Entradas populares

Showing posts with label Kenali Diri. Show all posts
Showing posts with label Kenali Diri. Show all posts

kualitasmu, cerminan tingkah lakumu

Template orang di mata sosial adalah SMA - Kuliah - Kerja Mapan -Nikah - Punya Anak - Punya Rumah - Membahagiakan orang tua - Update Keduniaan. Menariknya adalah, tidak semua manusia memiliki kehidupan yang mulus. Akan selalu ada roller coaster kehidupan yang satu dengan yang lain tidaklah sama. Lingkungan pada umumnya akan menjadi hakim dan dengan mudahnya menyimpulka akan kehidupan tetangganya jika tidak sesuai dengan apa yang ada di pikirannya. 

Ketika seusianya sudah kerja dan yang bersangkutan masih berjuang mendapatkan pekerjaan yang terbaik maka akan ada mulut sadis yang mengatakan  "... ah usahanya kurang maksimal"

Ketika sebayanya sudah memiliki anak bahkan lebih dari satu, sedangkan dya memilih melanjutkan kuliah ke jenjang selanjutnya sambil memperbaiki diri maka akan ada mulut-mulut durhaka yang berucap "... gimana to malah kuliah lagi, ga takut jodoh semakin jauh?". 

Ketika pernikahan sudah dibina belasan tahun namun belum dikarunia anak maka akan ada manusia yang merasa sempurna berkata "... ga takut di hari tua akan kesepian?".

dan seterusnya...


Para orang yang merasa hidupnya sempurna akan dengan mudah menjadi hakim di kehidupan orang lain tanpa mau memahami sebenarnya apa yang terjadi. Hanya bermodalkan sudut pandangnya dan sependek memahami dunia dya berhasil menjadi petir di siang bolong. Ga pernah terlintas mengenai dampak yang ditimbulkan dari omongan yang mungkin saja dya anggap biasa.

Manusia ga selalu dalam keadaan stabil. Bisa jadi, ada orang yang mentalnya menjadi down karena dya sedang rapuh, sudah berupaya semaksimal mungkin, sudah menempuh berbagai macam jalan namun takdir masih berkata sebentar lagi...

Kurangi menjadi hakim di kehidupan orang lain, karena perbuatan tersebut justru mencerminkan diri kita yang kualitasnya memang sangat rendah. Kok? Karena kalo kita memiliki hidup yang berkualitas dan happy, maka kita tidak akan pernah tertarik dengan drama kehidupan orang lain bahkan ikut mencampurinya.

Orang yang hidupnya bahagia, dya akan senang ketika ada tetangganya yang sedang berbahagia. Dya juga akan berempati ketika ada tetangganya yang sedang berduka, bukan sebaliknya. Kualitas terbaikmu akan tercermin dari sikapmu menghargai orang lain.

dolanmu ro sopo?

Titik ternyaman dan tertenang dalam hidup manakala kita mampu menyadari sepenuhnya apa yang menjadi tujuan hidup. Sering kita uring-uringan menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan takdir bila apa yang terjadi tak sejalan dengan angan. 

.

.

Kita sering lupa bahwa hakikat manusia itu belajar. Kita ga pandai dalam matematika itu ga masalah. Kita ga pandai amat berbicara bahasa asing juga bukanlah sebuah petaka. Kita ga se-glowing tetangga juga bukan sebuah perkara yang harus di dramatisiri. Kita kuper -pun bukan sebuah musibah. Yang jadi celaka apabila  kita tak tau arah tujuan hidup, mimpi apa yang akan diraih, chapter apa yang akan dilalui, sudah seberapa manfaatkah untuk sesama?, sudah sejauh mana balas budi dengan orang tua/keluarga? dan yang paling utama sudah sedalam apa hubunganmu denganNya? 

.

.

Salah dan maaf itu dekat. Belajar dan perbaiki itu juga tak jauh. Suka dan benci itu tipis. Tawa dan tangis itu selalu berdampingan. Sehat dan sakit itu masalah pilihan. Baik dan buruk itu relatif. Suka dan duka itu siklus lumrah kehidupan. Lantas mengapa kita masih menganggap orang lain itu lebih rendah? Mengapa masih jumawa? Mengapa lebih sok suci atas takdir yang dialami oleh orang lain? 

.

.

Beberapa silam ada kata hits "dolanmu kurang adoh" untuk menggambarkan kondisi seseorang yang terlalu sempit menyikapi sebuah kejadian. Dalam tulisan ini agaknya lebih tepat ungkapannya yakni "dolanmu ro sopo? ". Apakah maknanya? Yaps teman/sahabat/lingkungan itu berpengaruh terhadap perilaku kita. Jika kita ada di lingkar setan yang hobi menyalahkan dan mencari kekurangan orang lain maka dengan sendirinya akan berdampak terhadap kita. Efek dampak tersebut hanya ada dua, pertama kita sekufu dan solid sama mereka atau justru dampak kedua dimana kita akan tersingkirkan karena kita dianggap ga asik karna sudah tidak satu frekuensi.  

.

.

Yuk disisa umur ini mari kita gunakan untuk menebar kebaikan. Hal sederhana yang bisa kita mulai adalah menyudahi karakter jadi hakim di kehidupan orang lain. Fokus ke hidupmu aja napa? Toh belum baek juga kan ya? Ini penting ditanamkan supaya menjadi pondasi awal dalam bergaul. Untungnya juga apa ngurusi urusan orang lain? Capek pasti dan lelah tentunya. Sisi lain ga ada enaknya pula hidup direcoki oleh orang-orang resek? 

.

.

Mulailah dari dirimu sendiri untuk menjadi pribadi yang pemaaf dan penuh empati. Karna dua karakter tersebut akan membawa positive vibes bagi lingkungan kita. Jangka  panjangnya adalah terhindar dari penyakit hati dan pikiran. Yuk maree. .

definisi tak tau diri

Ada sebuah analogi cerita yang sungguh konyol dan ini hanya akan terjadi di negeri antah-brantah..

Ada tetangga baru yang menghuni rumah kontrakan sebelah. Keadaan sungguh memprihatinkan karena hidup sebatang kara. Rasa kemanusiaan itu memanggil kita sebagai tetangga dan singkat kata kita bergotong-royong, bahu-membahu untuk memudahkan kesulitan si tetangga baru ini. Hingga takdir membawa berita menyedihkan, si tetangga ini dirundung masalah yang bertubi-tubi. Sisi kemanusian siapapun pasti akan empati, trenyuh, welas dan mencari cara supaya meringankan deritanya.

Dan bulan sudah berganti menjadi tahun, tahun sudah berganti menjadi dekade,..

Entah bisikan darimana dan darisiapa si tetangga baru justru memusuhi orang-orang yang selama ini mem-back-up hidupnya. Duaaaar.... para tetangga lemas dan syok. Awalnya, para tetangga masih menganggap oh mungkin ini hanya salah paham hingga kejadian berkali-kali dan mereka menyimpulkan fix ini karakternya. Yaps karakter yang sungguh aduhai hingga logika dipaksapun sulit menerima. Tidak mudah membujuk para tetangga untuk tetap berlaku baik padanya mengingat ia sama sekali tidak mempunyai etika baik. Hal terparah adalah ia justru menjadi dalang yang mengadu domba tetangga satu dengan tetangga yang lain. Keren ga tuh...

Pelajaran apa yang bisa diambil dari karakter tetangga baru ini?

Hey tetangga baruku,.

Kenali dirimu yuk siapa kamu? siapa yang pernah menolongmu? dan siapa yang akan membantumu ketika kamu nanti dalam keadaan sekaratYaps siapa lagi kalo bukan para tetanggamu.

Yuk perbaiki diri, jika ada kesalahan para tetangga silahkan dibicarakan baik-baik, dikomunikasikan sehingga ada solusi. Mereka bukan orang lain bagimu, mereka sudah menganggapmu layaknya saudara. Hanya saja karna kehebatanmu, persaudaraan tersebut sirna. Yuk selagi umur masih ada, selagi udara masih bisa dihirup dan selagi masih ada kesempatan perbaikilah keadaan ini. Ga ada hal baik yang bisa diambil dari karaktermu loh,. Sayang sekali jika waktu hanya dihabiskan untuk memecahbelah persaudaraan..

#self reminder 

menghadapi orang yang MERASA sempurna

Sesuai judulnya, MERASA sempurna..

Berat ini topik, karena pada realitanya ga ada tuh manusia yang sempurna. Ga ada tuh manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan apalagi manusia yang selalu benar,. ga pernah dan ga bakalan ada. Yang ada hanyalah manusia yang MERASA sempurna. Sulit berhadapan dengan orang yang memiliki karakter ini karena ia akan memandang orang lain sebagai lawan kata sempurna alias cacat.

Apa yang dilakukan orang lain, ada saja salahnya..

Apa yang disarankan orang lain, pasti ditolak..

Apa yang berikan orang lain, selalu dipandang buruk..

Apa yang diraih orang lain, selalu dicibir..

Apa yang diperoleh orang lain, sering direndahkan..

Angel tuturane

Karakter ini hidup sesuai dengan standar pikirannya sendiri, tanpa ada empati sedikitpun kepada orang lain. Bagi karakter ini empati hanyalah bullshit. Karakter ini kalau lama dipelihara maka akan menimbulkan gejolak jiwa ujungnya yaps apalagi kalau bukan sakit jiwa. Sakit jiwa tidak selalu seperti orang yang berkeliaran dijalan ya..

Dia ga pernah bisa mentoleransi keadaan orang lain, sedangkan kalao mau ditelisik lebih dalam karakter ini enol besar. Besar omongan kecil tindakan. Dan keadaan karakter ini justru sangat memprihatinkan dan menyedihkan. Dya lupa bahwa roda itu berputar. Tidak selalu ada diatas seperti posisinya sekarang. 

Pertanyaannya, bagaimana jika takdir memutar roda tersebut? memutar posisi seperti orang yang selalu disalahkan? Wah bakal seru sepertinya karena karakter ini akan bersinergi dengan karakter yang suka sekali menyalahkan orang lain manakala ia terjepit dan tak berdaya. Ia tak mampu survive dan bertanggungjawab atas apa yang sudah dilakukan. 

Berat kan? Yaps, pelajaran untuk kita adalah..

Jika orang lain melakukan kesalahan maka maafkan..

Jika orang lain sedang berduka maka pedulilah..

Jika orang lain lebih unggul maka apresiasilah..

Jika orang lain lebih berhasil maka berbahagialah..

Kenapa?

Karena kita ga akan pernah tau takdir satu menit kedepan, jangan jadi orang yang jumawa. Semua hanyalah mengenai waktu.  Semua berputar pada porosnya so hadapi dan sikapi apapun secara bijaksana dan sewajarnya saja. Satu hal yang ia lupakan, rasa sempurna itu hanyalah ada diangan ia semata.

#just reminder

hakikat sepi

Tidak selalu jatuh itu menyeramkan. Awalnya mungkin sakit dan ngilu namun dari jatuh kita mampu memaknai apa yang disebut bangkit, hati-hati, pelan-pelan, fokus, dan sederet hal positif lainnya. Begitu juga dengan kehidupan. Dicampakkan dan dibuang itu tak selalu nestapa. Awalnya mungkin sakit tapi ketika kita mau menerima takdir ini sebagai hal terbaik di hidup maka dengan sendirinya pikiran positif itu berdatangan.

Kita bisa memaknai kata sepi, terasing dan terpinggirkan dari kata dicampakkan. Hal ini yang akan membawa kita menjadi orang yang lebih bijaksana lagi. Bisa jadi, tanpa dicampakkan kita tak paham hakikat sepi. Sepi yang membawa kita untuk mengenal siapakah diri sesungguhnya? apa tujuan hidup kita selanjutnya? Sepi mengajarkan kita bahwa keramaian itu juga sebuah hal fana yang cepat atau lambat akan pudar. Tak ada hal yang abadi melainkan hal-hal kebaikan yang pernah/sedang/akan kita lakukan. Dari sepi kita juga dapat memahami makna bertarung. Ya bertarung dengan diri sendiri untuk melawan ego. Memilih warna untuk karya di sisa waktu. 

Dicampakkan juga mengajarkan makna mendengar. Ketika kita masih dalam keramaian kita mungkin akan lupa bagaimana cara menjadi pendengar yang baik, sebaliknya dalam keadaan "tak bernilai" ini kita akan tau siapa makhluk hidup yang masih sudi membersamai kita. Dan momen inipun mampu memberikan pelajaran bagi kita untuk mendengarkan hal positif maupun negatif yang dapat dijadikan media untuk berbenah. Lagi-lagi kita harus menyadari bahwa kita ini bukan siapa-siapa, hanyalah makhluk kecil yang tak mampu luput dari kesalahan.

Allah begitu baiknya menjadikan kita pribadi yang lebih kuat dan tegar dari kejadian per kejadian yang mampu kita ambil hikmahnya. Tak ada yang kebetulan karena semua sudah masuk dalam skenario-Nya. Tak perlu menampik apa yang sudah menjadi suratan takdir, cukup hadapi-jalani-syukuri-nikmati karena semua ini adalah momen terbaik di hidup kita.

cek kesehatan mentalmu, now!

Ada orang yang bahagianya itu ketika mampu merendahkan orang lain,

Ada orang yang letak kepuasannya itu ketika mampu menjatuhkan harga diri orang lain di depan umum,

Ada orang yang kebanggaannya itu ketika mampu mengadudomba sekitarnya,

Dan adapula orang yang sumber ketentramannya tatkala merasa tak ada yang mampu mengalahkannya,


Hey jiwa-jiwa yang bersih,

Jika di pikiranmu sempat tersirat seperti 4 kalimat diatas silahkan segera periksa kesehatan mentalmu ke psikolog. Mungkin kamu sudah lelah, capek dengan ritme kehidupan yang kamu setting terlalu keras tanpa kamu sadari. Memeriksakan kesehatan mentalmu itu tidak berarti kamu gila kok, sebaliknya itu bukti kamu aware dengan dirimu sendiri. Lebih tepatnya sayang terhadap diri sendiri. Mau sampai kapan kamu menanggung derita dengan kesehatan mental yang terganggu?

Hobi merendahkan, gemar menyalahkan, suka memprovokasi,bahagia melihat orang lain celaka adalah sederet contoh nyata bagimu untuk segera bangkit peduli terhadap dirimu sendiri, yaps fokus ke diri sendiri. Jangan sampai kamu menjadi sumber racun bagi sekelilingmu. Jangan sampai kamu menjadi sumber ghibah lingkunganmu karena ada hal yang tak beres di hidupmu. Apabila kamu memang "sakit" maka segeralah berobat, sebelum penyakit itu menularkan ke sekelilingmu hanya karena ke-egoisanmu. 

Hidup bahagia itu fokusnya ke diri sendiri, tak ada hal menarik lagi mengurusi dan mencampuri urusan orang lain. Jika ada yang bertanya, indikator orang bahagia itu apa? jawabannya simpel, dia yang tidak suka mengurusi urusan orang lain. Merasakan kebahagiaan apabila tetangga mendapatkan undian mobil, ikut senang melihat sahabat karib keterima kerja di perusahaan negara, ikut tenang ketika melihat tetangga depan rumah menikah, empati terhadap tetangga yang gagal audisi idol, dll. 

Jika kita sudah ada di fase ini maka kita harus banyak bersyukur, karena fase ini adalah hal membahagiakan loh. Hidup kita simpel dan ga banyak pikiran. Kita akan semangat memperbaiki apa yang ada di diri kita tanpa tapi. Fokus hanya ke diri sendiri dan cukup merasakan syukur atas apa yang dimiliki, bukan meratapi apa yang belum dimiliki.

definisi memprihatinkan [sesungguhnya]

memprihatinkan itu,

bukan ia yang tak punya orang tua

bukan ia yang tak punya pekerjaan

bukan ia yang tak bisa makan

melainkan

ia yang tak mampu menilai dirinya sendiri



hobi mencela, sedangkan ia minim karya

gemar provokasi, sedangkan ia minim prestasi

suka merendahkan, sedangkan ia jauh dari kata rupawan



bila mencela, memprovokasi dan merendahkan itu sumber kebahagiaanmu, aku bisa apa?



satu hal yang perlu diingat,

bencilah sewajarnya, supaya tidak salah tingkah ketika takdir memaksamu meminta tolong padanya


Read also: 4 cara menghadapi orang yang seenaknya di kerjaan

Menghadapi toxic people secara profesional

Tak ada di alam raya ini yang kebetulan, semua terkendali atas ijinNya termasuk bertemu dengan orang yang hobinya mencari kesalahan orang lain. Selalu saja apa yang dilakukan kita selalu salah dan salah. Sekali dua kali okelah bisa jadi memang salah kitanya. Namun saking terlalu seringnya hal tersebut terjadi maka sudah mutlak itu namanya pola. Pola yang terbentuk dari karakter yang tercermin dari ucapan, tindakan dan perilakunya. 

Tidak bisa dipungkiri berhadapan dengan karakter tersebut hanya akan menguras energi, pikiran dan tenaga. Namun karna masih dalam konteks profesional maka mau tidak mau harus berhadapan dengan karakter ini. Supaya kita yang ga sakit dan tetep bisa berkarya maka ada hal yang bisa kita upayakan seperti:

Koreksi diri

Wajib hukumnya koreksi akan kesalahan yang mungkin tanpa kita sadari. Cari solusi dari fenomena yang sedang memanas. Jika salah ya segera perbaiki supaya keadaan kondusif. Sebaliknya jika dya yang sengaja mencari-cari kesalahan maka bersikap sebijak mungkin. Apabila diperlukan klarifikasi supaya keadaan membaik maka lakukan secukupnya, jika dirasa tidak perlu maka diam lebih tepat. Orang yang membenci kita itu tidak pernah mau menerima penjelasan dari kita sekalipun penjelasan kitakita itu benar. 


Pastikan letak permasalahan

Jika kita sudah mengurai permasalahan yang terjadi maka kita sudah tau langkah apa yang harus dilakukan. Tak perlu terus-terusan menyalahkan diri jika meminta maaf atau konfirmasi sudah dilakukan. Kita harus menghargai diri kita. Sayangi diri kita supaya tidak terlalu larut dalam euforia yang sedang memanas. Akan sangat disayangkan jika suasana memanas tersebut hanya dilatarbelakangi karna luka masa lalu yang belum clear.  Istilah Jawa "keno awu anget". Yang salah siapa yang dikambinghitamkan siapa. Dan itu sering terjadi. Dewasa seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan usia seseorang. Banyak karakter bayi yang terjebak dalam raga orang tua. 


Dibawa santai

Koreksi diri sudah, mencari tau letak permasalahan pun sudah lantas selanjutnya?? ya sebaiknya membawa permasalahan yang terjadi dengan santai. Jangan jadikan beban sekalipun itu auto kepikiran. Lepaskan perlahan toxic zone tersebut secaa perlahan. Jangan sampai karakter toxic tersebut merusak tatanan kehidupan kita yang sudah kita jaga ini. Cukup dya atau mereka yang toxic, jangan sampai menular ke kita. Ada sebagian karakter orang yang memang letak bahagianya itu bila mencari kesalahan orang, memojokkan orang, mempermalukan di depan umum dll. Kalau sudah begitu kita bisa apa?  

Noted:

1. Fokus terhadap apa yang bisa diri kendalikan: seperti sikap, tutur kata, tingkah laku, akhlaq, dll.

2. Bahagiakan diri dengan cara meng-eksplor kemampuan semaksimalmungkin. Balas dendam terbaik yakni memberi kado kesuksesan.

3. Hempas anggapan negatif yang tertuju ke kita, mereka memiliki hak bersuara dan menilai atas apa yang terjadi dalam kehidupan kita.


Read also:  aku bahagia karena aku bersyukur 

tak mengenali diri sendiri

Tanpa kita sadari kita sering menjadi manusia yang tak mengenali diri sendiri. Bahkan habit tersebut bertranformasi  menjadi watak yang menganggap kitalah orang sempurna, tak tersentuh, tak ada duanya, tak pernah salah dan sederet karakter yang jauh dari kata baik. Hal tersebut menuntun kita menjadi manusia yang mudah menjadi hakim di kehidupan orang lain, menjadi supporter sorak di kesedihan orang lain, menjadi jagoan di titik lemah orang lain serta menjelma bak malaikat yang tak pernah tersentuh oleh khilaf. Sayangnya perasaan itu hanyalah fatamorgana saja, hanya dipikiran kita saja. 

Saking seringnya berhadapan dengan karakter diatas menjadikan kia tipe orang yang bodo amat dan mempunyai sikap. Mau bagaimanapun kelakuan kita akan selalu cela dimatanya. Setiap perbuatan selalu berimbas terhadap 2 respon. Tak selalu perbuatan baik diterima dengan baik, tugas kita hanya satu yakni tetap berbuat baik dengan mengandalkan naluri yang Allah berikan.

Sebanyak apapun klarifikasi yang diberikan demi meluruskan rumor yang beredar hanya akan menjadi celah bagi dya semakin benci bahkan menjadi-jadi. Bak api yang tersiram bensin bersamaan dengan hembusan angin. Merembeeeeeet…….

Lantas apa yang harus kita lakukan?

Evaluasi diri terhadap apa yang terjadi, semua pasti ada sebab musababnya. Teliti secara detail mengapa ini bisa terjadi, kalau ini murni kesalahan kita berjiwa besarlah meminta maaf dan mengakui kesalahan. Ambil pelajaran terbaik dari kejadian ini supaya kita lebih berhati-hati memilih lingkar pertemanan.  Namun apabila ini dilatarbelakangi lantaran rasa iri, dengki, dan syirik maka tersenyumlah dan jagalah jarak dengannya. Jaga jarak sama dengan jaga kesehatan, mengurangi beban trauma akan kelakuan magic-nya. Jika dengan menjaga jarak itu justru membuat kehilangan pertemanan dengan dya akan jauh lebih baik daripada tetap berteman tapi toxic yang ujungnya justru akan menguras emosi, pikiran dan tenaga kita.

Kalau dya orang baik, orang yang berhati tulus serta paham siapa dirinya maka dya tidak akan jumawa. Orang baik akan tetap baik dimanapun dya berada, tak peduli dalam keadaan apapun. Sedangkan orang yang sanggup meminta maaf dan mengakui kesalahan dihadapan orang lain itu TOP. Dya bukanlah pecundang yang hanya mampu menggosip di belakang saat kita tak bersamanya, akan sebaliknya saat bersama kita dya terlihat baik-baik saja bahkan sering memberikan pujian, dan itu justru realita yang membahayakan. 

Pelajaran bagi kita, apabila ada orang yang berbuat salah dan meminta maaf maka maafkan. Ambil pelajaran berharga dari rasa sakit supaya kita lebih kuat menghadapi terpaan cobaan kehidupan. Mudah memaafkan itu juga bagian dari nikmat yang diberikan Allah kepada kita, kita dilatih menjadi orang yang tau diri bahwasanya kita juga dapat melakukan kesalahan yang sama bahkan berpotensi lebih parah. Fokus memperbaiki diri, filter lingkar pertemanan,  dan tetap rendah hati hingga orang lain tak mampu merendahkanmu. Sejatinya kebahagiaan terletak pada hati yang mampu mengendalikan diri. 

#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Baca juga:aku bahagia karena aku bersyukurmenikmati fase kehidupan


Mengalahkan diri sendiri

Bulan2 terakhir ini kita diberi kesempatan Allah untuk evaluasi diri melalui corona. Tidak selalu musibah itu mengenaskan jika kita pandai mencari sudut positifnya. Bertepatan dengan bulan Ramadhan virus ini masih ada di sekitar kita sehingga Ramadhan kali ini sangatlah berbeda. Tidak perlu lagi rasanya mendramatisir keadaan, yang diperlukan saat ini adalah muhasabah diri sejauh mana hubungan kita dengan Sang Maha Pencipta. Jangan sampai dengan adanya virus ini kita masih tetep biasa aja bahkan lebih parah kelakuannya. 

Sungguh Ramadhan kali begitu amazing mengingatkan dengan keadaaan sewaktu umroh yang mana setiap hari digunakan untuk menunggu waktu sholat dan ibadah lainnya. Hiruk pikuk dunia kerja seolah menguap dan bukan lagi hal utama karena adanya social distancing. Hal inilah yang menjadikan kita fulltime 24 dirumah aja. 

Bosen itu wajar hanya saja kita bisa meng-create bahkan memberi tantangan diri sendiri untuk memperbaiki ibadah kita. Masak iya sih kita mau di tahap itu2 saja. Satu langkah istiqomah lebih baik dari pada 100 langkah namun hilang tenggelam. Ya sebuah kata istiqomah yang syarat akan maknanya. 

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan tekad untuk mengalahkan diri sendiri. Contoh nih, pingin ngaji setiap habis sholat sekalipun hanya 1 ayat. Satu dua hari mungkin ga berat karna masih semangat, pertanyaannya apa kabar 2 minggu kedepan? Apakah masih se-semangat hari ini? Nah untuk bisa mewujudkan hal tersebut kita wajib mengalahkan diri sendiri  seperti apa? Mengalahkan rasa ngantuk, malas, bosen dst. 

Pernah menyimak penuturan ustadzah di sebuah pengajian, kalo kita mau istiqomah kita bisa memaksa diri untuk melakukan target tersebut selama 3 bulan secara terus menerus yang nantinya akan menjadi habit, and that's true gais. 

Namanya usia kita ga ada yang tau, selagi masih raga dikandung badan yuk mulai membenahi diri sendiri. Boleh dari sholatnya dulu biar selanjutnya Allah yang akan menuntun kita. Sepertinya terlalu mencari alasan ini dan itu untuk menolak memperbaiki diri adalah hal konyol. Kita sebagai manusia sering sok tau seolah kita akan hidup selamanya. Pada kenyataannya usia ga ada satupun orang yang mengetahuinya. 

Semakin dewasa seseorang, memilih berfikiran simpel itu menyenangkan bagi sebagian orang. Mereka yang masuk dalam golongan tersebut males ribet ngurusi urusan orang lain, males sok lebih ok dari tetangganya, males drama biar disebut dermawan, males show off biar dikatakan eksis, dll. Dan apabila anda termasuk tipe ini maka selamat. Kenapa? Karna anda termasuk golongan orang yang pingin hidup tenang dan tentram. Skip yang bukan masalahnya, hempas jamur2 dan serangga pengganggu pikiran, enyahkan pikiran negatif dan stay positif thingking.

Hanya saja tidak semua orang diberi kesempatan ada di golongan tersebut. Banyak justru lebih seru apabila mengurusi urusan orang lain dan menjadikannya sebuah ajang gosip murahan. Alamaaaaaak..  Sedangkan di dalam Al-qur'an dijelaskan beberapa kali bahwa kita tidak dimintai pertanggungjawaban atas dosa orang lain. Nice bangets kaaaan. 

Yuk hidup sewajarnya, berfikir seharusnya dan berbuat baik sebanyaknya. Semoga Allah selalu membimbing kita sehingga kita bisa menjadi orang yang mudah bersyukur, memaafkan dan mudah untuk menerima perbedaaan. 

perlakuanmu akan mencerminkan sejauhmana akhlaqmu

Ada sebuah percakapan antara customer dan CS di sebuah lembaga penyimpanan uang

A: Selamat pagi ibu, bisa saya bantu
B: Ya mbak, saya mau buka rekening
A: Ibu ga takaut ya di musim virus gini keluar2.
B: Piye meneh mbak
A: Rekeningnya untuk apa?
B: Untuk nabung aja mbak
A: Ibu darimana?
B: dari rumah mbak
A: Instansinya?
B: Saya kerja di XYZ
A: Oh kemarin kantor ibu mendaftarkan 40 orang, nama ibu tidak termasukkan? Takutnya dobel
B: Bagian apa mbak yang daftar 40 orang itu?
A: Bagian kebersihan
B: Beda bagian kok mbak, lagi pula saya buat rekening untuk keperluan saya sendiri kok tidak ada kaitannya dengan kantor.
A: Baik ibu,mohon bantuannya untuk mengisi biodata
B: (mulai ada rasa tidak nyaman dengan layanan CS)

Beberapa menit kemudian…

A: Ibu, ini KTP nya sudah Ektp belum e? (sambil memasukkan data di computer)
B: Sudah mbak,
A: Kok setatus pernikahannya ga dirubah sekalian sih?
B: Besuk mbak (soon kalo udah nikah ucap dalam hati. Rasa tidak nyaman memuncak. Belum pernah nemuin CS yang bawel dan terlalu mengurusi urusan customernya ditambah intonasinyapun sangat tidak mengenakan).

Setelah urusan data diri selesai lantas timbullah percakapan selanjutnya…

A: Ibu ini sudah selesai,transaksi  pertama mau diisi berapa?
B: 30 mbak
A: Mohon maaf ibu, transaksi minimal 50rb
B: Oh maaf mbak, saya 30 juta, sekalian mau daftar M-bangking ya mbak (si customer sangat paham minimal saving money pertama di setiap buka rekening baru. Ia terpaksa membuat rekening baru mengingat ia sebagai bendahara di organisasi yang ia kelola dan ga mungkin pula harus menyimpan uang dirumah atau mencampurkan di rekening pribadinya). 
A: Baik bu…

Pengalaman setiap satu dengan yang lain sungguh beragam. Memang tidak mudah bersikap profesioanal di dunia kerja terlebih bekerja yang berhadapan dengan orang lansung. Seringkali mendapati kesalahan yang dapat dijadikan pembelajaran. Sekarang kita berada di zaman yang segalanya diukur dari apa yang dikenakan. Memang sih si customer hanya berpakaian casual dan bersandal tidak memakai high heel yang terlihat maybe akan lebih kece namun bukan berarti ia boleh mendapatkan pelayanan yang tidak mengenakkan lho? Terlebih lembaga tersebut mengedapankan service excellence nya. Apa jadinya jika di lembaga tersebut memiliki  banyak karyawan dengan karakter yang sama? Wah rasa2nya bisa gulung tikar dalam waktu dekat deh.

Tantangan berat di era ini yakni mudahnya memberikan kritik dan cacian terhadap layanan2 yang ada di sekitar kita. Tinggal mengetikkan testimony bahkan komplen di medsos maka kelar urusan. Mengapa? Karna kekuatan medsos dijaman digital ini sungguh tak main2. Dari sebuah testimony dapat menjadi akar untuk menggiring opini publik yang lebih luas lagi. Bagi kita yang bekerja di garda terdepan di layanan berikanan layanan terbaik. Kurangi basa basi yang berujung kepo. Mempermudah urusan orang lain adalah bentuk dari ibadah so perlakuanmu akan mencerminkan sejauhmana akhlaqmu.

Kehidupan orang dewasa part 2

Seperti topik part 1 tema kali ini masih membahas tentang chapter kehidupan yang seru dan lucu dan hanya bisa dirasakan bila sudah menginjak dewasa.

Punya sikap
Kalau jaman ABG kemarin yang ia tau kehidupan itu hanya tentang jajan, makan, dolan dan hahahihi. Semakin mendewasanya sikap dan umur maka akan merasakan fase yang lebih dalam. Seringnya disingkirkan, seringnya diabaikan, seringnya di kambinghitamkan dan seringnya tak dianggap akan membawa orang mempunyai sikap. Ketika ketulusan disia2kan pun akan membawa kita untuk mengambil sikap. Ketika mendapatkan kesempatan bertemu dengan orang yang punya 2 kepribadianpun lama2 dari kita akan punya sikap. Hal ini yang belum pernah dirasakan di fase ABG. Kadang kita tanpa sadar ada dalam zona manis di depan dan busuk dibelakang. Endingnya nusuk dibelakang hanya akan disikapi "sudahlah ya...." karna saking terbiasanya. Sikap apatis akan membuat kita bersikap ya sudahlah memang mulutnya seperti itu, emang kelakuannya kayak gitu. Kita bisa apa atuh? 
Terlebih sudah pernah punya pengalaman yang cukup pahit dengan seseorang bahkan beberapa orang, maka sikap tersebut akan menjadi rem untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Bisa jadi sikap yang muncul adalah malas basa basi ujungnya males pura2 baik yang nyatanya dihati banyak ganjalan. Bisa jadi ia lebih memilih apa adanya tanpa basa basi namun dihati tidak ada dendam apapun. Secukupnya dalam berbicara, sekedarnya dalam bercanda dan se bijaksananya dalam bertutur kata. Itupun masih saja akan ada kurangnya. Manusiaa. .

Semeleh
Puncak dari berbagai rasa yang sudah diihtiarkan namun hasilnya berlawanan dengan harapan adalah semeleh. Kita sebisa mungkin do the best from us dan jika yang terjadi jauh dari harapan kita hanya bisa evaluasi diri dan berbenah untuk next chapter. Dibalik kekecewaan Allah sudah memberikan pesan untuk melibatkan Ia dalam setiap tindak tanduk. Diadudomba itu menyebalkan namun kita bisa kok belajar dari hal tersebut. Salah satunya bersikaplah sewajarnya dengan orang lain. Bisa jadi dya hadir memang untuk menguatkan kita, menjadikan kita pribadi yang jauh lebih baik lagi. Pribadi yang berproses mengurangi nyinyiran. Orang yang lunak hati dan pikirannya. 

Nerima dan iklas
Ujung dari semeleh adalah iklas. Apapun yang terjadi adalah sudah menjadi bagian garis takdirNya baik dan buruknya. Banyak hal yang bisa kita ambil hikmah dari setiap peristiwa yang menempa hidup kita. Termasuk bertemu ular berkepala dua. Bahayaaaa namun hal itu baik bagi kita karna kita diberi signal untuk lebih hati2 dalam bersikap dan berbicara.  Seperti kita tau karakter ular berkepala dua itu tidak bisa ditebak arahnya kemana. Didepan kita bisa jadi manis tutur katanya namun tidak menjamin di belakang kita akan sama sikapnya. Kalau bisa kurangi intensitas dengan orang yang memiliki karakter tersebut biar hidup kita lebih tenang. 

Makplengeh
Bak melihat atraksi badut ancol yang akan membuat perut kram karna geli melihat tingkah polah lucunya. Begitu juga melihat tingkah polah orang2 yang ada disekeliling kita. Orang yang pura2 baik, orang munafik, orang yang mencari aman, orang yang sukanya mengumpat, orang yang merasa ratu, dst. Semakin dewasanya diri maka akan mudah melihat hal2 konyol yang spontan hadir di depan mata. Ujungnya makplengeh... Segitu toh kemampuanmu, segitu toh mentalmu, segitu toh rasa solidaritasmu yang ujungnya hanya bisa makplengeh karna yang melekat di dirinya tak sebanding dengan apa yang selalu didengungkan. 

Semua yang terjadi di alam raya ini sudah menjadi bagian skenarioNya tinggal usaha kita mendekat kepada Sang Maha Memiliki supaya Ia terus menuntun, memberi arahan serta memberi kekuatan kepada kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

tau apa sih anda tentang hidup saya?

"Kakean milih sih koe. . "

"Kurang2i lehmu kerjo. . "

"Standare jo duwur2. . "

"Eling wes tuo. . "

"Kae kancamu SD anake sing mbarep wes kelas 6.."

"Gek2 koe ra normal.. "

"Gek ndang, nunggu opo? .. "

"Dst.. "


Ah tau apa sih anda tentang hidup saya?  Anda menyimpulkan dari yg terlihat di luaran saja kan? But it's okey & no problem.  Memang netizen tercipta untuk jadi komentator ataupun jadi hakim di hidup kita. Sakit hati adakalanya muncul dan hal tersebut wajar tapi ga usah lama2 lah ya..


Kemampuan mereka julid tidak bisa diragukan. Anggap saja semua kejulidan adalah doa baik untuk kita hanya saja diksinya anti mainstream. Kalau dikit2 dimasukin ke hati lama2 capek kan ya, mending di-aamiin-kan saja.


Wajar kalo mereka julid, mereka hanya tau perjalanan per chapter di kehidupan kita sekilas jadi maklumi saja apabila mereka sesuka hatinya komen. Kalau mereka tau detail tentang hidup kita kayak keluarga dan sahabat terdekat maka ga mungkin mereka akan se julid itu.


Para netizen memiliki standar hidup untuk orang lain yang dilihatnya, apabila tidak sesuai dengan standarnya maka auto nyinyir dan itu tidak berlaku bagi dirinya. Ah licik amat sih buk.. 
Kuliah lebih dari 4 tahun, salah
Cepet lulus kuliah tp belum dapat perkerjaan, salah
Kuliah namun jadi ibu rumah tangga, salah
Kerja pindah2, salah
Nikah muda, salah
Nikah di umur matang, apalagi
Ninggalin ortu karna pekerjaannya di luar pulau, semakin salah
dst.

Sampai matahari terbit dari baratpun, tetap saja akan ada orang yang tidak suka dengan kita sebaik apapun kita. Memang kita tidak didesain kemampuannya untuk membuat people in the world suka kita. Jadi kalau udah tau faktanya seperti itu woles aja dah. 

Kalau tipe macam orang yang susah mengekspos pencapaian diri di medsos maka akan mendapatkan kesimpulan dari netizen yakni hidupnya ga keren, ga update, dan cupu. Tapi tidak mengekspos pencapaian diri ini juga bagian dari pilihan hidup. 

Tipe macam ni ga ambil pusing dengan penilaian netizen yang ga dekat secara personal. Mengingat berada di tengah hangatnya keluarga dan sahabat yang tulus  udah lebih dari cukup. Quality time dengan mereka, ngobrol hati ke hati adalah hal mewah nan berarti. Ia akan sangat terbuka dengan orang yang ia percayai yakni keluarga dan sahabat dekatnya. 

Panasnya hujatan tak akan menjadi arti manakala banyak doa baik. Ketulusan itu tau kok harus kemana ia pulang dan bermuara. Komunikasi bisa dibangun setiap hari melalui doa yang terpanjatkan. Doa yang mengangkasa inilah yang menjadi perekat hubungan yang sudah terpisah jarak. Doa pulalah yang mendekatkan rasa yang ada. Dan doa jualah yang menguatkan. 

Mau seburuk apapun kejadian, asal ada keluarga dan para sahabat yang tulus maka akan tetap baik2 saja. Mereka tidak menghujat namun mereka menjernihkan tatkala kita butuh pertimbangan. Walaupun sama2 sibuk namun mereka akan selalu ada buat kita, tanpa kita minta. Emejing kaaaan. 


Kasih sayang dari keluarga dan para sahabat yang tulus itu nikmat yang tak dideskripsikan betapa besarnya. Betapa beruntungnya kita apabila ada diposisi tersebut. Dan aku yakin semua manusia diberikan kesempatan yang sama yakni memiliki keluarga dan sahabat hanya saja cara men-treatment nya beragam. Mereka itu bak rezeki yang setiap manusia memilikinya.


Hal sederhana yang bisa membuat kita bahagia adalah mendoakan orang2 tercinta kita. Sebenarnya tidak terbatas hanya untuk orang2 tercinta namun untuk para haters pun bisa. Jangan do'akan haters jadi celaka namun mintalah hidayah kepada Allah untuk mereka. Sayang sekali rasanya waktu yg diberikan Allah untuk mencari bekal di dunia ini hanya dihabiskan untuk membenci. Membenci orang yang sebenarnya ia tak tau secara detail real nya bagemana. But mendoakan haters secara tulus iklas itu tidak mudah. Dibutuhkan hati yang lapang dan jiwa yang besar. Apakah salah jika yg selalu diusik tersebut mendoakan jelek untuk haters nya?


Disisa waktu kesempatan hidup di dunia ini mari kita maksimalkan untuk berbuat baik. Stop mencampuri urusan orang lain. Selagi orang lain tidak merugikan kita maka stop nyinyiri hidup mereka. Kita ga pernah tau sedalam apa usahanya? Setinggi apa motivasi hidupnya? Sekuat apa pengorbanannya? Seberat apa beban hidupnya? Segetir apa rasa yang berusaha ia hadapi? Sekalut apa pikiran ia? Dan seberapa kuat ia menekan egonya? Kita tak pernah tau rasanya mereka karna kita adalah kita dan mereka adalah mereka. Yuk jadi netizen yang baik, netizen yang lunak hatinya dan netizen yang bijak. 
*thanks to Allah

hobi meremehkan orang lain adalah ciri orang yang tak bahagia

Hanya karna tidak pernah memposting liburan lantas dianggap cupu. Hanya karna tak pernah posting kulineran dianggap hidupnya ngirit. Hanya karna tak pernah posting kongkow dengan temen2 di tempat yang lagi Hits lantas dikatakan ansos. Eaalaaaaahhhh. ..  .

Pemenuhan kebahagiaan setiap manusia itu beragam. Ada yang memang shopaholic, ada yang bahagia jika berhasil mengeksplor destinasi wisata yang belum banyak dikunjungi orang2 dan ada pula yang sekedar rebahan di teras belakang rumah. Lantas apakah kesemuanya salah? Ga lah yaaa semua bergantung kebutuhan masing2. Yang salah jika merendahkan orang lain karena tak seperti dirinya. 

Apa ya kita tau, mereka yang nyaman dirumah itu justru type orang yang suka quality time? Apa ya kita tau kalau orang sering kena bully ansos ternyata dya justru sudah kemana2 tp tak memposting di medsosnya?  Ah memang kok ya, mulut dan lidah manusia itu tajem. Dan pikiran manusia sering menyimpulkan apa yang sekiranya terlihat diluaran saja.


Apa ga malu tuh, sering menertawakan bahkan menggunjing  temannya hanya karna ia ansos dikarenakan orang tersebut ga suka keluar rumah. Bisa jadi dunia dya ya di rumah itu. Siapa tau dya sudah menemukan tempat ternyaman, suasana hangat, keadaan tentram ditambah keluarga yang support. Ah surga sekali kalo gitu mah.

Nah mereka yang suka menggunjing barangkali memang belum pernah merasakan posisinya yang pada akhirnya hanya bisa ngecap bahwa ia adalah ansos, kuper dan ga gahul seperti dirinya. Suasana bak surga dunia tersebut ga bisa diutarakan  lewat gambar, video, maupun captions. Yang bisa merasakan ya yang bersangkutan. Wajar dong kalau yang bersangkutan ga pernah posting2. Bagi dya cukup lah untuk dirasakan dirinya saja. 

Sekalipun sering diremehkan hal tersebut tak menjadikan orang tersebut down loh, kok bisa ya? Karna meremehkan orang lain sejatinya hanya untuk orang yang rendah, yang hatinya tak utuh, yang jiwanya tak bersih. Ya kalik klo hatinya bersih dya mau ngurusi urusan orang lain. Ya kalik kalo dya orang yang baik mau makan bangkai saudaranya sendiri. 

Dan gimana coba kalo orang yang selalu dianggap rendah itu tetiba ngabari kalau mau melakukan perjalanan spiritual yang ga kaleng2 lagi yakni ke luar negeri. Apa ga malu tuh slama ini nggunjing ini itu,? Mau ditaruh dimana tuh muka? Mau cari celah pembelaan apalagi coba? Ya itulah salah satu menariknya kehidupan, unpredictable. 


Menjadi orang yang diremehkan itu membahagiakan kok, kalau kita itu sehat lahir batin kita pasti hanya akan senyum nyengir plus geli melihat tingkah mereka. Kita sudah menyita waktu mereka karna memikirkan kita dengan segala sudut negatifnya. Sedangkan real yang terjadi jauuuuh dari asumsi mereka. 

Dan aku pernah ada di posisi ini, dan aku ora popo kok diremehne. Sekalipun diawal agak nyesek tapi karna sudah terbiasa diberitain yang enggak enggak jadi lama kelamaan kebal. Satu hal kita tak pernah mampu membuat orang lain beranggapan positif terhadap hidup kita. So enjoy ajaaaa. Berikan senyuman termanis ketika ketemu dengannya. Jika sudah iklas, maka do'akan dya semoga Allah memberikan kebahagiaan untuknya, sesungguhnya orang yang suka meremehkan orang lain adalah ciri orang yang hidupnya tak bahagia. Kasihan kan..., jadi sudah tau kan siapa yang justru dalam keadaan yang mengkhawatirkan? Yaaa keadaan orang yang hobi meremehkan dan merendahkan orang lain. 

hidup yang kamu keluhkan bisa jadi hidup dambaan orang lain

Sering baca tulisan "hidup yang kamu keluhkan bisa jadi hidup dambaan orang lain". Kemarin mikirnya hanya dalam konteks penderitaan saja, tp siang ini pikiran itu meluas. Kita sering dihadapkan dalam situasi tugas luar kota bahkan luar pulau, naik turun kereta api, perjalanan berjam-jam, keluar masuk hotel, boarding pesawat pagi2, mencicipi berbagai kuliner yang secara tidak sadar hal2 indah tersebut menjadikan kita bosan dan jenuh. Ujungnya kufur dan menggerutu capek lah inilah itulah. ..

Taukah kamu?

Bisa jadi pergi luar kota adalah dambaan rekanmu yang belum ada kesempatan. Bisa jadi naik pesawat adalah resolusi sohibmu. Bisa jadi bobok di kamar hotel adalah hal yang dirindukan tetanggamu. Bisa jadi suara khas laju kereta adalah hal yang mendebarkan bagi dirinya. Bisa jadi bisa wisata kuliner dengan kolega adalah dambaan orang yang melihat insta story mu, dst...


Enak ya si anu, tiap hari rapat. Dapat uang transpot, dapat snack bahkan sering kegiatannya di resto yang lagi nge-hits. Sedangkan yang kita rasakan sebaliknya. Yaa bosan. Apalagi jika konsumsinya itu lagi itu lagi. Jika kita sudah mengalami situasi seperti itu segeralah istighfar. Kalau tidak suka  konsumsinya ga usah mencela. Ga usah andai makannya ini itu. Apabila ga suka atau sudah bosen dengan masakannya maka bawa pulang dan berikan ke orang yang membutuhkan. Bisa jadi makan makanan yang ada di dalam kardus berwarna warni dengan logo yang beraneka macam adalah impian besar dalam hidupnya.


Kita sering melupakan nikmat2 yang begitu luar biasa Allah berikan ke kita. Sedangkan di belahan bumi sebelah sana ada orang yang mendambakan menjadi diri kita. Enak ya si anu, tiap bulan luar kota, kulineran, jalan2, dst. ..

Come on sebelum kufur mendarah daging di hidup kita yuk dikit2 koreksi ketika sinyal hati sudah tak menentu. Hati tak pernah berbohong. Yuk syukuri apapun dari hal kecil biar kita hidupnya tidak ngoyo, tidak merana karna hanya akan bahagia apabila mendapatkan sesuatu nikmat yang besar. Darimana kita mampu bahagia jika hal kecil selalu kita remehkan? Darimana kita sanggup merasa cukup kalau dipikiran kita hanya untuk materi yang berlimpah. So, ask your self?

kekinian boleh namun tetep cerdas

Malam itu chatingan dengan temen kuliah yang domilisinya di ibukota. Temen dari semester satu hingga kini, alhamdulillah pokoknya. Mengingat kita ada dalam frekuensi yang sama yakni sudah berada di zona "sejauh inikah aku dengan Tuhan". Tidak mudah menemukan teman yang dapat seirama dalam satu frekuensi mengingat umumnya di umur ini sudah pada sibuk dengan keluarga masing-masing.

Tema bahasan diawali dengan "aku sekarang baru ngeh apa yang kau ceritakan kemarin tentang postingan yang ujungnya dapat menyebabkan penyakit ain, ungkapnya". Di zaman yang sudah sangat kekinian ini, rasanya sosmed sudah menjadi candu sehingga ada dorongan kewajiban untuk membagikan kisah hidup disana dengan tajuk "eksistensi diri".  

Benar eksistensi diri dapat dipercepat dengan cara memposting seluruh kegiatan terkeren, acara terhits, pakaian mahal, tempat nongkrog kekinian atau wisata fenomenal. Ini semua hak masing-masing orang untuk membagikan kisah hidup mereka. Namun ada kejadian 8 tahun silam yang membuat aku punya rem pakem kalau mau memposting sesuatu, auto pikir berkali2 untuk memposting hal yang tidak membuat orang sakit hati. Kenapa sakit hati?

Bermaksud berbagi kebahagiaan, namun tak selalu sejalan
Tahun 2012 diberi kesempatan Allah untuk wisuda lebih dulu dibanding teman-teman seangkatan. Memang dari awal tidak banyak mengumbar ini itu di depan teman-teman karna kondisi teman-teman satu angkatan masih ada yang belum mendapatkan pembimbing, judul ditolak ataupun mentok di metopen. 
Kala itu ada salah satu sosmed yang lagi neg-hits dan dorongan untuk membuat status itu mendadak tinggi. "Apa iya aku tega meng-xpresikan kebahagiaanku atas pencapaian kuliah sedangkan temen-temen bahkan sahabat terdekat bener-bener baru tahap galau?" mengingat skripsi bagi mahasiswa masih menjadi momok besar yang  berasa 154 sks nyatanya hanya 6 sks. 

Hanya sepenggal bagian yang terlihat
Umumnya orang akan memposting segala sesuatu adalah hal terbaik darinya. Ibarat ada 50 foto dengan gaya yang sama pasti akan dipilih satu foto terbaek yang akan diposting. Begitu juga setiap penggal kisah yang kita lihat di sosmed. Bisa jadi rasanya ga sekeren apa yang kita lihat, ada perjuangan untuk mencapai hal tersebut, ada pengorbanan yag harus ia lakukan, ada air mata yang susah ia tahan, ada perih yang ia sembunyikan, ada duka yang harus ia lupakan, ada segenggam tekad yang harus ia sematkan. Selalu ada behind the scene, so masih baper lihat postingan yang hanya sepenggal?


Memilah dan memilih bahan postingan di medsos auto pakem. Kita tidak pernah tau kondisi orang yang membaca postingan kita sedang dalam kondisi seperti apa? alih-alih ingin berbagi kebahagiaan malah ujungnya membuat orang lain kufur. Kok kufur? ya kufur karena merasa hidupnya menderita ga sebahagia postingan kita. Misal "alhamdulillah lancar pedadarannya". Maksud yang nyetatus adalah ungkapan syukur namun bisa jadi itu bak teriris pisau belati bagi orang yang selalu ditolak pengajuan judul sripsinya, dst.

Kufur tersebut berujung terhadap lupa nikmat Allah lainnya. Lupa kalau kita sehat, lupa kalau punya sahabat terbaik, lupa kalau punya keluarga yang always on mendengarkan keluh kesah kita dst. Melupakan ribuan nikmat lantaran satu aspek diberikan slowly. Satu hal yang harus diingat di akhir zaman ini, kita wajib pintar untuk tau hal-hal apa saja yang harus dikonsumsi umum dan pribadi. Kekinian boleh namun tetep cerdas.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia



bersyukur dan menerima takdir

Benar hidup ini bukan hanya tentangmu saja. Ada miliaran orang di sudut sana yang sama-sama sedang berjuang menjalani skenario kehidupan. Semua berjalan dan berproses sesuai ketetapanNya. Jika kemarin-kemarin hidupmu indah, menarik, diatas angin, higienis, anti polusi, tanpa cacat dan anti bau amis maka bersyukurlah. Kamu diberi kesempatan Allah untuk ada diposisi atas, posisi yang bisa jadi angan para duafa. Adakala keadaan nyaman tersebut membuat orang keblinger dan lupa diri. Sifat keangkuhannya muncul dan merasa  posisi tersebut akan selamanya yang berujung mudah merendahkan orang lain. Apa yang tidak sesuai dengan kacamatanya langsung bar-bar kelakuannya. Dan satu diantaranya anda.

Bisa jadi anda hanya lupa bahwa hakikat Allah itu adil. Memberikan segala sesuatu seadil-adilnya. Ketika roda mulai turun kebawah, banyak kekawatiran yang bermunculan dari kita. Rasa yang selama ini nyaman dan semua tercukupi mulai sedikit demi sedikit pindah dari posisinya. Pertanyaannya, apa kabar anda sekarang? Selamat datang di keadaan kami yang keadaannya berlawanan dengan anda kemarin. Situasi dan kondisi yang selalu anda rendahkan dan kecilkan. Apakah kami dendam? tentu tidak. 

Hidup bukan pula tentang dendam, namun hakekat hidup adalah tentang syukur dan penerimaan. Apapun keadaannya bila disyukuri akan tenang dan tentram sekalipun hidup dengan keadaan yang minim fasilitas. Begitu juga sebaliknya. Banyak tidaknya fasilitas tidak bisa dijadikan tolak ukur sedalam apa orang itu bahagia dan tentram. Jika anda diberi kesempatan hidup diposisi enak maka bersyukurlah, bukan malah sesumbar. Sebaliknya jika anda ada diposisi dalam keterbatasan maka bersabarlah dan terus memaksimalkan ihtiar bukan malah merutuki nasib.

Komponen hidup ini salah satunya masa/waktu. Akan ada waktunya untuk bahagia dan adapula waktunya dalam keterbatasan. Selagi diatas jangan sok, jika ada dibawah jangan minder. Semua akan berganti sesuai waktunya. Bagi Allah sangat mudah untuk memutar dan membalikkan waktu seseorang sesuai dengan ke-inginan-Nya. Tugas kita satu namun berliku yakni ihtiar terbaik dengan kesungguhan mengaharap Ridho-Nya. Tugas kita hanya untuk selalu bersyukur dan menerima takdir terbaik versiNya. 

Refleksi diri di umur baru

32 th merupakan umur yg sudah tak lagi remaja. Usia yang tumbuh mendewasa ini membawa jiwa dan raga menguat seirama dengan dinamika kehidupan. Hidup hanya dengan 1 orang tua sejak usia 15th tidaklah mudah. Pasca ditinggal ibuk semua kenyamanan yang dirasakan anak manja ini berubah drastis. Anak manja ini auto harus mandiri dengan 1 pilihan yakni jalani tanpa ada opsi lain.

Berawal dengan kondisi luar biasa tersebut, mulailah terbiasa dengan hal2 yang bisa dibilang tak sama dengan teman sebaya. Teman sebaya masih suka main2 sedang anak ini sudah belajar tanggung jawab. Disaat teman sebaya jajan dan merengek kepada orang tua untuk beli sesuatu untuk sama dengan yang lainnya namun si anak ini justru belajar bekerja. Jangankan untuk mengikuti tren seusianya, ada makanan untuk besuk aja sudah seluar biasa itu bersyukurnya.

Ternyata kejadian per kejadian membawa hikmah mendalam. Ya, mensyukuri sekecil apapun termasuk hal2 yang tak diinginkan. Kita manusia dominan memiliki rasa sok tau yang jatuhnya mendahului takdir Allah. Buruk menurut kita belum tentu menurut Allah, begitu juga sebaliknya.

Nyatanya kini sudah menginjak 17 th hidup tanpa ibuk. Berat pasti namun masih ada yang harus tetap disyukuri yakni memiliki bapak dan keluarga yang solid dan menyayangiku. Tak lupa beberapa teman rasa keluarga yang tulusnya tak mampu dideskripsikan. Up and down tentu sudah dilewati. Dihianati teman dekat, difitnah orang yang selalu dibantu, dinyinyiri orang yang sok tau tentang kehidupan dan hal2 negatif lainnya sudah pernah dilewati. Dan nyatanya pengalaman negatif itu penting karna akan membentuk kita menjadi pribadi yang jauh kuat minimal jadi cermin untuk kita biar ga melakukan hal yang sama seperti mereka.

Tepat usia 32 th beberapa hari yang lalu, Allah mengundang untuk ke RumahNya menikmati magic dan awesomeNya skenario Allah terhadap alam raya ini. Malam pergantian umurpun dilewatkan dalam simpuhan sujud di depan ka'bah. Dinginnya anginlah yang menjadi saksi akan gemuruhnya rasa. Allah begitu dahsyat memberikan jalan bagi setiap hamba yang Ia inginkan dengan ribuan cara. Bagi Allah sangat mudah untuk dapat mengangkat dan merubah nasib seseorang. Sangat sepele bagi Allah untuk memberi reward bagi hamba yang ia pilih. Dan aku merasakannya.

Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar,..

Nikmat luar biasa Allah berikan untukku di malam pergantian umur. Menyongsong umur 32 th Allah memberi kesempatan untuk melewatkan momen tersebut di tanah haram. Jauh dari hiruk pikuk dunia. Jauh dari kemunafikan dan kepalsuan manusia. Hanya simpuhan sujud dan lantunan memuji asmaNya yang bisa aku panjatkan. Begitu Maha Agungnya Allah. Sungguh diri ini merasa sangat hina, kecil dan tak ada apa2 nya.

Di usia baru Allah memberikan kesempatan untuk mencharge keimanan dan ketaqwaan. Rasa sok taupun seketika luruh dan berganti rasa pasrah atas skenarioNya yang akan diberikan olehNya. Diberikan kesempatan mengunjungi rumahNya bukanlah perkara kecil. Banyak orang yang bergelimang harta namun masih enggan datang mengunjungiNya begitu juga sebaliknya. Siapapun yang Ia inginkan datang maka Ia akan mudahkan.

Bagiku angan untuk ke Baitullah ada dalam angan sekitar 10th kedepan karna memang dari kantor ada jatah bagi staff yang diurutkan berdasarkan lama bekerja. Nyatanya Allah berkehendak lain. Ia menginginkan diri ini lebih dulu ke rumahNya untuk mengalami perbaikan spiritual. Dan begitu mulus, mudah dan ringan berkat ridhoNya.

Tulisan ini tidak ada maksud untuk riya'. Jauh dari kata ingin dipuji. Tulisan ini sebagai pengingat diri bahwa skenario Allah akan selalu lebih indah. Pengalaman spiritual yang begitu mendalam mengajarkan makna akan bersyukur, rendah hati, optimis, dan pasrah. Roda kehidupan selalu akan berputar sesuai dengan irama yang Ia kehendaki. Satu hal yang bisa dipegang bahwa tak ada duka yang tak terganti dan tak ada suka yang abadi. Semua berganti sesuai dengan waktu ketetapanNya.

Usia 32 th bagi orang umum anaknya sudah memasuki usia SD namun apakabar denganku? Jangankan punya anak, nikah aja belum, apalagi gebetan. Lantas apakah kondisi ini layak untuk di buly? Kondisi ini layak dihakimi? Kondisi ini layak didramatisir? Jawabannya tentu tidak. Setiap orang punya pencapaian sendiri2. Setiap manusia punya chapter dengan segala isi dan permasalahan sendiri. Kita yang hanya melihat cover luar tak selayaknya untuk menjadi hakim. Allah itu maha adil seadil-adilnya adilnya. Melebihkan sesuatu satu hal dan mengurangi di lain hal. Dan ini bukti kesempurnaan Allah, sejatinya yang sempurna hanyalah DiriNya. Jalani apa yang menjadi takdir terbaik di hidup kita, tak perlu mendramatisiri apa yang belum kita punyai. Tak lupa selalu libatkan Allah dalam segala langkah, inshaAllah akan lebih nikmat, mudah, ringan, indah, slow, tenang dan sweet. Thanks to Allah ❤



menghargai diri sendiri

Ketika keluar sejenak dari rutinitas adakalanya menjadi obat dari keruwetan pikiran yang entah berantah wujudnya. Seperti malam ini perjalanan hampir 10 jam dihabiskan di dalam kereta menuju St. Jember. Berkontemplasi menjadi tajuk besar di benak ini.

Hal apa saja yang sudah didapatkan, diraih, direbut, dihilangkan, diupayakan, diperjuangkan...
Hal apa saja yang sudah mencabik hati, mengoyak jiwa, meremas pikiran ...
Hal apa saja yang sudah di sia2kan, dicampakkan, diacuhkan...

Pertanyaannya cuma satu, sejauh mana kita menghargai diri sendiri, me-reward diri sendiri? Kita sering lupa untuk berterimakasih terhadap diri sendiri yang sudah berjuang dan berjibaku untuk mewujudkan impian, cita2 hingga obsesi. Terlalu fokus terhadap apa yg belum dimiliki hanya akan membuat kufur. Belajar lebih peka terhadap hal kecil agar mudah merasakan syukur. Syukur itu mendatangkan kebahagiaan, ketenangan, serta ketentraman.

Skenario Allah tak ada tandinganya, sayangnya angan sok tau yang melekat dijiwa sering mendominasi. Alih2 merasa tau apa yang terbaik bagi kehidupan nyatanya justru membuat hati hampa dan kecewa. Ternyata dalam hidup kita butuh pedihnya kekecewaan, perihnya penghianatan, cacian, makian, kegagalan, tersingkir, terpinggirkan dan terabaikan. Semua rasa pahit itu akan menempa kita untuk lebih sayang, menghargai, peka, bijaksana, dan peduli. Ketika masalah datang, sugestikan diri bahwa ini adalah kado terbaik untuk pembelajaran, menempa kehidupan, memperkokoh mental dan menguatkan asa.

Disia2kan orang yang selama ini pekerjaannya sudah kita backup itu menyakitkan. Terlebih mengetahui bahwa ybs justru dalang dari huru hara karna ybs selalu berprasangka buruk. Pernah baca di postingan pakar psikologi di instagram, orang yang selalu berprasangka buruk sejatinya cerminan karakter orang tersebut. Menghadapi orang semacamnya tidak bisa dengan pembelaan ataupun penjelasan mengingat ia tetap akan stay terhadap pikirannya sendiri dan pikiran buruk itu semakin jadi2 di otaknya.

Diremehkan orang itu ternyata membahagiakan. Membahagiakan karena kita diberi kesempatan untuk belajar konsep kehidupan. Setiap orang punya waktu dan kuota. Ada waktu untuk sedih, kecewa, merana dan ada pula waktu untuk bangkit, optimis dan bahagia. Jika yang terlihat casingnya dya orang yang gigih, pantang menyerah, serius dan fokus bisa jadi ini bagian dari titik puncak ketika ia tak pernah dihargai. Bukan untuk membuktikan ke semua orang bahwa anggapan orang2 salah namun secara alamiah ada dorongan untuk menjadi lebih baik. 

Stop meremehkan orang lain hanya karena pakaiannya mbahringgo (kumbah garing dinggo), hanya karena tidak memiliki kebendaan seperti yang selalu kita elu2kan, hanya karena ybs memilih hidup sederhana. Kita tak akan pernah tau rencana apa yang sedang ia rancang, masa depan seperti apa yang sedang ia ciptakan. Mulailah belajar menghargai perbedaan, biarlah ybs dengan stlye ybs sendiri. Belum tentu kita lebih baik kan? Ga lucu kan ya tetiba orang yang selalu kita pandang remeh adalah orang yang jauh lebih baik di segala hal namun ia lebih nyaman menjadi dirinya. Sedangkan kita apa kabar? orang yang selalu takut dianggap jelek oleh orang lain so ujungnya menghalalkan segala cara biar terlihat eksis dan good looking

Ada beberapa tipe orang yang dengan diremehkan ybs down diawalnya namun mampu bangkit dan mengubah down tersebut menjadi semangat perbaikan diri. Bahaya ga tuh? Kita udah sibuk ngrendahin orang biar ga bisa maju dan sukses namun sama orang tersebut malah dijadikan pemantik api semangat untuk bisa maksimal menyelesaikan apa yang sedang ia hadapi. Rasa ingin membuktikan bahwa ybs tak serendah itu kadang malah ga ada, yang ada tetiba semangat, optimis on fire gitu. Hasil nomer kesekian yang penting usaha maksimal. Semakin direndahin semakin semangat aja to do the best. Dan tipe semacamnya aku salah satunya.

That's why aku selalu bersyukur ketika direndakan, disepelekan, dan di-ndas2i. Makasih loh ya kalian justru memberikan energi tambahan untuk memperlancar apa yang akan aku lakukan. Salah sasaran jika maksudmu biar aku down nyatanya umpatan2 itu justru jadi pelicin jalanku. Bila orang lain bisa kamu perlakukan seperti itu, tak terkecuali aku. Bedanya sumpah serapah yang dikeluar dari mulut kalian itu aku terima dan jadi doa terbaik untukku. Sekali lagi makasih yaaa...

#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger