Entradas populares

hidup bersama orang tua tunggal

Jika ditanya, siapakah sahabat terbaikku di dunia ini? Dengan lantang aku akan menjawab ia adalah bapakku. Terlebih takdir yang menggariskan hanya 15th bersama ibu. Hidup bersama orang tua tunggal agaknya tak seindah jika masih punya orang tua komplit. Tapi lain cerita jika takdir yang berkata. Bagaimana berdamai dengannya. Berdamai dengan takdir agar dalam menjalani kehidupan akan semakin bahagia, terlepas dari keadaan yang seharusnya.

Lebih  sayang dan perhatian
Dampaknya adalah kita akan lebih menyayangi orang tua kita yang tinggal  satu. Baik ibu maupun  bapak. Dengan kondisi yang kita miliki maka hal lumrah jika kita memberikan perhatian penuh padanya. Seolah tak ingin menjauh darinya. Terlebih apabila beliaunya sakit, hati ini gusar. Pikiran bakal kemana2.

Mendadak mandiri
Yaa mandiri karna keadaan adalah satu2nya pilihan. Entah apa yang terjadi jika masih memiliki ortu lengkap. Sudah pasti tidak akan semandiri sekarang.

Jiwa survive  terasah
Dengan sendirinya akan tercipta jiwa survive. Tahan banting dan tahan cercaan. Sekalipun  diawali dengan tangisan yang tak kunjung kering. Survive dalam hal luas. Tidak mudah menyerah adalah aplikasinya. Gigih berjuang adalah eksekusinya.

Apapun takdir yang Allah berikan adalah hal yang terbaik bagi kita. Sekalipun diawali dengan derai air mata, jatuh bangun bahkan sayatan2 pilu  di kalbu. Namun dibaliknya Allah memberikan kado tertundanya. Bukankah pelangi hanya akan muncul setelah hujan? Bukankah  kabut akan menghilang jika ada sinar matahari? Yaaa semua sudah ada yang mengaturnya. Tugas kita berdamai dengan keadaan agar nantinya dalam menjalani kehidupan ini akan lebih tenang dan tentram, tidak ngoyo bahkan  berburuk  sangka dengan skenario Allah. Allahua'lam .

Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa.

#semoga bermanfaat & hidup bahagia

kebaikan dibalik sebuah kritikan

Lebih mudah memberikan kritikan daripada memulai tindakan. Disadari penuh telinganya bakal panas terlebih jika yang memberikan kritik tanpa babibu. Tapi sadarkah kebaikan dibalik sebuah kritikan.?

Pandangan orang lain obyektif 
Kita tentu  sudah merasa pekerjaan kita nyaris sempurna. Berhari2 melotot di depan komputer tiba2  hancur sekejap lantaran kritik orla. Sakit hati bolehkah? Jawabnya boleh sekali. Namun jangan berlama2 karena bagaimanapun bentuknya, kritikan itu membangun kita. Membangun mental agar tidak gampang  sakit  hati, membangun kesadaran bahwa kita hanyalah  manusia biasa yang tak lepas dari salah.

Lantas bagaimana jika sulit sekali kita menerima kritikan? Seolah mereka mencari2  kesalahan  saja..? Bisa jadi memang keadaannya seperti itu, namun boleh jadi kita yang justru kaku dan anti terhadap kritikan. Buat apa kita menyombongkan kemampuan bilamana di sudut lain ada orang yang sebenarnya lebih jago dari kita namun yang bersangkutan stay cool dan terlihat bodoh. Kesadaran sepenuhnya diatas  langit masih ada langit. 

Kritikan wujud dari perhatian
Terlepas benar atau salah kritikan orang lain, anggap saja itu wujud dari rasa perhatian orla kepada kita. Anggap saja setiap orang memiliki 1000 cara untuk mengekspresikan rasa sayangnya. Ada yang spontan dan ada yang penuh kehalusan dalam artian sangat menjaga perasaan kita. Perhatian yang mereka berikan adalah wujud dari ketidakinginan mereka melihat kita berbuat kesalahan. Hanya saja caranya kadang sulit kita terima. Yaa berdamai dengan dengan kenyataan akan jauh lebih tepat. 

Maklumi saja!
Dari pada sakit hati, mending maklumi saja mereka. Ga selamanya orang akan suka dengan kita sekalipun kita sudah berupaya agar tidak menyinggung kehidupan mereka. Tidak dapat dipaksakan pula kehadiran orang yang cenderung mencari kesalahan adalah berkah bagi kita. Kok bisaa? yaa karena nyinyiran mereka itu resep ajaib bagi kita untuk menjadi orang yang lebih arif, bijaksana, pemaaf, lapang dada dan iklas. Daan ada hikmah dibalik setiap peritiwa itu benar adanya.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger