Entradas populares

Rejeki dalam Bentuk yang Berbeda


Disuatu waktu teman yang memiliki keterbatasan penglihatan telepon, dan seperti biasa cerita kesana dan kemari. Singkat kata dia baru menyelesaikan tesisnya dan ingin segera wisuda di beberapa bulan kedepan. Selain itu dia juga nyambi kerja onlen, di sebuah web jual beli onlen sebagai pengecek pengunjung dan menawarkan iklan produk kepada mereka [red:visitors]. Dengan keterbatasan penglihatan, ia berjuang dan berusaha semaksimal mungkin apa yang bisa ia lakukan. Tanpa mengeluh dan mengeluh. Berbeda denganku yang hidupnya seringkali mengeluh.
#Sosok temanku ini menginspirasiku dalam menyelesaikan masalah tanpa keluhan, namun dengan tindakan. Ketenangan yang terpancar dari jiwanya mengajarkanku arti lapang dada, berdamai dengan takdir, tawakal dan tak kenal menyerah. Keterbatasan yang ia alami bukanlah menjadi penghalang baginya untuk menjadi orang yang sukses. Cibiran dan cemooh menempa pribadinya hingga kini menjadi orang yang berprinsip dan mempunyai arah hidup yang bikin orang angkat jempol.
   
    Disudut lain, ada orang yang baik dan perhatian. Dia sepantaran dengan omku tepatnya. Seringkali orang tersebut ngambilin motor kala aku mau pulang sekolah. Bahkan pernah juga sewaktu  pake motor tua, dia nge-slah­  [red:hidupin motor] lalu dikasih ke aku.  Sempat merasa ada yang aneh dengan keadaan ini, lantaran dia sangat baik denganku. Berbeda tatkala perlakuannya dengan teman lain.
#sosok  orang yang sepantaran dengan omku ini mengajarkan aku akan makna gemati atau kasih sayang yang tulus. Dan semakin kesini menyadari, kalau kita gemati dengan orang itu tidak bisa kita tentukan apakah  dengan si anu atau si ini. Namun hati kecil kita dan naluri kitalah yang memilihnya.
    
    Awalnya ga’ sengaja jadi guru les, lantaran dimintain tolong temen untuk menggantikannya. Ya perlahan aku menjalani hingga kini lumayan sudah beberapa “mantan” muridku. Dalam pengajarannyapun aku biasa, bahkan ga’ istimewa. Namun satu hal aku memposisikan diri sebagai temannya. Jadi mereka bebas bertanya apapun diluar pelajaran yang kita pelajari. Malah lebih condong aku sebagai teman sharing-nya.  Tanpa aku memulainya, mereka sudah nerocos dengan unek2 ataupun pertanyaan2 yang ada di benak mereka. Dari masing2 murid beragam karakternya, begitu pula beragam penanganannya. Namun satu hal kesamaan mereka, ketika aku pamit untuk menyudahi les, mereka sedih dan ga’ bisa berkata2. Terlihat dari sorot matanya, ingin nangis namun malu. Kalau boleh meminjam istilah anak muda jaman sekarang, mereka galau. Lantaran ga’ akan ketemu aku lagi. “Ah jangan berlebihan nok sedihnya, walau kita sudah ga’ belajar bareng kamu bisa ke rumahku ataupun sebaliknya kan”, ujarku. Sempat juga dulu selepas aku pamitan untuk menyudahi les lantaran yang bersangkutan sudah mampu belajar sendiri dan mandiri,  ia  sms memastikan apakah aku sudah sampai ke rumah? seraya sms yang berbungkus nada kekhawatiran.
#respon murid2ku mengajarkanku arti ketulusan. Ketulusan yang berasal dari lubuk hati terdalamnya, ga’ dibuat2 pula. Rasa kehilangan muncul lantaran intensitas yang lumayan sering dalam jangka waktu rata2 1 tahun belakangan ini. Mungkin mereka merasakan akan kehilangan sosok kakak tempatnya sharing. Yang ketika sharing ga’ ada malu ataupun takut, ga’ setakut jika sharing dengan keluarganya.
     
    Teringat akhir 2010 silam, dipertemukan dengan anak kelas 1 SD di barak pengungsian letusan Gunung Merapi. Komunikasi dengan anak tersebut dan keluarganyapun sampai sekarang masih terjalin baik., bahkan sangat baik.  Ketika akhir2 ini sering ada berita tentang Merapi ataupun ketika Merapi mengeluarkan letusan2 kecil hingga setatusnya naik menjadi waspada, hati kecil ini juga merasakan kekhawatiran. Ga’ tenang, seolah ada rasa yang tertinggal disana. Ada keluarga disana. Walau kisah pertemuan dengan keluarga mereka, tidak lebih dari 1 jam di posko anak2 di barak pengungsian. Namun komunikasi dan sambutan hangat bahkan sangat hangat dari keluarganya membuatku sangat dihargai. Pertemuan singkat tersebut ternyata mengena bagi anak kelas 1 SD itu.  Ia adalah Ima. Dalam setiap telepon ataupun sms-nya, ia selalu menanyakan kapan aku bisa main kerumahnya lagi? Katanya ia kangen.
#kala melihat Merapi, hati ini gamang. Ingin rasanya terbang kesana, berjumpa dengan keluarga baru-ku. Keluarga yang sangat baiiiiiiik, yang menunggu kehadiranku. Dulu Ima pernah telepon dan berkata, “kak, besuk kalau Merapi meletus [lagi], berarti aku bisa ketemu kakak ya?”
Sungguh kado yang tak ternilai yang Allah berikan untuk-ku. Orang2 yang asing, yang sejatinya kita tak mengenal secara dalam karakter maupun kebiasaannya, namun  sudah menganggap kita yang bukan siapa2-nya menjadi bagian keluarganya dan menanti kehadiran kita, sungguh nikmat yang tak dapat diungkapkan dengan kata.
    
    Kisah2 diatas sebagai upaya diri untuk menghindar dari rasa kufur yang sangat tipis jaraknya. Sedih dan galau berkepanjangan lantaran terlalu fokus dengan tertutupnya 1 pintu rejeki, namun lupa kalau tanpa disadari Tuhan memberikan berbagai macam pintu2 rejeki terbuka  yang diperuntukkan untuk kita. Salah satunya mendapatkan perlakuan sangat baik dari orang2 yang belum mengenal kita secara utuhnya. Nikmat lain yang kadang tanpa kita sadari ketika kehadiran kita dirindukan dan dinantikan oleh orang lain. Kadang kita merasa apa yang dilakukan untuk orang lain hanyalah biasa, sewajarnya saja. Namun tidak sedikit yang beranggapan apa yang kita lakukan adalah luar biasa baginya. Bermanfaat sekali dalam kehidupannya. Hingga tak dapat dipungkiri kita sudah dianggap menjadi bagian dari keluarga besarnya. Subhanallah..
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Makna Dibalik Kebebasan

Kebebasan yang diberikan ortu sejatinya sebuah ujian untuk kita, apakah kita mampu menjaganya atau justru menyalahgunakannya. Teringat cerita seorang kawan lantaran poin sangsi di sekolahnya sudah terlalu penuh dan bahkan sudah tak dapat ditoleririr  lantaran “kreatifnya” masa itu. Mau tidak mau ia harus hengkang dari sekolah tersebut, jikalaupun masih bertahan ia tidak akan naik kelas. Dan itulah sebuah  konsekuensi yang harus ia jalani dari tindakannya.
Kini ia sudah dewasa dan diperjalanan hidupnya ia selalu diberikan kebebasan dari ortunya. Ortunya hanya memberikan gambaran kehidupan dengan potret konsekuensi yang harus ia tempuh dalam setiap keputusan yang ia ambil.  Dan yang makin salut dengan kawan yang satu ini, dia tetap menjalankan kehidupan dengan berbagai warna-warninya. Eforia anak muda-pun ia jalani, hingar bingar duniapun tak lepas dari sorotannya, namun satu hal yang salut darinya, ia masih berfikiran panjang dalam setiap pengambilan keputusan. Ketika apa yang ingin ia ambil berisiko buat masa depannya, ia memilih menundanya, memilih mengurungkan niatnya.
#Hanya kita yang mampu mengendalikan kemana arah yang ingin kita ambil, sekalipun angin sering mengaburkan dan mengecohnya. Benteng pertahanan-pun tak kalah pentingnya untuk selalu dibangun, agar tidak menyesal dikemudian hari.

Kisah lainnya dari teman kecilku. Dengan ketakutan ia meminta ijin kepada ayahnya untuk dapat melewatkan malam tahun baru bebakaran di rumah teman kuliahnya. Ia kebingungan, karna ia beranggapan kalau sang ayah pasti tak akan mengijinkan. Terlebih sang ayah terkenal protektif dan ia seorang gadis pula. Malam2 keluyuran mana boleh,.. [gumamnya  dalam hati]. Namun jawaban sang ayah justru sebaliknya. Sang ayah mengijinkan,, hingga sang anak-pun mengulangi jawaban ayahnya seolah mengkonfirmasi jika omongan ayahnya tidak-lah keliru ia dengar. Jika nanti pulangnya malam bahkan pagi bagaimana yah? Teman2 kelas banyak yang tidur disana kok yah,..  [dengan ekspresi pasrah seandainya tidak diperbolehkan oleh sang ayah],. Sang ayahpun menjawab dengan jawaban yang sama, ya boleh,. jaga diri dan hati2 ya..
Tepat setahun berikutnya ia meminta ijin [lagi] kepada ayahnya kalau ia akan melewatkan tahun baru berikutnya ke luar kota bersama beberapa teman kampungnya. Sang ayah-pun mengijinkan dan tanpa panjang kata. Yaa, hati2.. Sepulang dari luar kota sang anak bertanya kepada sang ayah, tentang alasan mengapa ia selalu diijinkan oleh ayahnya melakukan hal2 yang mungkin bagi kebanyakan orang tua hal tersebut dilarang bagi anak perempuannya. Dan jawaban ayahnya sangatlah diplomatis,. "Kamu sudah dewasa kan dan kamu sudah tau kalau api itu panas, maka kamu pastinya ga’ akan mendekat bahkan menyentuh kan??" [tersenyum lebar]. Beginikah rasanya diberikan kepercayaan? [gumamnya dalam hati] . Lagi2  si anak  bertanya lantaran belum puas dengan pola pikir ayahnya yang berbeda pada umumnya.  Kenapa ayah kok begitu percaya denganku? Sedangkan banyak teman yang ga’ dapat ijin dari ortunya?.Dan lagi2 jawabnya simpel, "karna aku tau kamu.”
#kebebasan yang diberikan ortu salah satunya karena ortu tau karakter sang anak. Beliau paham jika sang anak tidak akan melanggar ataupun menghianati kepercayaan yang ia berikan.
     
    Dua kisah ini menggambarkan arti kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya. Dan kedua anak ini menggunakan kebebasan tersebut disertai tanggung jawab penuh. Godaan pasti ada, namun tanggung jawab atas amanah inilah yang membuat mereka enggan melanggarnya.  Dan bahagia itu tatkala mampu menjaga mahalnya  sebuah kepercayaan.

#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Bencilah Sewajarnya


    Awal pertemuan disatukan  dalam suatu komunitas. Atas dasar perasamaan ideologi dan cara pandanglah yang menjadi perekatnya.banyak momen indah dilalui bersama, hingga suatu saat konflik mulai biasa  temen  diantara mereka. Satu dua  tiga kali konflik dapat diredam, namun semakin lama tiada yang sanggup menahan satu dengan yang lainnya. Sejatinya permasalahannya sungguh sederhana dan simpel, yakni “batu” yang ada pada masing2. Batu alias keras kepala, yang tak mampu mengalah satu dengan yang lainnya, hingga endingnya hengkang dri komunitaspun sebagai alternatif penyelamat komunitas yang telah lama dibentuk ini..

Daripada bersama2 namun tidak menyehatkan pikiran dan perasaan lebih baik melepaskan diri agar hubungan yang awalnya baik akan tetap baik. Namun itu hanyalah sebuah teori saja,. Walaupun tak bersama ternyata “dongkol” masih ada dalam dirinya. Yahh ibarat jatuh pasti menyisakan  luka yang membekas, ntah kapan hilangnya tak dapat diprediksi,. yang tak berbilang tahunnya.

Atas ijin Allah, sore itu mereka dipertemukan  dalam suatu acara. Ntah apa namanya, seolah ada magnet untuk menarik keduanya untuk bertegur sapa. Senyuman diantaranya-pun mengisyaratkan tanda tanya. Terpukau akan perubahan yang sekian lama tak berjumpa ataupun rasa yang lainnya,, ahh entahlah., yang jelas sejak pertemuan itu, mengaburkan rasa yang pernah menjadi ganjalan diantara mereka. Dan atas ijin-Nya komunikasi diantaranya kembali mencair.

Saling memaafkan yang tak terucap dari masing2 seolah menjadi awal gerbang kehidupan baik mereka. Intensitas  komunikasi-pun mengembalikan keharmonisan hubungan mereka. Dan tanpa disadari ada getaran2 yang tak lazim diantara persahabatan itu. Semakin disangkal, semakin salah tingkah. Sekuat apapun untuk menghilangkan rasa itu, malah semakin nyata dan jelas bayangnya. Aahhh apa ini namanya?

Dan benar ketika Allah sudah mentakdirkan seseorang untuk bersanding dengan pilihanNya, apapun rasa yang melatarbelakangi sebelumnya sinar sudah. Rasa benci berganti dengan sayang. Dan atas ijin-Nya, waktu menyatukan mereka dalam ikatan suci.  Kenangan konyol dimasa muda itu yang kian menjadi pelengkap dan penyedap bumbu dalam kehidupan mereka.

     Pelajaran yang dapat diambil yakni, jangan terlalu membenci seseorang terlalu dalam dan terlalu lama,. Bencilah sekedarnya. Karna kita tak akan pernah tahu kalau orang yang sangat kita benci adalah orang yang akan menjadi orang yang paliiiiiing kita sayang.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Juara Itu Ketika Mampu Memaafkan

  
Awal yang baik, tak selalu berakhir dengan baik pula. Begitu juga interaksi dengan  orang terdekat dalam kehidupan kita. Misal teman kerja, sahabat, ataupun tetangga. 1000 kepala begitu juga 1000 isi pikirannya. Barangkali seperti itu-lah kira2.  Manusia pada dasarnya memiliki sifat dan karakter unik satu dengan yang lainnya. Tidak mengherankan jika kadang mengerutkan kening tatkala melihat fenomena tentang berbagai macam karakteristik orang. Ada 2 makna “kok bisa”, yakni “kok bisa”  dalam konteks terpukau nan salut dan “kok bisa” dalam konteks negatif nan heran.

Tak pernah ada yang bisa tahu ending dari setiap hubungan yang kita bina dengan orang lain. Ada yang longlast pek tua tetep komunikasi walau jarak membentang,  ada pula yang putus komunikasi sekalipun jaraknya cuma hitungan meter, bahkan parahnya hanya sekedar baik diluaran sedangkan didalam hati bencinya minta ampun. Kita mengenalnya dengan istilah lamis. Yang artinya hanya manis di bibir saja, dihati hanyalah kebalikannya.

Warna warni kejadian silih berganti menghiasai dinamika kebersamaan yang telah tercipta, sehingga tidak mengherankan konflik kerap menjadi pelengkap dan penyempurna hubungan itu. Ada yang hanya sebentar, ada pula yang membekas luka hingga susah untuk sembuh. Susah untuk melupakan kenangan buruk yang menimpanya. Dan yang ada hanyalah berlama-lama berkerumun dengan berbagai macam luka yang saling bersinergi mengacaukan pikiran kita, tak heran anti pati terhadap mantan sahabat kerap tercipta. Yang terjadi, dulu sahabat dan sekarang pengkhianat.

Lalu apa yang harus dilakukan?? Dan ternyata juara itu ketika kita mampu memaafkan, memaafkan kesalahan diri sendiri tatkala telah mengijinkan luka bersemayam begitu lamanya. Tatkala keegoisan membiarkan hati terluka begitu dalamnya. Luka yang menggerogoti relung hati, hingga mengaburkan pandangan positif terhadapnya. Manusia memang tempatnya salah. Buat apa kita memendam luka yang begitu menyiksa. Lepaskan, lepaskan dan lepaskan,.. maafkan, maafkan dan maafkan. Karna hanya itu yang menjadi kuncinya.

Melepaskan luka yang menjerat pikiran dan energi kita à memaafkan diri sendiri atas keegoisan terlalu lama memikirkan hal2 tak bermanfaat à terciptanya keihlasan, kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman dalam kehidupan.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..



Kita itu Kaya, Namun Miskin Syukur


    Itulah manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda. Ada yang bisa mensyukuri apapun yang terjadi di hidupnya sekalipun menyakitkan, namun tidak sedikit yang lupa cara bersyukur atas anugrah yang hinggap di kehidupannya.  Dengan maksud membantu teman memberikan syukuran pimpinannya, masuklah saya ke ruang divisi lain. Bukannya bersyukur diakasih syukuran satu loyang roti per orang malah kecewa dan teriak dengan nada yang sama, aaaaaaaa rotiiiii..!! 

Ohhh sungguh tidak pantas sekali. Sangat saru,. Orang yang mengantarkan makanan [red: kami] saja belum juga keluar dari ruangan, eh makanan tersebut sudah dibuka dan masih mencela lantaran  tidak sesuai harapan. Dan parahnya lagi masih ada yang mau minta syukuran lagi bukan dari rombongan namun dari individunya langsung. Oh My God,.  Heran sekali, kok bisa2nya gitu,. Sontan saja aku mendadak ilfil berat,  terlebih kesuksesan pimpinan yang baru dilantik tersebut ga’ ada hubungannya dengan mereka. Mereka tidaklah memberikan sumbangsih apapun yang berdampak di dalam karirnya.

 Pertanyaan saya hanya satu,lantas jika diantara mereka diposisi pimpinan tersebut, apakah mereka juga akan sebaik pimpinan itu? Memberikan syukuran kepada orang2 yang ga’ ada sumbangsih dalam karirnya?? Heran.. heran.. heran.. Lantas teringat dengan sms teman disuatu senja. Ntah ada angin apa, “manusia itu sering tidak bersyukur. Lihat saja orang sakit yang memerlukan tabung oksigen, memerlukan suntikan infus, memerlukan tambahan darah dll. Kita itu kaya, namun kita kerap lupa bersyukur atas karunia-Nya. Berapa nominal rupiah sajakah jika bernafas menggunakan tabung oksigen dalam satu bulannya? Dengan kesempurnaan jantung, paru2, hati, saluran penceranaan dan organ yang lainnya kita kerap mengingkari nikmat yang sungguh luar biasa ini. Yakni nikmat sehat.”

Memang, kalo diikuti pasti ga’ aka nada habisnya ataupun ga’ bakal ada puasnya. Tinggal kitanya yang mengerem setiap tindak tanduk kita. Sudah jelas dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 7 artinya demikian “Jika kamu bersyukur niscaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah pedih".
   
Sudah jelas dalam ayat diatas bahwasanya Tuhan akan menambahi nikmat kepada orang2 yang bersyukur, sehingga hidupnya akan tenang, bahagia, tentram, tidak ngoyo, tidak rakus, tidak takut apabila kesaing dengan orang lain. Ia akan dengan legowo menerima apapun yang sudah ditakdirkan oleh ALLAH,karna baik buruk menurut kita belum tentu baik buruk menurut ALLAH.  Hal berbalik terjadi pada orang yang tidak pernah bersyukur, azab pedih adalah ganjaran yang tepat bagi mereka. Atas keingkarannya akan nikmat yang tak dapat dihitung. 

Hidupnya merasa kekurangan, padahal di garasinya sudah berderet2 kendaraan roda 2 dan 4, namun masih saja kurang. Terlebih jika ada tetangga ataupun rekannnya mempunyai barang2 baru yang dirasa ia kalah dan merasa tersaing, ia lalu kebakaran jenggot. Ntah bagaimana caranya harus bisa diatas mereka, harus bisa menjadi orang yang paling TOP. Semoga kita termasuk dalam golongan orang2 yang selalu bersyukur atas nikamat Allah. Aamiin
#semoga bermanfaat hidup bahagia..


Satu Mulut Dua Telinga

“Silence doesn’t always mean “ya” sometimes it means, I’m tired of explaining to people who don’t even case to understand”. So sweet sekali kutipan ini yaah. Memang benar kadang kala diam jauuh lebih baik dibanding harus menjawab satu2 bahkan mengklarifikasi apapun yang ada dalam benak mereka. Mereka yang kadang kala tak mengerti titik permasalahan, mereka yang tidak mengerti duduk perkara. Yang mereka ingin hanya ingin berkomentar. Singkat kata masa bodo-lah dengan persepsi yang ada dalam benak mereka, sejauh kita tidak melanggar norma2 masyarakat dan ketentuan Tuhan, go ahead,,

     Abaikan saja omongan2 miring mereka, karna kita tidak akan pernah kuasa membendung satu persatu persepsi. Tetap fokus dengan apa yang menjadi tujuan kita. Jangan takut, jikalau kebaikan pasti Tuhan tidak akan tinggal diam kok, Tuhan pasti akan memeberikan beribu jalan tengah dan solusi. Jangan pernah gentar berbuat kebaikan sekalipun cemooh mengarah dan menyudutkan kita.

Yang harus kita sadari, layaknya hidup dimana selalu ada 2 sisi. Selalu berpasangan, keduanya yang akan saling melengkapi dalam kehidupan ini. Begitu juga dengan suka — pasti ada yang tidak suka. Itu sudah pasti dan jelas, sudah menjadi hukum alamnya. Anggap saja, omongan miring tersebut sebagai doa2 indah, sebagai pelicin niatan baik kita. Anggap saja, mereka adalah pendukung setia kita, yang selalu setia di belakang kita. yang sudah besusah payah mengorbankan dirinya untuk mengurusi urusan kita, yang sebenarnya tidaklah penting bagi mereka. Bagaimana kita tidak bahagia coba? diperhatikan setiap detail tingkah kita?

Say thanks a lot for them [red:follower],  atas perhatian yang sudah diupayakan untuk kita. Sudah repot2 mengurusi urusan kita. Secara tidak langsung, mereka menjadi salah satu bagian penting dari kehidupan kita lohh, knapa? bisa jadi dari omongan nylekit mereka akan memberikan ide2 baru yang jauh lebih baik dan lebih inovatif. Dan memang benar adanya, kalau sejatinya BENCI itu BENar2 CInta,,
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

#akurapopo

  Undangan pernikahan tergeletak ada di meja kamar, ternyata dari teman sepermainan, yaps teman satu genk tepatnya. Genk koplak yang dulu pernah menahun bersama dengan segala warna warni kegalauan. Lantaran kesibukan satu dengan yang lainnya, mengaburkan hasrat untuk saling bertemu sekalipun hanya beberapa saat. Kini keadaanpun sudah berubah bah bah,, ada yang lagi hamil, ada yang baru saja menikah, ada juga yang bawa anaknya,, lalu pandangan dan pertanyaan tersorot kepadaku??? Dengan segala candaan yang bikin ati mak jleb jleb jleb pun  berusaha  menjawab dengan setenang mungkin dan kepura2an tegar seraya mengeluarkan jurus nyengir kuda dan menelan ludah,. #akurapopo

Mendapat kesempatan beasiswa melanjutkan studi sungguh hal yang ditunggu dan dinanti. Terlebih beasiswa yang tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Binar masa depan seolah nyata tergambar  di depan mata, namun keterbatasan penguasaan bahasa menjadi penghalang. Lebih tepatnya Bahasa Arab. Berbagai cara sudah ditempuh untuk dapat memahami Bahasa Arab. Dari les dadakan hingga memborong buku2 berbau Bahasa Arab, dengan harapan “siap” dalam menghadapi pertempuran itu, namun lagi2 masih belum beruntung, lantaran hasil sangat minim diantara standar yang ditetapkan,. Mau tidak mau ya harus mau menerima kenyataan bahwa nama yang bersangkutan tidak ada dalam daftar peserta yang lolos penerimanan beasiswa tersebut. menarik nafas panjang seraya belajar ihlas melepaskan hal yang belum saatnya tuk dimiiki dan ku katakan #akurapopo
     
    Lain bengkak lain bernanah”, [red: orang lain yang bersalah, orang lain pula yang menanggung akibatnya]. Cap tersangkapun mengerucut padanya, lantaran HP jadul hilang lantaran ia bermain dirumah tetangganya. Tanpa adanya kompromi ataupun klarifikasi, dengan cepatnya menuduh dan menyebarkan informasi2 kotor. Berita kotor tersebut dengan mudahnya tersebar dan terlihat jelas  tatapan nanar dari para tetangga.  Sempat beberapa waktu mereka [red:tetangga] menggunjing dan seolah jijik jika berhadapan dengannya. Tak ada senyum di wajah mereka paska  kejadian tersebut. Sakit pasti ia rasakan, namun tak ada satupun hal yang bisa ia lakukan selain berdoa. 
Berdoa kepada Zat Yang Maha Kuasa. Zat Yang Maha Adil. Dan benar, sesaat kemudian Allah menunjukkan jalan, Allah membukakan pintu hati mereka. Allah melihatkan keadilan-Nya, dengan kuasa-Nya apa yang tidak terlihat manusia Ia tunjukkan. Dan orang yang mengambil HP tersebut ternyata pekerjanya. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah tidur,cepat atau lambat semua yang baik akan terbukti baik, begitu juga dengan yang busuk akan cepat tercium baunya. Mungkin tak ada hal yang bisa sebagai pembanding untuk mengekspresikan kecamuk perasaannya paska kejadian tersebut. 
Kekecewaannya sungguh amat dalam,. Namun nasi sudah menjadi bubur, yang ada dalam pikirannya mau diapakan bubur ini [red:kekecewaan] agar menjadi lebih enak. Dilengkapilah dengan pikiran2 positif serta sugesti positif sebagai kerupuk, suwiran ayam, irisan cakue, bawang goreng, irisan seledri dan kacang goreng sehingga bisa kita sebut dengan bubur ayam yang yummmy,. Ya.. kekecewaan yang berbalut akan nikmat yang luar biasa. Dan ia hanya bisa katakan pada dirinya sendiri agar selalu optimis dalam menjalani hidup, bahwa #akurapopo.

Besuk bahkan lusa adalah misteri. Tak ada satupun yang mengetahui apakah yang akan terjadi. Jangankan besuk, satu detik menit bahkan sejam kedepan-pun  kita ga’ akan tahu. Kehidupan ini adalah rahasia-Nya. Tugas kita menjalani apa yang ada di depan kita. jikalau masa lalu terasa getir ya sudahhh, let’s go to moving,. Move on dalam arti sesungguhnya. Jika ada niat dalam hati terdalam seberat  apapun pasti dapat move on.

     Hal2 kurang mengenakkan mungkin sudah menjadi teman yang tak asing di dalam kehidupan kita, hal tersebut silih berganti absen dan menyapa kita, sekedar menjadi reminder bahkan menjadi warning di kehiupan ini. Seberat apapun itu, seharusnya say thanks to them [red: problems].  Kok bisa? Kenapa harus berterima kasih kepada masalah2 yang bikin hari2 riweh?? Ya, kita justru harus mengucap syukur akan masalah yang kadang menyambangi ketika suasana baru [saja] tenang, bahkan disaat suasana genting. Jika kita tarik lurus, masalah sebenarnya membuat kita jauh lebih baik lho., menjadikan kita lebih dewasa, lebih bijaksana, lebih humble, dan lebih2 lainnya..

     Terkadang kita cepat sekali menyimpulkan sesuatu dengan kata MASALAH, tatkala harapan yang tak sesuai dengan kenyataan. Harapan yang bisa jadi terlalu tinggi, atau bisa jadi kita yang salah berharap, salah menyandarkan harap dan asa. Tuhan maha pengatur semua. Semua yang menerpa dan menempa kehidupan kita pasti sudah atas izin Allah. Semua bertujuan baik,, jikalau kita mampu berpikir positif. Tentu saja dibarengi dengan  keihlasan dan lapang dada. Jadi tidak ada alasan mengapa kita kesal terhadap kehidupan lantaran masalah2 sering menerpanya,. Tetap tenang dan tenang karna semau akan baik2 saja.

     Ketiga contoh diatas hanyalah segelintir kejadian yang ada dalam skenario kehidupan ini. Apapun yang kita alami, kita terima saja. Mengapa?? Karna hal2 tersebut memang harus terjadi, entah mampir atau sekedar numpang lewat. Semua pasti membawa kebaikan bagi kehidupan kita. Teruslah gali nilai2 positif dari setiap kejadian. Lihatlah jamu, tidak semua orang menyukainya. Kadang orang nyinyir  pahit bin ga’ enak namun sebagian orang justru mencarinya lantaran menyehatkan. Begitu juga dengan kehidupan ini, sepahit apapun masalah yang menerpa kita, kalau kita berfikiran itu baik bagi kita, pasti itu akan membuat kita semakin kuat nan tangguh serta tak mudah “terkalahkan”,dan pada akhirnya legowo serta berbesar hati tuk  mengatakan #akurapopo..
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger