Entradas populares

korelasi antara penampilan dan rasa syukur

Entah ada angin apa, pikiran ini melayang ke sebuah fenomena mengenai syukur. Namun syukur kali ini anti  mainstream. Syukur yang identik dengan memberi ataupun sedekah sudah tak perlu diperdebatkan manfaatnya. Namun kali ini aplikasi rasa syukur justru lewat penampilan. Lantas apa korelasi antara penampilan dan rasa syukur?

Penampilan bagus, enak dipandang adalah salah satu aplikasi dari ranah syukur kita kepada Sang Maha Pemurah. Perlu digaris bawahi yakni penampilan yang tidak berlebihan tentunya. Filosofi jawa menyebutkan ajinjng diri seko lathi, ajining  rogo  seko  busana. Dengan penampilan yang baik kita menghargai diri kita dan tentunya menghargai pemberianNya.

Penampilan yang baik tidak harus baju branded  dan mahal. Cukup bersih,nyaman dipakai dan wangi. Tak kalah pentingnya yakni menghargai acara dan tempat. Jangan sampai salah kostum terlalu heboh di acara sante maupun kostum nyante di tempat formal. Kalau tidak dimulai dari kita, maka siapa yang akan  menghargai kita.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

hidup ini giliran

Kabar duka datang  lagi [lagi] dari teman. Ayahnya meninggal. Pikiran ini spontan menarik ke belakang ke 13 tahun silam. Ketika ibu yang sangat aku butuhkan meninggalkanku untuk selama2nya. Usia yang dibilang  tanggung. Dewasa belum, anak2pun rasanya sudah berlalu. Dan usia tanggung itu justru usia dimana kehadiran sosok ibu sangat dibutuhkan bagiku. Namun takdir berkata lain. Anak 15 tahun itu harus lebih dahulu merasakan kehidupan dan ujian yang sesungguhnya. Jika diberikan gambaran 13 th silam rasanya ga sanggup untuk melewatinya. Karna belum genap 24jam dari kehilangan belahan jiwa, ujian akhir nasional harus dikerjakan dengan syarat kelulusan 3,01 untuk kali pertamanya. Yaa ujian kehidupan babak pertama yang ga mudah buat anak seusia itu. Jangankan seusia 15 th, orang dewasapun jarang yang sanggup.

Kasih sayang orang tua meskipun sudah tak bersama di dunia ini ternyata sungguh  dahsyat. Kasih sayangnya masuk ke dalam sumsum tulang sehingga ketika si anak melangkah ia akan selalu ingat memori dan kenangan tentang orang tuanya. Ketulusan kasih sayang orang tua menjadi rem dalam setiap pijakan si anak agar memilih jalan yang selayaknya dipilih. Godaan pasti namanya anak muda namun lengkungan senyuman orang tua mampu membuyarkan fatamorgana dunia sehingga menggiring si anak untuk kembali ke rel yang seharusnya.

Hidup bersama satu orang tua tak mudah. Dan menjadi single parent pun juga ga semua orang mampu. Bapak menyulap dirinya menjadi seorang ayah dan ibu. Bagaimana caranya agar tetap ada makanan di meja untuk anaknya. Berjalannya waktu, rata2 teman sebaya masih memilki orang tua lengkap. Hidup mereka nampak bahagia. Dan begitu sebaliknya dengan apa yang kurasakan. Sempat berandai2 jika aku masih memiliki orang tua lengkap pasti juga bisa seperti mereka bahkan lebih. Pengin ini dan itu, jika ga dituruti ngambek sampai barang yang diimpikan ada di tangan. Namun lamunan itu buyar lantaran bau gosong masakanku.
Waktu terus berputar hingga mengantarkan di sebuah titik dimana kebahagiaan yang aku mikiki tak bisa bulat utuh. Ada lubang yang memang tak bisa tertutupi dan ditutupi. Yaa sosok ibu tak akan dapat digantikan oleh siapapun. Ketika rejeki ada di tangan dan ada kesempatan untuk membelikan ini dan itu tetap saja ada yang kurang karna dulu belum ada kesempatan untuk membelikan sesuatu buat ibu. Syukur ini tak pernah putus karna Allah memberikan bapak yang begitu  hebat dan luar biasa. Bapak yang menyulap dirinya sebagai ibu, teman sebaya ataupun penasehat.

Yaa hidup ini giliran, ada masanya kita disayang dan dimanja orang tua,, dan ada masanya kita meyayangi dan membahagiakan mereka. Ada masanya orang tua banting tulang bagi kita,, dan ada masanya pula kita mensejahterakan dihari tuanya. Bagi yang masih memiliki orang tua lengkap, selayaknya disayangi dan dihargai. Selagi ada kesempatan, bahagiakan mereka semaksimal mungkin dengan cara2 sederhana yang mereka suka. Karena maut tak pernah tau kapan akan menjemput kita.
Allahummagfirlii waa liwaalidayya warham humma kamaa robbayaani shoghiiroo.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Diolok-olok? ah ketawain balik aja

Dalam hidup ada di sebuah momen kita "menertawakan hidup". Maksudnya gimana? Ada di sebuah fase, kita sebaiknya menertawakan balik ketika orang lain menertawakan kehidupan kita. Sadis agaknya. Kenapa ga? Orang lain sering menjadikan bagian hidup kita sebagai olok2an dan bahan lelucon  yang sebenarnya itu hal tersensitif  dari kita. Yaa perihal jodoh misalnya.

Mungkin dari mereka tidak sengaja menjadikan kesendirian kita bahan olok2an mereka. Lantas terlanjur sakit hati? Yaa sakit hati lantaran omongan mereka. Ketawain  balik ajah. Slow aja nanggepinnya ga usah dibuat sensitif. Mang bener kita belum nikah kan? Apakah mereka salah? Ga juga kan?

Memang belum nikah sering dijadikan objek bulii. Tapi setiap orang memiliki fase yang beragam kan? Orang lain hanya memandang si A dengan umurnya segini belum nikah tanpa mau melihat kehidupan dibaliknya. Hal apa saja yang melatarbelakanginya. Tapi buat apa juga menginginkan dimengerti  orang lain? Buat apa? Buat dikasihani-kah? Woles aja sob, semua ada masanya. Begitu juga ada masa untuk orang yang ngetawain hidup kita lantaran kita belum menikah. Ketawain balik aja [dalam hati saja] mereka. Terlebih mereka yang sebenarnya dulu punya masa lebih  kompleks dari kita tapi sudah lupa. 

Hidup ini sejatinya sangat indah. Jika ada yang ngetawain hidup kita, maka ketawain balik ajah. Yaa dengan kelucuan yang selalu mereka pertontonkan ke kita. Yang seolah hidupnya sudah sempurna tanpa cacat. Ga pa2 jadi badut buat mereka. Bukankah membahagiakan orang lain itu berpahala? Anggap saja sodakoh  buat mereka. Diolok-olok? ah ketawain balik aja...
##semoga bermanfaat & hidup bahagia

4 cara menghadapai orang yang suka seenaknya di kerjaan

Dalam bekerja kita tidak dapat bersikap egois lantaran kita bersinggungan dengan hajat orang banyak, dengan kepentingan umum yang mana ada rule2 yang mewajibkan untuk berkompromi agar nantinya tidak saling merugikan. Terlebih kerjaan kita adalah kerja tim. Kerja yang terdiri dari beberapa orang yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan erat. Ibarat sebuah mesin akan berjalan dan menghasilkan sebuah produk yang berkualitas jika semua komponen terdeteksi OK. 

Namun tak sedikit tipe orang yang seenak udelnya dalam bekerja. Minimnya pengawasan menjadikan jalan tol bagi yang bersangkutan untuk semaunya dan sesukanya. Yaa egois, tidak mau instrospeksi diri dan jika diingatkan maka akan emosi dan balik menyerang yang mengingatkan, padahal jelas2 salah. Capek pasti jika  berhadapan dengan orang yang memiliki tipe seperti itu, lantas sikap apa yang hendak ada untuk menghadapai orang yang suka seenaknya di kerjaan?

Tetep baik dengan si orang yang dimaksud
Kita yang dirugikan kok kita harus tetep baik? ga salah tuh? jawabnya enggak pernah ada kata salah. Berlakulah sebaik mungkin, singkirkan jauh2 rasa gondok yang kian meninggi lantaran ulah orang tersebut tak kunjung membaik. Namun sering juga dengan perlakuan baik tersebut justru yang bersangkutan tetep seenaknya. Kalau yang bersangkutan normal pikirannya, maka yang bersangkutan akan risi dan ga enak hati jika terus2an melakukan kecurangan dalam bekerja, namun jika yang terjadi sebaliknya pertanda ada yang gesrek di pola pikirnya.

Ngomong baik2
Tidak bisa dipungkiri banyak orang yang lemah terhadap makanan. Sesekali kita membawa makanan untuk yang bersangkutan tidak ada salahnya. Setelah keadaan mencair tancapkan inti yang kita maksud. Katakanlah sejujurnya apa yang menjadi ganjelan kita. Mencari solusi bagaimana caranya agar sama2 enak dan tidak ada satu pihak yang dirugikan akibat kelakuan curangnya.

Saling pengertian
Setiap orang pasti memeiliki kepentingan selain bekerja, entah uruasan anak ataupun sejenisnya. Namun apakah pas jika kita terus2an meninggalkan kerjaan utama dan menjatuhkan semua beban ke patner kerjanya? apa ga malu tuuh ma ayam? okeylah jika urusan keluarga mungkin bisa ditolerir namun jika terus2an urusan yang jauh dari urusan keluarga apakah ada orang yang kuat menjadi patner kerjanya? Dengan alasan ngurus ini dan itu seolah tak ada orang yang mampu melakukannya. Satu dua kali mungkin alasan konyol mampu diterima akal sehat, namun jangan tanya jika kesekian kali alasan konyol tersebut sampai ketelinga patner kerjamu yang bersangkutan akan percaya. Yang ada hanya ketawa, meskipun tak terlihat. Namanya patner kerja, yang bersangkutan paham dan tau batas kemampuanmu. Jadi ga usah berdalih dengan alasan yang tak masuk akal jika yang bersangkutan akan kehilangan respek terhadapmu. Andaikan yang bersangkutan pengertian tidak terus2an meninggalkan pekerjaan, maka patner kerja juga bakalan paham kok. Karna sejatinya setiap manusia memiliki kepentingan.

Tanamkan respect terhadapnya
Ga yakin deh jika terus2an meninggalkan kerjaan, hubungan harmonis akan tercipta di kerjaan? Jika sudah mulai rasa ga karuan yang mana lebih cenderung ke ilfeel, maka segeralah tanamkan sikap respect kepadanya. Bagaimanapun dia adalah sosok pejuang bagi kehidupan keluarganya. Ingin mencukupi kebutuhan keluarganya sekalipun dengan cara yang salah. Dengan sikap respect maka kita akan terhindar dari sikap benci. Sekalipun setiap yang bersangkutan pamit untuk ini dan itu hambar rasanya. 
Allah memberikan banyak jalan kepada kita untuk menjemput rejeki. Jika kita tidak pandai bersyukur maka kita hanya akan merasa kurang dan kurang. Kalau ditanya pasti kurang karena kebutuhan manusia tidak akan pernah habis terlebih di zaman yang hedonis ini. Lantas apa kuncinya? Yaa kuncinya tidak lain tidak bukan yakni bersyukur seberapapun rejeki yang diberikan Allah. Bukankah sudah dijelaskan bahwasanya ketika kita mensyukuri nikmat Allah maka Allah akan melipatgandakan nikmat tersebut? begitu juga sebaliknya akan diberikan azab yang pedih jika kita tak pandai mensyukuri nikmat dan karuniaNya. 

Nah rejeki yang diberikan Allah tidak terbatas akan materi. Kesehatan, keluarga bahagia, anak sholeh, sahabat baik adalah sederet contoh nikmat dan karuniaNya. Yuk pandai2 bersyukur atas anugrahNya yang tak mampu kita hitung ini? Salah satunya menjalankan amanah dan tidak berbuat curang di dalam bekerja. Dengan harapan mendapatkan hidup yang mudah, berkah dan kedamaian. Aamiin
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

ga usah baper

Tidak semua apa yang kamu lihat dan kamu pikirkan itu sama dengan realita. Dalam komunitas yang heterogen alangkah bijaknya jika kita masing2 individu mempunyai rem agar satu dengan yang lain tidak tumpang tindih praduga tak bersalahnya. Jika kita tidak dilibatkan dalam suatu acara maupun kita merasa adalah orang yang tidak pernah diajak dalam setiap kegiatan, so ga usah baper maka selayaknya;

Stay  cool
Woles aja gaes, tidak semua momen harus kita ketahui dan ikut partisipasi kan?. Kembalikan praduga yang bergelayut  dalam pikiran ke arah yang seharusnya. Pikiran positif  itu akan berdampak positif pula dalam perjalanan  psikologis kita. Begitu juga sebaliknya, pikiran negatif akan menggiring kita ke arah yang hanya akan mengotori hubungan dalam komunitas tersebut. Terlepas benar atau tidaknya dugaan kita.

Stop kepo
Kita tau tidak diajak dan dilibatkan dalam sebuah momen misalnya, yaa udah wolesin  ajah. G usah cari tau ini dan itu. Kenapa? Karna bikin sakit hati. Kita harus legowo bahwasanya orang hanya akan mengajak orang yang mereka pikir asik dan nyaman. Nah momentum ini asik buat instrospeksi  diri. Seberapa kita disukai orang. Seberapa asik pribadi kita bagi sesama.

Tak semua harus ada kamu kan?
Kita bukanlah lilin dalam kegelapan yang kehadirannya sungguh dinanti. Bisa jadi justru kamu sebaliknya. Di dalam komunitas bisa jadi kita adalah orang yang paling tidak disukai namun kita terlalu percaya diri sehingga sensitivitas melemah. Sejauh ini orang2 bisa jadi ngemong kita, tapi lama kelamaan jarang loh yang kuat dengan karakter yang mungkin boleh dibilang aneh itu. Jadi ketika kita merasa ga pernah diajak hangout misalnya, bukan berarti mereka membenci kita. Mungkin mereka hanya tak nyaman saja jika mengajak kita, ga mau merusak acara lantaran ocehan yang tak penting itu. Maka kita haruslah pandai2 instrospeksi diri atas kelakuan selama ini. Mana ada sih yang nyaman jika lagi asik kongkow tapi yang bersangkutan mendominasi dalam pembicaraan? Mana ada sih yang tahan jika yang bersangkutan selalu membicarakan anaknya yang lucu [selalu dan selalu], padahal kita semua tau yang punya anak lucu tidak hanya yang bersangkutan. Nah hal2 kecil ini yang kadang dilupakan. Inginnya didengar dan didengar.
 
So jangan sok merasa orang penting dan dibutuhkan deh. Hal tersebut akan mengasah diri kita agar selalu tau dan mawas diri. Iyaa tau siapakah diri kita. Seberapa banyak kah teman yang nyaman dengan karakter yang kita miliki. Jika mau mengambil sisi positifnya justru akan menjadikan diri kita semakin baik, namun kalau pikiran negatif sudah mendominasi ya yang ada hanya su'udzon dan sebangsanya. Kuncinya, orang hanya akan nyaman dengan orang yang asik versi yang bersangkutan dan mungkin kita bukan tipe teman asik di komunitas tersebut. Ada baiknya kita mencari patner yang sama2 mampu dan mau mengerti karakter kita. Dan bersikaplah biasa sajalah plus ga usah dilebih2kan.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia


ketulusan tak lekang oleh waktu

Bahagia itu salah satunya mempunyai rekan kerja yang enak diajak sharing apapun. Yaa tidak monoton dengan urusan pekerjaan saja. Layaknya dosen dengan mahasiswa yang sedang berdiskusi mengenai nilai dan makna sebuah kehidupan. Kuliahnya tak terbatas jam dan tempat. Seketika ada momen nyante, maka secara otomatis terjadilah interaksi bernilai  tersebut.

Orang yang tulus maka akan bertemu dengan orang yang tulus pula. Begitu juga sebaliknya orang yang suka melihat apapun negatif maka akan nyambung dengan karakter yang ga jauh beda. Dunia ini adil sob. Sekali dua kali mungkin kita mampu berpura2 bertahan dengan karakter orang tapi untuk ketiga dan seterusnya siapa yang mampu menjamin? Kepura2an hanyalah lem sementara untuk nyaman dengan seseorang, dan bisa kapan saja kepura2an  itu akan tak ada fungsinya karena dalam menjalani tak menggunakan hati.

Lantas adakah sebuah pertemanan yang asiik dan menyenangkan dapat awet tanpa ada komunikasi intens? Jawabnya ada pake banget. Hal ini sangat kontras dengan fenomena di alam ini. Yang mana terlihat dekat dan empati di layar 5 inci sedangkan di alam nyata acuh tak acuh seolah tak peduli dan tak pernah kenal. 'Gws say, semangat bro, TTDJ,etc' adalah sederet contohnya, sedangkan ketika bertemu malah autis dengan layar 5 inci-nya seolah tak pernah ada komunikasi sebelumnya. 

Lantas bagaimanakah cara agar pertemanan itu bener2 berkualitas meskipun tanpa ada komunikasi intens? Jawabnya belilah dan pasanglah sebuah ketulusan. Maksudnya bagemana? Yaa ketika sedang berinteraksi di dunia nyata gunakanlah hatimu. Minimal kamu tau alasan mengapa tertawa. Hadirkan pikiran dan nyawamu saat ngobrol dengan mereka. Tentunya layar 5 incinya ga perlu tuh rasanya ada digenggaman perkecualian jika kamu ga menggenggam layar tersebut ayam2 tetanggamu mendadak disko dan kejang. Nah loh...

Tak ada komunikasi intens namun tiap bertatap muka bawaannya ngakak dan suasana asiik aja jatuhnya. Kok bisa? Dan itu hanya terjadi kepada orang2 yang memang menggunakan hatinya ketika berkomunikasi dengan anda. Jika hanya salah satu pihak saja maka tidak akan terjadi pola komunikasi mengasikkan  tersebut lantaran tidak adanya kemistri. Sebaliknya, kemistri itulah yang mengikat satu dengan yang lain sehingga hubungan yang tercipta tanpa komunikasi intens di layar 5 inci mampu lebih berkualitas dan lebih  mengasikkan tanpa ada embel2 pura2 empati/peduli. Mau coba? Monggo..

Tulisan ini terinspirasi dari mereka. Yaa mereka temen2 yang boleh dikatakan "KONCO MUMET" yang lantaran kesibukan dan padatnya aktivitas masing2 nyaris tak pernah ada komunikasi intens. Namun jangan tanya ketika kami bertemu. Perut kram itu sudah pasti dan seolah kami yang memiliki dunia ini,, yang lain pada ngontrak kali yes.. Ketika kami ketawa, kami paham alasan mengapa kami tertawa? Dan bukan pura2 tertawa ataupun ikut2an tertawa. Dan benar sekali momen gila itu suatu saat akan membangkitkan kenangan lama yang abstrak bentuknya namun lekat dijiwa yang mana menjadikan magnet untuk mengulang sederet cerita2 konyol yang telah kami bingkai sebelumnya. 

Nyatanya ketulusan tak lekang oleh waktu...
Hai kamu yang sedang menunggu kelahiran jagoan kecilmu, kamu yang nyaris jadi penyempurna agamaku, kamu yang lagi kegandrungan gowes, dan kamu yang jadi penetral ketika kekonyolan mulai akut,, ketahuilah kalian luar biasa di dalam kehidupanku. Buat kamu, kamu, kamu dan kamu yang entah lagi apa dan dimana, kalian mengajarkan arti besar ketulusan. Ketulusan yang tidak kita ciptakan namun pemberian-Nya. Ketulusan yang tidak kita rencanakan namun kejadian. Dan ketulusan yang membungkusnya menjadikan alarm dalam setiap langkah kita yang menyadarkan bahwasanya kamu, kamu, kamu dan kamu adalah salah satu bentuk kado indahNya. Sehat dan bahagia selalu gaes, jika sudah saatnya nanti kita ciptakan momen gila [selanjutnya].

hadapi jalani syukuri

Kita tak mampu memebendung apa yang akan diomongkan oleh orang lain terhadap diri kita. Baik ataupun buruknya. Fitnah atau faktanya. Dan sejenisnya. Sayangnya jika terjadi permasalahan, kita cepat kebakaran jenggot dan langsung menyembur tanpa melihat fakta yang sebenarnya. Apakah itu gosip taupun fakta.  Pada dasarnya orang suka melebihkan, mengurangi dan memutarbalikkan omongan. Hal yang paling diatakutkan yakni kita tertuduh pada sebuah sudut, sedangkan kita tak pernah melakukukannya. Sehingga yang ada pertengkaran dan prasangka negatif yang berujung permusuhan. Capek juga jika berada dalam lingkaran hitam tersebut, sedangkan kita sendiri tak mampu keluar. Lalu apa yang harus dilakukan?

Hadapi
Apapun yang tersiar kabar tentang kita baik buruk maka hadapi dengan senyuman. Jika ada orang salah paham dengan isu yang berhembus dan kita yang tertuduh maka klarifikasilah dan meminta maaf. Jika orang tersebut tidak mau menerima argumen kita maka tetap minta maaf dan ceritakan yang sebenar2nya. Selebihnya urusan yang bersangkutan apakah mau percaya yang mana??

Jalani
Maksudnya? yaa ambil pelajaran dari setiap kejadian yang menimpamu. Dengan siapa dan bagaimana ceritanya. Terlebih sebagai anak baru harus pinter2 dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lama. Tampung omongan semua dan filter. Kita sebagai anak baru misalnya harus punya prinsip. Tidak mudah terpovokrasi. Tetetp berhubungan baik dengan semua orang tanpa harus nge-blok kanan dan kiri. Dan itu jauh menyenangkan dan membahagiakan. Hubungan yang sudah terbina baik jangan sampai rusak lantaran mulut yang ga bisa mengkondisikan. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, maka belajarlah dari si hikmah agar kedepan lebih bijak.

Syukuri
Kok permasalahan harus disyukuri? Iyaa karna masalah mengajarkan kita untuk lebih baik lagi. Apapun bentuknya pasti mempunyai misi agar hidup kita semakin bijaksana. Rasa syukur itu akan membawa kita slow dan pasrah akan ketetapan Allah. Dan apa dampaknya?Kita akan lebih calm, aware and care.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

ayah ibu, beri aku contoh saja

Yang dibutuhkan anak dari orang tuanya adalah contoh dalam kesehariannya. Sederhananya, jika menginginkan anak yang rajin gosok gigi sebelum tidur misalnya maka orang tua lebih dahulu melakukannya. Dari kebiasaan yang dilihatnya, secara otomatis menggiring  si anak untuk mencontohnya. Tanpa bentakan dan makian dengan ikhlas si anak akan melakukan kebiasaan yang selalu dilihatnya. Sederhana namun kadang kita lupakan. Yaa 1 contoh lebih berarti daripada 1000 nasihat mungkin peribahasanya. 

Kebiasaan2 yang setiap hari dilakukan oleh orang tuanya akan nyentel di benak anak2nya, baik kebiasaan negatif ataupun positif. Jadi sangat lucu sekali jika dalam waktu yang bersamaan, si orang tua menginginkan anaknya sholat maupun ngaji sedangkan si orang tua asyik dengan gadget-nya. Iyaa si orang tua justru senyum2 sendiri menatap layar hape ukuran 5 inci itu. Kalau anak ga hafal bacaan sholat salah siapa? salah anak-kah?

Sama halnya ketika si anak tumbuh dewasa kelak. Sosok orang tua akan selalu mengena di benaknya. Orang tua yang dengan keterbatasan keilmuan tapi tetep mensuport anak untuk maju. Wejangan2 orang tua  mengaung2 di telinga anak agar kelak menjadi "orang" yang mampu bermanfaat bagi sesamanya. Tumpuan besar itu ada di pundak anak untuk menjadi orang yang mampu membanggakan dan membahagiakan orang tuanya. Sosok perjuanagn orang tuanyapun akan selalu diingat dan menjadi rem jika si anak sudah mulai tergoda untuk nakal. Begitu juga sebaliknya, jika si anak tidak mendapatkan figur orang tua maka laksana asap yang begitu saja hilang dan tak berbekas. Hidupnya gontai dan tak ada pegangan, dan parahnya disebuah kondisi mengembalikan kesengsaraaan dan penderitaan si anak lantaran orang tua tak pernah mencontohi. Naudzubillah.

Laksana roda yang berputar, fase anak pun akan berganti menjadi menjadi fase orang tua. Sekalipun ber-background keadaan yang tidak menyenangkan maka kita juga harus move on. Memutus rantai penyesalan dan penderitaan. Jangan warisi anak2 kita dengan pengalaman yang tidak mengenakkan yang pernah kita rasakan sebagai anak dahulu. Sejatinya, kesuksesan anak adalah cerminan kesuksesan orang tua dalam mendidiknya.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia


hakim di kehidupan orang lain

Pasti sering denger kata2 sinis "eh dia kok belum nikah ya? Padahal umur udah tuwir loh, teman sebayanya aja anaknya dah SD,..." atau "eh mereka kok belum juga punya anak ya, padahal dah 10 th, mereka terlalu sibuk sih" etc,... Ya itulah hal yang dekat di kehidupan kita. Orang yang justru  dekat dengan kita malah  nyiynyir  di garda paling depan. Seolah jika kita tak seperti kebanyakan pada umumya kita ini dosaa dan hina yang sangat layak untuk di bully. Mereka tak mau tau apa yang sedang dihadapi di kehidupan orang yang sedang ia bully.

Mengapa ia belum menikah?
Bagi sebagian orang menikah bukanlah perkara yang mudah. Mereka ingin mempersiapkan pernikahan dengan penuh kesiapan. Baik mental, material maupun spiritual  mereka. Merekapun menginginkan kebahagiaan yang juga diimpikan  oleh semua orang termasuk orang yang selalu membulinya. Hanya saja fokus mereka berbeda. Orang yang suka membully memfokuskan kepada kelemahan yang bersangkutan. Sedangkan ia yang dibully  terus memperbaiki  diri agar semakin  lebih baik dan semakin tertata kehidupannya kelak. 

Mengapa ia belum punya anak?
setiap pasangan sudah pasti  menginginkan keturunan. Ada yang diberi cepat dan agak lama. Lantas jika seluruh kekuatan sudah dikerahkan namun Sang Maha Pemberi belum me-ACC, kita bisa apa? 

Sesungguhnya rejeki, jodoh dan maut adalah rahasiaNya. Namun mereka lebih berfokus kepada rejeki dan jodoh. Mereka sering lupa bahwa maut adalah sesuatu yang juga sudah pasti akan di lalui oleh insan manusia. Jarang yang mennanyakan kapan mati? Anehnya disitu, kalau ada orang yang belum menikah dan belum punya anak jadi bahan gosip, nah giliran maut ga ada tuh yang nanyain "kok kamu ga mati2?".
 
Pelajaran yang bisa diambil dari coretan ini adalah, jangan jadi hakim di kehidupan orang lain yang ujungnya kita sering melupakan privasi seseorang. Tak semua apa yang dirasakan seseorang diumbar di medsos agar khalayak ramai mengetahuinya. Ketika yang bersangkutan kok kelihatannya diam2 saja alias adem2 saja, sejatinya yang bersangkutan sedang proses belajar menghadapai permasalahannya secara dewasa. Yaa secara dewasa, karna yang bersangkutan paham bahwasanya masalah bukanlah untuk diumbar namun untuk dihadapi dan diselesaikan. Dan yang kita lupakan satu lagi yakni usaha dari masing2 orang dalam menyelesaikan masalahnya, kita hanya bisa menyimpulkan tanpa mau melihat dengan dekat bahwa segala daya sudah yang bersangkutan lakukan. Bahwasanya dibalik ketegarannya, ada sebongkah usaha dan pengharapan. Jadi stop kepo dengan urusan orang lain dan stop pula mengahimi seseorang. Kita tidak akan pernah tau apakah kita bisa sekuatnya kalau kita ditakdirkan ada diposisinya?

berempatilah sesuai porsinya

Kukira ini hanyalah sebuah prasangku saja. Ya prasangka lantaran aku terlalu sensitif ketika berhadapan denganmu. Aku tak pernah ada urusan denganmu. Tak pernah ada komunikasi intens diantara aku dan kamu. Kamu bukanlah sahabatku. Kamu bukanlah rekan kerjaku. Kamu hanyalah teman se-almamater saja, tak lebih. Jadi ketika kamu tetiba jijik melihatku di acara profesi tersebut, itu tanda tanya besar dalam hatiku. Ah sudahlah,, ku anggap ini hanyalah perasaan sensitifku saja.

Hari berganti hari,, dan rutinitas tahunan profesi ini  mau ga mau mempertemukan kita. Ya dengan polosnya kamu mengutarakan ketidaksukaanmu terhadapku dengan teman sahabatku. Dan judulnya kamu terhasut omongan orang lain too. Ya omongan orang yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sekalipun jika ini benar, ini semua ga ada hubungannya denganmu, wahai teman!! Terlebih apa yang kamu dengar adalah berbanding terbalik. Lalu jika ga ada hubungannya denganmu, kenapa kamu harus membenciku?? Sedih pasti, tapi yaa sudah. 
#Kita ga akan pernah mampu mengontrol orang2 untuk menyukai kita.

Ketika mengalami kejadian ini rasa sakit pasti. Lebih tepatnya tanda tanya "kok segitunya dya". Tapi Allah memberikan pesan dalam setiap kejadian. Termasuk didalamnya kejadian diatas. Rasa syook berganti dengan rasa syukur. Kok syukur? Ya karna aku mampu memiliki bekal baru untuk menghadapi situasi yang boleh jadi harus ku selesaikan dengan rumus ini. Rumus "berempatilah secukupnya". Aku tidak membenci teman diatas. Aku mencoba memahami, dya mungkin terlalu empati dengan temannya yang seolah menjadi korbanku. Dan sangat wajar jika dya langsung membenciku dan melihatkupun seolah ogah. Tanpa melihat apakah hal tersebut benar adanya atau tidak?. Jadi jika ada teman bahkan sahabat kita curhat hingga nangis darah sekalipun, selayaknya kita jangan berlebihan dalam berempati. Berpikirlah jernih. Segala sesuatu itu ada akibat lantaran ada sebab. Kalau kita tidak mampu mengontrol logika dan perasaan, sudah pasti kita akan membela mati2an sahabat kita karena informasi hanya ada dalam 1 sisi saja. Ya hanya versi sahabat kita, tanpa memperdulikan sisi lainnya. Sedekat apapun kita dengan sahabat kita, kita harus bersikap jernih bukanlah menjadi kompor. Kenapa? Logikanya orang yang lagi sakit hati, umumnya akan berpikiran dengan perasaannya, bukan logikanya. Kita yang tidak mengalami masalah, selayaknya meluruskan sahabat jika dya memang tidak benar pemikirannya. Usahakan jadi penengah dengan cara kita. Terlepas benar/salah posisinya.
#berempatilah sesuai porsinya

Allah mengirimkan sahabat tidak untuk menemani kita ketawa-ketiwi saja melainkan untuk meluruskan kita ketika kita salah. Jangan anggap teman yang tidak sepahaman dengan pola pikirmu adalah salah. Setiap orang memiliki jalan pikirnya yang beragam. Memang kita tak pernah akan sama dengan semua orang. Tapi, kita mampu hidup dalam keberagaman pola pikir yang ada dengan satu kunci yakni tidak fanatik dan open minded. Jadi ketika sahabat kita merasa tersakiti dan terkhianati, tugas kita menghibur dan mencarikan solusi, bukan memperkeruh dengan argumen2 kita sehingga keadaan semakin runyam. Satu lagi yang tidak kalah penting yakni tak perlu ikut2an benci. Sekali lagi itu bukan ranah kita. Karna benci tak akan membuat orang semakin bahagia kan?.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

bahagia itu kita yang ciptakan

Mempunyai setumpuk  uang mampu membuat bahagia. Memiliki  koleksi berlian emas permata juga mampu membuat hati gembira. Tapi apakah kebahagiaan harus diukur dengan materi? Pertanyaan ini yang kadang menggelitik relung hati. Lantas apakah bahagia hanya milik orang2 yang berada? Nasib orang2 yang kurang bagaimana? Apakah tidak boleh merasakan kebahagiaan selayaknya mereka?

Bahagia dan tidaknya hanya kita yang dapat  rasakan sebenarnya. Kalo kata2 diatas hanyalah bahagia dimata orang lain. Ingin terlihat bahagia dimata orang lain tepatnya. Sekalipun yang ada di dalam dirinya entah singkron  apa tidak. Jadi bahagia sebenarnya milik siapapun yang menginginkannya. Mau kaya mau raya, muda setengah baya bahkan lansia, jika menginginkan kebahagiaan bisa2  saja kok. Karna bahagia adalah kita yang buat. Bukan bergantung dengan omongan mereka karena bahagia itu kita yang ciptakan.

Hiduplah sesuai kemampuan
Siapapun pasti menginginkan gaji yang besar dengan tunjangan ini dan itu. Tapi apakah kita sadar semakin gaji besar maka pengeluaran akan mengikutinya.Jadi apa yang terlihat di orang lain hanyalah bias cahaya. Pinjam istilah orang jawa "urip ki wang sinawang". Kita hanya melihat kebahagiaan yang tercipta di diri orang lain lantas membandingkan apa yang kita punyai. Sontan saja terasa njeglek alias terpaut jauh. Hal tersebut tidak adil rasanya mengingat kita terlalu kufur terhadap nikmat Allah yang tiada kiranya ini. Kita hanya berfokus terhadap apa yang kita lihat saja tanpa mau melihat "dibalik layar" yang bersangkutan dalam menjalani hidup. Seyogiya kalau "iri meri dengki" kehidupan seseorang, harusnya sepaket dengan "iri meri dengki" dengan penderitaan orang tersebut.
#bahagia kita yang ciptakan

Ini hidupmu bukan hidup mereka
Jangan jadikan omongan orang lain menghalangi langkah2  suksesmu. Ingat bukankah ini hidupmu? Bukan hidup mereka? Kalau mereka hobinya komentar, memang yang mereka bisa itu,, no more. Sangat manusiawi jika komentar2 itu justru yang membuat kita down. Masuk kanan keluar kiri, ga usah dipikir2 terlalu dalam. Jika omongan mereka mengandung unsur kebaikan bagi kita, monggo diambil sesuai porsinya saja.
#bahagia itu kita yang ciptakan

Ubah cibiran  menjadi kenyataan
Tanpa realisasi, mimpi2 kita tak akanmenjadi nyata. Bagaimana caranya? Dengan menakhkukkannya. Jika cibiran  menggiring kami untuk menyerah, maka tekad dan keyakinanmu  hendaklah yang menyelimutimu. Tak perlu membuktikan cibiran  mereka itu salah. Buat apa? Yang harus dilakukan segera bangun dan fokus terhadap apa yang akan kita lakukan. Usaha maksimal wajib pula dan ikut-kan Allah disetiap usaha kita. Pasrahkan semua daya kekuatan hingga keletihan yang telah kita lakukan padaNya. Agar selanjutnya menjadi urusan Allah. Sekalipun hasil tak seperti yang diharapkan, maka sejatinya Allah menginginkan kamu menjadi orang yang lebih joss lagi. Allah menginginkan kamu untuk usaha lebih giat dan lebih fokus. Allah ingin melihat seberapa tekad yang engkau miliki. Allah ingin melihat kamu lebih dari apa yang kamu inginkan. Lihatlah ketapel, semakin karetnya ditarik kebelakang maka apa yang terjadi? batu tersebut akan melesat lebih tinggi maupun lebih jauh. Yaps itulah contoh yang mampu kita aplikasikan ketika kita sedang dalam keadaan terpuruk. 
#bahagia itu kita yang ciptakan

Bukan lagi menjadi alasan untuk tidak berbahagia dalam menjalani kehidupan ini. Jika keadaan kita sedang tak bersahabat, maka peluklah ia erat2  dan katakan "aku akan tetap baik2 saja". Ya semua akan baik2 saja atas ijinNya. Tak perlu risau akan hari esok. Karna Allah telah merencanakan kebahagiaan kepada setiap orang yang Ia kehendaki. Lalu bagaimana caranya agar bahagia itu menjadi sahabat kita? Jawabnya hanyalah satu yakni bersyukur. Mensyukuri setiap detak dan detik yang melekat di diri kita, apapun itu baik dan buruk senang dan susah. Rentetan rasa syukur sangatlah luas, salah satunya mampu bahagiakan orang lain. Yaa membahagiakan dengan cara yang bisa kita lakukan. Dan ketika kebahagiaan kecil saja yang kita berikan kepada orang lain dengan tulus iklas, maka dengan sendirinya kebahagiaan lainnya menantimu. Karena bahagia itu magnet, yang akan mendekat dan menempel dengan orang2 yang memiliki karakter sama.
#semoga bermanfaat & hidup bermanfaat

hikmah bertemu dengan orang yang hobi menguliti kesalahan orang lain

Jika kamu gemar menguliti kesalahan orang lain, aku mah bisa apa. Mungkin kamu sempurna yang tak pernah berbuat kesalahan secuilpun. Sekali dua kali  masih dalam tahap pemakluman, siapa tau karakter "hebatmu" ini bisa berubah. Namun jika berulang kali dan kamu lakukan kepada setiap orang berati ini sebuah watak. Watak tak mampu dirubah perkecualian dengan watuk. Yaps watuk dapat diobati. Baiklah, tak mengapa mungkin ini takdir yang harus dihadapi dengan orang yang mempunyai karakter luar binasah yang dengan mudah menguliti kelakuaan orang lain.  Sakita hati mungkin yang dirasakan ketika menjadi korban kelakuannya, namun apakah kita sadar, Allah memiliki alasan mengirim orang yang mempunyai hobi menguliti kesalahan orang lain agar:

bercermin akan kelakuannya
Kenapa kita harus bercermin? Bukankah kelakuannya negatif? Yaps kita wajib bercermin dari kelakuannya agar kita tidak memperlakukan orang lain seperti yang ia lakukan kepada kita. Agar kita tidak merasa lebih baik dari orang lain. Yang terlihat mungkin orang lain itu bodoh dan gagu, namun kalau kita mau mempreteli dan melihatnya lebih dekat jangan heran kalau kita jumpai hal2 yang sebaliknya. Seringkali yang terlihat sepintas di orang lain adalah bingkai luar yang tidak bisa direpresentasikan sebagai kepribadian seutuhnya. Misalnya dalam sebuah rapat, ada orang yang hanya angguk2 dan senyum ketika melihat hampir semua orang beradu argumen. Apakah orang tersebut bodoh lantaran tidak mengutarakan pendapat? Apakah orang tersebut tak punya nyali untuk ngomong di depan umum? Jawabnya sekali lagi tidak. Justru orang tersebut pandai. Pandai menempatkan diri. Yang bersangkutan paham adakalanya diam itu lebih baik. Tidak semua orang diam itu bodoh. Kalau semua orang pengen ngomong, lalu siapa yang akan menjadi pendengar dari aspirasi2 tersebut? Ya itulah fungsi bercermin, bukan untuk meniru namun sebagai rem agar kita tidak mencontoh dan melakukan hal yang sama kepada orang lain.

melatih kesabaran
kesabaran itu perlu latihan. Sabarpun akan membuat hidup kita mudah. Kok bisa? Ya dengan kesabaran kita tidak akan memusingkan perlakuan orang lain ke kita. Biarkan saja mereka berbuat seenaknya. Selagi kita masih dalam rel yang benar maka  cuekin saja. Yaps EGP. Sekalipun perlakuannya bikin kerutan semakin ketara. Tapi ada kabar baik dari sabar yakni membuat kita awet muda, karna tidak sedikit2 kelakuannya kita pikirkan. Dalam Bahasa Jawa bisa diambil istilah ndableg.

Jadilah orang baik
Tidak semua orang akan menyukai dan sepaham dengan kelakuan kita dan dengan pola pikir kita. Kita baikpun ada saja yang mencela, terlebih kita jahat. Mungkin orang berhobi menguliti kekurangan orang lain awalnya akan mempunyai banyak teman lantaran ia menjadi narasumber dari orang2 yang berhobi gosip, terlebih itu hot news. Tapi mau sampai kapan? Orang2 juga bakal menilai kok. Ya sebaik2 kita menyimpan bangkai pasti akan tercium juga cepat atau lambat. Ingin punya banyak teman? Jangan sekali2 dengan menjelek2kan orang lain itu kuncinya. Jadilah dirimu sendiri, jika ingin menjadi yang baik jangan samapai menjelekkan orang lain. Jika ingin menjadi pionir jangan sampai menjatuhkan orang lain. Buat apa kita punya banyak teman, posisi kerjaan bagus namun dengan cara yang tak terpuji. Bisa jadi orang2 segan pada diri kita di depan, namun jangan salahkan jika dibelakang kita mereka mutah. Mau? Naudzubillah.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

ketika orang dalam lebih menarik

Ada disebuah titik dimana usaha maksimal dilakukan namun birokrasi kerjaan tetap saja rumit dan njlimet. Lobi kanan dan kiri pun sama saja hasilnya dan nihil alias zonk  adanya. Pengabdian tahunanpu tidak ada artinya sama sekali,  perkecualian jika mempunyai orang dalam.

Zona tersebut hanya berisi bosan dan bosan. Pura2 baik2 saja pun hanya akan bertahan itungan  jam. Rasa bosan itupun  akan berujung emosi yang entah muaranya dimana. Terlebih posisimu  selalu kalah dengan anak baru  yang punya "bapak" disana. Kita anak "yatim" mau mau marah dengan siapa? Mau menuntut keadilan rasanya pun akan sia2 belaka. Emosi  yang tak kunjung henti akan berakibat buruk bagi psikologis kita. Untuk itu kita bisa mensiasati dengan beberapa hal berikut:

Arahkan energimu  untuk hal positif
Menulis salah satu pelampiasan positif dari energi dan semangat 45 yang sudah kita bawa dari rumah. Semangat pagi tersebut akan mengubah emosi2  tersebut menjadi hal produktif. Menulis apapun yang akan melegakan pikiranmu. Sehingga pikiran dan hati tidak sumpek alias penuh sesak dengan aura negatif. Menulis artikel hingga mengikuti perlombaan yang berhadiah bisa dicoba dan dipraktekkan. Singkat kata, sinambi  menunggu  keajaiban di tempat kerja, kita alihkan dan fokus ke solusi yang produktif. Jadi menunggu kita tidak akan menjadi menunggu yang sia2 tanpa makna. Jika oneday  memang di tempat kerja sudah tidak dapat dipertahankan maka kita tidak akan kehabisan ide karna passion  kita sudah kita bangun. Ya menulis contohnya.

Realistis saja
Kenyataan memang tak selamanya indah bak rencana dan angan kita. Sudah waktunya move on dari keadaan yang menyakitkan  tersebut. Pikiran positif dan realistis harus selalu on-kan agar tidak gegabah. Maksudnya bagaimana? Sekalipun kita stag  di tempat kerjaan dan selalu kalah dengan mereka yang punya "bapak" tapi kita harus menimbang2  sebelum memutuskan untuk keluar. Keluar kerja sebelum mendapatkan kerjaan di tempat lain juga sama aja boong. Bukannya meniadakan masalah justru menambah masalah. Terlebih cicilan per bulan dan berbagai kebutuhan wajib dibeli.  Jadi, berpikirlah realistis wajib dilaksanakan dan dipunyai dalam pengambilan keputusan.

No Drama
Hidup kita mungkin sudah laksana drama sinetron, maka jangan menambahi untuk merunyamkan  hal tersebut. Tak perlu pula setiap orang tau akan derita kita. Cukup adukan semua kegalauanmu  padaNya. Kepada Sang Empunya kehidupan. Tuhan punya berjuta cara untuk menaikkan kita disebuah posisi tertentu. Itupun jika kita peka dan mau selalu berusaha. Karna usaha  keras tak akan pernah berujung dengan kesia2an. Hanya saja kita mau menunggu "kado" dari usaha kita atau tidak. "Sabarlah sejenak" kata Tuhan bisa berarti sejauh mana kita bersabar dan berusaha sekuat mungkin sekalipun kita dalam keterbatasan. Seberapa pantas kita mendapatkan kado terindah itu. Begitu juga dalam hal jodoh. Banyak misteri Tuhan yang kita ga pernah sangka2. Ribuan orang yang kita kenal, bisa jadi jodoh kita adalah sahabat kita sendiri, adik teman kerja, ataupun orang yang memang orang asing yang ga pernah sama sekali kita kenal. Yang jelas, setiap usaha pasti akan membuahkan hasil. Setiap puasa pasti akan ada masanya untuk lebaran dan mataharipun  akan ada masanya digantikan oleh rembulan di malam hari. Untuk  itu, ga perlu drama, yang diperlukan semakin dekatkan padaNya dan berkompromi dengan takdirNya agar senantiasa mudah dalam menjalani hidup yang indah ini.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

tak ada salahnya menjadi wanita mandiri

Ketika kamu mendapati ada seorang wanita yang seolah kuat dan mandiri yang terkesan tidak membutuhkan bantuan orang lain sejatinya dia hanyalah wanita biasa. Ketika kamu melihat seorang wanita dewasa yang berkarir bagus yang selalu sibuk dengan tumpukan  kertas di meja kerjanya, sejatinya ia menginginkan kondisi pada umumnya, layaknya teman sebayanya yang selalu mengganti DP dengan foto keluarga kecil bahagianya ataupun foto lucu  baby-nya, bukan foto kesendiriannya. Perlu dipahami  pula, wanita tersebut  sedang memperjuangkan hidupnya. Bukan semata2 ingin menjadi wonderwoman. Jauh di lubuk hatinya tersimpan rasa dan keinginan yang sama dengan wanita pada umumya rasakan. Tapi si wanita ini paham hidup ini perlu perjuangan. Ada hal2 dalam kehidupan ini yang harus diperjuangkan dengan harapan akan berjalan lebih baik dari yang pernah ia rasakan.

Wanita mandiri bukanlah objek nyiyiran. Harusnya jika dilingkungan kita ada sesosok wanita mandiri  jangan kita bully. Jika dia  belum menikah, doakan setulus hatimu agar dia  segera ditemukan dan disatukan dengan orang yang tertepat bagi dia. Mencarikan jodoh ataupun mengenalkan boleh2  saja, namun jangan buat yang bersangkutan tertekan dengan niatan kita. Sebatas mengenalkan dan biarkanlah selanjutnya menjadi urusan mereka. Terlalu masuk dalam urusannya juga tidaklah baik.

Wanita mandiri juga menginginkan hal2 yang sama yang dilakukan wanita pada umumnya. Menikah dan berumah tangga dengan orang yang tertepat salah satunya. Sempit rasanya jika selalu nge-judge ini dan itu mengenai si wanita mandiri tersebut. Apakah lantaran belum menikah lalu membutakan kebaikan ataupun keunggulan yang ada di diri wanita mandiri tersebut? Miris sekali mendengar nyinyiran orang2 mengenai wanita mandiri ini. Jarang sekali dari kita melihat sisi baik dari wanita mandiri ini. 

Biasanya wanita mandiri adalah tipikal orang yang prepare. Yaps,. mempersiapkan apapun sebaik2nya termasuk di dalamnya urusan rumah tangga. Ia ingin meminimalisir konflik2 yang mungkin akan terjadi di kehidupan rumah tangganya esok, untuk itu sebelum hal indah itu tiba ia lebih mengalihkan fokus terhadap hal2 positif guna mempersiapkan kehidupan rumah tangganya esok. Menambah skill memasak, me-manage keuangan/waktu/emosi, menambah pengetahuan mengenai rumah tangga adalah sederet contohnya. Jadi kenapa harus risih dan reseh jika berhadapan dengan wanita mandiri? Bukankah setiap manusia memiliki cara masing2 untuk menata kehidupannya? untuk mencapai kebahagiaannya? Dan salah satu cara untuk mencapai kebahagiaan adalah tidak mengurusi kehidupan orang lain.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

esok juga kan menikah kok

Menikah ialah fase insan manusia yang bagi satu dengan yang lainnya mempunyai jalan yang beragam. Begitu juga hal yang melatarbelakanginya. Sudah klik, sudah cocok, sudah terlanjur cinta, sudah waktunya hingga sudah tua ialah sederet hal2  yang tidak dapat dipungkiri ikut andil dalam pengambilan keputusan.

Menikah bukanlah semata2 mengenai sex. Ada banyak unsur dalam kehidupan pernikahan yang harus dipersiapkan agar next kehidupan akan semakin lebih baik dan lancar. Tidak dapat dipungkiri faktor ekonomi memiliki akar luas. Maka ketika ada orang yang lebih memilih "lelaki" mapan tidaklah salah, realistis mungkin adanya. Di zaman hedonis ini tidak dapat dipungkiri bahwasanya hidup membutuhkan uang, sekalipun uang bukan segalanya.

Alasan menikah lainnya karena menginginkan ketenangan, ketentraman dan kedamaian. Ada di sebuah titik  dimana kesendirian tidak lagi aman dan nyaman. Berbagai godaan silih berganti hinggap. Ada sebagian orang yang menganggap orang yang belum juga menikah adalah tempat ternyaman untuk menerima hinaan tanpa memikirkan perasaan si yang belum menikah. Ada pula di sebuah kondisi dimana ulah para "penggemar" sudah tidak lagi ramah. Ada saja tingkah yang bikin nelen ludah dan tepok  jidat. Mau marah tapi rekan kerja. Berusaha tidak tersinggung tapi kitanya juga manusia biasa yang masih makan nasi. 

Mau cuek tapi ngganjel  dimata. Memang ada di sebuah masa semua berubah dan berganti. Begitu juga dengan kesendirian. Yang cepat atau agak lambat akan berganti menjadi bersama. Namun prosesnya tidak harus merusak tatanan yang sudah digariskan olehNya. Ada kaidah2 tertentu yang kita harus memegang teguhnya.

Menikah dengan orang yang baik, sholeh dan berpendidikan adalah dambaan semua orang. Berharap dengan kebaikan, kesholehan dan kepribadian yang memiliki pendidikan bagus ia akan menjadi lebih bijaksana, santun, gemati dengan orang tua, tanggung jawab, jujur, pejuang tangguh serta mampu membahagiakan orang yang ia sayang.

Yang harus dilakukan untuk para orang yang sedang berjuang mendapatkan jodoh terbaik adalah yakin akan ketetapan Allah. Allah tidak pernah ingkar janji. Ia menciptakan orang berpasang2an. Lalu jika hari ini belum juga menikah, bisa jadi esok atau lusa rencana indah Allah akan menjadi nyata yakni menyatukan dengan jodoh terbaiknya. Yang tidak akan pernah ada penyesalan dalam kehidupannya lantaran skenario Allah sangat indah dan berujung dengan kalimat "oh ini toh maksud Allah men-delay jodohku kemarin". Kalimat seperti diatas dapat muncul lantaran ia merasakan dan mengalami bahwasanya rencana Allah jauh lebih baik dan indah daripada rencana dirinya.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

legowo

Ada disebuah masa dimana kita dicintai orang namun kita justru mencintai orang lain. Ada di sebuah titik  dimana  usia memberikan warning untuk mengakhiri  kesendirian. Ada disebuah persimpangan dimana menyuguhkan beberapa alternatif  pilihan dalam sebuah kehidupan. Mencintai dan dicintai adalah sebuah fitrah manusia. Tidak tau kapan cinta itu datang? Seberapa kuat? Dan sampai  kapan? Yang ku tau cinta datang dengan caranya yang beragam, natural dan apa adanya. Dan dihadapkan dalam situasi dan kondisi dimana kedewasaan diperlukan untuk mendamaikan hati.

Menolak cinta bukan berarti cintanya salah, ada sosok cinta lain yang mungkin ia butuhkan. Bukan dari yang bersangkutan. Sekalipun usia sudah memberikan tanda merah, kita tetep bisa memilih kepada siapa akan melabuhkan cinta. Memilih dalam konteks ini adalah memilih yang realistis. Menikah adalah dambaan semua orang, salah satunya akan menyempurnakan agama. Dalam prosesnya dan perjalanannya memantaskan diri adalah kuncinya. Jodoh  bak cermin. Terlalu naif jika kita menginginkan  orang sholeh namun kita masih jauh dari kesolihan. Kita inginkan suami yang gemati dengan orang tua, sedangkan kita sendiri sebaliknya. Nasihat ini khusus untuk pribadi saya as self reminder.

Ketika cinta yang datang bukanlah sosok yang kita butuhkan, maka tidak salah kan jika kita belum menerimanya? Kita tetep masih dapat menjadi sahabat ataupun saudara. Ketika sudah jelas di depan mata ada hal yang prinsipil yang bakal menjadi pemicu pertengkaran, maka memilih menjadi teman baik adalah pilihan bijak. Kedewasaan sangat dibutuhkan sekali lagi agar hubungan dengan  yang mencintai kita tetep harmonis sekalipun rasa itu tak bersambut.

Kita sering lupa dan jatuhnya kita sering egois. Mencintai seseorang dan ketika cinta bertepuk sebelah tangan maka kita akan berbalik dengan sikap sebelumnya. Sederet umpatan dengan mudah kita utarakan, padahal sebelumnya memuja bak dewa.

ahhh  cinta..

Dari anak2, remaja, setengah baya bahkan lansiapun  merasakannya.
Atas nama cinta, yang dulu tak kenal menjadi kental..
Yang dahulu biasa menjadi istimewa..
Yang lusa antipati sekarang simpati..
Yang kemarin hening sekarang charming..
ohh  cinta..

Dan "legowo" adalah kata yang sepatutnya menempel dibelakang kata cinta. Ketika cinta ditolak, maka legowo secara sikap dan pikiran. Dengan sikap dewasa sejatinya akan mendamaikan. Tidak lantas diawali dengan cinta dan berujung dengan permusuhan. Bukankah cinta yang agung itu "legowo"?  Merasakan kebahagiaan orang yang kita cinta sekalipun bukan dengan kita?.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

untukmu

Bukan berarti ketika aku menolak cintamu, aku ini sok cantik. Bukan pula aku sok jual mahal. Setiap orang pasti punya angan dan harapan tentang bagaimana sosok yang kelak mendampinginya. Dari harapan ala putri2 di dongeng hingga harapan realistis yang sangat masuk akal.
Ayolah  kita bicara realistis saja!!. Kamu pasti juga punya angan sosok istri yang kelak ingin kau persunting kan?. Yang kelak akan menjadi penyejuk hatimu, penenang jiwamu dan penentram ragamu. Begitu  pula denganku. Inginkan ayah yang baik bagi anak2 ku, imam dunia akhirat dan suami yang bertanggungjawab.

Sederet  harapan realistis ada dalam benak ini. Tak lupa dengan usaha untuk mewujudkannya. Namun sosok  itu bukan dirimu. Ada orang sederhana nan sholeh yang menyita perhatianku tahun belakangan ini. Dya  adalah sahabatku sendiri. Yaa sahabat yang dulu sangat aku benci. Tapi memang benar pepatah tempo dulu,bahwasanya tak baik membenci orang secara berlebihan dan tarrra  aku kena batunya. Dulu benci dan sekarang tetap benci sih namun BENer2 CInta. Sederet harapan2ku mengenai sosok yang aku butuhkan tak kusadari melekat di dirinya. Ya di diri laki2 yang dulu sering membuatku naik darah.

Terimakasih lantaran  waktumu sudah tersita untuk memperhatikanku yang tak penting ini. Percayalah, oneday  kita akan disatukan dengan pasangan masing2  kok. Ya dengan yang tertepat. Semoga kita tetep berhubungan baik tanpa ada unsur kekanak2an yes.. malu tuh ma kucing meong2...

3 cara menjaga hubungan baik dengan sesama

Kita tercipta dari sononya sebagai makhluk sosial, yang katanya tidak bisa hidup tanpa orang lain. Nyatanyapun  begitu adanya. Dalam kehidupan keseharian di sekolah, di rumah, di kantor dan dimanapun kita PASTI bersinggungan dengan hajat hidup orang lain. Yang sering satu dengan yang lainnya tidak sepaham namun harus bisa ngeblen lantaran atas nama profesionalan.
Di kantor misalnya, ada 10 kepala pastinya akan ada banyak isi dan kepentingan yang satu dengan yang lainnya, jika kurang beruntung akan tumpang tindih dan ujungnya terjadi gesekan. 10 kepala dengan segala isi yang unik bisa saja berjalan harmonis bilamana kita mampu menjaga hubungan baik dengan sesama seperti berikut: 

Menahan ego
Maksud disini adalah menggeser ego yang bersifat pribadi ke samping, agar tujuan bersama dapat bekerja dapat berjalan mulus. setiap orang pasti punya keinginan, dan bisa jadi jika kita tak pandai menahan ego maka runyamlah hubungan baik itu. Satu2nya jalan yakni, mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Titik. 

Menghargai tanpa merendahkan
Ada tipe orang yang jika tanpa diminta pendapat ia akan diam saja, seolah ia bodoh dan tak tau apa2. Namun ada juga yang tanpa diminta ia bagaikan kereta api ngomongnya  ga berhenti2  yang ujungnya justru memuakkan. Hidup ini simpel sejatinya. Salah satunya bersikaplah sewajarnya. Kita tetep  akan terlihat baik dan pintar jika kita pribadi  pintar dan baik tentunya sekalipun kita tanpa show of berlebihan. Mungkin kita sekarang lagi diberikan kemurahan Allah untuk  mencicipi  posisi yang bisa dikatakan  lagi nge-hits dan moncer. Tapi.. janganlah kita merasa paling oke dan paling pinter sedangkan lainnya oon. Orang yang bisa dibilang dan terlihat oon bisa jadi hanya menunggu kesempatan tuk  hinggap di dirinya. Orang yang sukses tidak lain karena Allah mengijinkan ia untuk mencicipi kesempatan terbaiknya. Jadi ga ada alasan  lagi kenapa kita mesti nyombong  dan sok, sedangkan semua hanyalah terletak pada kesempatan.

Majulah tanpa merendahkan
Setiap orang mempunyai goal masing2 di  dalam kehidupannya. Ada yang berkeinginan ini dan itu. Ada pula yang berobsesi menjabat di level tertinggi. Semua sah2 saja namun kembali lagi jangan sampai lantaran berobsesi mencapai puncak tertinggi, kamu mengorbankan orang lain yang kamu anggap rendah. Ingat orang yang terlihat lemah bukan berarti sama dengan lemah. Sangat jahat sekali ketika kita mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi kita. Sering kali lupa kalau sudah dalam posisi tersebut, namun selagi kita masih "sadar" kita tanamkan di diri kita masing2 kalo ingin maju dan berkembang dengan kejujuran.
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

diatas langit masih ada langit

  "Keseringan berkomunikasi denganmu, membuatku cepet tua lantaran kerut diwajah semakin merata. Merasakan keanehan yang selalu kau dengung2kan. Andai aku boleh memilih, ingin ku blok saja kontakmu agar pikiranku tetep baik terhadapmu. Bukanlah sebaliknya yang kian hari kian parah saja keunikan yang kau tampilkan.
  Jika dikatakan ganteng,, biasa aja lantaran ganteng itu relatif. Dikatakan mapan,, belum juga masih kontrak. Dikatakan menawan dan pandai,, ga juga lantaran masih banyak yang lebih. Pertanyaannya kenapa kamu merasa jadi orang yang paling top? Knapa belagumu tingkat dewa? Aku bingung harus bersikap apa jika setiap saat kamu selalu membanggakan kehebatan ala2 dirimu? Sedang hati ini muak".

Memang berhadapan dengan orang yang gemar mengumbar kehebatan agaknya mengharuskan kita berlapang dada, terlebih itu adalah orang yang ada di dekat kita. Baik teman maupun tetangga. Ga nyimak ocehannya ga enak,jika nyimakpun bikin telinga semakin memerah. Kesuksesan memang sebuah berita baik, namun tidak segitunya harus diceritakan ke semua orang yang endingnya hanya ingin mendapat pengakuan dari yang lain. Entah peribahasa ilmu padi masih relevan kah di zaman hedonis ini? Yang kian berisi kian merunduk. Logikanya kalau merunduk,, ga pada tau kalau yang bersangkutan punya ini dan itu. Entah lah..
  
Hebat itu sederhana kok. Ga perlu dirinya mempromosikan kehebatannya. Karna orang hebat sekalipun dya tak mengumbar ke publik akan terlihat dengan sendirinya. Ya karna orang hebat tidak memerlukan dan membutuhkan pengakuan dari orang lain. Orang hebat tulus melakukan kebaikan. Hebat itu luas dan banyak bentuknya. Berbakti dan sayang dengan ortu adalah kesekian deretan hebat. Tak perlu menulis status di medsos lantaran membalas budi ortu adalah kewajiban masing2 anak.
   
Anak bisa cumload itu juga bentuk dari kehebatan. Tapi yang bisa seperti itu tidak sedikit. Cumload bukanlah patokan dan barometer untuk mengukur kepandaian seseorang lantaran standar dan mutu univ satu dengan yang lainnyapun pasti berbeda. Yang jadi pertanyaan justru setelah kuliah selesai,, bagaimana yang bersangkutan survive di dunia kerja dan manapun mengimplementasikan ilmunya agar bermanfaat lebih bagi sesama.
   
Rem jitu agar kita terhindar dari karakter sok dan blagu adalah meyakini dan menanamkan bahwasanya diatas langit masih ada langit. Bukan berarti kita tidak bersyukur dengan pencapaian yang telah diizinkan Allah, namun agar kita jangan sok idih merasa paling keren, paling mapan, paling keceh, paling gaul, paling pinter dst. Satu lagi, mungkin jika ada yang berkarakter merasa diatas angin, maka anda dapat menganjurkan yang bersangkutan untuk tidur agak malam. Agar yang bersangkutan tau dan paham bahwasanya kehidupan tidak hanya sekotak seperti halnya yang selama ini ia pahami.
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

cara menyikapi pertanyaan kapan menikah?

Lebaran identik dengan opor,ketupat,nastar hingga deretan pertanyaan kapan nikah?. Opor, nastar,rendang sangat enak dirasakan namun ada satu menu yang bikin perut mendadak kenyang sekalipun kita belum memakannya. Yaps pertanyaan "kapan nikah?".
Wajar dan lumrah jika mereka saudara bahkan tetangga menginginkan kita untuk segera menikah dan berbahagia bersanding dengan pilihan kita. Permasalahannya jika kita belum punya pasangan alias jomblo.Tidak semua permasalahan yang hinggap di diri kita, semua orang harus tau kan alasannya? Jadi ketika ada pertanyaan kapan nikah, berikut dapat dipraktekkan.

Senyum dan katakan minta doanya
Sekalipun pertanyakan  tersebut bikin kuping panas namun cobalah tetep tersenyum dan berlapang dada alias ikhlas.
#pertanyaan itu lagu lama

Katakan,besuk kalau dah saatnya
Hal ini mungkin bisa dipraktekkan  kalau pertanyaan tersebut menyerbu kuping kita. Sekalipun usia kita sudah matang dan pas menikah. Perlu diingat bahwasanya semua ada masanya sendiri2. Sekalipun  teman sebaya sudah mempunyai anak 1 2 3. Perlu digarisbawahi bahwasanya setiap orang memiliki anugrah masing2 yang mana di setiap orang berbeda2. Kalau memang begitu cerita dan alurnya, mengapa harus memaksakan jika belum timing buat kita?
#pertanyaan itu pertanda perhatian

Cuekin aja
Sungguh2 terjadi dan sering mungkin dijumpai disekitar anda. Ada tipe yang setiap berjumpa dengan kita,dya selalu bertanya kapan kita menikah. Selalu dan selalu. Kuping panas sudah biasa namun jatuhnya akan membuat kita ilfil berat dengan si dya. Seolah jika kita belum nikah,dya gatal2 dan mendadak miskin. Sedangkan dya sendiri juga hidupnya belum bener. Namun namanya juga manusia yang lebih mudah melihat kuman di seberang lautan ketimbang gajah yang jelas2 ada di pelupuk matanya.
#pertanyaan itu pertanda kepo dan kurang kerjaan

Lalu jika ada disekitar lingkungan kita ada orang yang belum menikah, belum tentu yang bersangkutan menderita. Setiap orang punya alasan dan jawaban atas kesendiriannya. Bahagia itu tidak ditentukan  oleh single/doble-nya seseorang. Bahagia itu tidak bisa diutarakan namun dirasakan, dan bahagia itu terlihat dari pancaran sorot mata masing2 orang.

Selayaknya kita mendoakan dengan tulus agar dya segera ditemukan dengan jodohnya. Bukan malah di bully dan ditanya terus menerus kapan nikah?. Perlu disadari orang yang membuly kesendirian seseorang itu pertanda hidupnya kurang asyik. Kurang bisa memahami dinamika kehidupan. Yang dibutuhkan orang yang masih sendiri bukanlah cibiran namun pasangan.
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger