Ketika keluar sejenak dari rutinitas adakalanya menjadi obat dari keruwetan pikiran yang entah berantah wujudnya. Seperti malam ini perjalanan hampir 10 jam dihabiskan di dalam kereta menuju St. Jember. Berkontemplasi menjadi tajuk besar di benak ini.
Hal apa saja yang sudah didapatkan, diraih, direbut, dihilangkan, diupayakan, diperjuangkan...
Hal apa saja yang sudah mencabik hati, mengoyak jiwa, meremas pikiran ...
Hal apa saja yang sudah di sia2kan, dicampakkan, diacuhkan...
Pertanyaannya cuma satu, sejauh mana kita menghargai diri sendiri, me-reward diri sendiri? Kita sering lupa untuk berterimakasih terhadap diri sendiri yang sudah berjuang dan berjibaku untuk mewujudkan impian, cita2 hingga obsesi. Terlalu fokus terhadap apa yg belum dimiliki hanya akan membuat kufur. Belajar lebih peka terhadap hal kecil agar mudah merasakan syukur. Syukur itu mendatangkan kebahagiaan, ketenangan, serta ketentraman.
Skenario Allah tak ada tandinganya, sayangnya angan sok tau yang melekat dijiwa sering mendominasi. Alih2 merasa tau apa yang terbaik bagi kehidupan nyatanya justru membuat hati hampa dan kecewa. Ternyata dalam hidup kita butuh pedihnya kekecewaan, perihnya penghianatan, cacian, makian, kegagalan, tersingkir, terpinggirkan dan terabaikan. Semua rasa pahit itu akan menempa kita untuk lebih sayang, menghargai, peka, bijaksana, dan peduli. Ketika masalah datang, sugestikan diri bahwa ini adalah kado terbaik untuk pembelajaran, menempa kehidupan, memperkokoh mental dan menguatkan asa.
Disia2kan orang yang selama ini pekerjaannya sudah kita backup itu menyakitkan. Terlebih mengetahui bahwa ybs justru dalang dari huru hara karna ybs selalu berprasangka buruk. Pernah baca di postingan pakar psikologi di instagram, orang yang selalu berprasangka buruk sejatinya cerminan karakter orang tersebut. Menghadapi orang semacamnya tidak bisa dengan pembelaan ataupun penjelasan mengingat ia tetap akan stay terhadap pikirannya sendiri dan pikiran buruk itu semakin jadi2 di otaknya.
Diremehkan orang itu ternyata membahagiakan. Membahagiakan karena kita diberi kesempatan untuk belajar konsep kehidupan. Setiap orang punya waktu dan kuota. Ada waktu untuk sedih, kecewa, merana dan ada pula waktu untuk bangkit, optimis dan bahagia. Jika yang terlihat casingnya dya orang yang gigih, pantang menyerah, serius dan fokus bisa jadi ini bagian dari titik puncak ketika ia tak pernah dihargai. Bukan untuk membuktikan ke semua orang bahwa anggapan orang2 salah namun secara alamiah ada dorongan untuk menjadi lebih baik.
Stop meremehkan orang lain hanya karena pakaiannya mbahringgo (kumbah garing dinggo), hanya karena tidak memiliki kebendaan seperti yang selalu kita elu2kan, hanya karena ybs memilih hidup sederhana. Kita tak akan pernah tau rencana apa yang sedang ia rancang, masa depan seperti apa yang sedang ia ciptakan. Mulailah belajar menghargai perbedaan, biarlah ybs dengan stlye ybs sendiri. Belum tentu kita lebih baik kan? Ga lucu kan ya tetiba orang yang selalu kita pandang remeh adalah orang yang jauh lebih baik di segala hal namun ia lebih nyaman menjadi dirinya. Sedangkan kita apa kabar? orang yang selalu takut dianggap jelek oleh orang lain so ujungnya menghalalkan segala cara biar terlihat eksis dan good looking.
Ada beberapa tipe orang yang dengan diremehkan ybs down diawalnya namun mampu bangkit dan mengubah down tersebut menjadi semangat perbaikan diri. Bahaya ga tuh? Kita udah sibuk ngrendahin orang biar ga bisa maju dan sukses namun sama orang tersebut malah dijadikan pemantik api semangat untuk bisa maksimal menyelesaikan apa yang sedang ia hadapi. Rasa ingin membuktikan bahwa ybs tak serendah itu kadang malah ga ada, yang ada tetiba semangat, optimis on fire gitu. Hasil nomer kesekian yang penting usaha maksimal. Semakin direndahin semakin semangat aja to do the best. Dan tipe semacamnya aku salah satunya.
That's why aku selalu bersyukur ketika direndakan, disepelekan, dan di-ndas2i. Makasih loh ya kalian justru memberikan energi tambahan untuk memperlancar apa yang akan aku lakukan. Salah sasaran jika maksudmu biar aku down nyatanya umpatan2 itu justru jadi pelicin jalanku. Bila orang lain bisa kamu perlakukan seperti itu, tak terkecuali aku. Bedanya sumpah serapah yang dikeluar dari mulut kalian itu aku terima dan jadi doa terbaik untukku. Sekali lagi makasih yaaa...
That's why aku selalu bersyukur ketika direndakan, disepelekan, dan di-ndas2i. Makasih loh ya kalian justru memberikan energi tambahan untuk memperlancar apa yang akan aku lakukan. Salah sasaran jika maksudmu biar aku down nyatanya umpatan2 itu justru jadi pelicin jalanku. Bila orang lain bisa kamu perlakukan seperti itu, tak terkecuali aku. Bedanya sumpah serapah yang dikeluar dari mulut kalian itu aku terima dan jadi doa terbaik untukku. Sekali lagi makasih yaaa...
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
0 comments:
Post a Comment