Entradas populares

Everything Happens for a Reason

Kehadiran warna-warni ataupun kejadian yang silih bergantii di kehidupan ini sudah barang tentu beralasan. Mengapa setelah hujan tak selalu ada pelangi? Mengapa bintang hadir dikala malam? Mengapa ulat bulu bisa berubah menjadi kupu2 nan cantik? Semua itu ada karna hadirnya alasan yang melatarbelakanginya. Begitu juga dengan kehidupan ini. Kesedihan, ketabahan, kebahagiaan, dan kegaulaan yang menyapa insan manusia di bumi ini selalau dilatarbelakangi oleh sebuah sebab. Dan tak ada asap kalau tak ada api tentunya.

     Dinamika kehidupan ini layaknya putaran roda. Roda yang kadang di atas, roda yang tak selalu dibawah, roda yang tak selalu memberikan kabar kebahagiaan, ataupun roda yang tak selamanya memberikan penderitaan dan semuanya hanyalah sebuah proses.

     Tak selalu angan ataupun mimpi dapat begitu saja menjadi nyata tanpa kendala. Kadang orang harus berjibaku dengan keadaan yang menggerogoti semangat yang ada pada dirinya tatkala mimpi tuk mendapatkan pekerjaan idaman hilang begitu saja. Lantaran alasan nilai kurang dapat memenuhi standar yang di tetepkan perusahaan, ataupun tatkala mimpi melanjutkan studi terhalang akan kemampuan bahasa asing sebagai syarat untuk lolos tes beasiswa. Penyesalan yang berujung keputusasaan dan menyalahkan masa mudanya, mengapa dahulu tidak serius? Andai belajar serius pasti ga’ akan seperti ini, pasti peluang itu didapatnya, bla bla bla..

Memang benar, penyesalan selalu datang terlambat dan dibelakang, karna kalo di depan namanya berubah jadi pendaftaran dunk, right?? menyesal boleh2 saja, malah itu bagus dengan pertanda yang bersangkutan tau titik kesalahannya. Namun jangan sampai penyesalan menghambat pola pikir kita, penyesalan menghentikan smangat  kita, penyesalan mengaburkan pandangan kita mengenai mimpi2 indah kedepan. Jikalau seperti itu segeralah menyetop dan lekaslah move on.., ingatlah itu bukan  satu2nya jalan kesuksesan, jadi masih terbuka lebar jalan2 lain tuk meraihnya. Hilang satu, tumbuh seribu doong.

     Dalam kasus di atas, kegagalan terletak pada kesalahan masa lampau yang tidak serius menekuni bahasa asing sebagai pra-syarat yang digunakan untuk masuk di kebanyakan instansi/perusahaan. Sudah sudah dan sudah..! anggap saja kemarin blum jalan kita, belum waktu terbaik kita. Katakanlah pada diri sendiri dan menyugestinya, “sangat wajar belum lancar menguasai bahasa asing, karna bahasa tersebut tidak digunakan sehari2, jadi lumrah-lah jika harus gagal dulu. Dan kesempatan selanjutnya tak kan ku sia2kan lagi and it's time 4 me”.
     
Berterimakasihlah terhadap hal2 yang tidak mengenakkan di kehidupan ini. Ntah kegagalan, penghianatan bahkan perselingkuhan. Karna kita akan belajar dan ditempa akan sebuah proses hidup.  Kita akan belajar  dengan sendirinya bagaimana cara agar survive, agar tetap semangat melanjutkan hidup agar tetap berada dalam rule2-Nya, bahkan semakin dekat dengan-Nya, agar mampu ihlas dan legowo akan ketetapan-Nya, Yaps belajar di university of life. Sejurus dengan kutipan dari Darwis Tere Liye Sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya.  Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."
    
Begitu halnya dalam hidup, semua berproses, dan berproses. Tak akan ada kata berhenti hingga mata tak mampu berkedip lagi. Dan sungguh benar everything happens for a reason. Sebuah alasan mengapa kita terpilih untuk meraskan sisi kehidupan yang sejatinya sungguh menyenangkan ini. Sisi dimana yang lain belum tentu dapat diberikan kesempatan oleh-Nya. Jadi tidak alasan untuk mudah putus asa, mudah kecewa lantara hal2 yang dianggap tidak menyenangkan bahkan dianggap buruk menyapa kehidupan kita. Justru berterimakasilah karenanya kita dapat menjadi pribadi yang kuat nan tangguh. Hingga masalah akan malu jika berhadapan dengan kita, karena kita tak mudah ia (red: masalah) kalahkan, and still enjoying this life.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia..

cinta tetap butuh logika,,

Jatuh cinta memang berjuta rasanya, seperti lirik lagu jaman dahulu. Cinta bisa meyerang siapa saja tanpa ada batasan usia. Ntah cinta monyet, cinta pada pandangan pertaman, cinta karna sering ketemu ataupun sejenisnya. Masa2 PDKT alias pendekatan mungkin bisa menjadi masa2 indah nan lucu bagi yang bersangkutan dan bisa menjadi hal menggelikan bagi yang melihatnya hingga tak dapat menahan tawa.
Dahsyatnya kekuatan cinta bisa memberikan kekuatan di luar nalar “ribuan kilo kan ku lalui, samudrapun kan ku arungi, gunungpun kan ku daki”. Sehingga tak mengherankan jika kadang menimbulkan “cinta buta”, cinta yang tertutup oleh logika. Sekalipun orang2 terdekat melarangnya, namun hal tersebut seolah menjadi tantangan untuk membuktikan bahwa opini mereka tentang sang pujaan hati salah total.
Semua akan kembali yang besangkutan. Jika orang2 terdekat (red: banyak, lebih dari 2) melarang ataupun tidak menyetujui hubungan yang sedang dibina dengan gambaran yang sama, sepatutunya kita mempertimbangkan dengan logika. Dicerna baik2, knapa  ya mereka tidak menyukai? Ada apa ya dengan dia? Secinta2 kita dengannya, sebaiknya tetep menggunakan logika lhoo!.  Menganalisis alasan mereka seperti apa? Jika mereka berargumen bahwa yang bersangkutan buaya dengan membeberkan segala kelakuan minusnya, alangkah arifnya jika kita menerimanya dan tetep melakukan penyelidikan diam2 mengenai perilakunya. Cinta boleh namun logika harus jalan dunkGa’ mau kan jadi korban buaya nomer kesekian?? “Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Berpikir-pikirlah sebelum bertindak agar tidak kecewa”.
Hal yang perlu ditekankan, orang2 terdekat tidak ingin melihat kita celaka, tidak ingin melihat kita sengsara bin menderita. Karna mereka melihatnya menggunakan kaca mata logika/netral yang tidak dibubuhi oleh virus cinta. Mereka menginginkan yang terbaik bagi kita, jadi jangan memusuhi mereka lantaran mereka melarang, ataupun malah membela mati2an sang pujaan hati. Amati-lah kejanggalan perilakunya selama ini dan selidiki-lah. ! Yaps selidiki hingga menemukan titik keputusan hubungan, apakah akan lanjut dengan konsekuensi melawan restu orang2 terdekat ataukah lebih memilih meninggalkan 1 orang yang telah “mem-buayai” kita  dengan diperjelas oleh bukti2 keminusannya. Janganlah menambah deretan korban akibat kepintarannya dalam membual, “seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat. Berwajah rupawan namun perilakunya jahat”. Dan sejatinya cinta tetap butuh logika!!
#semoga bermanfaat & salam jiwa bahagia


Kelolalah Rasa Sesuai Porsinya

Sedih boleh, namun sekedarnya saja. Senang harus, namun sewajarnya saja. Begitu juga ketika dilanda kebencian terhadap sesuatu. Bencilah sewajarnya saja jangan berlebihan karna sekarang benci belum tentu besuk pagi masih benci lhoo, bisa2 sebaliknya malah bener2 cinta alias menggilainya. Begitu juga ketika menyukai seseorang, sewajarnya saja. Karna bisa jadi esok hari ia akan menjadi orang yang paling kita benci. Sengit ndulit (red: kemakan omongan sendiri akibat terlalu membenci bahkan antipati terhadap sesuatu).

Mengapa itu bisa terjadi? Jawabnya karna kita terlalu berlebihan dalam menanggapi sesuatu hal. Kita mempunyai pandangan yang terlalu tinggi terhadapa sesuatu, dan ketika apa yang kita bayangkan tidak terjadi dan bahkan meleset jauh dari perkiraan, maka kekecewaan yang timbul dan berimbas dengan rasa yang kita miliki. Tidak mengherankan jika cinta bisa jadi benci, benci bisa jadi cinta.., so sewajarnya saja.!

Begitu juga dalam hal persahabatan, biasa saja,sewajarnya saja. Jangan mendewakan persahabatan yang sedang dijalani, karna apa? Karna tak ada yang abadi di dunia ini, kecuali-Nya. Dalamnya laut dapat diukur, namun dalamnya hati sapa yang tau?, begitu juga dengan perasaan para sahabat kita. Bisa jadi, mereka ngampet kegalauan terhadap kelakuan minus kita slama ini, yang ending-nya  berwujud bom waktu yang sewaktu2 dapat meledak tanpa baa bii buu,.. yaps meledak, tanpa ada kompromi., dan itupun sangat fatal akibatnya.

Tak kalah pentingnya terhadap interaksi di lingkungan sekitar,, sewajarnya saja-lah! Ga’ usah berlebihan ingin terlihat lebih dibanding yang lainnya. Lebih menarik, lebih kecii dilihat, lebih pandai, dan lebih lebih lebih lainnya. Sejatinya tampil sederhana, sewajarnya dan apa adanya sebagaimana mestinya jauuuuuuuuuuuuuh mempesona. Katakanlah yang bersangkutan orang yang bependidikan tinggi, maka yang harus dilakukan bersikap dan berfikir yang luas, tidak fanatik, open minded dan tetap asiik menanggapi “keberagaman”, bukan malah sebaliknya. Laksana padi yang kian merunduk dengan kerendahan hatinya, bukan seperti pohon jati yang kian tegak dengan keangkuhannya.

Pada hakikatnya segala sesuatu yang berasal dari ulah kita akan dan pasti kembali ke diri kita kok. Yaps siapa menanam dia yang akan menuai. Tak peduli apakah hal kebaikan ataupun sebaliknya. Jadi ga’ perlu rasanya menceritakan dan mengumbar apapun yang telah dilakukan, jikalau kebaikan yang ditanam tanpa kita harus koar2 kemana2, kebaikan itu sendiri yang akan “mengangkat” kita, begitu juga sepintar2 apapun menyimpan “bau busuk” maka cepat atau lambat orang2 akan mengetahuinya.

Biasa aja, sekedarnya aja, sewajarnya, sesuai porsinya saja dan yang terpenting ga’ usah lebay alias berlebihan. Adalah sebuah solusi dalam menanggapi apapun yang menghampiri kita. Karna tak selalu apa yang menyapa di kehidupan ini sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tak lupa menempatkan diri sebagaimana mestinya tak luput memberikan  kontribusi yang menjadikan kita magnet bagi lingkungan. Magnet positif yang akan menarik kutub2 kebaikan bagi lingkungan sekitar.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia


Yang Punya Masalah Tidak Hanya Kamu

Ada berbagai macam tipikal karakter manusia di muka bumi ini. Ada orang yang cuek, peduli, empati, egois bahkan problem solving. Tentunya bagi orang yang berkarakter problem solving  akan banyak yang mencarinya (red: untuk menumpahkan unek2), namun pernahkah kita sadari kita kerap menghubunginya hanya dikala kita butuh? Saat kita butuh second opininya, kita hebohhh bagaimana caranya agar bisa curhat dengannya tanpa memikirkan apakah ia sedang sibuk? ataukah sedang bermasalah juga.? Yang ada dalam pikiran hanya bagaimana mendapatkan solusi darinya, titik.! Sungguh egoisss yak..!! Ironisnya  ketika masalah itu clear kita lupa dengannya. Seolah tidak pernah terjadi apa2 dengannya..

Dalam kehidupan ini, kalau segala sesuatu dibuat ribet dan spaneng yang akan ada hanyalah stress ga’ berujung. Sejatinya hanya diri kita yang mampu mengolah rasa  tersebut. Dan ketika masalah baru tak dapat dipecahkan, lagi2 sibuk mencarinya dan tak kenal waktu menghubunginya agar ia mau mendengarkan curhatan kita lagi.. (teman macam apa yak ini..!) lagi2 ketika masalah beresss lupa tuh dengan sendirinya..

Pernahkah kita menyadari bagaimana perasaannya terhadap kita? ga’ berlebihan jika ia sekarang lebih memilih menjaga jarak dengan kita, telpon tak diangkat, sms-pun tak dibalas,, yang perlu kita sadari dya juga punya kesibukan dan kegiatan yang mungkin sangat menyita waktunya. Jadi jangan ngotot jika curhatan kita belum direspon, dan jangan nambahi lagi kerjaan baginya. Kitanya harus sadar diri..!!

Secara tidak langsung, ia menjadi salah satu bagian penting di kehidupan kita,, tanpa disadari, knapa? Karna ketika kita ada masalah kita ingin mencari solusi terbaik darinya,, tentunya dia berefek baik bagi kehidupan kita, walaupun tak begitu baginya J
Bolehlah curhat dengan siapapun yang kita percaya, siapapun yang membuat kita nyaman, siapapun yang dapat memberi umpan balik dari permasalahan yang kita hadapi,, dan kapanpun yang kita mau. Asal kitanya harus tau diri dan sadar diri, karna yang bersangkutan juga memiliki keterbatasan kemampuan untuk mendengarkan curhatan2 itu.

 Lihatlah tempat sampah.!! Kalau diisi sampah terus menerus, maka ia akan penuh, menggunung, dan berceceran ntah kemana hingga fungsinya sebagai tempat menampung sampah tidak berfungsi lagi. Begitu juga dengan dya. Sekali dua kali hingga batas kemampuannya mendengarkan curhatan kita mungkin masih bisa ia dengar dan ia beri solusi terbaik, namun ketika sudah diluar kemampuannya jangan salahkan ia jika curhatan kita baginya hanya angin lalu, yang hanya menguap  begitu saja.

#semoga bermanfaat & hidup bahagia 

Kompromi itu Menenangkan

Seberapa seringkah kita menyadari fase dalam kehidupan kita ini begitu indah.? Suka duka-pun sudah semestinya menjadi sahabat karib kita, setali tiga uang dengan kata pepatah ”semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin menerpanya”. Hal tersebut mengamini bahwa cobaan itu di sesuaikan tentunya dengan kekuatan hamba-Nya.

Jika kita mau flasback pada masa kanak2, apakah kita merasakan rasa  se-puyeng sekarang? Tentu jawabnya tidak, karna setiap masa mempunyai cerita tersendiri. Masa kanak2 mungkin bisa jadi masa terindah bagi setiap insan manusia, karna masa itu penuh dengan keceriaan, bebas dari beban dan tanggung jawab serta tuntutan. Berbanding terbalik ketika kita sudah menginjak dan menapaki masa dewasa., dimana mulai belajar bertanggungjawab, mulai merasakan sisi lain kehidupan yang mungkin jauh berbeda dengan masa kanak2. Sebut saja kegagalan, keputusasaan dll.

 Semakin kesini, masalah mungkin semakin kompleks. Bagaimana bisa bertahan dengan keadaan yang kadang ga’ kita inginkan dan ga’ kita duga. Tentunya ga’ ada yang ingin hidup sengsara, namun pernahkah kita bersyukur terhadap permasalahan yang menimpa kita? Bersyukur itu tidak harus ketika mengalami kebahagiaan aja lho,,. Bersyukur karna telah diingatkan agar bisa lebih baik lagi. Diluruskan tentang apa yang kita kerjakan kemarin ternyata kurang pas hingga kita bisa paham dan memahami apa yang sebenarnya tepat yang kita lakukan.

Pernah suatu ketika dalam hal yang bersamaan beberapa teman curhat mengenai kondisi tempat kerja dengan segala macam permasalahannya, hingga terlontar dari mulut mereka bahwa mereka akan re'sign. Yaaahhhh.. itu sah2 saja dan pilihan mereka untuk lanjut bekerja atau menyudahinya, tentunya akan berbuntut konsekoensi yakni menjadi jobless and job seekers. Pilih mana..?

“berkompromilah dengan keadaan yang ada pada dirimu, re'sign bukanlah solusi yang bijak, sedangkan dijaman sekarang dengan persaingan dunia kerja kerja yang begitu ketat ini, berpikirlah panjang, perlu diketahui bahwa ketika kamu pindah kerja ditempat yang baru, kamu pasti akan mengalami hal yang sama. Suasana yang tidak cocok-lah, ini-lah, itu-lah dan ga’ ada ujungnya. Dimanapun dunia kerja akan seperti itu. Tinggal pintar2 kitanya yang menarik ulur logika dan perasaan, karna semua tergantung dan bersumber dari kita. Hanya kita yang bisa mengatur perasaan. Hanya kita yang tau mana yang seharusnya kita lakukan.”

Jika kita hanya menuruti perasaan tanpa menggunakan logika, dirasa ending-nya hanyalah seperti itu. Keputusan yang grusa-grusu justru akan memperkeruh keadaan. Alternatifnya berkompromilah dengan diri sendiri dan akan menjadi solusi ampuuuh bin mujarab sebagai obat hati supaya lebih tenang. Logika juga harus disertakan, jangan hanya dengan perasaan tentunya. Sehingga penyesalan tidak-lah datang menghampiri kita.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Tujuan Allah Memberikan Rasa Kecewa

Kita ga’ akan pernah tau apa yang akan terjadi di dalam kehidupan ni. Semua berproses dan berjalan begitu saja, tanpa ada yang bisa melawan garis takdir-Nya. Kesedihan dan kekecewaan kerap kali menjadi pelengkap suatu kata yakni kebahagiaan. Dan Tuhan memunyai berjuta cara untuk menghadirkan kebahagiaan bagi hamba-Nya, sekalipun berbingkai kekecewaan.

Kekecewaan sering bahkan berkawan di dalam kehidupan kita. Tanpa meminta kehadirannya-pun “dia” bisa muncul dan hinggap darimana saja asal dan sumbernya. “dia” pun bisa membuat kita drop dan luluh lantah tak bersisa. Angan dan harapan tak selalu berakhir dengan manis, terlebih harapan yang terlalu tinggi. Yang ada hanyalah nglokro alias tidak semangat lagi menjalani kehidupan.

     Lalu apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dan mengobati kekecewaan? Sejatinya luruskan niatan awal kita terhadap sesuatu. Jangan biarkan kekecewaan muncul lantaran kita terlalu banyak berharap. Harapan yang terlalu besar menggiring kita berfikir tinggi. Dan tanpa kita sadari diri kita-lah yang membuat harapan palsu itu.

     Janganlah sekali2 salah menyandarkan harap. Sandarkan harapmu satu2nya pada-Nya. Tuhan tak pernah ingkar janji. Tuhan akan memberikan apa yang terbaik  bagi hamba-Nya. Karna sejatinya hidup ini milik-Nya dan kembalikan-lah kepada-Nya sang Maha Berkehendak. Bolehlah kita punya mimpi yang tinggi, namun jika Tuhan belum mengijabahi, apa mau dikata. Dari pada stress ga’ berujung mending ridho dan legowo dengan ketetapan-Nya,tak lupa bersyukur dan positive thingking. Bahwa sejatinya Tuhan memberikan kebahagiaan melebihi dari apa yang kita minta, sekalipun jalannya harus berliku2.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

From Nothing to Something

Tidak ada larangan bagi seseorang menilai terhadap apa yang dilihatnya. Ga’ ada ukuran benar atau salah pendapatnya. Semua sah2 saja dan kita-pun ga’ bisa juga  nge-judge penilaiannya salah ataupun versi kitalah yang paling benar. Kadang dari penilaian yang hanya sekilas bin seklibetan menjadi persepsi yang permanen bagi suatu hal.

Tidaklah berlebihan memang, kesan awal akan menjadi image yang ada dalam otak mengenai sesuatu. Ga’ ada salahnya, jika kita mengetahui berbagai si2, sehingga kita bisa bijak dalam mengerucutkan sebuah persepsi. Jika apa yang dilihatnya misal orang berbadan subur, belum tentu lhoo  yang bersangkutan malas berolahraga, belum tentu pula yang bersangkutan porsi makannya jumbo. Don’t judge a book by its cover, yaps itulah pepatah yang tepat untuk menggambarkannya.

Pernahkah anda diremehkan orang? Diremehkan karna keterbatasan kemampuan? Jika pernah seberapa sering? Lalu apa yang anda lakukan? Tentunya, semua orang ingin dihargai dan di-orangkan. Namun kenyataan yang ada entah karna ada yang merasa lebih (red: lebih kaya, pandai, tampan, cantik, dll) lalu memandang orang yang menurutnya kurang/dibawahnya menjadi sebelah mata. Tidak semua memang, namun ada sebagian dari mereka yang memiliki karakter semacam itu. Sakit hati boleh bila diremehkan orang, tapi janganlah berlama2 alias hanyut and let’s move on guys..!!

 Sebut saja Tito. Bagi kebanyakan orang, he’s nothing, tapi dia membuktikan kalau suatu saat ia bisa menjadi something. Masa lalu menghatamnya cukuplah berat nan pelik. Hingar bingar fatamorgana dunia melenakannya hingga ia terpeleset bahkan masuk ke kubangan dunia yang kelam,, Diawali dengan segenggaman niatan baik, ia beranikan tuk memulai satu per satu step di depan matanya. Ga’ mudah pastinya tapi ia terus melawan. Niatan besar dari dalam hatinya dengan dukungan keluarga dan para kawan baiknya-pun ampuh membawa ia terlepas dari jeritan pilu itu. Niatan baik tersebut berbuah keberuntungan baginya. Keberuntungan yang selalu menaunginya hingga decak kagum tak percaya-pun selalu terlontar tatkala namanya disebut. Orang2 yang selama ini menganggapnya sebelah mata, harus rela menelan ludahnya. Kini orang yang ga’ ada arti layaknya seonggok rongsokan berbenah menjadi pribadi baik dalam arti sesungguhnya dan membuktikan bahwa kini ia menjadi something.

Kisah lain dari Nina. Sekilas ia adalah anak yang tidak punya bakat, akademik-pun sangatlah minim. singkat kata, ia adalah anak pas2an. Ga' pandai namun ga' bodoh juga. Kebetulan sekolahnya mengirim 2 perwakilan maju dalam perlombaan menggambar. Mereka adalah Nina dan Lani. Teman2nya-pun ragu akan kemampuan Nina sebagai wakil sekolah, bahkan terang2an kalo Lani-lah yang akan menyabet pialanya, mengingat Lani dikenal mahir menggambar. Dengan terang2an mereka memuji Lani, dan itupun sah2 saja bagi Nina. Karna sebuah pendapat itu mutlak hak masing2 orang. Masalah bagus, cantik, indah itu masalah selera. Jadi satu dengan yang lainnya barang kali tidak sama. Singkat cerita, perlombaan telah selesai, dan tibalah waktu pengumuman. Tidak disangka ternyata Nina-lah yang menjadi juara. Tidak lama dari itu, Nina mendapat kesempatan lagi mewakili sekolah-nya dalam perlombaan yang sama, namun dalam forum yang jauh lebih besar. Orang2 yang semula tidak menganggap Nina-pun mulai terbuka pikirannya dan mulai mendukungnya. Dan seperti perlombaan sebelumnya Nina-pun mendapat kesempatan memiliki piala lagi.

Penggalan dua kisah diatas mengisahkan terhadap “remehan” orang. Ga’ perlu menangkis remehan  yang dialamatkan kepada kita, karna bisa jadi memang kita dimata mereka seperti itu, bisa juga mereka tidak mengetahui sebenarnya diri kita. Tugas kita mengerjakan apapun sebaik mungkin, agar penyesalan tidak pernah menghantui. Jikalaupun ada orang yang ga' suka, biarkann dan itu-pun lumrah adanya. Hal senada dengan pepatah berikut:
Nandur pari,  iso tukul pari lan  iso tukul suket
Nandur suket mesti bakal tukul suket ora bakal tukul pari
Nandur kebaikan, iso tukul kebaikan lan iso tukul keburukan
Nandur keburukan jelas bakal tukul keburukan
Tapi ojo khawatir, Gusti Allah Maha Kuasa..

Ringkasnya: kita berbuat baik aja ada orang yang ga’ suka, terlebih kita berbuat buruk. Jika kita mengalaminya, balas saja dengan senyuman termaniss, dan jadikan hal tersebut sebagai motivasi agar bisa lebih baik lagi. Karna kita tidak dapat memaksa orang lain untuk menyukai kita. Itu hak yang ada pada masing2 orang. Yang jelas, yang harus kita lakukan yakni berkarya sebaik mungkin dan teruslah berpikiran positif riiia. 
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger