Entradas populares

bila rindu menyapa

Ada kalanya kita di sebuah keadaan bila rindu menyapa dengan ia yang sudah menjadi suami orang. Tetiba teringat ia yang pernah mengisi kehidupan, beberapa waktu yang lalu. Tapi apa yang harus dilakukan? Sedang dia sudah tak sendiri lagi. Membiarkan rasa ini terus menerus hadir, membuat jiwa ini tak tenang dan tentram. Antara ingin memulai komunikasi dan takut semakin terasa ketidak-aturan rasa yang dulu sungguh sulit untuk didamaikan kembali menganga. Lalu apa yang harus dilakukan jika dalam posisi ini?

Berdamailah dengan diri sendiri
Katakan kepada diri anda bahwa ia bukan lagi milik anda yang sewaktu2 bisa dihubungi. Sekarang ia adalah ayah dari anak yang sangat lucu itu. Jika rasa itu harus kembali muncul dan tekuak, apakah tidak ada hati yang tersakiti? Sekalipun keduanya dari kita sama2 saling menyayangi? Damaikalnlah hati anda agar berkompromi dengan keadaan. Katakan ini yang terbaik dari keadaan yang dulu kalian impikan. Berpisah sebuah keputusan bersama, maka selayaknya diantranya harus mematuhinya.

Ambil air wudhu dan sholat
Mohon ketenangan dan ketentraman batin kepadaNya. Yang mampu menentramkan jiwa, yang selalu menuntun hambaNya untuk selalu ada dalam rel2 kehidupan yang baik. Dekap ia dalam lantunan doa tulusmu. Sekalipun dari jarak jauh, namun kekuatan doa tulus tak ada tandingannya dan tak perlu diragukan lagi serta kembalikan semua pintamu padaNya Sang Empunya kehidupan.  

Posisikan diri kita di dalam posisinya
Dengan begitu kita akan seribu kali lipat berindak bodoh dan ceroboh. Bagaiaman jika ini menimpaku? Bagaimana ini jika aku di posisi istrinya? Biarkan ia tenang dan damai dengan pilihan dan keluarga barunya. Bukankan ini ikrar yang dulu pernah kalian ucapkan ketika berpisah? “Mendukung dan saling mendoakan untuk mendapatkan pasangan yang terbaik sekalipun tak akan pernah bersama”. Ga lucu jika kebahagiannya terusik dengan tingkah konyol kita. 
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia 

3 hal yang melekat di pikiran masyarakat

Ada beberapa hal yang tak dapat kita rubah dan kita pungkiri sepanjang kehidupan kita. Dimana ia akan membuntuti kita dalam setiap langkah. baik langkah kebaikan maupun langkah yang kurang tepat. Dan mayoritas orang, selalu mengungkit2 hal ini jika kita sedang mengalami hal2 “kurang beruntung”. Berikut 3 hal yang melekat di pikiran  masyarakat:

Siapa orang tua kita
Seorang anak tidak dapat memilih sosok orang tua  saat ia dilahirkan. Jika ditarik ke belakang, orang sering menganggap remeh dan sepele anak yang berbackground orang tua miskin, pendidikan rendah bahkan anak yang tidak jelas asal usulnya. Jika ditanya, tentunya mereka juga menginginkan terlahir dari rahim seorang ibu yang sholehah dan ayah yang kuat dan tangguh. Yang siap secara lahir batin, spiritual dan meteriil mendidik dan membesarkannya. Namun keadaan yang ada sering sebaliknya.

Bukan hak kita menghakimi dan seolah membenarkan tingkah laku orang tuanya yang negatif  menurun di darah si anak. “oh pantes bapaknya tukang judi kok”. Kata2 negatif semacam ini yang beredar di masyarakat ketika anak dari keluarga “kacau” melakukan kekacauan yang sama seperti orang tuanya. Memang benar kita tak dapat memungkiri siapakah orang tua kita, namun kita sebagai anak jangan khawatir dan berkecil hati. Kita memang tak mampu memilih terlahir dari siapa, namun kita mampu memilih masa depan yang hendak kita lalui selanjutnya. Kita masih punya harapan besar akan keajaiban yang Tuhan berikan kepada kita. Ga jadi masalah jika orang tua kita mantan seorang penjudi. Sekalipun konsekoensinya kita tercap sebagai anak penjudi. Namun bukan berarti kita harus sama jadi penjudi kan? Hal ini adalah sebuah latar belakang masalah dimana hal2 yang memperkuat supaya kita mampu mengilangkan stigma negatif keluarga kita di masyarakat.

Kalau orang tua kita berjalan di rel yang salah, maka kita harus ada dalam rel yang benar. Keyakinan itu muncul, ketika kita berbuat baik sebaik2nya, Tuhan tidak akan diam. Banyak tangan Tuhan yang membuat hal yang dimata orang tak mungkin dan seolah omong kosong bahkan dongeng di siang bolong menjadi nyata dan luar biasa.  So jangan pernah rendah diri lantaran background hitam yang melekat di diri kita. Terus gali potensi yang kita punya sedalam2nya. and now time to show our skills.

Keturunan siapakah kita?
Berjalannya waktu, si anak mampu memilih jalan mana yang hendak ia lalui ketika ia dewasa.  Seperti jalan yang sudah pernah dipilih orang tuanya, ataukah ingin memilih jalan yang sebaliknya. Ketika anak tersebut mau dan mampu berubah dan berusaha semaksimal mungkin dan mendapatkan kesempatan dari lingkungannya, tidak menutup kemungkinan yang bersangkutan bisa menjadi anak yang membanggakan orang tuanya, bahkan memberikan senyuman tunduk hormat kepada orang2 yang dulunya sering memaki dan sering mengkotak2an bahwa ia tak mungkin mencapai kesusksesan. Boro2 kesuksesan, hidup bahagia adalah mustahil menurut mereka. Jadi, background negatif keluarga bahkan lingkungan yang melekat di diri seseorang bukanlah sebuah penghalang untuk meraih kesusksesan dan keberkahan hidup.

Bagaimana lingkungannya?
Banyak orang sukses yang berasal dari lingkungan yang “tak layak”. Kuncinya ada di diri seseorang. Mau gigih memperjuangkan hidupanya atau pasrah bahkan putus asa.  Lingkungan baik tidak menjamin mencetak semua “lulusan baik”, begitu juga sebaliknya. intinya apapun lingkungan kita, satu yang perlu kita pahami dan sadari yakni berpegang teguh pada aturanNya. Ketika kita patuh padaNya, kita mampu menjadi pionir dimana mampu mengubah dan membawa kebaikan bagi lingkungan yang kata orang “tak ramah”. Kita mamapu menularkan keilmuan kita dan menerapkannya disana. Bukankah sebaik2 manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama?. 

Jadi, siapapun orang tua kita, bagaimanapun sepak terjang keluarga kita dan bagaimanapun lingkungan yang menempa kita bukanlah sebuah penghalang kita untuk meraih kesuksesan. Justru ini waktunya bagi kita menjadi agen perubahan bagi diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan kita agar semakin lebih baik dan baik lagi. Apapun background yang melekat di diri kita tidak dapat kita hilangkan dan kita pungkiri, namun satu hal kita masih bisa memilih masa depan seperti apa yang hendak kita lalui. Semua kembali ke kita masing2. Baca juga tetap berbuat baik

#Semoga bermanfaat dan hidup bahagia

kebaikan akan kembali ke diri kita

Ketika kita berniat ihlas membantu seseorang yang kita rasa kurang beruntung dibanding kita, selayaknya kita jangan pernah pamrih. Jangan sampai kita mengungkit2 kalo yang bersangkutan tidak melakukan hal yang sama kepada diri kita di kemudian hari. Kita membantu seseorang bisa didasari akan kasih sayang terhadap yang bersangkutan atau dalam bahasa jawa dibilang katresnan. Katresnan bisa timbul dan muncul  dari berbagai faktor dan tak dapat diirikan ataupun didebatkan karena muncul dari hati nurani yang bersangkutan lebih tepatnya panggilan jiwa.

     Ketika kita niat membantu mereka, ya sudah membantu saja ga usah ada embel2 syarat di belakangnya. Sekalipun yang bersangkutan suatu kelak merasa tak pernah dibantu kita. Normalnya orang yang pernah dibantu seseorang akan selamanya mengingat, hanya saja kepekaan yang bersangkutan yang dipertanyakan. Seberapa kuat kepekaannya?
     
    Sejatinya ketika kita sudah membantu kesulitan orang lain, secara tidak langsung kita sudah membantu kesulitan diri sendiri. Jadi janganlah menuntut orang lain yag sudah kita bantu unuk berperilaku sama kepada kita. Ketika kita membantu orang lain, secara tidak langsung kita memberikan pelajaran bagi yang bersangkutan, sejatinya hidup adalah saling berbagi terlebih ketika harta dan kesempatan lebar terbuka. Kalau yang bersangkutan tidak  mengembalikan apa yang telah kita berikan, boleh jadi ia memberikannya kepada orang lain yang menjadi ketresnannya. Dan taukah anda, pelajaran baik itu akan turun temurun ia berikan kepada orang lain yang hakikatnya anda akan mendapatkan pahala yang tak kunjung berhenti karena telah memberikan contoh teladan kepada orang lain, yang mana orang lain juga mengajarkan ilmu anda kepada orang lain lainnya. Subhanallah.
    
    Jangan risau jika kebaikanmu tidak terbalaskan olehnya. Prisipnya simpel. Kalau ingin berbuat baik, maka berbuat baiklah semampunya dan seihlasnya. Karena kebaikan akan kembali ke diri kita disadari atau tidak. Yang jelas, jika kita ihlas maka pahala sudah menanti karena membantu meringankan penderitaan orang lain adalah sebuah perbuatan baik dan dianjurkan. Ibarat tangan kanan memberi, tangan kiri sembunyi. Dah sangat simpel. Ga perlu didramatisir jika yang pernah kita bantu melupakan jasa kita. Jangan lagi mengusik apa yang telah kita berikan kepada orang lain, biarlah hal tersebut menjadi urusan Tuhan. Boleh jadi kebaikan yang pernah kita lakukan akan dibalaskan Tuhan melalui orang lain yang tiada kita sangka2. Baca juga tetap berbuat baik
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

3 hal memerangi keadaan stag

Adakalanya kita berada dalam keadaan yang stag. Tak maju, tak mundur, tak naik bahkan tak bisa turun. Keadaan itu bukanlah sebuah keinginan kita namun harus kita lalui. Yang ada jika hati kita ga luas, kita akan putus asa yang endingnya merambat ke ranah tidak bersyukur akan nikmat Tuhan lainnya. Sebut saja birokrasi. Ketika kita sudah masuk ke dalamnya, siap ga siap kita harus mau mengikuti alur yang sudah mendarah daging didalamnya. Mau melawan tak bisa lantaran sudah tak berdaya, justru bisa jadi kita akan hanyut karena kita melawan arus. Namun jika bertahan, lama kelamaan zat anti body mulai sedikit2 menurun dan penyakit batin mulai berdatanganan. Lalu apa yang arus dilakukan untuk memerangi keadaan yang stag?

legowo
Hal tersebut bukan hal yang kita harapkan, namun harus kita lalui. Sabar sudah menjadi tameng sehari2. Namun sepertinya sabar saja kurang. Lebih sabar bahkan semakin  sabar yang harus kita lakukan. Ketika kita mampu sabar dan ihlas akan ketetapan Tuhan, maka dengan sendirinya akan tercipta sikap legowo. Dampaknya, kita akan tenang dan pasrah menerima apapun yang kelak terjadi di kehidupan kita.

Berfikiran positif
Legowo membawa kita semakin dewasa. Tak mudah menyerah dan putus asa. Menjadikan masalah yang kita anggap besar sekalee menjadi masalah yang uhh keciil. Masalah yang tak sepatutnya kita dramatisir secara berlebihan. Apapun pasti ada alasannya. Begitu dengan ketetapan Tuhan. Semua mempunyai alasan dan dasar yang begitu luar biasa. Pertanyaannya  hanya saja kita mau dan tidak berfikiran positif dan legowo? Berfikiran bahwa kita mampu mengambil hal2 baik sekalipun kita dalam himpitan keadaan yang tidak kita inginkan. Mencoba melawan mainstream yang sudah ada. Contoh kata “hitam”, kebanyakan orang memandang “hitam” adalah pekat, gelap dan tak menarik. Nah dari sini kita bisa mengambil alih fikrian kita mensugesti apapun menjadi hal lebih baik, salah satunya menjadikan “hitam” adalah eksotik. Begitu juga dalam permasalahan yang sedang dihadapi. Mengambil alih pikiran negatif dan menjadikan itu semua ke pikiran positif realistis.

Alihakan fokus perhatian
Ketika kita tak dapat berbuat apa2 yang seharusnya kita lakukan adalah alihkan fokus kita. Alihkan fokus fikiran dari hal2 yang membebani menjadi hal2 yang semakin menggairahkan dalam menjalani kehidupan. Keadaan yang membuat drop semangat, maka damaikanlah hatimu untuk melakukan hal2 yang bisa membuat kamu semakin bergairah menjalani kehidupan. Menyalurkan hobi menulis misalnya. Gali potensi yang ada di dalam dirimu  sedalam2nya apa yang bisa dilakukan sebagai “pelampiasaan” atas ketidakpastian  yang sedang membelit kita. Luapkan semua uneg2 ke hal2 yang bisa menjadikan kita lebih produktif.

     Legowo, befikiran positif dan mengalihkan fokus pikiran adalah jurus jitu ketika kita terjebak di zona ketidakpastian bahkan zona lemah tak berdaya lantaran keadaan menggantung setatus kita. Setatus “anak kecil” yang tak kunjung diperhatikan oleh “orang tuanya”. “Anak kecil” yang tak dapat memahami cara pikir “bapak ibunya”. Baca juga cara menjalin teamwork
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

ketika orang tua pensiun

Masa pensiun adalah sebuah fase baru bagi orang tua di dalam kehidupannya. Yang bersangkutanpun harus menyesuaikan dengan kebiasaan baru dan meninggalkan kebiasaan lama yang telah menjadi rutinitas puluhan tahun. Kita sebagai anaknya selayaknya memahami dan pengertian tentang hal ini. Berikut beberapa hal yang sebaiknya kita lakukan jika orang tua kita mengalami fase ini. Cekidot.

Ajak ia ngobrol
Masa paska pensiun adalah hal yang tak mudah bagi orang tua, dimana setengah bahkan lebih dari umurnya telah ia habiskan bekerja dan melakukan rutinitas tersebut. Maka psikologis yang bersangkutan bakal galau lantaran yang bersangkutan tidak dapat bekerja lagi. galau dan gamang, mau ngapain?? kita sebagai anak selayaknya menjadi teman dan pendengar yang baik. Apa yang ia harapkan di kehidupan paska pesnsiun. Dengan kita sering ajak ngobrol, orang tua akan senang dan tidak merasa kesepian. Terlebih orang tua yang sudah ditinggal pergi belahan jiwanya, masa ini adalah berat. Kalau dulu melewatkan liburan di rumah bersama anak dan istri adalah hal yang paling membahagiakan, sedangkan kondisi sekarang sudah berbeda. Namun kita sebagai harus peka, bahwa kita harus gemati dan harus ada untuk bapak/ibu.

Mengobrol santai adalah hal sederhana yang mudah dilakukan namun syarat akan makna. Orang tua akan merasa diperhatikan dan tidak sendiri. Coba kita menengok ke belakang, siapa yang sering mengajak kita ngobrol ketika bayi? Siapa yang dengan ihlas menanggapi ocehan kita yang entah maknanya apa? Siapa lagi kalau bukan orang tua kita.

Biarkan ia melakukan hal yang ia sukai
Kadang tidak tega melihat orang tua kita yang sudah menua namun masih bekerja. Kitapun egois jika memaksa oang tua untuk stop bekerja. Karena orang tua yang sudah puluhan melakukan rutinitas bekerja, kalau tiba2 dan mendadak berdiam diri di rumah tanpa melakukan kegiatan boleh jadi menjadi pemicu stres. Biarkan ia melakukan/bekerja sesukanya. Bekerja baginya adalah sarana rekreasi dan pengobat jenuh lantaran seharian bahkan berhari2 cuma di rumah. Kadang orang tuapun merasa dirinya masih kuat dan sehat, jadi yang bersangkutan bakal stress jika harus berhenti bekerja.

contoh lain, misalnya bapak kita lagi suka berkebun ataupun beternak burung kenari, kita selayaknya mendukung dan memfasilitasinya. Karna dengan melakukan hal2 yang ia sukai, kejenuhannya sedikit terobati.

Berikan perhatian
   Bukan berarti tiap detik kita harus bertanya sudah makan/belum lho? Contoh perhatian disini adalah membelikan parfum yang sudah mulai habis, membelikan minuman bervitamin agar daya tahan tubuh tetep vit ataupun membuatkannya kopi/teh. Saya rasa orang tua bakal senang sekali. Bisa juga dengan memintanya untuk mengantar kita membeli sesuatu di tempat yang tidak jauh dari rumah kita. Bukan berarti kita manja, sesekali ini boleh dilakukan yang mengisyartakan bahwa anak gadisnya masih membutuhkan sang ayah, [sekalipun kita sudah bisa melakukannya sendiri].

Orang tua adalah harta yang tak ada tandingannya bagi kehidupan anak2nya. Tanpa orang tua yang kita miliki sekarang, nihil kita akan mencapai titik dan step yang ada di diri kita sekarang. Dari kecil hingga besar kita dididik dan dibiayai oleh orang tua. Lalu apa balasan yang bisa kita lakukan untuk mereka? Untuk ibu yang sudah berjuang antara hidup dan mati mengeluarkan kita,. untuk bapak yang siang malam mencari uang demi melihat senyum dan tawa bahagia kita lantaran kita mempunyai bonek baru.

Haripun berganti bulan. Bulanpun menjelma menjadi tahun. Begitu juga dengan usia mereka yang kian  menua. Gigi yang sudah mulai tanggal. Uban yang sudah mulai memenuhi rambutnya. Bahkan keriputpun sudah menjadi hiasan indah di lengkungan senyumnya. Namun apakah dari kita sudah mulai membalas kabaikan2 mereka? Membalas kasih tulus mereka?? Membalas pengorbanannya??? Baca juga ayah ibu berikan aku contoh saja
#semoga bermanfaat dan hidup sehat

kuncinya adalah pengendalian diri

Ada kawan bertanya, ketika pacaran dengan seseorang, namun yang bersangkutan tidak dapat menghargai bahkan selalu mengungkit2 masa lalu yang pernah dya lakukan dan menjadikannya amunisi sebagai bom yang meluluhlantahkan harga dirinya serta menganggap remeh dan selalu menyepelekan,, "lantas  apa yang harus aku lakukan?" tanya dya. P-u-t-u-s-k-a-n—s-a-j-a. Buat apa menjalani kehidupan dengan orang yang selalu merong2 ketentraman? 

Sekarang apa sih yang dicari dalam sebuah hubungan? Tidak lain ketenangan dan ketentraman kan? Lalu jika pacar selalu bertindak kasar apakah benar jika tetep bertahan? Pertanyaannya, “lalu bagaimana jika aku masih sangat mencintainya?. Dya guweh bangeet.” Ya itu sebuah  pilihan yang melekat di diri masing2. Apakah ingin bertahan dengan orang yang selau merendahkan dan menganggap hina diri kita atau cukup sekian dan terimakasih padanya and say good bye. Semua kunciya ada pada diri kita sebenarnya. Perlu diingat, dya belum menjadi pasangan hidup kita. Belum menjadi suami/istri kita. Belum menjadi apa2 sudah berani menyakiti kita secara fisik/psikis. Lalu apa jadinya jika kita sudah menikah dengannya? Bayangkan saja! Wah bisa jadi kita bagaikan sasak tinju dimatanya. Na'udzubillah.

Ketika ada seseorang yang ragu dengan tunangannya, lalu ia ingin “lari” bersama kita. Ingin menyudahi apa yang terbina selama bertahun2 lantaran melihat sisi yang selama ini ia cari dan ia butuhkan ada di diri kita. Apakah kita harus mempertimbangkannya? Jawabanya NO. Knapa? Karena sikap dan apa yang telah dilakukannya adalah cermin dari karakter yang melekat di dirinya meskipun tanpa ia sadari. Apapun yang telah menjadi keputusan selayaknya diyakini dan dijalani dengan sepenuh hati sekalipun ada bayang2 orang lain. Anggap saja dya bukan jodoh kita. Bukankah sudah dari sononya kalau rumput tetangga lebih hijau? Alasan lain adalah, kita sama2 perempuan, jadi akan tau persis bagaimana posisi tunangannya. Ga mau kan mempunyai calon pasangan yang mudah goyah dan kurang bersyukur? Untuk itu, jangan biarkan hal konyol menguasai akal sehat kita. Toh yang masih single dan yang baik masih banyak stoknya? Kabar baiknya, yang jauuh lebih baik dan lebih keren sudah menunggu kita di ujung sana.

Senada dengan perselingkungan. Akan terjadi jika dari kita mengijinkan ketidakamanahan dengan pasangan masuk ke dalam kehidupan kita. Ini bukan hanya pepesan kosong belaka, cobalah kita lihat dan resapi sejenak jika ada pihak yang getol melancarkan agresinya dan kita menanggapi dengan dalil apapun, maka akan terjadi hubungan terlarang tersebut pastinya. Begitu juga sebaliknya, ketika ada pihak yang mati2an bahkan sampai tak mempedulikan kesehatan jiwa yang bersangkutan dengan serangan yang tak henti2nya dan tak kenal menyerah, jika kita tidak  memberinya kesempatan hal tersebut masuk ke dalam kehidupan kita maka itu tak akan terjadi. Sekalipun dengan orang yang pernah/masih kita cintai.

Jadi, kuncinya adalah pengendalian diri sekalipun godaan sempat menggoyahkan pikiran kita. Pikir ulang, digelar dan digulung perasaan seluas2nya, agar nantinya kita mampu bertindak sesuai apa yang semestinya dilakukan. Bertindak dengan akal pikiran sehat tentunya. Baca juga cara menakhlukkan keraguan atas pilihan
#semoga bermanaat dan hidup bahagia

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger