Aku kira hanya ada di kisah sinetron keluarga bawang2 yang mana satu karakter jahat suka menindas dan yang satu karakter susah membalas perlakuan buruk yang menimpanya. Nyatanya di dunia nyata banyak sekali hal serupa bahkan lebih gila.
Manusia akhir zaman ini banyak yang hatinya terjangkiti virus iri, dengki, sombong, tak terkalahkan, selalu merasa benar, dst. Goal dari orang yang memiliki karakter ini yakni mampu membuat orang lain malu, celaka, menderita dengan tangannya sendiri. Ia akan sangat bangga dan puas, ya kurang lebih semacam gangguan jiwa karakter ini.
Apalah dayaku, jika sumber kebahagiaanmu adalah mempermalukanku di depan umum?
Apalah dayaku, jika mencari kesalahanku adalah prestasi membanggakan untukmu?
Apalah dayaku jika mengumbar aibku adalah kepuasan bagimu?
Ga papa lanjutkan saja sampai kamu puas, puas dan puas. Namun pada akhirnya manusia itu akan berada di titik dipanggil oleh Allah. Jika itu jalan yang engkau pilih menuju panggilan-Nya maka silahkan saja. Aku akan berusaha iklas menjadi objek dari penyakit hatimu. Satu hal yang ingin aku sampaikan bahwa ketika kamu bertemu dengan Allah maka akan ada proses untuk mempertanggungjawabkan apa yang kau lakukan di dunia selama ini. Ya hanya untuk kelakuanmu saja. Perbuatanku akan aku pertanggungjawabkan sendiri.
Kalau aku boleh bilang, kamu tuh rugi ngusilin aku, karna aku bukanlah mereka yang mudah terbakar hanya karna mendengar gosip murahan dari tetangga sebelah. Aku bukanlah orang yang ga bisa move on ketika kamu hancurkan harga diriku di depan umum, sebaliknya itu auto jadi pemantik buatku untuk semakin menata diri. Intinya kamu salah memilih lawan aku.
Aku memang bukanlah siapa2 dan akulah manusia biasa juga yang memiliki rasa sakit hati. Hanya saja aku kemas rasa sakit hatiku untuk bangkit dan momen untuk memperbaiki diri. Untuk membuktikan ke kamu kalo aku ga selemah yang kamu pikir? Oh tidaaaak lagi2 aku bukan manusia yang gila akan image. Aku hanya manusia yang hidup memilih apa adanya dan semampunya. Termasuk semampunya untuk memperbaiki diri dan melakukan apa yang menjadi amanah semaksimal mungkin.
Bagiku value hidupku itu ketika aku mampu mengoptimalkan potensi diri sehingga dapat mudah berbagi apapun yang aku punya. Sedangkan value kamu adalah ketika kamu mampu mencari kelemahanku. Dan itulah bedanya kita. Tosss.. .
#aku bukanlah aku yang sebenarnya
0 comments:
Post a Comment