Entradas populares

Showing posts with label Holy Place. Show all posts
Showing posts with label Holy Place. Show all posts

tujuan hidupmu untuk apa?

Tulisan ini tidak ada maksud untuk riya' ataupun pamer, hanya sebagai pengingat tujuan hidup untuk apa. Melakukan umroh sendiri tanpa saudara atau tanpa orang yang dikenal sebelumnya lumayan mendebarkan di awalnya, wajar rasanya bila ada kekhawatiran besuk satu kamar dengan siapa? Enak ga orangnya? Satu visi ibadahnya ga temen sekamarnya? dll.

Berjalannya waktu kekhawatiran tersebut terkikis dengan sendirinya manakala Allah memberikan kemudahan melebur dengan jamaah lain. Tanpa di ketahui sebelumnya, tanggal yang dipilih adalah paket umroh keluarga. Kebayang kan isinya?
Dari awal keberangkatanpun Allah sudah memberikan keringanan untuk ngobrol dan membuka perkenalan dengan jamaah lainnya sehingga kesendirian itu tidaklah menjadi hal yang dipusingkan. Sebaliknya justru enjoy karena bisa nemplok ke keluarga A, B, C bahkan Z dan itu sungguh menyenangkan.

Banyak sekali hal yang Allah tunjukkan dalam perjalanan spiritual kali ini. Destinasi pertama ke Madinah. Kota dimana tempat hijrah Rosululloh hingga makam Baginda. Kota ternyaman yang tak mampu terdeskripsi bagaimana gemuruh rasa di dada ketika mengingatnya. Pengalaman satu dengan yang lain bisa jadi berbeda, kedalaman rasapun tak pernah sama. Satu hal yang menjadi kunci utama yakni niatan awal. Sebelum berangkat umroh ada teman yang menasihati, "besuk kalau kamu disana luruskan niat dan perbanyak istighfar". Memang benar adanya nasihat tersebut, karena  kelancaran dan kemudahanlah yang didapat. Pikiran hanya berisi ibadah dan ibadah. Perihal duniapun menyingkir dengan sendirinya. 

Seperti tulisan diatas bahwa Kota Madinah adalah tempat ternyaman, terdamai dan ternikmat. Ditambah musim kala itu dingin yang aduhai angiiiiiinya sepoi sepoi bikin makin enjoy menjalankan ibadah di Masjid Nabawi. Jarak antara hotel dan Masjid Nabawi kala itu tidaklah jauh, tinggal lurus melewati 2x perempatan maka sudah sampai di pintu 25. Ya pintu gerbang khusus wanita. Tinggal mau memilih mau sholat di dalam masjid atau di pelataran luasnya. 

Bertepatan musim liburan akhir tahun diberikan kesempatan merasakan ramainya kota suci ini. Beragam suku, bangsa, bahasa, warna kulit, bentuk hidung, dan gaya pakaianpun mewarnai pengalaman indah ini. Ada hal menarik selama ibadah di Masjid Nabawi, "ya  tidak ada rasa sama sekali mempedulikan apa yang dipakai orang lain, mengingat tempat sholat di Masjid Nabawi terpisah antara jamaah pria dan wanita".  Fokusnya hanya di ibadah yang dilakukan diri ini. Allah sungguh baik, menghilangkan rasa nyinyir yang bisa jadi ON tiba2 mengingat pakaian satu dengan yang lainnya beda2. Ada yang meyakini sholat harus menutup aurat termasuk kaki, namun disana banyak juga yg tidak memakai kaus kaki bahkan rambut terlihat. Belum lagi gerakan sholat pun ada yang beragam. Namun lagi2 Allah memperlihatkan kuasaNya sehingga tak terlintas untuk nyinyir maupun mbatin seperti kebiasaan di Indonesia. Allah menghujani rasa syukur makin deras. "Kita tidak dimintai pertanggungjawaban atas dosa orang lain, so kenapa harus mengurusinya?"

Setelah 3 hari di Madinah, perjalanan dilanjutkan ke kota Makkah. Seperti postingan sebelumnya di Makkah adalah proses ibadah umroh utama. Tentu pengalaman tak terlupakan menyempurnakan perjalanan spiritual ini seperti yang sudah tertoreh di postingan sebelumnya. Selain itu, memilih hotel yang dekat dengan Masjidil Haram itu sangat dianjurkan supaya lebih mudah dalam menjalankan sholat jamaah. Makkah menyuguhkan pemandangan yang luar biasa. Seluruh umat Islam di dunia tumpah ruah jadi satu di Masjidil Haram terlebih saat waktu sholat. Magicnya semua perniagaan tutup manakala adzan memanggil serta banyak yang menjadikan trotoar sebagai tempat sholat jamaah mengingat toa disana sangat kencang, dari sudut manapun tetap terdengar suara imam Masjidil Haram. Allahuakbar. . . 

Siang pertama sholat di Masjidil Haram sangat membekas di ingatan, tidak kebagiaan tempat di dalam alhasil sholat dzuhur pertama di jalan dekat  pintu masuk. Entah ada ribuan bahkan jutaan orang yang berjejer sholat di depan pintu masuk itu. Setelahnya terlihat pemandangan yang bikin merinding yang biasa dilihat di TV kini ada di depan mata. Semua berduyun duyun sesuai kebutuhan masing2. Ada yang ingin masuk ke Masjidil Haram, ada yang keluar, ada yang menyebrang dll. Sungguh Allahuakbar. Fenomena yang dilihat yakni setiap orang fokus dengan tujuan hidupnya. Tua muda, sehat berkursi roda, tinggi pendek, gemuk kurus, semua memiliki fokus tujuan ibadah masing2. Sempat terbesit pikiran, apakah di hari akhir seperti ini ya? Ketika semua sibuk dengan amal masing2? Allahua'lam. 

Setiap melihat postingan tentang peniadaan sementara sholat jamaah di Masjid Nabawi dan tawaf di Makkah lantaran corona ati ini rasanya hancur dan sedih. Namun karna untuk pertimbangan kemaslahatan maka langkah ini menjadi solusi terbaik untuk saat ini. Pertanyaan yang muncul setelah melakukan perjalanan spiritual bukanlah berapa banyak selfinya, bukan berapa jumlah like dan komen dari setiap update-an statusnya, namun hakikat PR bagi kita yakni setelah ini bagaimana ibadahmu? Apakah tetap rajin, menurun atau malah berlawanan dengan ibadah selama disana? Jawabannya ada di masing2 hati. 

Pernah pembimbing umroh datang ke rumah untuk ngantar koper, disitu timbullah pertanyaan. 
A: Tadz, apa ciri2 umroh yang mabrur? 
U: Duh angel e mbak, yang jelas makin lebih baik ibadahnya ketimbang sebelumnya. Yang paling bisa dilihat itu bagaimana sodaqohnya, bagaimana memperlakukan orang lain? Dari situ kelihatan kok mbak perbandingannya sebelum dan sesudah umroh. 
A: Oh gt tadz, kita perlu tau biar bisa menilai diri sendiri sejauh mana keimanan kitanya. 

2 pengalaman besar bahkan bisa jadi tamparan dalam langkah ini jika dijadikan dalam satu kalimat akan berbunyi:
"Fokuslah di jalan Allah dengan cara memperbaiki sholatmu, ngajimu, akhlaqmu, muamalahmu serta lupakan lah mengurusi hidup orang lain yang nantinya kita tak akan dimintai pertanggungjawaban terkait baik buruknya serta dosa pahalanya".

Sering mengurusi orang lain menjadikan kita lupa kalau diri inilah yang justru banyak kurangnya. 

Terlalu sibuk mencatat kejelekan orang lain menjadikan hamba ini susah melihat kelebihan orang lain. 

Kebanyakan mengeluh menjadikan pribadi ini mati rasa akan nikmatnya bersyukur. 

Terlalu menghawatirkan penilaian buruk dari orang lain menjadikan hati ini tidak tentram. 

Besarnya rasa ingin dipuja menjadikan kita budak dunia dengan segala macam kepalsuan-nya. 

Wahai Allah, 
Jadikan kami orang yang Engkau ridhoi, Engkau berkahi dan Engkau sukai. Sesungguhnya dunia ini hanya sementara dan akhirat adalah selama2nya. Bimbing kami untuk menjadi manusia yang kaya. Kaya hati yang pandai memaafkan, pandai bersyukur serta selalu merasa cukup. Kaya harta yang mudah berbagi, lunak hati, ringan tangan serta memiliki rasa empati tinggi. Kaya fikiran yang kelak akan bermanfaat bagi sesama, yang selalu optimis dan positive thingking serta selalu menebar kebaikan dimana kita berada. Jauhkan kami dari sifat baqil, tamak, iri, dengki, suudzon, pendendam, kompor meleduk, nyinyir beserta temen2 se-frekuensinya. Aaminn. 
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

panggilan Allah

Rentetan dari virus Corona salah satunya dibatasinya kegiatan umroh di Arab Saudi hingga saat ini. Banyak gambar yang tersebar di medsos tentang pengosongan tawaf di area ka'bah bikin merinding. 

1000 cara Allah memanggil hambaNya untuk mengunjungi rumahNya. Ada yang menabung, ada yang dapat hadiah/kado, ada yang berasal dari penjualan barang dst dan itu merupakan jalan setiap masing2 orang. Tidak bisa menjadi patokan bahwa yang dapat umroh hanyalah orang berduit. Banyak orang berduit namun belum dapat giliran ke rumahNya. Sebaliknya ada orang yang biasa bahkan pas2an tiba2 dikasih jalan Allah untuk ke rumahNya. Sekali lagi ini tidak lain adalah panggilan dari Allah. Jika di hati ada rasa menginginkan mengunjungi Baitullah sejatinya itu sebuah kode dari Allah untuk kita. Pertanyaannya apakah kita menseriuskankah kode tersebut? Atau berlalu? 
Ketika di dada sudah ada rasa ingin ke Baitullah segeralah niatkan semua karna Allah. Minta Allah untuk membukakan jalan kemudahan untuk kita. Tak ada yang tak mungkin dan tak ada kata mustahil bila Allah menghendaki. Setiap orang yang sudah ke Baitullah memiliki kisah dan cerita yang beragam dan menarik untuk ditelaah dan diambil intisarinya. 

Ada temen yang datang ke rumah kala itu menceritakan betapa magicnya kuasa Allah. Jika Allah telah memilih seseorang untuk menjadi tamuNya sudah pasti Allah akan memudahkan orang tersebut untuk menujuNya. Kalau melihat nominal yang harus dikeluarkan bagi orang yang belum digerakkan hatiNya oleh Allah pasti biaya tersebut sungguh besar ditambah perlengkapan2 yang hendak ia penuhi. Namun lagi2 Allah selalu membukakan jalanNya kok. Tenang. .. 
Satu hal yang harus digaris bawahi "jangan takut miskin ketika kita membelanjakan uang kita di jalan Allah"... Uangnya kan dari Allah maka buang pikiran medit pelit dst karena semua akan auto tergantikan dengan hal2 yang ga pernah kita bayangkan baiknya.  Kembali ke cerita teman, kala itu ybs niat untuk umroh namun ia hanya memiliki uang yang cukup untuk bayar DP sedangkan waktu terus berlalu dan ia harus melunasinya.  Dalam ceritanya ia terkagum2 akan skenario Allah karna tak pernah ia sangka tiba2 temen dari jauh pingin transfer, ayahnya temennya ngasih uang riyal sisa belio haji dan itu jumlahnya aduhai lumayan, belum lagi temen tiba2 ngajak ketemuan dan ngasih ini  dan itu hingga ia terperangah akan skenario Allah yang maha luar biasanya hingga ia bisa ke Baitullah dengan lancar. 

Kisah lainnya datang dari anak yang sudah Allah gariskan hidup tanpa adanya seorang ibu sejak ia usia 15 th. Ribuan kisah sudah ia lalui dengan berbagai macam situasi dan kondisi yang tidaklah mudah tentunya. Dari sini bisa terlihat betapa Allah sungguh Maha Adil. Memberi cobaan kepada hambaNya pasti sesuai dengan takaran kemampuan yang bersangkutan. Tidak kurang dan tidak lebih. Serta memberi hadiah bagi hamba yang Ia kehendaki.
Angan  untuk berangkat umroh ada namun tidak secepat yang ia jalani. Ada hal menarik dari kisah anak ini. Ingat betul 17 Agustus 2019 ia membantu bapaknya panen padi di sawah. Di teriknya siang hari itu ia ngobrol dengan buleknya.

A: lek sibuk apa, tanyanya. .

B: njait tas untuk suvernir
A: wah besuk klo aku umroh bisa dong tasnya buat souvenirnya, candanya basa-basi
B: iso bangeet lah
A: Suk njaitno yo lek
B: bereees pungkas leknya

Obrolan ini tidak ada tendensi apa2. Selang 2 hari ia ke Jakarta. Baru kali ini ia ke Jakarta hanya dengan pak kepala yang sangat tidak mungkin ia menegosiasi untuk menggunakan kereta api. Penerbangan jam 7 pagi dipilih dan dengan sugesti " Idep2 buat latihan umroh" Mengingat penerbangan Jakarta Jeddah butuh waktu 9 jam. Lagi2 sugesti diperuntukkan untuk hati biar lebih ayem ketika naik pesawat terbang maklum ia takut ketinggian. 


Rasa ingin umroh pun mulai lewat2 dan mulai serius kuat menggelora di dadanya. Atas ijin Allah ia berangkat umroh tanggal 22 Desember 2019. Ya bagi Allah sangat mudah untuk melancarkan apa yang menjadi kehendakNya. Anak tersebut sujud bersimpuh di depan ka'bah tepat di pergantian usianya ke 32th. Selama proses ibadah ia sangat diberikan mudah, lancar, ringan dan hangat. Ia berangkat hanya seorang diri tanpa keluarganya dan travel yang ia pilih kebetulan family group. Tapi itu tak menjadi gentar dan minder karna ia seorang diri. 


Selama ibadah disana, ia merasakan buanyak nikmat yang tiada bisa ungkapkan rasa bersyukurnya. Ia menemukan kehangatan diantara rombongan keluarga2. Ia dimudahkan untuk melebur di keluarga 1 ke yang lainnya. Kebetulan ia berangkat umroh di akhir tahun dan disana sangat padat mengingat di belahan dunia bertepatan dengan liburan. Padatnya Makkah tidak menyurutkan semangatnya untuk beribadah justru sebaliknya. Ia sangat smangat dan khusuk.

Momen tawaf menjadi bagian yang tidak dapat dilupakan. Semua tumpah ruah di depan ka'bah untuk menjalankan rukun dan wajib umroh. Ribuan bahkan ratusan ribu orang berkumpul di titik tersebut. Ada yg bertubuh besar, tinggi, kulit putih, hitam, hidung mancung semua sama tujuannya.  Ia memulai tawaf sekitar pukul 10 malam dan Allah memberikan kemudahan dan perlindungan. Allah menjaganya melalui teman rombongan yang mana ia selalu berjalan disampingnya sehingga ia terhindar dari desakan para jamaah lainnya yang memiliki postur tubuh besar2 terlebih diputaran depan hajar aswad. Begitu juga ketika ia melakukan umroh kedua di hari terakhir. Ia tetap berjalan disampingnya. Allah baiik banget memberi pertolongan lewat siapa saja dan kapan saja. 

Momen tak kalah magic adalah sai. Dengan  khusuk dan berjalan pelan sesuai dengan arahan tour leader. Diputaran 4 ada seorang ibu yang merangkul panggulnya seolah ingin mengatakan yang semangat yaaa nak.. Ibu tersebut memang 1 rombongan dengannya namun belum pernah ngobrol sebelumnya. Ada rasa kaget mengingat beliau adalah ibu dari seorang public figure yang sangat terkenal. Beliau bersama anak, mantu, cucu dan beberapa staffnya. Pas putaran tersebut beliau misah dari rombongan keluarganya hanya untuk merangkulnya. Sempet seluruh keluarganya nengok2 memastikan sangat ibu baik2 saja. Biasanya beliau yang dilindungi dari kerumunan orang ini sebaliknya sang ibu yang menghampirinya. 
Kejadian tersebut lumayan mengaduk rasa mengingat ia sudah tidak punya ibu sedari kecil dan tetiba pas sai ada ibu yang sama cantiknya dengan almarhum ibunya merangkul panggulnya. Allah menjawab rasa gemuruh di dada si anak tersebut manakala rasa "andai aku umroh dengan ibuk".


Ketika kita dipanggil Allah untuk umroh sebisa mungkin kita penuhi. Allah sungguh amazing memberikan sebuah kisah dan pengalaman berharga. Satu dengan yang lainnya tak akan pernah sama. Jika ada niatan di hati untuk umroh maka segerakanlah. Jangan tunggu nanti. Bila ada yang nyinyir abaikan saja. Doakan saja supaya mereka merasakan nikmat se-emejing ini. 
*alhamdulillah
#semoga bermanfaat & hidup bahagia


Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger