Bulan2 terakhir ini kita diberi kesempatan Allah untuk evaluasi diri melalui corona. Tidak selalu musibah itu mengenaskan jika kita pandai mencari sudut positifnya. Bertepatan dengan bulan Ramadhan virus ini masih ada di sekitar kita sehingga Ramadhan kali ini sangatlah berbeda. Tidak perlu lagi rasanya mendramatisir keadaan, yang diperlukan saat ini adalah muhasabah diri sejauh mana hubungan kita dengan Sang Maha Pencipta. Jangan sampai dengan adanya virus ini kita masih tetep biasa aja bahkan lebih parah kelakuannya.
Sungguh Ramadhan kali begitu amazing mengingatkan dengan keadaaan sewaktu umroh yang mana setiap hari digunakan untuk menunggu waktu sholat dan ibadah lainnya. Hiruk pikuk dunia kerja seolah menguap dan bukan lagi hal utama karena adanya social distancing. Hal inilah yang menjadikan kita fulltime 24 dirumah aja.
Bosen itu wajar hanya saja kita bisa meng-create bahkan memberi tantangan diri sendiri untuk memperbaiki ibadah kita. Masak iya sih kita mau di tahap itu2 saja. Satu langkah istiqomah lebih baik dari pada 100 langkah namun hilang tenggelam. Ya sebuah kata istiqomah yang syarat akan maknanya.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan tekad untuk mengalahkan diri sendiri. Contoh nih, pingin ngaji setiap habis sholat sekalipun hanya 1 ayat. Satu dua hari mungkin ga berat karna masih semangat, pertanyaannya apa kabar 2 minggu kedepan? Apakah masih se-semangat hari ini? Nah untuk bisa mewujudkan hal tersebut kita wajib mengalahkan diri sendiri seperti apa? Mengalahkan rasa ngantuk, malas, bosen dst.
Pernah menyimak penuturan ustadzah di sebuah pengajian, kalo kita mau istiqomah kita bisa memaksa diri untuk melakukan target tersebut selama 3 bulan secara terus menerus yang nantinya akan menjadi habit, and that's true gais.
Namanya usia kita ga ada yang tau, selagi masih raga dikandung badan yuk mulai membenahi diri sendiri. Boleh dari sholatnya dulu biar selanjutnya Allah yang akan menuntun kita. Sepertinya terlalu mencari alasan ini dan itu untuk menolak memperbaiki diri adalah hal konyol. Kita sebagai manusia sering sok tau seolah kita akan hidup selamanya. Pada kenyataannya usia ga ada satupun orang yang mengetahuinya.
Semakin dewasa seseorang, memilih berfikiran simpel itu menyenangkan bagi sebagian orang. Mereka yang masuk dalam golongan tersebut males ribet ngurusi urusan orang lain, males sok lebih ok dari tetangganya, males drama biar disebut dermawan, males show off biar dikatakan eksis, dll. Dan apabila anda termasuk tipe ini maka selamat. Kenapa? Karna anda termasuk golongan orang yang pingin hidup tenang dan tentram. Skip yang bukan masalahnya, hempas jamur2 dan serangga pengganggu pikiran, enyahkan pikiran negatif dan stay positif thingking.
Hanya saja tidak semua orang diberi kesempatan ada di golongan tersebut. Banyak justru lebih seru apabila mengurusi urusan orang lain dan menjadikannya sebuah ajang gosip murahan. Alamaaaaaak.. Sedangkan di dalam Al-qur'an dijelaskan beberapa kali bahwa kita tidak dimintai pertanggungjawaban atas dosa orang lain. Nice bangets kaaaan.
Yuk hidup sewajarnya, berfikir seharusnya dan berbuat baik sebanyaknya. Semoga Allah selalu membimbing kita sehingga kita bisa menjadi orang yang mudah bersyukur, memaafkan dan mudah untuk menerima perbedaaan.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia