Titik ternyaman dan tertenang dalam hidup manakala kita mampu menyadari sepenuhnya apa yang menjadi tujuan hidup. Sering kita uring-uringan menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan takdir bila apa yang terjadi tak sejalan dengan angan.
.
.
Kita sering lupa bahwa hakikat manusia itu belajar. Kita ga pandai dalam matematika itu ga masalah. Kita ga pandai amat berbicara bahasa asing juga bukanlah sebuah petaka. Kita ga se-glowing tetangga juga bukan sebuah perkara yang harus di dramatisiri. Kita kuper -pun bukan sebuah musibah. Yang jadi celaka apabila kita tak tau arah tujuan hidup, mimpi apa yang akan diraih, chapter apa yang akan dilalui, sudah seberapa manfaatkah untuk sesama?, sudah sejauh mana balas budi dengan orang tua/keluarga? dan yang paling utama sudah sedalam apa hubunganmu denganNya?
.
.
Salah dan maaf itu dekat. Belajar dan perbaiki itu juga tak jauh. Suka dan benci itu tipis. Tawa dan tangis itu selalu berdampingan. Sehat dan sakit itu masalah pilihan. Baik dan buruk itu relatif. Suka dan duka itu siklus lumrah kehidupan. Lantas mengapa kita masih menganggap orang lain itu lebih rendah? Mengapa masih jumawa? Mengapa lebih sok suci atas takdir yang dialami oleh orang lain?
.
.
Beberapa silam ada kata hits "dolanmu kurang adoh" untuk menggambarkan kondisi seseorang yang terlalu sempit menyikapi sebuah kejadian. Dalam tulisan ini agaknya lebih tepat ungkapannya yakni "dolanmu ro sopo? ". Apakah maknanya? Yaps teman/sahabat/lingkungan itu berpengaruh terhadap perilaku kita. Jika kita ada di lingkar setan yang hobi menyalahkan dan mencari kekurangan orang lain maka dengan sendirinya akan berdampak terhadap kita. Efek dampak tersebut hanya ada dua, pertama kita sekufu dan solid sama mereka atau justru dampak kedua dimana kita akan tersingkirkan karena kita dianggap ga asik karna sudah tidak satu frekuensi.
.
.
Yuk disisa umur ini mari kita gunakan untuk menebar kebaikan. Hal sederhana yang bisa kita mulai adalah menyudahi karakter jadi hakim di kehidupan orang lain. Fokus ke hidupmu aja napa? Toh belum baek juga kan ya? Ini penting ditanamkan supaya menjadi pondasi awal dalam bergaul. Untungnya juga apa ngurusi urusan orang lain? Capek pasti dan lelah tentunya. Sisi lain ga ada enaknya pula hidup direcoki oleh orang-orang resek?
.
.
Mulailah dari dirimu sendiri untuk menjadi pribadi yang pemaaf dan penuh empati. Karna dua karakter tersebut akan membawa positive vibes bagi lingkungan kita. Jangka panjangnya adalah terhindar dari penyakit hati dan pikiran. Yuk maree. .
0 comments:
Post a Comment