Pasti sering denger kata2 sinis "eh dia kok belum nikah ya? Padahal umur udah tuwir loh, teman sebayanya aja anaknya dah SD,..." atau "eh mereka kok belum juga punya anak ya, padahal dah 10 th, mereka terlalu sibuk sih" etc,... Ya itulah hal yang dekat di kehidupan kita. Orang yang justru dekat dengan kita malah nyiynyir di garda paling depan. Seolah jika kita tak seperti kebanyakan pada umumya kita ini dosaa dan hina yang sangat layak untuk di bully. Mereka tak mau tau apa yang sedang dihadapi di kehidupan orang yang sedang ia bully.
Mengapa ia belum menikah?
Bagi sebagian orang menikah bukanlah perkara yang mudah. Mereka ingin mempersiapkan pernikahan dengan penuh kesiapan. Baik mental, material maupun spiritual mereka. Merekapun menginginkan kebahagiaan yang juga diimpikan oleh semua orang termasuk orang yang selalu membulinya. Hanya saja fokus mereka berbeda. Orang yang suka membully memfokuskan kepada kelemahan yang bersangkutan. Sedangkan ia yang dibully terus memperbaiki diri agar semakin lebih baik dan semakin tertata kehidupannya kelak.
Mengapa ia belum punya anak?
setiap pasangan sudah pasti menginginkan keturunan. Ada yang diberi cepat dan agak lama. Lantas jika seluruh kekuatan sudah dikerahkan namun Sang Maha Pemberi belum me-ACC, kita bisa apa?
Sesungguhnya rejeki, jodoh dan maut adalah rahasiaNya. Namun mereka lebih berfokus kepada rejeki dan jodoh. Mereka sering lupa bahwa maut adalah sesuatu yang juga sudah pasti akan di lalui oleh insan manusia. Jarang yang mennanyakan kapan mati? Anehnya disitu, kalau ada orang yang belum menikah dan belum punya anak jadi bahan gosip, nah giliran maut ga ada tuh yang nanyain "kok kamu ga mati2?".
Pelajaran yang bisa diambil dari coretan ini adalah, jangan jadi hakim di kehidupan orang lain yang ujungnya kita sering melupakan privasi seseorang. Tak semua apa yang dirasakan seseorang diumbar di medsos agar khalayak ramai mengetahuinya. Ketika yang bersangkutan kok kelihatannya diam2 saja alias adem2 saja, sejatinya yang bersangkutan sedang proses belajar menghadapai permasalahannya secara dewasa. Yaa secara dewasa, karna yang bersangkutan paham bahwasanya masalah bukanlah untuk diumbar namun untuk dihadapi dan diselesaikan. Dan yang kita lupakan satu lagi yakni usaha dari masing2 orang dalam menyelesaikan masalahnya, kita hanya bisa menyimpulkan tanpa mau melihat dengan dekat bahwa segala daya sudah yang bersangkutan lakukan. Bahwasanya dibalik ketegarannya, ada sebongkah usaha dan pengharapan. Jadi stop kepo dengan urusan orang lain dan stop pula mengahimi seseorang. Kita tidak akan pernah tau apakah kita bisa sekuatnya kalau kita ditakdirkan ada diposisinya?
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
0 comments:
Post a Comment