. Bisa jadi baginya apa yang ia lakukan adalah hal biasa dan lumrah ia lakukan terhadap orang lain. Singkat kata, bagi dia kita sama aja dengan teman lainnya, nothing special gitu deh.. Nah loh klo begitu yang kecewa siap noh???

Mematri kenangan di hatinya
Percaya ga’ suatu persahabatan tanpa ada komunikasi intens akan tetap terjalin?? Jawabnya harus percaya [maksa doong!!], karna aku sudah membuktikannya berkali2. Namanya juga hidup, satu orang dengan orang yang lainnya mempunyai jalan sendiri2 untuk menggapai kesuksesan. Beragam jalan untuk menuju sukses sekalipun harus ke luar daerah, keluar provinsi, keluar pulau bahkan ke luar negeri ataupun ke luar bumi. Konyol rasanya, jika alasan tak ingin berpisah dengan sahabat terbaik mengindahkan kesempatan2 yang brilian yang sudah ada di depan mata. Ga’ mau kan seperti itu?? Jangan fikirkan tentang persahabatan yang telah dibina baik sebelumnya. Jika kasus diatas adalah tentang teman yang hanya seSAAT, maka hal ini lain. Justru kenangan yang melekat di hati inilah yang menjadi magnet baginya untuk bernostalgiakan ntah berantah.
Sekalipun kesibukan satu dengan yang lainnya menggerus komunikasi diantaranya. Satu hal yang mampu membendung  yakni me-remind kenangan yang tlah terpatri di lubuk hati. Semakin mengingat, semakin ingin pulang karna knangan tersebut berlarian tanpa lelah di pikiran. Ketika ada kesempatan bertemu-pun,  tanpa canggung dan tanpa ada kata ragu untuk mengila bersama.

Teman tertulus
Mampu mendengar keluhan tanpa kita bercerita. Mampu merasakan penderitaan walau tanpa kita tunjukkan. Siapakah dya? Dia adalah sahabat terbaik yakni orang tua kita. Ntah lantaran mereka orang tua kita yang memiliki feeling tajam atau perasaan yang sensitif. Mereka akan menerima kita dengan segala kesalahan dan kekurangan kita. Menyediakan bahunya untuk bersandar. Merelakan tangan halusnya untuk menyeka air mata yang tak mampu untuk bertahan di tempatnya.
Anugrah Allah yang diberikan untuk kita yakni diberikan sahabat terbaik yang senantiasa ada di kala suka dan duka, tanpa pamrih bahkan tanpa tendensi apapun menerima kita dengan segenap jiwanya. Yang akan merengkuh kita tatkala kita limbung dan lemah tak tak berdaya.
     Siapapun teman atau sahabat kita, sepatutnya kita bersyukur karna ia adalah rahmat Allah yang diberikan untuk kita, untuk menemani di dalam kehidupan kita. Hadirnya teman atau sahabat ialah isyarat Allah bahwa kita memang tak mampu hidup sendirian.
#semoga bermanfaat salam hidup bahagia..


3 Hal Sepele yang Membahayakan di Jalan Raya

Ada beberapa hal sepele namun bikin ngeri ketika berkendara di jalan raya, bukan lantaran SIM atau STNK ketinggalan lho.. Hal2 sepele yang mampu bikin runyam namun jarang disadari si pengendara kalau hal tersebut akan merugikan dirinya bahkan orang lain [red:pengendara lain].

Maenan hape di jalan
Rasanaya pengen ngomelin orang yang bekendara namun yang bersangkutan sambil mainan hp. Ntah yang bersangkutan orang fenting atau sejenisnya sehingga kalau  ia tak membalas pesan mungkin nilai tukar dolar anjlok, bisa juga ketika pesan tak dibalas ayam2 tetangga mendadak koploan,. Ahhh entahlah! Ato memang yang bersangkutan memang lebay aje kali yee..
Jikalau pesan tersebut memang penting baginya, mbok iya o minggir atau berhenti sebentar untuk membalas pesan penting tersebut. Jangan sampai dengan membalas pesan di tengah2 berkendara, justru akan membahayakan pengendara lainnya. Bukankah jalan itu milik umum?? Yang bersangkutan lupa kali ya kalau  jalan itu bukan milik engkongnya,?
Hal tersebut mampu melatarbelakangi terjadinya emosi akut lantaran yang bersangkutan tidak konsentrasi dengan kendaraan yang ada di depannya. Tak heran jika penyakit darah tinggi bisa kambuh ketika sedang di jalan raya. Kita yang sudah berhati2 saat berkendara saja, sering merasakan ketidaknyamanan akibat   ulah pengendara lain yang kurang paham akan etika di jalan raya. Terlebih orang2 yang memang tak peduli akan keselamatannya. Boro2 mikirin nyawa orang lain, nyawanya sendiri aja dya ga’ peduli.

Rok yang berkibar2
Fashion bertransformasi kian pesat. Modelnyapun kian beragam. Namun ada kengerian tatkala ada pengendara terlebih orang yang diboncengi menggunakan rok yang  berkibar2, herannya lagi mereka cuek2 saja bahkan tanpa megangi rok tersebut. Jika aku ada dibelakangnya malah takut sendiri, ngebayangin bagaimana kalau rok yang berkibar2 tersebut masuk kedalam gir motor dan rok melilitnya. Omonganku tidak hanya sekedar omongan, karna sudah banyak contohnya. Diantaranya adalah adikku sendiri. Belum lama ini pergi dengan adik ke nikahan teman. Dya pake rok yang berkibar2, sebelum berangkatpun sudah aku peringatkan bahwa roknya tolong dipegangi bla bla bla.., tampaknya ia tak mengindahkan omelanku. Dan tarrrrra rok dia masuk ke gir. Alhamdulillahnya aku memacu kendaraan hanya 20 km/jam lantaran di gang kampung. Itupun Begitu susah ngeluarin tu rok dari gir. Ga’ ngebayangin kan apa jadinya jika aku memacu kendaraannya lebih cepat. Hal tersebut terlihat sepele, namun jika kita tidak peka itu akan mengundang bahaya. Model rok yang lebar jika terkena angin otomatis akan berkibar2, jika tidak aware terhadap apa yang kita pakai, maka bahaya akan mengancam.

Benang layangan
Ini barang terlihat sepela namun bikin ngeri aja jika ada di jalan raya. Musim layangan justru membuatku takut jika berkendara. Kenapa? banyak anak2 bahkan dulunya anak2 [red:orang tua] main layangan di pinggir jalan. Tanpa mereka sadari permainannya mengganggu pengguna jalan lainnya,. Banyak benang layangan bersliweran namun kita tak selalu melihat lantaran sangat lembut. Ketika mau memacu kendaraan agak cepat justru akan menjadi bumeang bagi pengendaranya. Karna kita tak pernah tau apakah di depan kita ada benang atau tidak. Parahnya lagi, mereka bermain di sore hari  pas jam pulang kerja. Uuhhhhhh kumat lagi deh darah tingginya..

Memang tak ada aturan tertulis untuk tidak boleh ini dan itu di jalan raya. Harusnya kita sendiri yang punya filter, apakah jika yang bersangkutann melakukan sebuah tindakan akan melukai/membahayakan nyawa dirinya, nyawa pengguna jalan lain atau tidak.? Semua kembali ke masing2 individu, dengan harapan setiap individu lebih aware terhadap hal2 sepele yang justru fatal akibatnya jika kita tidak memperhatikan. Karna aware terhadap keselamatan orang lain include aware terhadap keselamatan dirinya.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..


1 Teladan Lebih Baik daripada 1000 Nasihat

Ngomongin masalah dunia anak memang ga’ ada ujungnya. Selalu seru dan menarik untuk dibahas. Dunia anak memang dunia yang mengasikkan. Tingkah polah mereka bisa menjadi obat mujarap dari ‘sakit’ yang ia [red:orang2 yang melihatnya]  derita.. Anak bak kanvas putih bersih yang dimiliki orang tuanya. Tinggal pilihan bagi orang tua ingin menorehkan warna apa di kanvas tersebut.

Ketika kita selaku orang tua berkarakter cerewet [red: sedikit2 ngomel2] maka dengan sendirinya si anak akan meniru. Suara2 yang sebenarnya ga’ perlu keluar dari mulut orang tua akan menjadikan anak kebal dengan 'omelan' sehingga berefek yang bersangkutan akan susah untuk diatur. Ketika kita slebor menaruh barang2 tidak pada tempatnya, si anak tak segan meniru dan dengan mudahnya membuang barang2 yangga’ ia kehendaki.

Kisah lain datang dari seorang ibu yang sering menyuruh anaknya mengantarkan makanan untuk diberikan kepada tetangganya, lantaran di rumah terdapat makanan lebih. Tanpa disadari hal ini mengajarkan kepada anak sifat sensitif dan peka terhadap lingkungan. Disudut lain, tanpa ada teori2 bahwa kita harus menghargai tamu bla bla bla, ibu memberikan contoh teladan yang akan menjadi bekal anak dikala dewasa., setiap ada teman anaknya datang ke rumah selalu ditawarkan dan disuruhnya untuk makan. Hal ini menghipnotismindset si anak akan pentingnya menghargai tamu.

Orang tua bak cermin bagi anak. Ketika orang tua suka memberi dan berbagi dengan sesama, secara tidak langsung akan mengajarkan kepada si kecil bahwa hidup ini lebih bermanfaat, lebih berkah dan tak lupa lebih bahagia jika kita berbagi. Tanpa dijejali teori2 kehidupan anak akan dengan sendirinya meniru apa yang orang tuanya lakukan. Dan memang bener kata pepatah 1 teladan lebih ampuh dari pada 1000 nasihat. Tanpa ba bi bu, tanpa teori2 panjang dan njlimet si anak akan dengan mudah meniru apa yang kita lakukan.Yaps dengan sebuah keteladan yang tulus dari hatinya
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Sesumbar Itu Tak Ada Gunanya

Ada secuil kisah yang bisa dijadikan perenungan bahwa sejatinya hidup ini perjalanan dari sebuah proses, baru akan berhenti ketika kita sudah berada dalam tempat 2x1 m. Semua proses.., yaps proses. ! ketika ada orang yang tidak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, bukan berarti hidupnya akan menderita. Bisa kok yang bersangkutan menjadi orang sukses jikalau dalam jiwanya bersemanyam karakter ulet, tidak mudah menyerah dan pandai menggunakan kesempatan yang menghampirinya. Begitu juga dengan orang yang sudah merasa berpendidikan tinggi, dengan gelar yang semakin panjang yang ia sandang, hal tersebut tidak menjamin ia akan bahagia dan sukses jika tidak diiringi oleh meningkatkan skill, semangat, ihtiar serta kepasrahan segenah usaha kepada-Nya. Jangan merasa puas dan bangga dengan apa yang ada di kehidupan kita. Dalam artian jangan merasa cepat diatas angin seolah yang bersangkutan sudah number ONE in this world.

Proses ini yang menggiring Parman menjadi “orang”. Tidak ada yang menyangka kalau Parman yang dulu menjadi bahan lelucon, menjadi sasaran bully teman2nya kini telah berubah menjadi orang yang menghebohkan lantaran perubahan yang ada dirinya. Upppss.. tenang2,!! dya masih berkaki 2 kok, matanya juga masih 2, telinganya juga masih kanan dan kiri, rambutnya-pun masih keriting..J  Perubahan disini yang dimaksud adalah perubahan nasib yang menyelimutinya. Parman menyadari kekurangannya, namun tidak lantas minder. Ia menggali potensi yang menjadi passion di dirinya. Suatu hari ba’da isya’ ia nangkring di angkringan kegemarannya. Selain masakannya enak, penjualnya  tidak pelit jika Parman mau ngutang. Penjual angkringan tersebut tahu betul perjuangan Parman dan sering ia ga’ sampe hati mau nagih jika Parman sudah jatuh tempo utangnya namun belum bayar2 juga.

 Malam itu adalah malam keberuntungan bagi Parman. Ada seorang lelaki setengah baya duduk di samping Parman yang sedang galau akan nasibnya. Ngobrol ngalor ngidul hingga larut malam. Dari banyak orang pembeli hingga tinggal mereka berdua. Awalnya Parman hanya ditawari untuk membantu dya bekerja sebagai agen distributor krecek [red: sejenis kerupuk yang terbuat dari kulit sapi]. Ia ingin mencari orang yang bisa dipercaya untuk mengembangkan sayap usahanya. Ntah intuisi dari mana si Bapak tertohok akan kepribadian Parman yang baik dan jujur. Hingga singkat kata ia menjadi kepercayaan Bapak tersebut untuk menggeluti usahanya. Dan bukan hal mustahil bagi Parman untuk bisa membeli ini dan itu. Tak seperti jaman dahulu yang perlu puluhan tahun untuk bisa merealisasikan banyak mimpi2nya.

Orang yang tak pernah ternilai di mata kawan2nya, kini menjadi orang yang berarti. Fisik kering, kecil, kulit sawo coklat kusam berubah seratus delapan puluh derajat. Tinggi, gagah, putih dan ganteng. Yang masih melekat dan tak berubah yakni rambut keriting dan belibet ketika ngomong. Parman-pun menyadari, perubahan yang ia alami ini tak lepas dari doa tulus dari orang2 yang tulus menyayanginya. Orang2 yang selalu brkata bisa ketika banyak orang yang berkata tak mungkin. Dan hal tersebut menjadikan ia tetaplah Parman yang dulu, walau secara penampilan, fiansial dan jabatan sudah jauh berubah.

Satu hal yang bisa diambil dari kisah Parman ini, ketika hampir semua orang merendahkannya lantaran secara fisik dan financial ia berbeda dengan teman sebayanya, tak lantas ia berkecil hati, tak lantas ia menyerah karna ia masih mempunyai segenggam asa untuk masa depannya. Ia sungguh berjiwa besar dan selalu berfikiran positif bahwa ia akan berhasil jika ia terus menggali potensi yang ia geluti sekalipun ia penuh dengan keterbatasan. Ia selalu mengkomunikasikan apapun dengan-Nya, dan inilah yang menjadikan Parman tetap rendah hati dan rendah hati. Ia tak  sakit hati dan tak menaruh dendam pribadi kepada orang2 yang selalu mencibirnya. Ia meyakini sepenuhnya, hidup ini adalah berproses. Ia bisa menjadi seperti sekarang ini, tidak lain dan tidak bukan ialah kesempatan dan amanah yang diberikan oleh-Nya. Hal inilah yang melatarbelakangi tak ada kamus sombong dan pamer kehebatan dalam hidupnya.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..


Aturan Tak Tertulis di Media Sosial

Disuatu siang  sepulang njagong manten temen sekolah, bersama rombongan mencari sumber air sekedar untuk membasahi kerongkongan yang lumayan kronis lantaran perjalanan antarkota antarprovinsi. Tibalah di sebuah warung es di bawah pohon, ditemani angin yang sumilir membuat kami sangat nyaman untuk bercerita kesana kemari. Diawali dari komentar tentang foto prewed salah seorang teman hingga topik pembahasan meruncing ke seorang terdakwa yakni Tina. Tina tidak lain adalah adik kelas kami. Tidak dapat dielakkan kami semua berteman dengan Tina dimedia social sekalipun kami tidaklah kenal dekat. Permasalahan disini, Tina sungguh over bin lebay menggunggah apapun foto2 dari tempat kerjanya. Dari foto selfi dengan background ruangan kerja barunya, mbenahin listrik, buang sampah, bekal makanan yang ia bawa, hingga foto2 pimpinannya yang ga’ sepatutnya dikonsumsi publik. Yachh  maklum saja dya baru keterima menjadi pegawai.

Di media social juga punya aturan, namun tidak tertulis. Setiap pengguna sebaiknya memahami hak dan kewajibannya layaknya di dunia nyata. Jangan sampai misi hadirnya media social yakni  mendekatkan yang jauh malah berubah menjadi menjauhkan yang sudah dekat. Sungguh ironi sekali.  Jangan sampai hanya lantaran ingin terlihat eksistensinya, terlihat kepandaiannya, terlihat kehebatannya, orang2 muak dengan kita. Perlu kita sadari akan hal ini, orang yang merasa sudah diatas angin mungkin sudah merasa paling well, sejatinya diatas langit masih ada langit. Mungkin yang bersangkutan sudah merasa pintar, tapi siapa sangka jika ada dibelahan dunia lainnya atau mungkin disebelah pitu kosnya ada anak adam yang jauh lebih pintar. Hanya saja yang bersangkutan tidak mau mempublish apa yang sedang dan sudah menimpanya. Prestasi apa saja yang sudah pernah diraihnya. Ia memilih kalem saja,.

Makanan kalau kelebihan garam, jatuhnya juga ga’ akan enak,. Bahkan ga’ akan kemakan lantaran tidak lagi ada selera. Begitu juga minuman yang kebanyakan gulanya, bisa2 eneg dan parahnya bisa menjadi pemicu diabetes. Sama halnya dengan media social. Media social jika digunakan sesuai porsinya akan baik2 saja dan bermanfaat bagi dirinya bahkan sesamanya. Namun jika berlebihan dan tidak sesuai aturannya, tidak dapat dipungkiri mampu menjauhkan hubungan baik yang sudah lama terbina.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..


Penyesalan yang Berarti

Lama ga’ ngobrol dengan teman lama sungguh mengasikkan. Tak ada rasa canggung sekalipun sudah lama ga’ bertemu bahkan tak berkomunikasi.
#Aku baru merasakan paska lulus kuliah, kalau ternyata passion-ku bukan di jurusan kuliah. Aku sungguh tertarik di bidang psikologi yang notabennya ga’ ada hubungannya dengan ilmu perkuliahan. Karakteristik manusia yang unik mengasikkan untuk diteliti dan ditelisik. Berbekal sering menjadi tempat sampah orang2, membuatku tertarik dengan keilmuan ini. Jika dikatakan aku ini salah jurusan memang iya, dan sungguh terlambat yang berkadar kronis. Aku sungguh bersemangat jika menulis hal2 yang berkaitan dengan dunia psikologi. Hal yang tak kutemui jika aku menulis karya ilmiah di bidang perkuliahanku. Harus ada dateline baru ada ide. Andai aku bisa kembali ke 5 tahun yang lalu,.. ahhhh,. [curhat dan keluhku padanya].

Ternyata kita mempunyai kesamaan lagi. Toss kita sama [lagi] ternyata. Aku juga merasakan hal yang serupa. Hal yang konyol ku rasakan. Aku sungguh enjoy menjalani bisnis onlenku. Tak ada beban rasanya menjalankan bisnisku dan aku sunguh bersemangat sekali. Oneday aku ingin sekali mengembangkannya. Dan herannya aku ga’ ada bayangan bakalan bekerja di bidang perkuliahanku [juga]. Dan yang membuat aku menyesal, knapa aku tidak kuliah di jurusan ekonomi bisnis? Oh andai aku bisa memutar waktu. Tapi apa mungkin?? [gumamnya].

Apakah kita salah jurusan? Kenapa penyesalan justru hadir ketika sudah menggenggam sebuah title dibelakang nama yang tersemat di diri kita? kenapa passion ini bermunculan sesudah lulus? kenapa tidak dari dulu? dan seribu pertanyaan lainnya?.. Kita hanya bisa bekelakar menertawai kelucuan yang menimpa kita. lebih tepatnya kekonyolan yang menyapa kita berdua. 

Penyesalan tidak henti2nya menghantui di sebuah keputusan yang kita anggap salah. Mendramatisir penyesalan juga tidak kalah sakitnya, membuat psikologis smakin terguncang lantaran tak mampu meneriman kenyataan yang ada. Hingga ujungnya kita melupakan nikmat yang begitu luar biasa yang telah kita dapat selama ini.

Hidup kadang kita rasa tak adil lantaran apa yang kita inginkan tak selalu hadir dalam hidup kita. Terlebih ketika melihat sisi kanan kiri kita yang dirasa bahagia lantaran mendapatkan ini dan itu. Berbalik dengan apa yang kita rasakan dan apa yang kita dapatkan. Namun ketahuilah, apa yang ada di diri kita adalah sesuatu yang memang terbaik bagi kita. Jika ditarik benang merahnya, ketika merasa salah jurusan kita sesungguhnya harus bersyukur karna kita mempunyai kompetensi dobel. Dobel maksunya? Ya dobel, keilmuan yang kita pelajari di perkuliahan dan ilmu yang kita pelajari secara otodidak yang berdasarkan passion. Jikalau oneday bekerjanya tidak sesuai dengan background pendidikan sepertinya tidaklah mengapa. Kenapa? percayalah itu tak akan rugi. Justru kita akan mempunyai keilmuan2 baru yang mungkin jauh menantang hidup kita dan membuat kita lebih greget lagi dalam menjalaninya.

So,, penyesalan bukanlah sebuah hal buruk. Justru hal yang baik. Dengan menyesal kita akan tahu hal apa yang sebenarnya ingin kita lakukan. Jalan mana yang sebenarnya loe bingitzz. Dan itu justru pertanda baik, kita terindikasi “galau” dengan hidup kita. Kita ingin menghadirikan hal2 terbaik di hidup kita. Karna sejatinya, Tuhan memberikan hal2 terbaik untuk diri kita dengan maksud yang kita sering belum mengetahuinya. Karunia Tuhan tidak hanya berbentuk kebahagiaan saja, melainkan kesedihan bahkan kekecewaan. Dengan kesedihan, Tuhan menginginkan kita menjadi orang yang kuat dan tegar. Begitu juga karunia yang berupa kekecewaan. Tuhan menyelipkan pesan bahwa tak ada satupun hal yang bisa diandalkan kecuali-Nya. Hanya Tuhan yang mempunyai skenario terindah bagi makhluk-Nya. Ketika yang bersangkutan selalu berpikiran positif terhadap ketetapan Tuhan, disitulah letak ketenangan dan ketentraman. 

#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Selagi [masih] Sendiri,, Enjoy Aja

Menjadi jomblo yang tak kunjung menikah  sering  kali menjadi bulan2nan teman2nya. Ada yang tulus dari hatinya prihatin akan keadaan tersebut, namun tak sedikit yang nyi2r iseng yang menjadikan hal tersebut manjadi bahan gossip ataupun bahan  lelucon. Ya namanya juga kehidupan, Tuhan yang nentuin – manusia yang njalanin — orang lain yang ngomentarin.

Sendiri bukan berarti yang bersangkutan sengsara ataupun tak bahagia. Adakalanya yang bersangkutan sengaja memilih sendiri [dulu] yang dilatarbelakangi faktor2 yang menempel di dirinya. Sangat setuju dengan sebuah kutipan. Married isn’t a race. Ya, menikah bukanlah sebuah ajang adu cepet2an. Ini masalah waktu saja. Waktu yang dimiliki satu dengan yang lainnyapun beragam dan berbeda.. so buat apa kita mendebatkan dan ngepoin masalah yang satu ini.?

Ada di sebuah fase dimana yang bersangkutan menjalani hidup merasa dirinya baik2 saja. Bebas mengeksplor apa yang ia kehendaki.  Tidak diribetkan dengan rasa cemburu yang ga’ jelas. Dan yang bersangkutan merasa bahagia dan tenang2 saja lantaran ia tahu apa yang akan dilakukan,  ia meyakini sepenuh hatinya kalau kondisi yang ada dirinya sekarang memang kehendak-Nya. Anehnya orang lain justru kepo yang ga’ jelas yang kadang bikin telinga memerah.

Jika diantara kita termasuk orang yang baik, lebih tepatnya termasuk kategori taman yang baik, sepatutnya kita mendoakan teman kita agar segera ditemukan dengan  jodoh terbaik dan tertepat untuknya. Yang akan menyempurnakan kehidupannya. Ntah apa yang ada di benak mereka yang hobinya ngepoin dan nyi2r terhadap kondisi  temannya yang belum menikah? Apakah  memang mereka sudah merasa hebat? Merasa lebih bahagia? Atau justru melihat teman yang belum menikah itu sebuah kejadian yang memilukan? Ah entahlah..

Berpasangan atau sendiri bukanlah sebuah alat penjamin bahwa yang bersangkutan bahagia. Kebahagiaan tidak ditentukan oleh keduanya. Bagi yang masih sendiri ga’ usah berkecil hati, besuk jika waktunya bertemu dengan sang jodoh juga bakalan menikah kok. Ga’ mau kan menjalani kehidupan hanya untuk menjawab omongan orang lain? Sedangkan kita tahu, orang lain hanyalah pihak luar yang bisanya cuma ngomentarin. Toh ini hidup kita, yang tau baik buruknya juga hanya kita, jadi ignore saja omongan2 miring mereka daripada bikin hati ga’ karuan.

Orang baik pasti akan diperuntukkan bagi orang yang baik pula. Itu pasti.. so selagi masih sendiri gunakan waktu yang indah ini untuk memaksimalkan hal2 baik dalam arti seluas2nya. Memantaskan diri [dulu], agar nantinya kita pantas mendapatkan orang yang tepat bagi kita yang tak hanya menjadi pasangan hidup namun menjadi patner yang solid dalam mengaruhi indahnya kehidupan berumah tangga.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger