Seringkali mendengar penggalan kalimat "seorang anak tidak dapat memilih dari mana ia dilahirkan". Yaa sangat sepakat tentunya. Seorang anak tidak dapat memilih dari keluarga mana ia terlahir, setatus sosial semacam apa keluarganya hingga masa lalu yang seperti apa yang dimiliki oleh kedua orang tuanya bahkan keluarga besarnya.
Beranjak dewasa anak berhak untuk menentukan kebahagiaan dengan jalan2 yang tersaji. Apakah mau mengulang masa lalu orang tuanya? Atau ingin melebihi nasib sang orang tua. Diperjalannanya anak yang kian beranjak dihadapkan oleh banyak pilihan dengan segudang konsekuensi. Peran orang tua disini sangat dalam untuk mengarahkan anak untuk menjadi kebanggaan keluarga. Jika yang bersangkutan terlahir dari keluarga yang terbatas secara finansial bahkan pendidikan, maka anak tersebut berhak mendapatkan penghidupan yang lebih dari orang tuanya.
Kasih sayang dan doa orang tua sangat dahsyat dirasa yang akan mengiringi setiap langkah sang anak. Jika dikemudian hari anak yang terlahir dari keluarga menengah kebawah namun ia mampu menjadi "orang" maka kehebatan dan keberhasilan sejati terletak di doa tulus dan perjuangan orang tua selama ini. Bagaimana menyulap keterbatasan menjadi mantra ajaib untuk bekal anak di kemuadian kelak.
Pertanyaannya, mampukah kita dengan pendidikan dan pekerjaan yang lebih mapan berhasil mendidik anak2 seberhasil orang tua kita? Mungkin pertanyaan itu tidak dapat kita jawab dalam waktu dekat, karna keberhasilan pendidikan anak tidak hanya satu dua tahun melainkan bertahun2.
Harapannya semoga anak yang dibesarkan dengan kasih sayang yang tulus dan perjuangan yang tanpa kenal lelah ini mampu menjadi anak sholih/sholihah, yang akan gemati sepanjang hidup orang tuanya bahkan mertuanya. Bukankah Ridho Allah tergantung dengan Ridho orang tua? Karna sebanyak apapun harta yang kita berikan tak pernah mampu menandangi dan membayar jasa dan perjuangan belio.
“Allaahummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
Baca juga:hidup ini giliran, orang tua adalah kuncinya