Entradas populares

Showing posts with label Kesehatan Jiwa. Show all posts
Showing posts with label Kesehatan Jiwa. Show all posts

WARNING: hati-hati dengan orang yang tulus!

Kehidupan orang dewasa itu lebih pelik dibanding masa kanak-kanak. Saking peliknya kita sering terjebak atau malah jadi korban dari teman yang toxic. Pada akhirnya kita akan kebingungan mana teman yang real, temen toxic, dan temen tulus. Jika kalian menemukan orang disekitarmu kok dya memiliki karakater yang tidak iri hati melihat kesuksesanmu, ketika kamu bercerita tentang impianmu dya mendukungmu bukan mencemoohmu, bahkan dya yang mencoba selalu ada untuk merespon pesat singkatmu. Jika kamu sudah menemukan temen macam itu fix kamu beruntung dan sudah selayaknya kamu pertahankan pertemananmu itu. 

Boleh jadi kamu punya teman banyak yang lebih asyik dan menarik ketimbang dya, namun kamu boleh adu ketulusannya. Apakah mereka bisa setulus itu mendukungmu? mencoba selalu ada buatmu? atau minim mereka ga menertawakan mimpi-mimpimu?

Temen yang memiliki karkater tulus terlihat ga menarik, karena dya akan berpenampilan sederhana, kosa kata yang keluar dari mulutnya juga bukan tipe kata-kata "judgement", wajahnya teduh karna ga sedang ruwet mikir pingin jadi nomor satu, pembawaannya tenang karena dya tau apa yang harus dya lakukan. Meskipun demikian, kamu ga bisa lho seenaknya dengan dya. Layaknya manusia biasa, dya juga punya kuota pemakluman, batas toleransi, dan rule-rule yang boleh dan tidak untuk dya lakukan.

Kamu ga bisa juga lho seenaknya bersikap sama dya, eh mentang-mentang orangnya enak trus kamu bisa seenaknya? Oh big NO, sekali dua kali masih OK, masih bisa dya maklumi tapi kalau keterusan dan kamu kok malah ga tau diri maka siap-siap saja dya pelan2 akan mundur dari kehidupanmu. Ujungnya adalah kalian masih tetap berteman tapi dya udah ga peduli apapun denganmu. Ya hanya sebatas menjaga hubungan baik saja. No more...

Nah kalo kejadian kayak di atas, yang rugi siapa? Yaps jelas kamu, bukan teman tulusmu itu. Dya mah banyak temannya, meskipun ga terlihat di matamu. Teman tulus itu radarnya tinggi jadi dya kemana aja bisa dapat temen sefrekuensi. Berikut hal-hal yang membuat temen tulusmu ancang-ancang log out dari berteman denganmu:

Kamu datang hanya saat  butuh saja

Kamu kira dya gedebok pisang yang ga punya hati? Heyy sadar woyy... Dya memiliki toleransi yang besar dalam pertemanan jadi ketika kamu datang hanya disaat kamu butuh saja maka dya akan tetap baik menanggapi bahkan memberi solusi dari permasalahanmu ASAL kuota toleransinya masih Ok. Sebaliknya jika batas toleransinya sudah merah karna kamu tidak tau diri seenaknya merengek untuk dibantu ataupun memaksa untuk mendengarkan keluhmu yang itu-itu saja tanpa kamu memikirkan keadaannya maka ga heran kalo dya melambaikan tangan, seraya mencoret namamu di dalam daftar teman2nya.

Kamu curangi dya

Teman tulus itu mengandalkan rasa ketika berteman, jadi dya akan kerasa kalau ada something wrong if u doing hal aneh. Dya akan mendalami kelakuanmu dan akan cabut juga ketika kamu terus-terusan curangi dya. Dya ga akan negur kamu karna kamu udah dewasa, tp kamu malah seenaknya meskipun kamu sadar kamu nglakuin kesalahan fatal. Dya akan ilfil parah denganmu bahkan kalo ada pilihan boleh tidak melihat wajahmu or tidak bertatapan sama kamu aja dya bakal pilih itu. Separah itu? Yaps hatihati dengan orang yang tulus, dalam berteman dya menggunakan logika dan perasaan, bukan salah satunya.

Ketika  kamu memiliki teman tulus yang supportnya luwar biasa terhadap kehidupanmu maka sudah seharuanya kamu jaga, bukan kamu manfaatkan. Darimana kita bisa tau teman kita tulus atau ga

  1. Lihat tatapannya ketika ngobrol denganmu;
  2. Lihat lengkungan senyumannya ketika kamu bercerita tentang keberhasilanmu;
  3. Liatlah mimik wajahnya ketika kamu direndahkan;
  4. Lihat dengan hati nuranimu, dya amanah atau tidak.

So, udah ada gambaran kan temenmu sekarang apakah dya termasuk temen tulus or temena manipulatif? Okay, sambung kapan-kapan yaa,.

Selamat berpuasa gaes... 

dinamika pertemanan

Dinamika kehidupan ini sangat seru dan menarik. Ketika masa kanak-kanak takut jika ditinggalkan teman, namun sebaliknya ketika sudah memasuki dunia dewasa akan lebih lega ketika  "tidak punya teman". Zaman sekarang banyak karakter teman yang unik seperti teman toxic, teman berbulu domba, bahkan ada teman yang kayak jalangkung. Ironisnya kita sering terjebak mana teman sejati, teman yang pura-pura baik, teman yang baik kalo ada maunya dan lainnya. 

Mungkin dari kita sudah pernah merasakan menjadi korban atas nama teman, entah dimanfaatkan ataupun dicurangi. Ada di sebuah kondisi kita dimungkinkan untuk tidak bisa memilih teman, namun kita tetap bisa menjaga kewarasan. Caranya? Yaps kita minta sama yang punya teman kita yakni Allah. Kita minta perlindungan sama Allah atas apa yang nampak dan tidak dari siklus pertemanan yang sedang dijalani. Minta sama Allah semoga kita terhindar dari sifat dholim, jahat, "maksiat", dan khianat. 

Melibatkan Allah dalam setiap hal yang kita lakukan itu menenangkan dan membahagiakan. Kita akan merasa slow dengan semua takdir yang Allah berikan, kita akan yakin bahwa semua adalah skenario terbaikNya sekalipun kita harus kehilangan teman. Ketika kita meminta sama Allah untuk dijauhkan dari teman yang dholim maka jangan kaget ketika jalannya kita mengalami masalah dengannya setelahnya. Yakini semua adalah alur ceritaNya. Kadang, permasalahan itu bentuk takdir baik satu untuk mengatasi takdir yang lainnya. Ketika sudah pasrah maka apapun yang akan terjadi dengan pertemanan kita itulah yang terbaik.

People come and go itu nyata, jadi menyikapi kehilangan dan menemukan teman baru itu sewajarnya saja. Semua ada massa-nya, semua masa ada waktunya, so enjoy  aja! Yakini kita suatu saat akan disatukan dengan teman yang supportif, teman yang tulus dan teman yang satu frekuensi. Meskipun tidak setiap saat contact namun tidak bisa dibohongi bahwa ikatan jiwa kita dekat, mudah empati dan ringan di doa. Jika kalian sudah mendapatkan jenis teman seperti itu maka jangan sampai melepaskan, karna mereka adalah bentuk rejeki Allah yang tidak main-main berkahNya.    

*dampak buntu nulis tesis

Alasan mata memandang rendah

Kadang lucu juga ya bila melihat ataupun diperlakukan kurang menyenangkan lantaran dinilai tidak satu kufu. Seolah makhluk klaster kedua gitu, lantaran ga' sama dengan kehidupannya. Namun di lain sisi ada makhluk yang memang tidak suka memperlihatkan "kehebatannya bahkan pencapaian hidupnya" secara terbuka. Nah kedua sisi ini memang berada di hak masing-masing orang namun akan menjadi hal yang tidak pas manakala ada kelompok yang merasa paling OK dan yang lainnya hanyalah sampah, yang dilirikpun tidak sama sekali. 

Memang, kebahagiaan orang masing-masing. Ada yang memang suka dipandang woww meskipun kehidupan sehari-hari babak belur. Ada juga yang merasa nyaman menjadi apa adanya meskipun tidak jarang menjadi objek ghibah. Ya inilah kehidupan fana di dunia yang tidak dapat lepas dari materi. Jika memiliki materi akan lebih mudah dihargai dan dihormati, sebaliknya kalo terlihat ga punya apa-apa, jangankan dihargai, dilirikpun enggak. That's a real life.

Secara garis benang merah, pada tulisan ini aku pingin mengungkapkan bahwa apa yang kita lihat menawan bukan berarti memiliki makna sesungguhnya, mata sering tertipu silau dunia sehingga kadang sering menjebak untuk merendahkan orang yang memiliki perbedaan dengan yang kita punyai. 

Orang yang terlihat miskin ga selalu memiliki makna miskin sesungguhnya kok, kadang mereka lebih nyaman hidup sederhana. Ketika mereka tidak memposting pencapaian ataupun keberhasilannya bukan berarti mereka tidak memiliki nilai sama sekali di hidup ini. Samapun ketika orang hobi memposting setiap jengkal perjalanan hidupnya bukan berarti mereka memiliki hidup yang sempurna, sudah tentu ia akan memilih cerita yang menarik yang memiliki potensi mengandung decak kagum bagi orang yang melihatnya.

Oh ya, kalau mata kita sudah auto memandang rendah orang yang dirasa ga sekufu dengan kita, maybe kita bisa mulai belajar untuk jadi orang yang lebuh wise karna kita ga akan pernah tau lo kita nanti hidupnya akan dibantu siapa? Meskipun anda sekalian sudah kaya raya tapi kan takdirnya ga bisa sendiri. Apa iya sih harta 7 turunan itu ga akan habis? apa iya bakal sehat terus/ dll. Bukan berarti kita pingin menderita, Big No... 

Kita realistis aja ya gaes, bisa disebut orang kaya karna ada orang miskin (red: yang hidupnya ga seberuntung mereka). Bisa disebut pandai jika ada orang yang susah banget untuk berpikir dan diajak berdiskusi. Bisa disebut sehat karena hidupnya tidak tergantung oleh alat-alat medis, dll. So, selagi mendapat nikmat Allah yuk syukuri,.. biar semakin sayang Allah sama kita. Tidak malah sebaliknya, selalu merasa kurang atas kasih sayang Allah...

#hidup sewajarnya

fokus ke perilaku diri sebelum sampai ke finish

Ada yang tau kapan ia akan mencapai garis finish?

Ada yang tau mengenai batas usia hidup di dunia?

Betul, hanya Allah yang tau kapan waktu itu menghampiri setiap makhluk yang bernyawa. Mengingat kematian dan mengupayakan untuk selalu berbenah adalah sebuah hal baik yang bisa dilakukan. Ketika kita hidup di dunia ini selesai, maka akan ada chapter2 selanjutnya dan Allahua'lam. Akan ada waktu dimana kita dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah kita lakukan di dunia ini. Ya pertanggungjawaban diri kita saja bukan orang lain. Urusan orang lain ya biarlah mereka yang mempertanggungjawabkannya.

Ketika dunia mencurangimu dengan segala macam cara dan motif, ingatlah hal ini. Kita tidak akan hidup selamanya di dunia. Kita akan diminta pertanggungjawaban perbuatan kita. Jadi ketika kita dijahati orang, dicari-cari kesalahan maka slow aja. Selalu koreksi diri untuk berbenah. Jika kesalahan ada diri kita maka segera perbaiki diri namun jika semua rumor, fitnahan bahkan omongan menyakitkan itu muncul dari hati yang iri maka abaikan. Biarkan mereka dengan pendapat mereka.

Biarkan orang yang syirik dengan rangkaian cerita khalayalannya..
Biarkan orang yang benci dengan amarah yang ia ciptakan sendiri..
Biarkan orang yang julid dengan skenario versinya sendiri..
Biarkan orang yang negatifve thingking dengan pikiran buruknya..

Mereka tidak membutuhkan klarifikasi atau informasi yang sesungguhnya, mereka hanya ingin apa yang mereka lontarkan menjadi nyata. Mereka ingin melihat kita terpuruk, down dan lemah. Stay strong and happy. Hidup ini penuh dengan ujian, baik ujian kesempitan maupun ujian kelebihan nikmat. Semua akan ada pertanggungjawabannya, so jangan down ketika nama baikmu dihancurkan oleh orang yang tidak menyukaimu. 

Ambil hikmah yang terkandung dibalik setiap kejadian. Termasuk harus keluar dari toxic circle yang penuh dengan dramanya. Tetap berbuat baik, jujur, tanggung jawab dan mendekat padaNya. Jika mereka jahat biar menjadi urusan mereka dengan Allah. Jika kamu kehilangan teman seperti mereka, bukan kamu yang rugi namun mereka. Mereka telah menyia-nyiakan teman tulus. Sekali lagi bukan kamu yang rugi namun mereka. 
#self reminder

sebelum finish-mu tiba

Kita itu tercipta memang selalu ada kurang dan salahnya, that's why disebut manusia. Dalam bergaul maupun bersosialisasi dengan banyak orang, kita sering salah paham maupun kres dengan seorang bahkan beberapa orang di lingkaran tersebut, ujungnya mending out daripada makan ati. Namun tak selamanya kita bisa seleluasa itu untuk out dari circle yang sudah tidak menyehatkan jiwa. Ada di sebuah titik kita hanya punya pilihan untuk tetap stay dan memilih meluaskan sabar. Nyatanya sabar itu sebuah hulu dari sebuah proses panjang yang tidak selalu orang mampu untuk melewatinya.

Kesehatan jiwa penting dijaga dan wajib untuk dipastikan stabil. Ketika dihadapkan pilihan untuk tetap stay namun circle tidak sehat maka memiliki sikap adalah sebuah pilihan tepat. Sering mendengar bahwa kadang musuh terbesar adalah orang terdekat, orang yang tau kebiasaan dan perilaku kita dan itu justru yang sering terjadi. Lantas jika mengalami hal tersebut harus bagaimana? Jawabnya adalah selalu mengedepankan instrospeksi supaya diri kita senantiasa randah hati. Kita hanya mampu mengontrol apa yang melekat di diri kita saja, perilaku, ucapan maupun sikap kita. Selebihnya berada di luar kendali.

Sama halnya ketika kita dihadapkan kepada situasi orang terdekat di dalam circle justru yang memutar balikkan omongan, menambahai bumbu, merendahkan bahkan dengan bangga menghancurkan nama baik di depan banyak orang hanya untuk mendapat sebuah pengakuan. Awwwwww... Mungkin 1, 2, 3 kali bisa menahan ketika kita mengetahui fakta yang luar biasa ini namun jika terus-terusan maka sudah dipastikan akan meledak. Sebelum meledak dan berakibat fatal, sebaiknya milikilah sikap. Lagi-lagi kita tidak mampu mengontrol apa yang akan orang lain lakukan kepada kita kan ya.. Dengan kita miliki sikap maka kita terjaga kewarasannya. Biarkan mereka mengembangkan ide untuk lebih memutar balikkan keadaan, semakin merendahkan, semakin menghina dan perilaku serupa lainnya.

Hak orang lain untuk tidak menyukai kita, namun kita juga punya hak untuk tidak menganggap mereka ada. Mungkin dari kita merasa ada di titik bodoh karena menganggap semua orang tulus, setulus kita ketika berteman. Nyatanya dalamnya hati manusia ga ada yang tau. Kadang kita sendiri merasa kita biasa saja atas kompetensi yang diberikan oleh Allah, namun bisa jadi hal tersebut bisa membuat insecure yang berujung kebencian secara berjamaah. Lagi-lagi kita tak mampu mengontrol perilaku orang lain.  

Pelajaran yang bisa diambil yakni bersosialisasi sewajarnya dan secukupnya. Jaga dan sayangi diri sendiri, jangan biarkan perilaku buruk orang lain mengganggu bahkan menghilangkan kebahagiaan yang seharusnya kita rasakan. Lepaskan toxic yang melekat di circle-mu  dan mualailah hidup baru dengan harapan baru. Yakinlah masih banyak orang yang menyukai kita, masih ada orang yang tulus mau berteman dengan kita. Tidak semua kok benci sama kita, tidak semua pula punya pikiran yang sama dengan mereka. Begitupula ketika kita direndahkan. Bangkitlah dan percayalah bahwa mereka yang merendahkan orang lain sejatinya tidak akan pernah tinggi dari kita. Orang yang memang memiliki akhlak yang bagus, ia tak akan pernah mau merendahkan orang lain.

Selamat,
Berbagaialah jiwa-jiwa yang direndahkan, karena kamu berkesempatan untuk memberikan kejutan-kejutan yang mencengangkan. Kamu berkesempatan dekat dengan Allah sedekat-dekatnya karena hanya Allah satu-satunya yang mampu menolong dan merubah apapun kejadiannya. Beryukurlah karena kamu sudah berjuang keras untuk melawan hawa amarah dan memilih untuk mengembalikan semua rasa ke pemilikNya. Beruntung sekali karena dengan kamu direndahkan, dihina dan dicari-cari kesalahanmu secara tidak langsung mengakui bahwa step kamu ada diatas mereka.

Tetap semangat untuk memperbaiki dan mengkualitaskan diri. Lepaskan apa yang membebani. Rengkuh apa yang membahagiakan. Abaikan apa yang meresahkan. Sejatinya waktu ini sangat cepat berputar dan kita tidak akan pernah tau kapan finish kita.  Sebelum finish masih ada ribuan kejutan yang mungkin saja bisa terjadi, so sebaiknya menyikapi apapun B aja. Jika sekarang hidupnya baik-baik saja, harta melimpah, keluarga sehat, dan dipandang sempurna maka syukurilah. Sebaliknya bagi yang hidupnya serba kekurangan, banyak masalah hingga bingung untuk malangkah maka tetap syukuri. Kita punya Allah untuk mengadukan segala rasa, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk mengubah keadaan hamba yang Ia ingini.

Bagi Allah sangat mudah untuk meluaskan apa yang sebelumnya sempit, sangat mudah membinasakan apa yang sebelumnya kokoh. So, bencilah sewajarnya, sukalah sekedarnya, sedihlah sesuai porsinya dan bersyukurlah seluas-luasnya. Di dunia ini tak ada yang abadi termasuk rasa yang melekat di jiwamu. Ingat kita memiliki waktu start dan finish berbeda-beda di dunia ini so sebelum nyampai waktu finish, isilah dengan hal-hal yang bermanfaat dan kurangilah mencari-cari kesalahan orang lain. Sejatinya hanya amalanmu-lah yang akan menemanimu dikala finish-mu tiba, bukan harta jabatan maupun kawanmu.
#self reminder

perhatikan circle-mu

Kita hidup ini dihadapkan pada kondisi untuk memilih beserta konsekuensinya. Termasuk didalamnya menerima/menolak dark vibe dari lingkungan sekitar. Lingkungan tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu faktor pembentuk kepribadian, sekalipun bukan satu-satunya ya. Istilah kerennya kita sebut circle. Circle rumah, keluarga, teman kecil, teman sekolah, tetangga, patner kerja maupun relasi tak lupa circle di dunia maya. Pembatasi interaksi, meminimalisir komunikasi serta men-filter dark vibe akan jauh lebih bijak daripada kita gila karena terjebak di dalamnya.

Laju dinamika di dalam circle sangatlah wajar apabila terjadi konflik, satu dengan yang lainnya berbeda pendapat, kepentingan maupun visipun kerap terjadi. Justru yang tidak wajar manakala kita terkungkung di dalam circle yang tak sehat namun kita justru enjoy. Cek diri please!  ada yang salah tuh...

Bagaimana cara mengendalikan diri supaya kita justru tidak menjadi pemicu konflik di dalam circle tersebut?

Sadar diri

Sederhana namun sulit untuk dilakukan. Mengenali diri adalah bagian tersulit dalam proses pengembangan kepribadian. Kita sering terjebak dengan kata "sempurna". Kita kerap menggunakan standar sempurna untuk menilai orang sehingga hasilnya akan justru nihil. Orang tersebut sudah pasti akan ternilai buruk dan jelek karna tidak mencapai standar sempurna yang digunakan. Lucunya adalah standar sempurna hanya diberlakukan untuk orang lain dan tak akan pernah berlaku untuk dirinya yang sibuk menilai. 

Kita memang tak bisa sempurna

Ketahuilah setiap orang itu tercipta dengan kelebihan masing-masing dan kekurangan masing-masing pula. Setiap orang berkesempatan terjerumus dalam lembah pekatnya maksiat maupun berkesempatan menjadi kaum ahli surga. Ya itu adalah kesempatan yang Allah berikan, tinggal manusia mau memilih kesempatan yang mana. Ilustrasi diatas menggabarkan bahwasanya kita itu berpotensi menjadi baik maupun sebaliknya. Jika sekarang baik belum tentu selamanya begitu, pun juga ketika berkubang dalam kesesatan akan selalu ada terbukanya pintu taubat.

Perkuat empati

Memohon kepada Allah untuk melunakkan hati adalah salah satu jalan supaya kita mampu menjadi orang yang ber-empati tinggi. Tak selamanya hidup kita akan diatas, jadi ojo dumeh. Kita bukanlah dewa yang mampu mengendalikan semua pikiran orang, mustahil itu kan terjadi. Biarlah orang berpikir dengan pikiran masing-masing, yang terpenting adalah kita berbuat semaksimal mungkin, selebihnya bukanlah wewenang kita.

Gali kebahagiaan

Dari pada menghabiskan waktu untuk membenci, lebih baik mencari sumber kebahagiaan masing-masing, salah satunya dengan memperkaya karya. Untuk apa mendramatisir perlakuan orang ke kita yang selalu negatif, ga' akan ada gunanya. Abaikan apa yang bukan ranah jangkauan kita. Satu hal yang bisa kita jangkau adalah perluas karya. Dengan banyak karya maka kita akan lebih bahagia, hidup kita punya tujuan yang jelas dan itu akan jauh membahagiaakan daripada memusingkan omongan orang yang tidak tau real kita seperti apa. Permasalahan yang terjadi adalah apakah kita paham kebahagiaan itu bersumber darimana? Jika dengan menggunjing, mengkambinghitamkan orang lain, memprovokasi, negative thingking, su'usdzon dan sederet sifat sejenisnya adalah sumber kebahagianmu lantas aku bisa apa??

Satu hal yang harus dipegang, sekecil apapaun bentuk kebaikan ataupun kejahatan yang kita lakukan itu ada konsekuensinya kok, baik akan kembali baik begitu juga sebaliknya. Tak perlu membalas kejahatan yang dilakukan orang lain. Cukup koreksi diri dan iklas akan ketentuan Allah, dari dua hal tersebut akan membawa kita menjadi orang yang loss tanpa beban dalam menjalani hari-hari. Jikalaupun masih saja dicari-cari salahnya maka cukup mereka yang doolll, kitanya jangan.


#bijak itu pilihan

definisi tak tau diri

Ada sebuah analogi cerita yang sungguh konyol dan ini hanya akan terjadi di negeri antah-brantah..

Ada tetangga baru yang menghuni rumah kontrakan sebelah. Keadaan sungguh memprihatinkan karena hidup sebatang kara. Rasa kemanusiaan itu memanggil kita sebagai tetangga dan singkat kata kita bergotong-royong, bahu-membahu untuk memudahkan kesulitan si tetangga baru ini. Hingga takdir membawa berita menyedihkan, si tetangga ini dirundung masalah yang bertubi-tubi. Sisi kemanusian siapapun pasti akan empati, trenyuh, welas dan mencari cara supaya meringankan deritanya.

Dan bulan sudah berganti menjadi tahun, tahun sudah berganti menjadi dekade,..

Entah bisikan darimana dan darisiapa si tetangga baru justru memusuhi orang-orang yang selama ini mem-back-up hidupnya. Duaaaar.... para tetangga lemas dan syok. Awalnya, para tetangga masih menganggap oh mungkin ini hanya salah paham hingga kejadian berkali-kali dan mereka menyimpulkan fix ini karakternya. Yaps karakter yang sungguh aduhai hingga logika dipaksapun sulit menerima. Tidak mudah membujuk para tetangga untuk tetap berlaku baik padanya mengingat ia sama sekali tidak mempunyai etika baik. Hal terparah adalah ia justru menjadi dalang yang mengadu domba tetangga satu dengan tetangga yang lain. Keren ga tuh...

Pelajaran apa yang bisa diambil dari karakter tetangga baru ini?

Hey tetangga baruku,.

Kenali dirimu yuk siapa kamu? siapa yang pernah menolongmu? dan siapa yang akan membantumu ketika kamu nanti dalam keadaan sekaratYaps siapa lagi kalo bukan para tetanggamu.

Yuk perbaiki diri, jika ada kesalahan para tetangga silahkan dibicarakan baik-baik, dikomunikasikan sehingga ada solusi. Mereka bukan orang lain bagimu, mereka sudah menganggapmu layaknya saudara. Hanya saja karna kehebatanmu, persaudaraan tersebut sirna. Yuk selagi umur masih ada, selagi udara masih bisa dihirup dan selagi masih ada kesempatan perbaikilah keadaan ini. Ga ada hal baik yang bisa diambil dari karaktermu loh,. Sayang sekali jika waktu hanya dihabiskan untuk memecahbelah persaudaraan..

#self reminder 

menghadapi orang yang MERASA sempurna

Sesuai judulnya, MERASA sempurna..

Berat ini topik, karena pada realitanya ga ada tuh manusia yang sempurna. Ga ada tuh manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan apalagi manusia yang selalu benar,. ga pernah dan ga bakalan ada. Yang ada hanyalah manusia yang MERASA sempurna. Sulit berhadapan dengan orang yang memiliki karakter ini karena ia akan memandang orang lain sebagai lawan kata sempurna alias cacat.

Apa yang dilakukan orang lain, ada saja salahnya..

Apa yang disarankan orang lain, pasti ditolak..

Apa yang berikan orang lain, selalu dipandang buruk..

Apa yang diraih orang lain, selalu dicibir..

Apa yang diperoleh orang lain, sering direndahkan..

Angel tuturane

Karakter ini hidup sesuai dengan standar pikirannya sendiri, tanpa ada empati sedikitpun kepada orang lain. Bagi karakter ini empati hanyalah bullshit. Karakter ini kalau lama dipelihara maka akan menimbulkan gejolak jiwa ujungnya yaps apalagi kalau bukan sakit jiwa. Sakit jiwa tidak selalu seperti orang yang berkeliaran dijalan ya..

Dia ga pernah bisa mentoleransi keadaan orang lain, sedangkan kalao mau ditelisik lebih dalam karakter ini enol besar. Besar omongan kecil tindakan. Dan keadaan karakter ini justru sangat memprihatinkan dan menyedihkan. Dya lupa bahwa roda itu berputar. Tidak selalu ada diatas seperti posisinya sekarang. 

Pertanyaannya, bagaimana jika takdir memutar roda tersebut? memutar posisi seperti orang yang selalu disalahkan? Wah bakal seru sepertinya karena karakter ini akan bersinergi dengan karakter yang suka sekali menyalahkan orang lain manakala ia terjepit dan tak berdaya. Ia tak mampu survive dan bertanggungjawab atas apa yang sudah dilakukan. 

Berat kan? Yaps, pelajaran untuk kita adalah..

Jika orang lain melakukan kesalahan maka maafkan..

Jika orang lain sedang berduka maka pedulilah..

Jika orang lain lebih unggul maka apresiasilah..

Jika orang lain lebih berhasil maka berbahagialah..

Kenapa?

Karena kita ga akan pernah tau takdir satu menit kedepan, jangan jadi orang yang jumawa. Semua hanyalah mengenai waktu.  Semua berputar pada porosnya so hadapi dan sikapi apapun secara bijaksana dan sewajarnya saja. Satu hal yang ia lupakan, rasa sempurna itu hanyalah ada diangan ia semata.

#just reminder

hakikat sepi

Tidak selalu jatuh itu menyeramkan. Awalnya mungkin sakit dan ngilu namun dari jatuh kita mampu memaknai apa yang disebut bangkit, hati-hati, pelan-pelan, fokus, dan sederet hal positif lainnya. Begitu juga dengan kehidupan. Dicampakkan dan dibuang itu tak selalu nestapa. Awalnya mungkin sakit tapi ketika kita mau menerima takdir ini sebagai hal terbaik di hidup maka dengan sendirinya pikiran positif itu berdatangan.

Kita bisa memaknai kata sepi, terasing dan terpinggirkan dari kata dicampakkan. Hal ini yang akan membawa kita menjadi orang yang lebih bijaksana lagi. Bisa jadi, tanpa dicampakkan kita tak paham hakikat sepi. Sepi yang membawa kita untuk mengenal siapakah diri sesungguhnya? apa tujuan hidup kita selanjutnya? Sepi mengajarkan kita bahwa keramaian itu juga sebuah hal fana yang cepat atau lambat akan pudar. Tak ada hal yang abadi melainkan hal-hal kebaikan yang pernah/sedang/akan kita lakukan. Dari sepi kita juga dapat memahami makna bertarung. Ya bertarung dengan diri sendiri untuk melawan ego. Memilih warna untuk karya di sisa waktu. 

Dicampakkan juga mengajarkan makna mendengar. Ketika kita masih dalam keramaian kita mungkin akan lupa bagaimana cara menjadi pendengar yang baik, sebaliknya dalam keadaan "tak bernilai" ini kita akan tau siapa makhluk hidup yang masih sudi membersamai kita. Dan momen inipun mampu memberikan pelajaran bagi kita untuk mendengarkan hal positif maupun negatif yang dapat dijadikan media untuk berbenah. Lagi-lagi kita harus menyadari bahwa kita ini bukan siapa-siapa, hanyalah makhluk kecil yang tak mampu luput dari kesalahan.

Allah begitu baiknya menjadikan kita pribadi yang lebih kuat dan tegar dari kejadian per kejadian yang mampu kita ambil hikmahnya. Tak ada yang kebetulan karena semua sudah masuk dalam skenario-Nya. Tak perlu menampik apa yang sudah menjadi suratan takdir, cukup hadapi-jalani-syukuri-nikmati karena semua ini adalah momen terbaik di hidup kita.

cek kesehatan mentalmu, now!

Ada orang yang bahagianya itu ketika mampu merendahkan orang lain,

Ada orang yang letak kepuasannya itu ketika mampu menjatuhkan harga diri orang lain di depan umum,

Ada orang yang kebanggaannya itu ketika mampu mengadudomba sekitarnya,

Dan adapula orang yang sumber ketentramannya tatkala merasa tak ada yang mampu mengalahkannya,


Hey jiwa-jiwa yang bersih,

Jika di pikiranmu sempat tersirat seperti 4 kalimat diatas silahkan segera periksa kesehatan mentalmu ke psikolog. Mungkin kamu sudah lelah, capek dengan ritme kehidupan yang kamu setting terlalu keras tanpa kamu sadari. Memeriksakan kesehatan mentalmu itu tidak berarti kamu gila kok, sebaliknya itu bukti kamu aware dengan dirimu sendiri. Lebih tepatnya sayang terhadap diri sendiri. Mau sampai kapan kamu menanggung derita dengan kesehatan mental yang terganggu?

Hobi merendahkan, gemar menyalahkan, suka memprovokasi,bahagia melihat orang lain celaka adalah sederet contoh nyata bagimu untuk segera bangkit peduli terhadap dirimu sendiri, yaps fokus ke diri sendiri. Jangan sampai kamu menjadi sumber racun bagi sekelilingmu. Jangan sampai kamu menjadi sumber ghibah lingkunganmu karena ada hal yang tak beres di hidupmu. Apabila kamu memang "sakit" maka segeralah berobat, sebelum penyakit itu menularkan ke sekelilingmu hanya karena ke-egoisanmu. 

Hidup bahagia itu fokusnya ke diri sendiri, tak ada hal menarik lagi mengurusi dan mencampuri urusan orang lain. Jika ada yang bertanya, indikator orang bahagia itu apa? jawabannya simpel, dia yang tidak suka mengurusi urusan orang lain. Merasakan kebahagiaan apabila tetangga mendapatkan undian mobil, ikut senang melihat sahabat karib keterima kerja di perusahaan negara, ikut tenang ketika melihat tetangga depan rumah menikah, empati terhadap tetangga yang gagal audisi idol, dll. 

Jika kita sudah ada di fase ini maka kita harus banyak bersyukur, karena fase ini adalah hal membahagiakan loh. Hidup kita simpel dan ga banyak pikiran. Kita akan semangat memperbaiki apa yang ada di diri kita tanpa tapi. Fokus hanya ke diri sendiri dan cukup merasakan syukur atas apa yang dimiliki, bukan meratapi apa yang belum dimiliki.

definisi memprihatinkan [sesungguhnya]

memprihatinkan itu,

bukan ia yang tak punya orang tua

bukan ia yang tak punya pekerjaan

bukan ia yang tak bisa makan

melainkan

ia yang tak mampu menilai dirinya sendiri



hobi mencela, sedangkan ia minim karya

gemar provokasi, sedangkan ia minim prestasi

suka merendahkan, sedangkan ia jauh dari kata rupawan



bila mencela, memprovokasi dan merendahkan itu sumber kebahagiaanmu, aku bisa apa?



satu hal yang perlu diingat,

bencilah sewajarnya, supaya tidak salah tingkah ketika takdir memaksamu meminta tolong padanya


Read also: 4 cara menghadapi orang yang seenaknya di kerjaan

Menghadapi toxic people secara profesional

Tak ada di alam raya ini yang kebetulan, semua terkendali atas ijinNya termasuk bertemu dengan orang yang hobinya mencari kesalahan orang lain. Selalu saja apa yang dilakukan kita selalu salah dan salah. Sekali dua kali okelah bisa jadi memang salah kitanya. Namun saking terlalu seringnya hal tersebut terjadi maka sudah mutlak itu namanya pola. Pola yang terbentuk dari karakter yang tercermin dari ucapan, tindakan dan perilakunya. 

Tidak bisa dipungkiri berhadapan dengan karakter tersebut hanya akan menguras energi, pikiran dan tenaga. Namun karna masih dalam konteks profesional maka mau tidak mau harus berhadapan dengan karakter ini. Supaya kita yang ga sakit dan tetep bisa berkarya maka ada hal yang bisa kita upayakan seperti:

Koreksi diri

Wajib hukumnya koreksi akan kesalahan yang mungkin tanpa kita sadari. Cari solusi dari fenomena yang sedang memanas. Jika salah ya segera perbaiki supaya keadaan kondusif. Sebaliknya jika dya yang sengaja mencari-cari kesalahan maka bersikap sebijak mungkin. Apabila diperlukan klarifikasi supaya keadaan membaik maka lakukan secukupnya, jika dirasa tidak perlu maka diam lebih tepat. Orang yang membenci kita itu tidak pernah mau menerima penjelasan dari kita sekalipun penjelasan kitakita itu benar. 


Pastikan letak permasalahan

Jika kita sudah mengurai permasalahan yang terjadi maka kita sudah tau langkah apa yang harus dilakukan. Tak perlu terus-terusan menyalahkan diri jika meminta maaf atau konfirmasi sudah dilakukan. Kita harus menghargai diri kita. Sayangi diri kita supaya tidak terlalu larut dalam euforia yang sedang memanas. Akan sangat disayangkan jika suasana memanas tersebut hanya dilatarbelakangi karna luka masa lalu yang belum clear.  Istilah Jawa "keno awu anget". Yang salah siapa yang dikambinghitamkan siapa. Dan itu sering terjadi. Dewasa seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan usia seseorang. Banyak karakter bayi yang terjebak dalam raga orang tua. 


Dibawa santai

Koreksi diri sudah, mencari tau letak permasalahan pun sudah lantas selanjutnya?? ya sebaiknya membawa permasalahan yang terjadi dengan santai. Jangan jadikan beban sekalipun itu auto kepikiran. Lepaskan perlahan toxic zone tersebut secaa perlahan. Jangan sampai karakter toxic tersebut merusak tatanan kehidupan kita yang sudah kita jaga ini. Cukup dya atau mereka yang toxic, jangan sampai menular ke kita. Ada sebagian karakter orang yang memang letak bahagianya itu bila mencari kesalahan orang, memojokkan orang, mempermalukan di depan umum dll. Kalau sudah begitu kita bisa apa?  

Noted:

1. Fokus terhadap apa yang bisa diri kendalikan: seperti sikap, tutur kata, tingkah laku, akhlaq, dll.

2. Bahagiakan diri dengan cara meng-eksplor kemampuan semaksimalmungkin. Balas dendam terbaik yakni memberi kado kesuksesan.

3. Hempas anggapan negatif yang tertuju ke kita, mereka memiliki hak bersuara dan menilai atas apa yang terjadi dalam kehidupan kita.


Read also:  aku bahagia karena aku bersyukur 

tercipta bukan untuk menjadi sempurna

Ketika kesalahanku selalu kau jadikan bahan jualan dan anda merasa punya banyak teman yang hanyut ikut2an benci berjamaah, maka uwe ucapkan teruskan sajaa...

Ketika jalan pikiranku selalu anda anggap salah dan tak pernah benar, maka uwe ucapkan selamat dah atas perasaan anda yg merasa sempurna ini...

Ketika anda hobi nyacat orang lain dan menolak jika diberi masukan maka uwe ucapkan hebaaaaat kali andah...

Ketika anda ketakutan dengan inovasi digital dan yang anda lakukan bukannya belajar tapi justru bertingkah norak yang tak berkelas dengan diperparah hobi menyalahkan orang lain maka uwe katakan nyermin dulu sanalah kali jeng..

Ya begitu manusia yang memang tercipta bukan untuk menjadi sempurna. Satu dengan yang lainnya unggul dibidang masing2. Iya unggul nggosip misalnya. Mungkin itu bisa disebut prestasi kali yaa. Ini hanya sebagai self reminder untuk uwe pribadi biar jadi orang biasa aja ga usah lebay. Ada yang nyakitin ya maafin. Ada yang nyinyirin ya senyumin. Ada yang menghianati ya maklumi. Ada yang merendahkan ya terima [kasih].

Hidup ini akan lebih indah jika kita mampu bersikap simpel dalam menjalaninya.  Kalaupun sampai di sebuah titik, kita selalu jadi obyek letak kesalahan, maka singkirono. Kita berhak bahagia tanpa memikirkan manusia2 seperti mereka yang selalu merasa sempurna. Dan tidak berlebihan jika berujung terhadap mati rasa terhadap mereka. Jika sikap tersebut dirasa lebih menentramkan kenapa tidak? Mau jungkir jempalik koprol kayak apa mereka,,, terserah dan I don't care anymore...
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Jangan jadi orang egois

Disadari atau tidak semakin umur bertambah semakin meninggi kesibukan. Jika waktu remaja selo dan masih bisa hahah hihihi melakukan hal2 yang ga jelas, mungkin sekarang tinggal kenangan. Jika dulu masih gampang dimanfaatne sekarang jangan harap. Kenapa bisa terjadi? Karna setiap manusia diberikan ilham  untuk selalu belajar. Belajar dari masa lalu. Belajar untuk mendapatkan hal2 yg lebih baik lagi.

Sempet gondok lantaran berulang kali dilehlehne dengan teman lama. Yang intinya hanya ingin ambil pelajaran dari pertemanan kala itu. Siapa yg ada masalah siapa yang pusing, dll. Hellloo itu hidupmu, silahkan selesaikan permasalahanmu sendiri. Membatasi komunikasi agaknya pilihan bijak. Daripada menjadi keledai yg jatuh berkali2 dit4 yang sama, mending kondisikan keadaan dengan cara tidak intens komunikasi. Sewajarnya saja.

Telinga lama2 merah juga klo harus mendengarkan keluhan2 yang sebenarnya tak perlu di share ke orang lain. Masalah juga akan datang kepada semua orang kok. Namun tinggal bagaimana si orangnya tersebut mencari solusinya. Ga usah lebay jika WA tak dibalas. Klo memang benar2 isi pesan penting juga akan ada balasan. Namun sebaliknya jika hanya citcat ga jelas endingnya males jugaaa.. Buanglah uneg2mu dit4nya. Jangan jadi orang egois lah ya, maunya didengar dan diperhatikan? Tibane g didengar nesu2? Helooo situ siapa? Situ sehat?
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

alasan merahasiakan penderitaan

Ketika lebih memilih merahasiakan penderitaan lebih terhormat dibandingkan curhat kesana kesini. Dunia nyata maupun dunia maya tak perlu tau kita sedang terluka maupun sedang merana. Semua adalah bagian dari perjalanan ybs. Bukan berarti kita merahasiakan dan antipati untuk tidak cerita dg sesama. Pandai2lah mencari t4 untuk menumpahkan segala uneg2. Kita bukanlah artis selebritis yg setiap gerak menarik untuk diikuti. Kita hanyalah manusia biasa yg hidup dialam ketika kamu senang akan banyak yg tak suka, namun ketika kamu nelangsa banyak yg bersuka cita. Sadarlah Naa..

Bijaklah dalam melangkah, sebelum 1000 penyesalan menghampiri. Alih2 bercerita ttg penderitaan kepada orang yg tidak tepat, bukannya empati maupun solusi yg didapat namun umpatan yg terbang mengangkasa. Hati2 kebanyakan dari mereka banyak yang pura2 peduli. Jangan terlalu percaya diri dan merasa banyak orang yang peduli dengan kehidupan kita. Ada yang memang tulus namun banyak yang hanya pura2 peduli dan endingnya menghibah.

Kembalikanlah semua takdir kepada sang pemilikNya. Esok atau lusa jika memang itu baik bagi kita, akan datang pula segala solusi dari problematika yg dihadapi. Baik maupun buruk menurut kita, sudah diatur olehNya untuk kebaikan kita. Adukan semua rasa kepada Sang Kuasa. Biarlah menjadi tugasNya menyatukan kepingan hati dan asa yg sudah terlanjur patah. Ia memberikan sakit pasti dengan penawarnya, memberikan luka gandeng dengan hikmah dan memberikan resah sepaket dengan kemurahanNya. Maka, masihkah galau Naa..?
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

3 langkah untuk menetralkan sakit hati

Ketika ada orang yang terang-teranganan tidak suka terhadap kita dan ngomong apapun semaunya, kadang membuat telinga  panas dan hati ikut2an mendidih. Dudududu.. Hal tersebut sangat wajar dan manusiawi. Tapi jika kita terhanyut oleh perasaan yang kita yakini maka tidak menutup kemungkinan  kita akan merasa paling  benar. Dya yang tidak menyukai kita bisa jadi belum tau betul kita. Dya hanya melihat sekilas terhadap apa yang melekat dimatanya. Terlebih  ketika  kita lebih mempunyai "karya" sedangkan yang mempunyai banyak pengalaman justru dirinya. Hal tersebut  sangatlah wajar. Umpatan  negatif  yang ia utarakan  bisa saja langsung  sampai  ke kita. Karena tidak semua orang cocok  dan sepaham dengan pola pikirnya.3 langkah untuk menetralkan sakit hati:

Maklumi  saja
Jika ingat kejadian tempo lalu, hanya bisa tersenyum nyengir. Umpatan kejem tersebut ternyata berbalik  ke dirinya. Ketidaksukaan lantaran ini dan itu melebur tatkala mendapatkan amanah menjadi satu teamwork. Tidak ada maksud untuk menunjukkan siapa diri ini sebenarnya dan seolah membuyarkan pendapatnya bahwa apa yang ia sebarkan adalah salah. Tidak.. tidak ada maksud demikian. Namun waktu berpihak dan lambat laun membuka tabir  seberapa hebat  ia dan seberapa kuat kita. Maklum saja jika dulu dya sinis, karna belum tau kita yg sesungguhnya.

Hapus  dendam
Sakit hati boleh, namun hapus dan buang jauh2 dendam. Karna tidak akan ada manfaatnya. Ketika dya jahat  tak perlu  kita balik  jahat. Jatuhnya  tidak akan ada perbedaannya dunk. Maklumi saja namanya juga manusia yee kan.., Yang perlu kita lakukan adalah mundur satu langkah sebagai strategi agar kita tidak kena kedua bahkan ketiga kalinya. Tetap baik namun jaga jarak itulah kondisi yang seharusnya. Waktu pula yang akan menyibakkan kenyataan. Dan dengan tidak ada rasa dendam kita akan lebih tenang, tentram dan nyaman dalam menjalani hidup. Bukankah  semua perbuatan pasti ada balasannya? Yaa tapi tidak serta merta diri kita yang membalasnya. Karena ada Allah yang Maha Tau dan Maha Adil.

Ambil pelajarannya
Jika orang yang membenci kita tempo hari dan berbalik baik terhadap kita sekarang, itu tanda kemurahan Allah. Syukuri dan ambil pelajaran berharganya. Tidak ada manusia yang sempurna termasuk diri kita. Tak ada sesuatu yang kekal, termasuk rasa yang ada di hati. Dulu benci sekarang cinta. Dulu empati bisa jadi sekarang antipati. 

Pelajaran yang bisa diambil adalah, bergaul-lah sewajarnya. Agar tidak banyak bergesekan dengan orang lain. Tidak berlebihan memiliki rasa senang, benci, kecewa hingga dendam. Semuanya sewajarnya dan sekedarnya saja. Tak baik berlebihan dalam apapun itu, termasuk rasa yang bergemuruh di dalam dada.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

kebaikan dibalik sebuah kritikan

Lebih mudah memberikan kritikan daripada memulai tindakan. Disadari penuh telinganya bakal panas terlebih jika yang memberikan kritik tanpa babibu. Tapi sadarkah kebaikan dibalik sebuah kritikan.?

Pandangan orang lain obyektif 
Kita tentu  sudah merasa pekerjaan kita nyaris sempurna. Berhari2 melotot di depan komputer tiba2  hancur sekejap lantaran kritik orla. Sakit hati bolehkah? Jawabnya boleh sekali. Namun jangan berlama2 karena bagaimanapun bentuknya, kritikan itu membangun kita. Membangun mental agar tidak gampang  sakit  hati, membangun kesadaran bahwa kita hanyalah  manusia biasa yang tak lepas dari salah.

Lantas bagaimana jika sulit sekali kita menerima kritikan? Seolah mereka mencari2  kesalahan  saja..? Bisa jadi memang keadaannya seperti itu, namun boleh jadi kita yang justru kaku dan anti terhadap kritikan. Buat apa kita menyombongkan kemampuan bilamana di sudut lain ada orang yang sebenarnya lebih jago dari kita namun yang bersangkutan stay cool dan terlihat bodoh. Kesadaran sepenuhnya diatas  langit masih ada langit. 

Kritikan wujud dari perhatian
Terlepas benar atau salah kritikan orang lain, anggap saja itu wujud dari rasa perhatian orla kepada kita. Anggap saja setiap orang memiliki 1000 cara untuk mengekspresikan rasa sayangnya. Ada yang spontan dan ada yang penuh kehalusan dalam artian sangat menjaga perasaan kita. Perhatian yang mereka berikan adalah wujud dari ketidakinginan mereka melihat kita berbuat kesalahan. Hanya saja caranya kadang sulit kita terima. Yaa berdamai dengan dengan kenyataan akan jauh lebih tepat. 

Maklumi saja!
Dari pada sakit hati, mending maklumi saja mereka. Ga selamanya orang akan suka dengan kita sekalipun kita sudah berupaya agar tidak menyinggung kehidupan mereka. Tidak dapat dipaksakan pula kehadiran orang yang cenderung mencari kesalahan adalah berkah bagi kita. Kok bisaa? yaa karena nyinyiran mereka itu resep ajaib bagi kita untuk menjadi orang yang lebih arif, bijaksana, pemaaf, lapang dada dan iklas. Daan ada hikmah dibalik setiap peritiwa itu benar adanya.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

ga usah baper

Tidak semua apa yang kamu lihat dan kamu pikirkan itu sama dengan realita. Dalam komunitas yang heterogen alangkah bijaknya jika kita masing2 individu mempunyai rem agar satu dengan yang lain tidak tumpang tindih praduga tak bersalahnya. Jika kita tidak dilibatkan dalam suatu acara maupun kita merasa adalah orang yang tidak pernah diajak dalam setiap kegiatan, so ga usah baper maka selayaknya;

Stay  cool
Woles aja gaes, tidak semua momen harus kita ketahui dan ikut partisipasi kan?. Kembalikan praduga yang bergelayut  dalam pikiran ke arah yang seharusnya. Pikiran positif  itu akan berdampak positif pula dalam perjalanan  psikologis kita. Begitu juga sebaliknya, pikiran negatif akan menggiring kita ke arah yang hanya akan mengotori hubungan dalam komunitas tersebut. Terlepas benar atau tidaknya dugaan kita.

Stop kepo
Kita tau tidak diajak dan dilibatkan dalam sebuah momen misalnya, yaa udah wolesin  ajah. G usah cari tau ini dan itu. Kenapa? Karna bikin sakit hati. Kita harus legowo bahwasanya orang hanya akan mengajak orang yang mereka pikir asik dan nyaman. Nah momentum ini asik buat instrospeksi  diri. Seberapa kita disukai orang. Seberapa asik pribadi kita bagi sesama.

Tak semua harus ada kamu kan?
Kita bukanlah lilin dalam kegelapan yang kehadirannya sungguh dinanti. Bisa jadi justru kamu sebaliknya. Di dalam komunitas bisa jadi kita adalah orang yang paling tidak disukai namun kita terlalu percaya diri sehingga sensitivitas melemah. Sejauh ini orang2 bisa jadi ngemong kita, tapi lama kelamaan jarang loh yang kuat dengan karakter yang mungkin boleh dibilang aneh itu. Jadi ketika kita merasa ga pernah diajak hangout misalnya, bukan berarti mereka membenci kita. Mungkin mereka hanya tak nyaman saja jika mengajak kita, ga mau merusak acara lantaran ocehan yang tak penting itu. Maka kita haruslah pandai2 instrospeksi diri atas kelakuan selama ini. Mana ada sih yang nyaman jika lagi asik kongkow tapi yang bersangkutan mendominasi dalam pembicaraan? Mana ada sih yang tahan jika yang bersangkutan selalu membicarakan anaknya yang lucu [selalu dan selalu], padahal kita semua tau yang punya anak lucu tidak hanya yang bersangkutan. Nah hal2 kecil ini yang kadang dilupakan. Inginnya didengar dan didengar.
 
So jangan sok merasa orang penting dan dibutuhkan deh. Hal tersebut akan mengasah diri kita agar selalu tau dan mawas diri. Iyaa tau siapakah diri kita. Seberapa banyak kah teman yang nyaman dengan karakter yang kita miliki. Jika mau mengambil sisi positifnya justru akan menjadikan diri kita semakin baik, namun kalau pikiran negatif sudah mendominasi ya yang ada hanya su'udzon dan sebangsanya. Kuncinya, orang hanya akan nyaman dengan orang yang asik versi yang bersangkutan dan mungkin kita bukan tipe teman asik di komunitas tersebut. Ada baiknya kita mencari patner yang sama2 mampu dan mau mengerti karakter kita. Dan bersikaplah biasa sajalah plus ga usah dilebih2kan.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia


hakim di kehidupan orang lain

Pasti sering denger kata2 sinis "eh dia kok belum nikah ya? Padahal umur udah tuwir loh, teman sebayanya aja anaknya dah SD,..." atau "eh mereka kok belum juga punya anak ya, padahal dah 10 th, mereka terlalu sibuk sih" etc,... Ya itulah hal yang dekat di kehidupan kita. Orang yang justru  dekat dengan kita malah  nyiynyir  di garda paling depan. Seolah jika kita tak seperti kebanyakan pada umumya kita ini dosaa dan hina yang sangat layak untuk di bully. Mereka tak mau tau apa yang sedang dihadapi di kehidupan orang yang sedang ia bully.

Mengapa ia belum menikah?
Bagi sebagian orang menikah bukanlah perkara yang mudah. Mereka ingin mempersiapkan pernikahan dengan penuh kesiapan. Baik mental, material maupun spiritual  mereka. Merekapun menginginkan kebahagiaan yang juga diimpikan  oleh semua orang termasuk orang yang selalu membulinya. Hanya saja fokus mereka berbeda. Orang yang suka membully memfokuskan kepada kelemahan yang bersangkutan. Sedangkan ia yang dibully  terus memperbaiki  diri agar semakin  lebih baik dan semakin tertata kehidupannya kelak. 

Mengapa ia belum punya anak?
setiap pasangan sudah pasti  menginginkan keturunan. Ada yang diberi cepat dan agak lama. Lantas jika seluruh kekuatan sudah dikerahkan namun Sang Maha Pemberi belum me-ACC, kita bisa apa? 

Sesungguhnya rejeki, jodoh dan maut adalah rahasiaNya. Namun mereka lebih berfokus kepada rejeki dan jodoh. Mereka sering lupa bahwa maut adalah sesuatu yang juga sudah pasti akan di lalui oleh insan manusia. Jarang yang mennanyakan kapan mati? Anehnya disitu, kalau ada orang yang belum menikah dan belum punya anak jadi bahan gosip, nah giliran maut ga ada tuh yang nanyain "kok kamu ga mati2?".
 
Pelajaran yang bisa diambil dari coretan ini adalah, jangan jadi hakim di kehidupan orang lain yang ujungnya kita sering melupakan privasi seseorang. Tak semua apa yang dirasakan seseorang diumbar di medsos agar khalayak ramai mengetahuinya. Ketika yang bersangkutan kok kelihatannya diam2 saja alias adem2 saja, sejatinya yang bersangkutan sedang proses belajar menghadapai permasalahannya secara dewasa. Yaa secara dewasa, karna yang bersangkutan paham bahwasanya masalah bukanlah untuk diumbar namun untuk dihadapi dan diselesaikan. Dan yang kita lupakan satu lagi yakni usaha dari masing2 orang dalam menyelesaikan masalahnya, kita hanya bisa menyimpulkan tanpa mau melihat dengan dekat bahwa segala daya sudah yang bersangkutan lakukan. Bahwasanya dibalik ketegarannya, ada sebongkah usaha dan pengharapan. Jadi stop kepo dengan urusan orang lain dan stop pula mengahimi seseorang. Kita tidak akan pernah tau apakah kita bisa sekuatnya kalau kita ditakdirkan ada diposisinya?

berempatilah sesuai porsinya

Kukira ini hanyalah sebuah prasangku saja. Ya prasangka lantaran aku terlalu sensitif ketika berhadapan denganmu. Aku tak pernah ada urusan denganmu. Tak pernah ada komunikasi intens diantara aku dan kamu. Kamu bukanlah sahabatku. Kamu bukanlah rekan kerjaku. Kamu hanyalah teman se-almamater saja, tak lebih. Jadi ketika kamu tetiba jijik melihatku di acara profesi tersebut, itu tanda tanya besar dalam hatiku. Ah sudahlah,, ku anggap ini hanyalah perasaan sensitifku saja.

Hari berganti hari,, dan rutinitas tahunan profesi ini  mau ga mau mempertemukan kita. Ya dengan polosnya kamu mengutarakan ketidaksukaanmu terhadapku dengan teman sahabatku. Dan judulnya kamu terhasut omongan orang lain too. Ya omongan orang yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sekalipun jika ini benar, ini semua ga ada hubungannya denganmu, wahai teman!! Terlebih apa yang kamu dengar adalah berbanding terbalik. Lalu jika ga ada hubungannya denganmu, kenapa kamu harus membenciku?? Sedih pasti, tapi yaa sudah. 
#Kita ga akan pernah mampu mengontrol orang2 untuk menyukai kita.

Ketika mengalami kejadian ini rasa sakit pasti. Lebih tepatnya tanda tanya "kok segitunya dya". Tapi Allah memberikan pesan dalam setiap kejadian. Termasuk didalamnya kejadian diatas. Rasa syook berganti dengan rasa syukur. Kok syukur? Ya karna aku mampu memiliki bekal baru untuk menghadapi situasi yang boleh jadi harus ku selesaikan dengan rumus ini. Rumus "berempatilah secukupnya". Aku tidak membenci teman diatas. Aku mencoba memahami, dya mungkin terlalu empati dengan temannya yang seolah menjadi korbanku. Dan sangat wajar jika dya langsung membenciku dan melihatkupun seolah ogah. Tanpa melihat apakah hal tersebut benar adanya atau tidak?. Jadi jika ada teman bahkan sahabat kita curhat hingga nangis darah sekalipun, selayaknya kita jangan berlebihan dalam berempati. Berpikirlah jernih. Segala sesuatu itu ada akibat lantaran ada sebab. Kalau kita tidak mampu mengontrol logika dan perasaan, sudah pasti kita akan membela mati2an sahabat kita karena informasi hanya ada dalam 1 sisi saja. Ya hanya versi sahabat kita, tanpa memperdulikan sisi lainnya. Sedekat apapun kita dengan sahabat kita, kita harus bersikap jernih bukanlah menjadi kompor. Kenapa? Logikanya orang yang lagi sakit hati, umumnya akan berpikiran dengan perasaannya, bukan logikanya. Kita yang tidak mengalami masalah, selayaknya meluruskan sahabat jika dya memang tidak benar pemikirannya. Usahakan jadi penengah dengan cara kita. Terlepas benar/salah posisinya.
#berempatilah sesuai porsinya

Allah mengirimkan sahabat tidak untuk menemani kita ketawa-ketiwi saja melainkan untuk meluruskan kita ketika kita salah. Jangan anggap teman yang tidak sepahaman dengan pola pikirmu adalah salah. Setiap orang memiliki jalan pikirnya yang beragam. Memang kita tak pernah akan sama dengan semua orang. Tapi, kita mampu hidup dalam keberagaman pola pikir yang ada dengan satu kunci yakni tidak fanatik dan open minded. Jadi ketika sahabat kita merasa tersakiti dan terkhianati, tugas kita menghibur dan mencarikan solusi, bukan memperkeruh dengan argumen2 kita sehingga keadaan semakin runyam. Satu lagi yang tidak kalah penting yakni tak perlu ikut2an benci. Sekali lagi itu bukan ranah kita. Karna benci tak akan membuat orang semakin bahagia kan?.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger