Hanya karena mudah dimintai tolong, bukan berarti mudah dimanfaatkan
“dikei ati ngrogoh liyane” itulah
ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kalimat diatas. Realita yang sering
terjadi, orang baik sering dimanfaatkan dan disakiti karena ia selalu
menganggap semua orang lain sama baiknya dengan dya. Nyatanya sangat
berlawanan. Terlebih orang yang tidak tega-an kerap menjadi sasaran untuk
dimanfaatkan dengan dalil ini dan itu untuk mengambil rasa empatinya.
Hanya karena tidak pernah story di medsos, bukan berarti tak punya
activity
Mungkin ada orang yang selama
hidupnya belum pernah menggunakan aplikasi story di medsos-nya. Bisa jadi
memang belum merasa butuh atau memang hal tersebut menjadi pilihan hidupnya
karena ia merasa lebih baik tak melakukan. Bisa jadi yang bersangkutan real story-nya detik per detik luar
biasa. Aktivitasnya padat dan berkualitas, bisa jadi yang bersangkutan takut
membuat orang yang melihat setiap update-an
story-nya merasa paling merana karena
tak seberuntung dya.
Hanya karena belum menikah, bukan berarti tidak normal
Semakin tua usia seseorang, maka akan
semakin lebih banyak pertimbangan untuk menjatuhkan pilihan pendamping di
kehidupannya. Boleh-lah jika sebagian orang nge-judge ia pemilih. Nyatanya memang ia memilih. Ya, memilih kepada
siapa hatinya akan dilabuhkan. Ya memilih siapa kelak yang akan menjadi patner
ibadah terlamanya. Wajar jika semakin dewasa seseorang, cara berfikirnya lebih
realistis, karena kehidupan pernikahan membutuhkan jiwa2 yang siap berdamai dengan
keadaan, siap melebur ego, siap berjibaku dengan keadaan yang mungkin belum
pernah ia rasakan, siap bertanggungjawab atas pilihan dan siap
mempertanggungjawabkan kepemimpinan pada-Nya.
Kebiasaan manusia adalah menilai dari apa yang terlihat diluar dan itu wajar. Hal tersebut tidak akan jadi sebuah masalah yang berarti manakala kita sebagai manusia mampu nepakne keadaan orang lain di kehidupan kita. Bisa jadi orang yang bahagia di
kehidupan nyata, ia tak sempat untuk mencari pengakuan didunia maya. Quality time yang ia bangun bersama
orang tua dan keluarga tak mampu ia diskripsikan dengan rangkaian kata. Jalinan
hubungan baik dengan sahabat karibnya bisa jadi sudah menembus ke relung
jiwanya sehingga sahabat rasa saudara yang memang benar2 layaknya mirror. Bisa jadi ia tak punya banyak
sahabat, namun beberapa sahabat nyata yang bertipe
mirror baginya lebih dari cukup dibanding ribuan sahabat yang layaknya shadow di dunia maya.
Menghargai kehidupan orang lain akan jauh lebih menenangkan dan menentramkan. Saling menghargai dan menghindari dari rasa "uwe lebih oke.." akan jauh melegakan. Rasa ayem-pun akan muncul dengan sendirinya manakala orang terdekat mendapatkan keberuntungan, yang ada justru malah kitanya yang heboh merasakan keberuntungan tersebut. Misalnya sahabat dapat penghargaan dari kantornya akan prestasi yang ia torehkan. Ekspresi reflex yang akan muncul kita akan senang gembira ria bak kita yang dapat penghargaan tersebut. Jika kita bisa me-maintance hati kita terus seperti hal tersebut, maka kita akan terhindar dari rasa iri, dengki, kufur dan merasa lebih dibandingkan dengan orang lain. Namun tetap saja akan dan tetap kembali lagi ke masing2 orang. Jadi mau pilih yang mana? respect or nyinyir
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
0 comments:
Post a Comment