Pernah mendengar cerita tentang kesuksesan seseorang yang sangat melejit meng-angkasa dalam perjalanan kariernya. Pinter sih orangnya namun pintar saja tidak pakai bangets. Banyak sekali yang melebihi kemampuannya sebenarnya, namun karirnya sungguh mulus bak paha baby 5 bulan,, alus tanpa benjolan. Usut punya usut sang ibu le prihatin tenanan. Ada usaha serius dari orang tua untuk kesuksesan sang anak. Kelancaran, kemudahan serta keberuntungan yang diamanahkan ke orang tersebut dari Allah melalui prihatin orang tuanya. Doa orang tua itu sungguh awesome ya ges,. Doa yang ga akan ketolak. Selagi masih orang tua, mintalah doa restu sebanyak-banyaknya karna doa dari orang yang berhati baik dan tulus inshaAllah cepat diijabah olehNya.
Ada juga, orang yang pas2an hidupnya. Pas kalau ngerjakan ujian sekolah bisa. Pas butuh uang buat nabung kuliah ada tawaran kerjaan srabutan. Dan pas pas pas yang lain. Hidupnya memang penuh drama dan liku namun disaat ia tak berdaya karna udah mentok, pas Allah mengirimkan bantuan melalui orang lain. Pernah ada kejadian yang sampai saat ini masih menjadi hal yang bikin haru biru baginya kalau memori itu melintas yakni pertolongan Allah melalui orang lain yg notabennya orang baru. Kalau sudah rejekinya kali ya, mau orang baru yang dikenal ada saja celah untuk "mendekat" padanya. Orang baru itu bak pahlawan baginya karna ia sangat ringan membantu menyelesaikan kementokan yang tidak hanya satu dua tiga kali itu. Usut punya usut, ternyata orang tersebut sering tanpa disadari memudahkan urusan orang lain dan sekarang ia menuainya. Doa orang lain bisa jadi sampai ke langit loh karena merasa terbantu sangat sekalipun waktu itu ia merasa biasa saja dalam membantunya. Terlebih yang mendoakan lebih dari satu dua tiga.. makin mustajab aja intinya.
Satu lagi ada kisah yang agak kontras dengan 2 kisah diatas. Ada orang yang merasa dizolimi, yang bagi dya ga akan bisa ia lupakan seumur hidupnya. Lantas ia sesumbar bahwa doa orang yang dizolimi (doa dya) akan dikabulkan, sedangkan isi doanya sumpah serapah. Hello? Dizolimi dalam konteks apa dulu nih? Dizolimi versi anda sendiri atau memang murni dizolimi tanpa ada unsur baper? Pelajaran banget nih, jangan hanya kita merasa dizolimi seolah kita merasa Tuhan yang berhak menghukum lawan bicara kita melalui doa2 kita. Koreksi dulu deh, kalaupun benar kita dizolimi maka doanya seyogianya meminta untuk ybs dibukakan pintu hatinya untuk kembali ke jalan Allah. Laah kalau doanya malah justru sumpah serapah yang "pasti" akan mencelakakan lawan kita, itu namnaya kebalik yang zolim mah. Apalagi lawan bicara kita sudah legowo meminta maaf atas miskomunikasi yang sangat remeh temeh ini. Kalau fenomena ini tidak hanya zolim namun sombong jatuhnya karena merasa punya kekuatan super untuk membalas sakit hatinya.
Ya, kehidupan ini mengajarkan kepada kita banyak hal. Suka-duka, tawa-air mata, bahagia-nestapa dst. Semua mengajarkan kepada kita untuk selalu berbuat baik. Berbuat baik kepada orang tua, saudara hingga sesama. Apa yang kita lakukan dengan hati yang tulus akan kembali kok ke kita dengan balasan yang aduhai indahnya (lihat surat muzzamil ayat terahir). Ribuan maksud terkandung dibalik doa. Doa mendekatkan yang jauh, menenangkan yang sedang gelisah, menjawab dari ribuan tanya, penentram jiwa yang goyah serta peluruh hati yang sedang gemuruh. Ya Allah Ya Tuhanku,, ijinkan kami menjadi hamba2 yang pandai bersyukur, merasa cukup, mudah berbuat baik serta jauhkan kami dari sifat kikir, sombong nan angkuh. Aamiin.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
Baca juga: ridho Allah ridho orang tua, bantuanMu
0 comments:
Post a Comment