Pagi
ini dibuka dengan melihat postingan fb seorang temen,
unggahan poto gambar sajadah dengan sedikit kata pengantar “Saat tak ada bahu untuk bersandar, selalu ada lantai untuk bersujud”... hmmmmbb,.. manusiawi sekali kita butuh sandaran untuk menopang warna warni kehidupan
ini. Adakalanya ketika masalah bertubi2, yang diinginkan hanyalah berbagi. Berbagi tuk mendapatkan
solusi, setidaknya berhasil mengeluarakan unek2 and say good bye to strees..
Hanya saja permasalahannya,. kepada siapa?? teman, sahabat, keluarga, atau media social?? Semua pilihan sah2
saja. Bolehlah curhat dengan teman/sahabat/keluarga namun janganlah egois. Dari
mereka juga mempunyai “masalah” sendiri. Sebisa mungkin jangan sampai menambah
permasalahan tuk mereka. Jangan-lah memaksa untuk selalu didengar dan diberi
solusi. Jika hal tersebut dilakukan berulang2 dan dengan hal2 yang sama, bisa
jadi mereka geram. Bisa jadi ocehan kita ini hanyalah sepele bila dibanding dengan
permasalahan yang sedang mereka hadapi, hanya saja mereka diam dan memilih nge-keep tuk mereka sendiri. Ga’ melebih2kan.
Jangan
salahkan bila yang bersangkutan memilih enggan
mengangkat telepon kita, enggan membalas sms kita, ataupun selalu ngeles apabila kita ingin ke rumahnya. Mungkin
saja dia sudah muak dengan celoteh kita. Singkirkan egoisme jauh2
dari pikiran kita, jangan inginnya didengar tapi enggan tuk mendengar.., belajarlah tuk menjadi orang yang bisa saling memahami laksana simbiosis mutualisme. Jika tidak, hal semacam inipun bisa menjadi bumerang dari sebuah pertemanan.
Sangat
manusiawi jika kasus tersebut sering terjadi di sekeliling kita. Coba kita
memposisikan ke posisi mereka (red: teman yang jadi tempat curhat) kita sama2 memiliki waktu 24 jam, ia-pun membaginya tuk berbagai macam kegiatan: pekerjaan kantor, keluarga, kegiatan sosial dll. Disela2 waktu senggangnya-pun ingin ia gunakan untuk dirinya sendiri tentunya, setidaknya untuk beistirahat. Jika kita masih ngotot untuk menambahi
“pekerjaan” bagi dia, ga’ salah jika dia memilih meninggalkan anda.
Satu2nya
tempat curhat yang tidak mengenal dinding ruang dan waktu adalah Sang Pemilik
Alam ini, yakni ALLAH SWT. tak mengenal rasa bosan, tak mengenal rasa lelah
sekalipun kita selalu dengan kata2 yang sama tiap curhatnya. Tak ada yang tak
mungkin bagi Allah. Apapun jadi nyata kepada siapa yang ia kehendaki. Beliaulah
sang Maha Pemberi Solusi, Sang Maha Pemberi Kenyamanan dan Rasa Nyaman,..
Jika
curhatmu dan doa2mu belum dikabulkan, mulailah kita koreksi diri, apakah kita
masih sering berbuat “negatif”? katakanlah kita sudah berada dalam jalan yang
lurus menghindari apapun yang berbau dengan “kenegatifan”, tapi knapa doa2 dan curhatan belum ada
solusinya? Sedangkan orang yang gemar berbuat negatif, sholatpun bolong2 eh hidupnya lancar2 saja dan bahagia2 saja,
berbanding dengan kita yang sudah berusaha selurus mungkin.
Hal
ini senada dengan obrolan Pak Ustadz dengan
santrinya disore itu:
Ustadz : Janganlah berputus asa, terhadap doa2 yang
belum dikabulkan oleh Allah. Semua doa pasti akan dikabulkan olehNya. Boleh
jadi Allah akan mengabulkan doa sesuai dengan request kita ataupun menggantinya dengan
yang lebih baik, dan di waktu yang tepat. Tugas kita yakni berprasangka yang
baik2 dan sebaik2nya,,.
Santri : Lalu, knapa ya Ustadz banyak orang yang ga’ “manut” Allah malah doa2nya dikabulkan..?.
Ustadz :
(tersenyum).. Sebagai contoh begini: kalo kita didatangi pengamen dengan
dandanan yang ga’ enak dilihat, suara relatif biasa dengan lagu
yang ga’ jelas iramanya, apa yang
akan kamu lakukan?
Santri : buru2 ngasih
uang agar berhenti nyanyi-nya tad,dan biar ia segera pergi..
Ustadz : okey,.
Kalau ada pengamen yang suaranya bagus, sopan, dan enak dilihat, apa yang
kamu lakukan??
Santri : kebalikannya
tad.. jangan buru2 ngasih uangnya karna pengen
ndengerin lagunya lebih lama..
boleh jadi kalau suka banget ga’ mikir2 ngasih uangnya lebih dari
pengamen yang satunya tadi tad..
Ustadz : begitu
juga dengan Allah. Bilamana Allah sudah cinta dan menghendaki kepada siapa
Ia memberikan “hadiah” maka Allah tak segan2 memberinya “hadiah
terbaik”. Bahkan melebihi apa yang ia minta dalam curhatan dan doa2nya lho.. dan kapan waktunya hanyalah Allah
yang tau. semakin orang tersebut tunduk dan bersujud kepad Allah, ketahuilah
Allah sangat menyukainya. Ingin-Nya berlama2 melihat hamba-Nya yang taat dan memasrahkan diri.
Dan pasti akan dikabulkan, langsung ataupun berjeda waktu. Semua tergantung
Allah mau kapan waktunya, karna hanyalah Ia yang tau waktu terbaik terkabulkannya
doa2. Jika doa2 itu belum juga dikabulkan hingga yang bersangkuta meninggal,
Allah akan memberikan-nya di akhirat kelak. Ketahuilah janji Allah itu benar.