Masih hangat di pikiran mengenai orang yang hobi mematahkan image baik di depan orang lain. Apakah ada? tentu. Ga' tau persis maksud dan tujuannya apa, nyatanya itu bagian dari kebahagiaannya. Tidak hanya satu, dua, ataupun tiga orang yang sudah menjadi korbannya. Hebat kan dia, tentu dongs karena tidak semua orang mampu untuk melakukan itu.
Lantas apa sebenarnya hakikat hidup-nya? Bila menjatuhkan image adalah sebuah pencapaian yang membuat hatinya membuncah? Lantaran sudah sering bersinggungan dengan karakter yang "hebat" ini menjadikan para korban mati rasa.
empati hilang, sudah pasti..
welas asih menguap, sudah semestinya..
kepedulian hancur, hal wajar..
sikap auto cuek, hal normal..
jijik, kemungkinan ada..
Masih terngiang kenangan di akhir tahun 2019 dimana diberi kesempatan mengunjungi rumah Allah. Pelajaran nyata dan kenangan membayang, sesungguhnya manusia itu sangat kecil bak debu yang tidak mempunyai kekuatan apapun. Di Indonesia bolehlah kita merasa paling sempurna, tapi di tanah suci apakah masih bisa? jawabnya big no. Lantas hal apa lagi yang harus kita sombongkan? Hal apalagi yang kita elu-elu kan?
merasa berparas rupawan?
merasa paling keren?
merasa paling stylish?
merasa hidupnya penuh keberuntungan?
merasa ga ada lawan?
merasa paling dihormati?
dan merasa yang lainnya?..
Duhai jiwa yang hobi menjatuhkan harga diri orang lain,
Hidup ini sungguh sangat singkat. Dimata Allah semua sama, antara kau dan orang-orang yang kau rendahkan tidaklah berbeda kecuali taqwa diantara kalian. Boleh jadi orang yang kau rendahkan akan jauh lebih mulia disisi Allah daripadamu. Mereka belajar iklas hingga mereka benar-benar iklas menerima perlakuan burukmu. Dan momen tersebut justru-lah awal dari kehancuranmu. Orang yang tersakiti oleh berita yang engkau sebar sudah pasrah apapun kejadian yang akan menimpanya. Titik iklas itu manakala kita tidak ada lagi rasa untuk balas dendam. Segitunya kau perlakukan dya, namun dya tak memilih balas dendam. Dya hanya mendoakanmu semoga Allah memberikanmu jalan terang.
Duhai jiwa yang kebahagiannya adalah mengumbar aib orang lain,
Sudah yakinkah bila kau lebih mulia daripadanya? sudah pastikah bila kau lebih dicintai Allah daripadanya? Sudah yakinkah surga mau menerimamu? Bila ada hal yang salah silahkan diberitahu salahnya, bukan sebaliknya mengumbar kesalahan orang lain. Tak ada kok manusia dimanapun yang dengan sadar ingin melakukan kesalahan. Please, think smart! Bila salah katakanlah bagian salahnya dimana, bila tak ada yang salah berhentilah mencari-cari kesalahan. Kau juga tak luput dari salah, pastikan akan hal itu! Bolehlah sekarang kau jumawa seolah kau tak ada kesempatan berbuat salah. Duhai jiwa angkuh, ingatlah sesungguhnya kau hanya sedang dilindungi aibmu oleh Allah.
Duhai orang yang mulutnya lincah menghasut orang lain,
Serius salut deh, itu mulut atau belut kok licin amat yak. Mudah banget menghasut untuk mencari kawan. Kalo ada masalah mbokya diselesaikan head to head, masalahnya sama siapa silahkan diselesaikan empat mata bersamanya, bukannya sebaliknya. Udah semakin tua semestinya juga lebih bijaksana. Malu-lah sama umur karena ketidakdewasaan menjadikan suasana keruh dan tidak kondusif. Nyatanya ada orang yang berkarakter seperti ini. Puncak kebahagiaannya manakala banyak pengikutnya, namun jangan seneng dulu deh karena tidak semua orang bisa 100% menerima sugestimu. Sugestimu hanya akan mampu masuk ke orang yang memiliki karakter yang sama denganmu. So pikir ulang lagi deh sebelum itu jadi bumerang untukmu!
Kita hanya bisa mengontrol perilaku, perbuatan dan akhlak kita. Dikelola sebaik mungkin, diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Bila ada hal di luar kendali maka serahkan kepada Allah. Yakinlah semua sudah masuk dalam skenario terbaikNya. Orang yang sudah berhati-hati saja sering menjumpai rintangan, apalagi orang yang jalannya serampangan. Mencarilah perlindungan kepada Allah dari orang-orang dzalim, dari orang-orang "sakit" dan dari orang-orang yang kurang bersyukur. Sesungguhnya hanya Allah-lah yang Maha Melindungi.
#bijak itu pilihan