"berbicaralah seperlunya", "nasihatilah jika diminta" dan "berhentilah berbicara sebelum orang muak denganmu". Beberapa pertanyaan tersebut dapat dijadikan rem bagi kita ketika hasrat ngomong ini tak mampu dibendung. Jangan salahkan orang lain ketika muak dan menghindarimu lantaran mereka bosaaaan dengan ocehanmu yang selalu kau agung2kan tanpa melihat bahwasanya orang tersebut memiliki hak bebas mendengarkan cerita monoton kita.
Caranya gampang untuk melihat orang tertarik dengan cerita kita atau tidak sebenarnya. Ketika orang lain antusias dan sungguh mendengarkan dan merespon maka dya tertarik dengan ocehan kita. Kadarnyapun beragam, namun masih dalam konteks yang bersangkutan tertarik. Namun jika yang ogah2an mendengarkan dan pura2 senyum setuju, itu pertanda ia bosaaan. Tak tertarik dan tak ingin tau dengan ending yang kita ceritakan. Bisa jadi yang berangkutan hanya nglegani lantaran kita lebih tua ataupun kita lebih senior.
Berhentilah memberi beban kepada orang lain dengan cerita tak menarik itu, sadarlah bahwa tak selalu orang lain membutuhkan ocehanmu. Apa sih sebenarnya yang dicari? Eksistensi kah? Pengakuan hebat kah? Atau itu bagian passion dari kita?? Semua berpulang kepada kita masing2. Bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut. Ga mau kan kita dibenci banyak orang lantaran hobi nyombong? Ga mau kan jadi orang egois lantaran memaksa orang untuk menjadi pendengar yang baik??
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia
0 comments:
Post a Comment