Entradas populares

hadapi jalani syukuri

Kita tak mampu memebendung apa yang akan diomongkan oleh orang lain terhadap diri kita. Baik ataupun buruknya. Fitnah atau faktanya. Dan sejenisnya. Sayangnya jika terjadi permasalahan, kita cepat kebakaran jenggot dan langsung menyembur tanpa melihat fakta yang sebenarnya. Apakah itu gosip taupun fakta.  Pada dasarnya orang suka melebihkan, mengurangi dan memutarbalikkan omongan. Hal yang paling diatakutkan yakni kita tertuduh pada sebuah sudut, sedangkan kita tak pernah melakukukannya. Sehingga yang ada pertengkaran dan prasangka negatif yang berujung permusuhan. Capek juga jika berada dalam lingkaran hitam tersebut, sedangkan kita sendiri tak mampu keluar. Lalu apa yang harus dilakukan?

Hadapi
Apapun yang tersiar kabar tentang kita baik buruk maka hadapi dengan senyuman. Jika ada orang salah paham dengan isu yang berhembus dan kita yang tertuduh maka klarifikasilah dan meminta maaf. Jika orang tersebut tidak mau menerima argumen kita maka tetap minta maaf dan ceritakan yang sebenar2nya. Selebihnya urusan yang bersangkutan apakah mau percaya yang mana??

Jalani
Maksudnya? yaa ambil pelajaran dari setiap kejadian yang menimpamu. Dengan siapa dan bagaimana ceritanya. Terlebih sebagai anak baru harus pinter2 dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lama. Tampung omongan semua dan filter. Kita sebagai anak baru misalnya harus punya prinsip. Tidak mudah terpovokrasi. Tetetp berhubungan baik dengan semua orang tanpa harus nge-blok kanan dan kiri. Dan itu jauh menyenangkan dan membahagiakan. Hubungan yang sudah terbina baik jangan sampai rusak lantaran mulut yang ga bisa mengkondisikan. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, maka belajarlah dari si hikmah agar kedepan lebih bijak.

Syukuri
Kok permasalahan harus disyukuri? Iyaa karna masalah mengajarkan kita untuk lebih baik lagi. Apapun bentuknya pasti mempunyai misi agar hidup kita semakin bijaksana. Rasa syukur itu akan membawa kita slow dan pasrah akan ketetapan Allah. Dan apa dampaknya?Kita akan lebih calm, aware and care.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

ayah ibu, beri aku contoh saja

Yang dibutuhkan anak dari orang tuanya adalah contoh dalam kesehariannya. Sederhananya, jika menginginkan anak yang rajin gosok gigi sebelum tidur misalnya maka orang tua lebih dahulu melakukannya. Dari kebiasaan yang dilihatnya, secara otomatis menggiring  si anak untuk mencontohnya. Tanpa bentakan dan makian dengan ikhlas si anak akan melakukan kebiasaan yang selalu dilihatnya. Sederhana namun kadang kita lupakan. Yaa 1 contoh lebih berarti daripada 1000 nasihat mungkin peribahasanya. 

Kebiasaan2 yang setiap hari dilakukan oleh orang tuanya akan nyentel di benak anak2nya, baik kebiasaan negatif ataupun positif. Jadi sangat lucu sekali jika dalam waktu yang bersamaan, si orang tua menginginkan anaknya sholat maupun ngaji sedangkan si orang tua asyik dengan gadget-nya. Iyaa si orang tua justru senyum2 sendiri menatap layar hape ukuran 5 inci itu. Kalau anak ga hafal bacaan sholat salah siapa? salah anak-kah?

Sama halnya ketika si anak tumbuh dewasa kelak. Sosok orang tua akan selalu mengena di benaknya. Orang tua yang dengan keterbatasan keilmuan tapi tetep mensuport anak untuk maju. Wejangan2 orang tua  mengaung2 di telinga anak agar kelak menjadi "orang" yang mampu bermanfaat bagi sesamanya. Tumpuan besar itu ada di pundak anak untuk menjadi orang yang mampu membanggakan dan membahagiakan orang tuanya. Sosok perjuanagn orang tuanyapun akan selalu diingat dan menjadi rem jika si anak sudah mulai tergoda untuk nakal. Begitu juga sebaliknya, jika si anak tidak mendapatkan figur orang tua maka laksana asap yang begitu saja hilang dan tak berbekas. Hidupnya gontai dan tak ada pegangan, dan parahnya disebuah kondisi mengembalikan kesengsaraaan dan penderitaan si anak lantaran orang tua tak pernah mencontohi. Naudzubillah.

Laksana roda yang berputar, fase anak pun akan berganti menjadi menjadi fase orang tua. Sekalipun ber-background keadaan yang tidak menyenangkan maka kita juga harus move on. Memutus rantai penyesalan dan penderitaan. Jangan warisi anak2 kita dengan pengalaman yang tidak mengenakkan yang pernah kita rasakan sebagai anak dahulu. Sejatinya, kesuksesan anak adalah cerminan kesuksesan orang tua dalam mendidiknya.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia


hakim di kehidupan orang lain

Pasti sering denger kata2 sinis "eh dia kok belum nikah ya? Padahal umur udah tuwir loh, teman sebayanya aja anaknya dah SD,..." atau "eh mereka kok belum juga punya anak ya, padahal dah 10 th, mereka terlalu sibuk sih" etc,... Ya itulah hal yang dekat di kehidupan kita. Orang yang justru  dekat dengan kita malah  nyiynyir  di garda paling depan. Seolah jika kita tak seperti kebanyakan pada umumya kita ini dosaa dan hina yang sangat layak untuk di bully. Mereka tak mau tau apa yang sedang dihadapi di kehidupan orang yang sedang ia bully.

Mengapa ia belum menikah?
Bagi sebagian orang menikah bukanlah perkara yang mudah. Mereka ingin mempersiapkan pernikahan dengan penuh kesiapan. Baik mental, material maupun spiritual  mereka. Merekapun menginginkan kebahagiaan yang juga diimpikan  oleh semua orang termasuk orang yang selalu membulinya. Hanya saja fokus mereka berbeda. Orang yang suka membully memfokuskan kepada kelemahan yang bersangkutan. Sedangkan ia yang dibully  terus memperbaiki  diri agar semakin  lebih baik dan semakin tertata kehidupannya kelak. 

Mengapa ia belum punya anak?
setiap pasangan sudah pasti  menginginkan keturunan. Ada yang diberi cepat dan agak lama. Lantas jika seluruh kekuatan sudah dikerahkan namun Sang Maha Pemberi belum me-ACC, kita bisa apa? 

Sesungguhnya rejeki, jodoh dan maut adalah rahasiaNya. Namun mereka lebih berfokus kepada rejeki dan jodoh. Mereka sering lupa bahwa maut adalah sesuatu yang juga sudah pasti akan di lalui oleh insan manusia. Jarang yang mennanyakan kapan mati? Anehnya disitu, kalau ada orang yang belum menikah dan belum punya anak jadi bahan gosip, nah giliran maut ga ada tuh yang nanyain "kok kamu ga mati2?".
 
Pelajaran yang bisa diambil dari coretan ini adalah, jangan jadi hakim di kehidupan orang lain yang ujungnya kita sering melupakan privasi seseorang. Tak semua apa yang dirasakan seseorang diumbar di medsos agar khalayak ramai mengetahuinya. Ketika yang bersangkutan kok kelihatannya diam2 saja alias adem2 saja, sejatinya yang bersangkutan sedang proses belajar menghadapai permasalahannya secara dewasa. Yaa secara dewasa, karna yang bersangkutan paham bahwasanya masalah bukanlah untuk diumbar namun untuk dihadapi dan diselesaikan. Dan yang kita lupakan satu lagi yakni usaha dari masing2 orang dalam menyelesaikan masalahnya, kita hanya bisa menyimpulkan tanpa mau melihat dengan dekat bahwa segala daya sudah yang bersangkutan lakukan. Bahwasanya dibalik ketegarannya, ada sebongkah usaha dan pengharapan. Jadi stop kepo dengan urusan orang lain dan stop pula mengahimi seseorang. Kita tidak akan pernah tau apakah kita bisa sekuatnya kalau kita ditakdirkan ada diposisinya?

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger