Bulan lalu dapat undangan untuk mengikuti ujian sertifikasi profesi di ibukota. Awalnya ragu lantaran meluasnya wabah corona, namun sejenak lantas membulatkan tekad karna kesempatan tak dapat terulang. Dengan mantap meminta perlindungan Allah sampailah di ibukota dengan selamat dan sehat. Rencana mau nginep 2 malam namun karna ujian selesainya di hari kedua petang maka nambah 1 malam lagi. Dijadwal untuk ujian memang dilakukan dari jam 08-16 WIB namun karna proses finishing document jadi mundur sekitar 1 jam di hari kedua.
Allah itu maha pembuat skenario terapik, sedemikian Ia mengatur detail disetiap hembusan nafas para hambaNya. Termasuk aku. Selama 3 malam sekalipun berangkat sendiri dari rumah ada saja rejeki yang menghampriirku. Ya temen SMK dan temen kuliah menemaniku secara bergantian. Jarak rumah mereka jauh tapi dibela2in. Rejeki mana yang tak kau syukuri? Disaat berangkat ke ibukota sendiri eh disana sudah ada teman yang setia menemani. Padahal kalau dipikir mereka punya kerjaan dan sama2 sibuk hanya saja mereka menyempatkan.
#rejeki tidak selalu berwujud uang
Kisah lain ketika sedang menjalani ujian. Sebenarnya dari rumah sudah menyiapkan berkas, materi dan mental hanya saja jam 15.00 WIB dihari pertama menjadi babak genting. Materi yang harusnya diselesaikan di hari pertama nyatanya belum selesai, sedangkan hari kedua tentunya sudah ada jadwal materi yang berbeda. Satu momen perkataan sang asesor menghangatkan jiwa pas closing di hari pertama.
"Na bsk pagi kamu langsung lanjut"....
Dan tibalah hari kedua, dengan persiapan mental dan sugesti diri "apapun akan aku terima termasuk bila hasilnya belum kompeten". Detik berputar hingga tibalah jam 11. Ya jam 11 baru selesai mengerjakan tugasnya di hari pertama. Prinsip ujian kala itu tidak dapat lanjut di tugas di hari kedua manakala tugas dihari pertama belum selesai.
"Selamat kamu lolos di tahap pertama selanjutnya saya beri kesempatan ke tahap kedua namun agaknya berat karna waktumu sudah mepet, tapi tenang saya tunggu sampai jam 17 dan saya tunggu sampai kamu selesai"
Rasanya wowwwww,
Begitu Allah memudahkan langkahku, sesuai dengan yang dikehendaki asesor tepat pukul 17 aku selesai dan menunggu setengah jam-an hingga aku dinyatakan kompeten.
#semua atas izin Allah, segala sesuatu tak ada yang mustahil untuk terjadi.
Hikmah:
- Hal baik yang dilakukan akan tau arah pulangnya. Tak perlu menunggu hal besar untuk berbuat baik termasuk didalamnya memudahkan urusan orang lain karena kebaikan itu tidak memandang besar kecilnya namun tulus tidaknya. Selagi ada di depan mata hal baik yang bisa kita lakukan maka lakukanlah. Tak perlu menengok kanan dan kiri untuk mendapatkan sanjungan dan pujian karena kebaikan itu melekat di setiap diri tanpa menunggu untuk dipuji.
- Betul tidak semua orang menyukai kita hanya saja itu bukan urusan kita. Kalau mereka tak menyukai kita lantaran kita lebih maju karier ataupun prestasinya maka bukan ranah kita untuk menggubris kesirikan mereka. Itu pertanda mereka menginginkan apa yang kita capai namun mereka belum diberi kesempatan. Tak perlu sombong dan merasa diatas angin, semua itu berputar dan berpotensi untuk mengubah nasib. Yang perlu dipikirkan yakni tetep mawas diri supaya kita terhindar dari sikap congkak dan karakter menyebalkan.
- Pertolongan Allah itu sungguh dekat. Ketika semua daya dan upaya sudah dikerahkan selanjutnya berpasrah dan mengangkat tangan seraya "Allah hamba berserah" dan seketika Allah akan memberi kemudahan dengan segala macam caraNya yang kadang kalau dipikir setelahnya berasa amazing. Jangan pernah sekali-kali meragukan rencana Allah karena kita tak pernah tau rahasia dan surprise apa yang hendak Ia berikan kepada kita. Ya tetaplah berbuat terbaik dan mengembalikan semua pada ketentuan-Nya.
0 comments:
Post a Comment