Bahagia itu salah satunya mempunyai rekan kerja yang enak diajak sharing apapun. Yaa tidak monoton dengan urusan pekerjaan saja. Layaknya dosen dengan mahasiswa yang sedang berdiskusi mengenai nilai dan makna sebuah kehidupan. Kuliahnya tak terbatas jam dan tempat. Seketika ada momen nyante, maka secara otomatis terjadilah interaksi bernilai tersebut.
Orang yang tulus maka akan bertemu dengan orang yang tulus pula. Begitu juga sebaliknya orang yang suka melihat apapun negatif maka akan nyambung dengan karakter yang ga jauh beda. Dunia ini adil sob. Sekali dua kali mungkin kita mampu berpura2 bertahan dengan karakter orang tapi untuk ketiga dan seterusnya siapa yang mampu menjamin? Kepura2an hanyalah lem sementara untuk nyaman dengan seseorang, dan bisa kapan saja kepura2an itu akan tak ada fungsinya karena dalam menjalani tak menggunakan hati.
Lantas adakah sebuah pertemanan yang asiik dan menyenangkan dapat awet tanpa ada komunikasi intens? Jawabnya ada pake banget. Hal ini sangat kontras dengan fenomena di alam ini. Yang mana terlihat dekat dan empati di layar 5 inci sedangkan di alam nyata acuh tak acuh seolah tak peduli dan tak pernah kenal. 'Gws say, semangat bro, TTDJ,etc' adalah sederet contohnya, sedangkan ketika bertemu malah autis dengan layar 5 inci-nya seolah tak pernah ada komunikasi sebelumnya.
Lantas bagaimanakah cara agar pertemanan itu bener2 berkualitas meskipun tanpa ada komunikasi intens? Jawabnya belilah dan pasanglah sebuah ketulusan. Maksudnya bagemana? Yaa ketika sedang berinteraksi di dunia nyata gunakanlah hatimu. Minimal kamu tau alasan mengapa tertawa. Hadirkan pikiran dan nyawamu saat ngobrol dengan mereka. Tentunya layar 5 incinya ga perlu tuh rasanya ada digenggaman perkecualian jika kamu ga menggenggam layar tersebut ayam2 tetanggamu mendadak disko dan kejang. Nah loh...
Tak ada komunikasi intens namun tiap bertatap muka bawaannya ngakak dan suasana asiik aja jatuhnya. Kok bisa? Dan itu hanya terjadi kepada orang2 yang memang menggunakan hatinya ketika berkomunikasi dengan anda. Jika hanya salah satu pihak saja maka tidak akan terjadi pola komunikasi mengasikkan tersebut lantaran tidak adanya kemistri. Sebaliknya, kemistri itulah yang mengikat satu dengan yang lain sehingga hubungan yang tercipta tanpa komunikasi intens di layar 5 inci mampu lebih berkualitas dan lebih mengasikkan tanpa ada embel2 pura2 empati/peduli. Mau coba? Monggo..
Tulisan ini terinspirasi dari mereka. Yaa mereka temen2 yang boleh dikatakan "KONCO MUMET" yang lantaran kesibukan dan padatnya aktivitas masing2 nyaris tak pernah ada komunikasi intens. Namun jangan tanya ketika kami bertemu. Perut kram itu sudah pasti dan seolah kami yang memiliki dunia ini,, yang lain pada ngontrak kali yes.. Ketika kami ketawa, kami paham alasan mengapa kami tertawa? Dan bukan pura2 tertawa ataupun ikut2an tertawa. Dan benar sekali momen gila itu suatu saat akan membangkitkan kenangan lama yang abstrak bentuknya namun lekat dijiwa yang mana menjadikan magnet untuk mengulang sederet cerita2 konyol yang telah kami bingkai sebelumnya.
Nyatanya ketulusan tak lekang oleh waktu...
Hai kamu yang sedang menunggu kelahiran jagoan kecilmu, kamu yang nyaris jadi penyempurna agamaku, kamu yang lagi kegandrungan gowes, dan kamu yang jadi penetral ketika kekonyolan mulai akut,, ketahuilah kalian luar biasa di dalam kehidupanku. Buat kamu, kamu, kamu dan kamu yang entah lagi apa dan dimana, kalian mengajarkan arti besar ketulusan. Ketulusan yang tidak kita ciptakan namun pemberian-Nya. Ketulusan yang tidak kita rencanakan namun kejadian. Dan ketulusan yang membungkusnya menjadikan alarm dalam setiap langkah kita yang menyadarkan bahwasanya kamu, kamu, kamu dan kamu adalah salah satu bentuk kado indahNya. Sehat dan bahagia selalu gaes, jika sudah saatnya nanti kita ciptakan momen gila [selanjutnya].
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
0 comments:
Post a Comment