Entradas populares

Juara Itu Ketika Mampu Memaafkan

  
Awal yang baik, tak selalu berakhir dengan baik pula. Begitu juga interaksi dengan  orang terdekat dalam kehidupan kita. Misal teman kerja, sahabat, ataupun tetangga. 1000 kepala begitu juga 1000 isi pikirannya. Barangkali seperti itu-lah kira2.  Manusia pada dasarnya memiliki sifat dan karakter unik satu dengan yang lainnya. Tidak mengherankan jika kadang mengerutkan kening tatkala melihat fenomena tentang berbagai macam karakteristik orang. Ada 2 makna “kok bisa”, yakni “kok bisa”  dalam konteks terpukau nan salut dan “kok bisa” dalam konteks negatif nan heran.

Tak pernah ada yang bisa tahu ending dari setiap hubungan yang kita bina dengan orang lain. Ada yang longlast pek tua tetep komunikasi walau jarak membentang,  ada pula yang putus komunikasi sekalipun jaraknya cuma hitungan meter, bahkan parahnya hanya sekedar baik diluaran sedangkan didalam hati bencinya minta ampun. Kita mengenalnya dengan istilah lamis. Yang artinya hanya manis di bibir saja, dihati hanyalah kebalikannya.

Warna warni kejadian silih berganti menghiasai dinamika kebersamaan yang telah tercipta, sehingga tidak mengherankan konflik kerap menjadi pelengkap dan penyempurna hubungan itu. Ada yang hanya sebentar, ada pula yang membekas luka hingga susah untuk sembuh. Susah untuk melupakan kenangan buruk yang menimpanya. Dan yang ada hanyalah berlama-lama berkerumun dengan berbagai macam luka yang saling bersinergi mengacaukan pikiran kita, tak heran anti pati terhadap mantan sahabat kerap tercipta. Yang terjadi, dulu sahabat dan sekarang pengkhianat.

Lalu apa yang harus dilakukan?? Dan ternyata juara itu ketika kita mampu memaafkan, memaafkan kesalahan diri sendiri tatkala telah mengijinkan luka bersemayam begitu lamanya. Tatkala keegoisan membiarkan hati terluka begitu dalamnya. Luka yang menggerogoti relung hati, hingga mengaburkan pandangan positif terhadapnya. Manusia memang tempatnya salah. Buat apa kita memendam luka yang begitu menyiksa. Lepaskan, lepaskan dan lepaskan,.. maafkan, maafkan dan maafkan. Karna hanya itu yang menjadi kuncinya.

Melepaskan luka yang menjerat pikiran dan energi kita à memaafkan diri sendiri atas keegoisan terlalu lama memikirkan hal2 tak bermanfaat à terciptanya keihlasan, kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman dalam kehidupan.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..



Kita itu Kaya, Namun Miskin Syukur


    Itulah manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda. Ada yang bisa mensyukuri apapun yang terjadi di hidupnya sekalipun menyakitkan, namun tidak sedikit yang lupa cara bersyukur atas anugrah yang hinggap di kehidupannya.  Dengan maksud membantu teman memberikan syukuran pimpinannya, masuklah saya ke ruang divisi lain. Bukannya bersyukur diakasih syukuran satu loyang roti per orang malah kecewa dan teriak dengan nada yang sama, aaaaaaaa rotiiiii..!! 

Ohhh sungguh tidak pantas sekali. Sangat saru,. Orang yang mengantarkan makanan [red: kami] saja belum juga keluar dari ruangan, eh makanan tersebut sudah dibuka dan masih mencela lantaran  tidak sesuai harapan. Dan parahnya lagi masih ada yang mau minta syukuran lagi bukan dari rombongan namun dari individunya langsung. Oh My God,.  Heran sekali, kok bisa2nya gitu,. Sontan saja aku mendadak ilfil berat,  terlebih kesuksesan pimpinan yang baru dilantik tersebut ga’ ada hubungannya dengan mereka. Mereka tidaklah memberikan sumbangsih apapun yang berdampak di dalam karirnya.

 Pertanyaan saya hanya satu,lantas jika diantara mereka diposisi pimpinan tersebut, apakah mereka juga akan sebaik pimpinan itu? Memberikan syukuran kepada orang2 yang ga’ ada sumbangsih dalam karirnya?? Heran.. heran.. heran.. Lantas teringat dengan sms teman disuatu senja. Ntah ada angin apa, “manusia itu sering tidak bersyukur. Lihat saja orang sakit yang memerlukan tabung oksigen, memerlukan suntikan infus, memerlukan tambahan darah dll. Kita itu kaya, namun kita kerap lupa bersyukur atas karunia-Nya. Berapa nominal rupiah sajakah jika bernafas menggunakan tabung oksigen dalam satu bulannya? Dengan kesempurnaan jantung, paru2, hati, saluran penceranaan dan organ yang lainnya kita kerap mengingkari nikmat yang sungguh luar biasa ini. Yakni nikmat sehat.”

Memang, kalo diikuti pasti ga’ aka nada habisnya ataupun ga’ bakal ada puasnya. Tinggal kitanya yang mengerem setiap tindak tanduk kita. Sudah jelas dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 7 artinya demikian “Jika kamu bersyukur niscaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah pedih".
   
Sudah jelas dalam ayat diatas bahwasanya Tuhan akan menambahi nikmat kepada orang2 yang bersyukur, sehingga hidupnya akan tenang, bahagia, tentram, tidak ngoyo, tidak rakus, tidak takut apabila kesaing dengan orang lain. Ia akan dengan legowo menerima apapun yang sudah ditakdirkan oleh ALLAH,karna baik buruk menurut kita belum tentu baik buruk menurut ALLAH.  Hal berbalik terjadi pada orang yang tidak pernah bersyukur, azab pedih adalah ganjaran yang tepat bagi mereka. Atas keingkarannya akan nikmat yang tak dapat dihitung. 

Hidupnya merasa kekurangan, padahal di garasinya sudah berderet2 kendaraan roda 2 dan 4, namun masih saja kurang. Terlebih jika ada tetangga ataupun rekannnya mempunyai barang2 baru yang dirasa ia kalah dan merasa tersaing, ia lalu kebakaran jenggot. Ntah bagaimana caranya harus bisa diatas mereka, harus bisa menjadi orang yang paling TOP. Semoga kita termasuk dalam golongan orang2 yang selalu bersyukur atas nikamat Allah. Aamiin
#semoga bermanfaat hidup bahagia..


Satu Mulut Dua Telinga

“Silence doesn’t always mean “ya” sometimes it means, I’m tired of explaining to people who don’t even case to understand”. So sweet sekali kutipan ini yaah. Memang benar kadang kala diam jauuh lebih baik dibanding harus menjawab satu2 bahkan mengklarifikasi apapun yang ada dalam benak mereka. Mereka yang kadang kala tak mengerti titik permasalahan, mereka yang tidak mengerti duduk perkara. Yang mereka ingin hanya ingin berkomentar. Singkat kata masa bodo-lah dengan persepsi yang ada dalam benak mereka, sejauh kita tidak melanggar norma2 masyarakat dan ketentuan Tuhan, go ahead,,

     Abaikan saja omongan2 miring mereka, karna kita tidak akan pernah kuasa membendung satu persatu persepsi. Tetap fokus dengan apa yang menjadi tujuan kita. Jangan takut, jikalau kebaikan pasti Tuhan tidak akan tinggal diam kok, Tuhan pasti akan memeberikan beribu jalan tengah dan solusi. Jangan pernah gentar berbuat kebaikan sekalipun cemooh mengarah dan menyudutkan kita.

Yang harus kita sadari, layaknya hidup dimana selalu ada 2 sisi. Selalu berpasangan, keduanya yang akan saling melengkapi dalam kehidupan ini. Begitu juga dengan suka — pasti ada yang tidak suka. Itu sudah pasti dan jelas, sudah menjadi hukum alamnya. Anggap saja, omongan miring tersebut sebagai doa2 indah, sebagai pelicin niatan baik kita. Anggap saja, mereka adalah pendukung setia kita, yang selalu setia di belakang kita. yang sudah besusah payah mengorbankan dirinya untuk mengurusi urusan kita, yang sebenarnya tidaklah penting bagi mereka. Bagaimana kita tidak bahagia coba? diperhatikan setiap detail tingkah kita?

Say thanks a lot for them [red:follower],  atas perhatian yang sudah diupayakan untuk kita. Sudah repot2 mengurusi urusan kita. Secara tidak langsung, mereka menjadi salah satu bagian penting dari kehidupan kita lohh, knapa? bisa jadi dari omongan nylekit mereka akan memberikan ide2 baru yang jauh lebih baik dan lebih inovatif. Dan memang benar adanya, kalau sejatinya BENCI itu BENar2 CInta,,
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

#akurapopo

  Undangan pernikahan tergeletak ada di meja kamar, ternyata dari teman sepermainan, yaps teman satu genk tepatnya. Genk koplak yang dulu pernah menahun bersama dengan segala warna warni kegalauan. Lantaran kesibukan satu dengan yang lainnya, mengaburkan hasrat untuk saling bertemu sekalipun hanya beberapa saat. Kini keadaanpun sudah berubah bah bah,, ada yang lagi hamil, ada yang baru saja menikah, ada juga yang bawa anaknya,, lalu pandangan dan pertanyaan tersorot kepadaku??? Dengan segala candaan yang bikin ati mak jleb jleb jleb pun  berusaha  menjawab dengan setenang mungkin dan kepura2an tegar seraya mengeluarkan jurus nyengir kuda dan menelan ludah,. #akurapopo

Mendapat kesempatan beasiswa melanjutkan studi sungguh hal yang ditunggu dan dinanti. Terlebih beasiswa yang tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Binar masa depan seolah nyata tergambar  di depan mata, namun keterbatasan penguasaan bahasa menjadi penghalang. Lebih tepatnya Bahasa Arab. Berbagai cara sudah ditempuh untuk dapat memahami Bahasa Arab. Dari les dadakan hingga memborong buku2 berbau Bahasa Arab, dengan harapan “siap” dalam menghadapi pertempuran itu, namun lagi2 masih belum beruntung, lantaran hasil sangat minim diantara standar yang ditetapkan,. Mau tidak mau ya harus mau menerima kenyataan bahwa nama yang bersangkutan tidak ada dalam daftar peserta yang lolos penerimanan beasiswa tersebut. menarik nafas panjang seraya belajar ihlas melepaskan hal yang belum saatnya tuk dimiiki dan ku katakan #akurapopo
     
    Lain bengkak lain bernanah”, [red: orang lain yang bersalah, orang lain pula yang menanggung akibatnya]. Cap tersangkapun mengerucut padanya, lantaran HP jadul hilang lantaran ia bermain dirumah tetangganya. Tanpa adanya kompromi ataupun klarifikasi, dengan cepatnya menuduh dan menyebarkan informasi2 kotor. Berita kotor tersebut dengan mudahnya tersebar dan terlihat jelas  tatapan nanar dari para tetangga.  Sempat beberapa waktu mereka [red:tetangga] menggunjing dan seolah jijik jika berhadapan dengannya. Tak ada senyum di wajah mereka paska  kejadian tersebut. Sakit pasti ia rasakan, namun tak ada satupun hal yang bisa ia lakukan selain berdoa. 
Berdoa kepada Zat Yang Maha Kuasa. Zat Yang Maha Adil. Dan benar, sesaat kemudian Allah menunjukkan jalan, Allah membukakan pintu hati mereka. Allah melihatkan keadilan-Nya, dengan kuasa-Nya apa yang tidak terlihat manusia Ia tunjukkan. Dan orang yang mengambil HP tersebut ternyata pekerjanya. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah tidur,cepat atau lambat semua yang baik akan terbukti baik, begitu juga dengan yang busuk akan cepat tercium baunya. Mungkin tak ada hal yang bisa sebagai pembanding untuk mengekspresikan kecamuk perasaannya paska kejadian tersebut. 
Kekecewaannya sungguh amat dalam,. Namun nasi sudah menjadi bubur, yang ada dalam pikirannya mau diapakan bubur ini [red:kekecewaan] agar menjadi lebih enak. Dilengkapilah dengan pikiran2 positif serta sugesti positif sebagai kerupuk, suwiran ayam, irisan cakue, bawang goreng, irisan seledri dan kacang goreng sehingga bisa kita sebut dengan bubur ayam yang yummmy,. Ya.. kekecewaan yang berbalut akan nikmat yang luar biasa. Dan ia hanya bisa katakan pada dirinya sendiri agar selalu optimis dalam menjalani hidup, bahwa #akurapopo.

Besuk bahkan lusa adalah misteri. Tak ada satupun yang mengetahui apakah yang akan terjadi. Jangankan besuk, satu detik menit bahkan sejam kedepan-pun  kita ga’ akan tahu. Kehidupan ini adalah rahasia-Nya. Tugas kita menjalani apa yang ada di depan kita. jikalau masa lalu terasa getir ya sudahhh, let’s go to moving,. Move on dalam arti sesungguhnya. Jika ada niat dalam hati terdalam seberat  apapun pasti dapat move on.

     Hal2 kurang mengenakkan mungkin sudah menjadi teman yang tak asing di dalam kehidupan kita, hal tersebut silih berganti absen dan menyapa kita, sekedar menjadi reminder bahkan menjadi warning di kehiupan ini. Seberat apapun itu, seharusnya say thanks to them [red: problems].  Kok bisa? Kenapa harus berterima kasih kepada masalah2 yang bikin hari2 riweh?? Ya, kita justru harus mengucap syukur akan masalah yang kadang menyambangi ketika suasana baru [saja] tenang, bahkan disaat suasana genting. Jika kita tarik lurus, masalah sebenarnya membuat kita jauh lebih baik lho., menjadikan kita lebih dewasa, lebih bijaksana, lebih humble, dan lebih2 lainnya..

     Terkadang kita cepat sekali menyimpulkan sesuatu dengan kata MASALAH, tatkala harapan yang tak sesuai dengan kenyataan. Harapan yang bisa jadi terlalu tinggi, atau bisa jadi kita yang salah berharap, salah menyandarkan harap dan asa. Tuhan maha pengatur semua. Semua yang menerpa dan menempa kehidupan kita pasti sudah atas izin Allah. Semua bertujuan baik,, jikalau kita mampu berpikir positif. Tentu saja dibarengi dengan  keihlasan dan lapang dada. Jadi tidak ada alasan mengapa kita kesal terhadap kehidupan lantaran masalah2 sering menerpanya,. Tetap tenang dan tenang karna semau akan baik2 saja.

     Ketiga contoh diatas hanyalah segelintir kejadian yang ada dalam skenario kehidupan ini. Apapun yang kita alami, kita terima saja. Mengapa?? Karna hal2 tersebut memang harus terjadi, entah mampir atau sekedar numpang lewat. Semua pasti membawa kebaikan bagi kehidupan kita. Teruslah gali nilai2 positif dari setiap kejadian. Lihatlah jamu, tidak semua orang menyukainya. Kadang orang nyinyir  pahit bin ga’ enak namun sebagian orang justru mencarinya lantaran menyehatkan. Begitu juga dengan kehidupan ini, sepahit apapun masalah yang menerpa kita, kalau kita berfikiran itu baik bagi kita, pasti itu akan membuat kita semakin kuat nan tangguh serta tak mudah “terkalahkan”,dan pada akhirnya legowo serta berbesar hati tuk  mengatakan #akurapopo..
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Kepentok Pesona Dusun


    Musim durian tiba,..! bagi para pecinta raja buah ini, mungkin hal inilah yang ditunggu2. Banyak pedagang  bermunculan di pinggir jalan. Sensasi raja buah ini mungkin menggoda bagi para penikmatnya., walaupun ada sebagian yang ga’ suka sama sekali dengan buah ini, ntah baunya ataupun rasanya. Ada sebagian lagi dibela2in beli di petaninya langsung di dusun agar dapat durian  mantap dengan harga yang sangatlah miring,. Tentunya dengan konsekuensi yakni jarak yang ditempuh dan medan yang tidaklah biasa. Berburu durian bisa menjadikan ajang kumpul2 bagi para penikmat raja buah tersebut. Sesibuk apapun pasti akan diluangkan, segala schedule akan dipending demi durian.

Dan sebulan yang lalu sayapun membuktikannya. Kesan yang menempel di benak ini bukanlah rasa duriannya, lebih cenderung hal2 di luar dugaan yang dialami di perjalanan. Kanan kiri pepohonan dengan jalan setapak,. Naik turun lembah  bikin mual perut,. Belum lagi dag dig dug kalau ada mobil dari arah yang berlawanan,. Siapa yang harus mengalah? Dan bla bla bla,. Mencengangkan ketika kita berhenti lantaran kebingungan di persimpangan arah,. mau belok kanan atau ke kiri atau justru lurus? sejenak berhenti dan tanpa ada yang menduga ada orang yang menghampiri dan bertanya kemana tujuan kami? sontan bapak tua tersebut membeberkan arah mana yang seharusnya kami tempuh. “lurus katanya, ikuti saja jalan ini, cuma situ kok,.” Kompak dalam bayangan kami, ohhh kita sudah hampir sampai,. ow ow ow asyiknya bentar lagi nyampek. Ternyata “cuma situ” yang bapak tua ucapkan itu jaraknya puluhan kilometer. Dan hebatnya bapak tersebut tau rumah yang dituju,. tau persis nama dan ciri2 teman yang kami tuju,. Oh amazing,.

Inilah kelebihannya tinggal di dusun. Guyup dan kekerabatan di dusun sungguh terasa kentalnya, hingga puluhan kilometer-pun masih mengenali satu dengan yang lainnya. Bagaimana tidak, setiap tikungan ataupun di gardu ronda orang membunyikan klakson kendaraannya, pertanda nyunsewu atau permisi lewat daerah tersebut., sekalipun kita tidak mengenalnya. Sempat adik bercanda, “wah kalo tinggal disini kita pasti boros accu-nya ya,. Karna dikit2 klakson..”.

Pengalaman yang sungguh mengesankan bagi saya tatkala beberapa jam tinggal di dusun yang jauuuh dari hiruk pikuk dunia perkotaan. Dusun yang masih sejuk. Dusun yang masih hijau dengan pepohonan yang menjulang tinggi. Dusun yang masih ramah bagi populasi beberapa hewan dalam menyandarkan kehidupannya,. Dan dusun yang masih menjaga tradisi kekerabatannya, sehingga kita kepentok nyaman dan tentram berada di dalamnya. Sejatinya nilai2 inilah yang kita butuhkan sebagai penyeimbang kehidupan dimana keegoisan2 yang lebih dominan.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Hidupmu Tak Lebih Menarik Dari Hidupku

Hal yang sering kita lupakan bahkan tanpa kita sadari ialah dominan dalam setiap perbincangan disuatu topik. Ga’ nyadar memang, namun kita sering asyiiik ngoceh ga’ terarah mau kemana, sedangkan lawan bicara hanya dtugasi menjadi pendengar yang baik dan harus menjawab setiap pertanyaan yang terlontar dari bibir kita.

Tanpa kita sadari, ketika kita merasa punya teman untuk curhat, kita melupakan haknya untuk “menghela nafas” tatkala kita asiik nerocos curhat. Perlu diketahui orang yang bersedia mendengarkan kita curhat belum tentu looh yang bersangkutan intersest dengan cerita kita, terlebih cerita yang diulang2. Boleh jadi yang bersangkutan rikuh atau ga’ enak hati yang disebabkan  banyak hal hingga mau tidak mau mendengarkan celoteh yang kadang ga’ masuk akal. Kenapa ga’ masuk akal?? Cerita ngalor ngidul,. Lalu minta dikomenin,. Setelah dikomenin malah ga’ setuju karna sejatinya dya sudah punya idealisme terhadap kasus yang sedang menimpanya. Pertanyaan selanjutnya, lalu kenapa masih curhat? kenapa masih bertanya, jikalau sudah punya jawaban  sendiri.

Terlihat sederhana nan klise yak,. Namun bisa2 fatal  akibatnya. Ga’ lucu kan, kita dikucilkan teman2 lantaran hobi baru kita? hobi curhat yang tidak tau kondisi. Sejatinya teman yang lain juga punya problematika yang mungkin lebih kompleks dari apa yang menimpa kita., namun mereka masih dan mampu nge-keep kegalauannya hanya untuk dirinya sendiri. dan sekarang tinggal pilihan kita, bagaimana system pengereman yang ada pada kita. yaps,. Bagaimana mengerem curhat tatkala raut muka lawan kita sedang terlihat sedih, bagaimana mengerem hasrat nerocos kita tatkala ia terlihat geram dan bosan mendengarkan kita, bagaimana mengerem ego kita agar suasana kembali menjadi cair dan enak.. dan semua tinggal pilihan kita, tinggal kita mau memilih yang mana..
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Mengkritik Lebih Mudah daripada Koreksi Diri

Suatu malam di warung burjo terdapat percakapan antara seorang bapak dengan seorang pemuda. Kebetulan pemuda tersebut baru saja pulang kerja dan sedang menikmati panasnya mie godog pesenannya, sedangkan di sudut utara ada seorang bapak bergegas pulang setelah menghabiskan secangkir kopi. Tanpatedeng aling2 ataupun tanpa basa-basi sang  bapak menghampirinya.

Bapakhaii mas, kok ga’  pernah kelihatan? kemana pemuda sekarang ini,? pemuda adalah motor penggerak kegiatan di kampung, di tangan pemuda-lah tercipta kreasi2 yang bisa menjadikan kampung ini menjadi lebih produktif.
Pemuda: tersenyum,..(menyadari karna jarang keluar lantaran benturan kesibukan)
Bapak: generasi muda seharusnya menjadi pelopor setiap kegiatan2 sehingga kampung ini bisa maju, tidak malah sepi sesepi ini. Banyak hal yang bisa dilakukan kok untuk memberdayakan potensi2 dari warga. Kalauga’ ada yang nggerakin, maka semua bakal asik dengan dunianya masing2.  Kamu-lah mas, yang nyontohin  teman2-mu biar pada aktif di kegiatan kampung.  Buatlah program2 menarik sehingga bisa menjadi magnet bagi mereka untuk meramaikan kampung ini lagi.  
Pemuda: tersenyum kembali,. [dalam hati: si bapak lupa kali ya, bukankah anaknya yang diamanahkannya sebagai ketua pemuda??]

Cuilan kisah diatas menyiratkan betapa mudahnya orang mengoreksi kesalahan ataupun kejelekan yang ada pada orang lain. Begitu gampangnya melihat borok yag ada pada orang lain, tanpa berfikiran klo yang bersangkutan juga kurang sempurna., yang bersangkutan juga punya kekeurangan. Si bapak dalam penggalan di atas menyiratkan karakter dengan mudahnya mengoreksi kesalahan orang lain tanpa dia befikir klo anaknya-lah yang mempunyai tanggung jawab sebagai leader pemuda di kampungnya. Sedangkan si pemuda tersebut jarang berkontribusi di kampungnya lantaran ia harus memperjuangkan kehidupannya.. Keadaannya mengharuskan ia bersikap tangguh  pasca pepisahan kedua orang tuanya. Kerja di beberapa tempat-pun dengan iklas ia jalani agar kebutuhan2 tercukupi. Jadi sunguh maklum jika ia jarang aktif di kampungnya.

Sungguh ironis memang, hal termudah adalah mengkritik serta mengoreksi kejelekan orang lain, sedangkan hal tersulit adalah mengoreksi diri sendiri. Begitu juga dengan sebuah kata yang bernama kritikan. Dengan mudah mengkritik orang lain bahkan tanpa diminta,, sedangkan ketika ia dikomentari ia akan marah dan bahkan meradang bukan kepalang. Yaps..  gajah dipelupuk mata tak nampak, kuman disebrang lautan nampak.

 Melihat fenomena diatas, agar tidak seperti si bapak, kita jangan mudah menyimpulkan tentang apa yang kita lihat secara kasat mata. Penampilan luar belum tentu mewakili keadaannya yang asli se-aslinya. Kurangilah mengurusi urusan orang lain., yang sebaiknya dilakukan ialah mengkoreksi apa yang ada di diri kita sbelum mengkoreksi kesalahan yang ada pada orang lain. Jika orang lain negatif, biarkan saja,. Singkat kata urusilah apa yang ada diri kita ajah, biarkan mereka dengan kehidupannya. Dalam hal ini cuek dengan urusan orang lebih baik  daripada kepo ngurusin urusan orang yang kadang kita jauh lebih buruk daripada orang yang kita anggap randah.
#salam hidup bahagia..

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger