Ada sebuah percakapan antara customer
dan CS di sebuah lembaga penyimpanan uang
A: Selamat pagi ibu, bisa saya
bantu
B: Ya mbak, saya mau buka
rekening
A: Ibu ga takaut ya di musim
virus gini keluar2.
B: Piye meneh mbak
A: Rekeningnya untuk apa?
B: Untuk nabung aja mbak
A: Ibu darimana?
B: dari rumah mbak
A: Instansinya?
B: Saya kerja di XYZ
A: Oh kemarin kantor ibu
mendaftarkan 40 orang, nama ibu tidak termasukkan? Takutnya dobel
B: Bagian apa mbak yang daftar 40
orang itu?
A: Bagian kebersihan
B: Beda bagian kok mbak, lagi
pula saya buat rekening untuk keperluan saya sendiri kok tidak ada kaitannya
dengan kantor.
A: Baik ibu,mohon bantuannya
untuk mengisi biodata
B: (mulai ada rasa tidak nyaman
dengan layanan CS)
Beberapa menit kemudian…
A: Ibu, ini KTP nya sudah Ektp belum
e? (sambil memasukkan data di computer)
B: Sudah mbak,
A: Kok setatus pernikahannya
ga dirubah sekalian sih?
B: Besuk mbak (soon kalo udah
nikah ucap dalam hati. Rasa tidak nyaman memuncak. Belum pernah nemuin CS yang
bawel dan terlalu mengurusi urusan customernya ditambah intonasinyapun sangat
tidak mengenakan).
Setelah urusan data diri selesai
lantas timbullah percakapan selanjutnya…
A: Ibu ini sudah
selesai,transaksi pertama mau diisi
berapa?
B: 30 mbak
A: Mohon maaf ibu, transaksi
minimal 50rb
B: Oh maaf mbak, saya 30 juta, sekalian mau daftar M-bangking ya mbak (si customer sangat paham minimal saving money pertama di setiap buka rekening baru. Ia terpaksa membuat rekening baru mengingat ia sebagai bendahara di organisasi yang ia kelola dan ga mungkin pula harus menyimpan uang dirumah atau mencampurkan di rekening pribadinya).
A: Baik bu…
Pengalaman setiap satu dengan
yang lain sungguh beragam. Memang tidak mudah bersikap profesioanal di dunia
kerja terlebih bekerja yang berhadapan dengan orang lansung. Seringkali mendapati
kesalahan yang dapat dijadikan pembelajaran. Sekarang kita berada di zaman yang segalanya
diukur dari apa yang dikenakan. Memang sih si customer hanya berpakaian
casual dan bersandal tidak memakai high
heel yang terlihat maybe akan lebih kece namun bukan berarti ia boleh
mendapatkan pelayanan yang tidak mengenakkan lho? Terlebih lembaga tersebut
mengedapankan service excellence nya. Apa
jadinya jika di lembaga tersebut memiliki banyak karyawan dengan karakter yang sama? Wah rasa2nya
bisa gulung tikar dalam waktu dekat deh.
Tantangan berat di era ini yakni mudahnya
memberikan kritik dan cacian terhadap layanan2 yang ada di sekitar kita. Tinggal
mengetikkan testimony bahkan komplen di medsos maka kelar urusan. Mengapa? Karna
kekuatan medsos dijaman digital ini sungguh tak main2. Dari sebuah testimony dapat menjadi akar untuk menggiring opini publik yang lebih luas lagi. Bagi kita yang bekerja di garda
terdepan di layanan berikanan layanan terbaik. Kurangi basa basi yang berujung kepo. Mempermudah urusan orang lain adalah
bentuk dari ibadah so perlakuanmu akan mencerminkan sejauhmana akhlaqmu.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
0 comments:
Post a Comment