Sadar sesadarnya bahwa tidak semua orang menyukai kita, entah beda pendapat, beda pola pikir, beda sudut pandang atau justru memang karakter kita tak baik. Dengan modal kesadaran tersebut membuat setiap langkah selalu hati-hati. Mengkondisikan suasana agar tidak semakin parah. Namun, kembali kita hanyalah manusia biasa yang tidak bisa lepas dari kesalahan. Ujungnya terlihat sekali orang yang membenci kita dan itu lumrah. Setiap orang memiliki hak untuk membenci dengan kadar masing-masing. Setiap orang pula memiliki hak untuk menjalani kehidupan mereka sesuai dengan jalur kehidupan yang dipilihnya. Jika tidak sesuai dengan "rule" yang kita yakini belum tentu yang bersangkutan salah pula. Hidup ini tidak hanya tentangku, tentangmu bahkan tentang kita saja. Banyak faktor "seru" diluar anah kita.
Seiring berjalannya waktu, hubungan baik dengan orang bisa berubah drastis lantaran gagal paham kahanan, tidak tahu realita yang se-nyatanya. Sekalipun pernah menjadi sahabat dekat, tidak menutup kemungkinan kedekatan itu berubah dan seperti hukum alamnya bahwa tidak ada satupun yang abadi. Kitapun tidak cukup memiliki energi untuk mengklarifikasi ke satu dengan yang lainnya perihal ini itu yang terjadi di kehidupan kita. Kita siapa? artis? bukan kali yaa,. so, tak perlu pula mengumbar apapun yang memang tak layak konsumsi publik yang endingnya semakin membuat keruh.
Teringat tentang makna "postingan" yang sudah menjadi "kewajiban" orang di jaman now. Pikiran positifnya orang yang memposting tersebut hanyalah ingin berbagi kebahagiaan, namun bagi yang membaca kadang kala justru sebaliknya yang berujung terhadap nyinyiran yang tak berkesudahan. Penerimaan orang juga berbeda-beda, niat baik semula berbagi dengan teman di medsos-nya berujung sebaliknya. Bijaklah dalam ber-medsos kali yaa. Tidak sedikit orang yang mendadak tidak respect lantaran kitanya tak bijak dalam ber-sosmed.
Kita berhati-hati dalam bertingkah saja banyak yang tidak menyukai kita, apalagi jika kita seenaknya sendiri. Selalu koreksi diri itu penting, setelahnya perbaiki diri. Jikalaupun banyak yang tidak menyukai kita maka bukan lagi menjadi urusan kita. Asal tingkah laku kita biasa, normal dan menjadi diri sendiri akan jauh lebih baik daripada hidup sebagai pembenci dan meng-irikan kehidupan orang lain. Masih terngiang kata-kata seorang temen, bahwasanya ada dua alasan kenapa orang tidak menyukaimu, pertama kamu menyukai hidupmu dan yang kedua dia tidak menyukai hidupnya. Dan benar adanya jika orang tersebut bahagia maka tidak akan repot2 memikirkan jalan kehidupan kita yang indah ini dan membuatnya sesak lantaran banyak hal yang tidak ia setujui hal2 ajaib singgah di kehidupan kita.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
Baca juga: kelola rasa secukupnya, dahsyatnya asumsi