Entradas populares

4 Alasan Memilih Diam

"Silence doesn’t always mean “ya” sometimes it means I’m tired of explaining to people who don’t even case to understand”.

Adakalanya orang lebih memilih diam, dari pada harus banyak omong yang sebenarnya hak-nya yang bersangkutan untuk menjawab omongan yang tertuju ke arahnya. Namun, perlu disadari orang diam bukan berarti lemah dan bukan berarti sepakat terhadap apa yang dituduhkan kepadanya. 3 alasan orang lebih memilih diam dan tersenyum ketimbang menanggapi kicauan pedas mereka.

Tak butuh klarifikasi
Kita tak mampu membendung opini dan pendapat orang. Setiap orang memiliki jalan pikirnya sendiri2, sangat lumrah jika satu dengan yang lainnya berbeda. Begitu juga dengan yang namanya penilaian. Orang berhak menilai apapun, baik buruknya. Sehingga ada dalam sebuah kasus orang memuji dan ada sebagian mencaci. Karna penilainnya tersebut bersifat subjektif ataupun relatif. Tergantung yang menilai menggunakan sudut pandang mana. Kembali lagi, ketika orang tersebut suka terhadap kita pasti akan beropini baik, begitu juga ketika yang bersangkutan benci dengan kita, tak mungkin ada opini baik yang keluar dari mulutnya sekalipun kita baik. Kembali lagi sebuah pendapat itu bersifat sangat melekat di diri orang yang bersangkutan, tidak dapat dijadikan patokan bahwa keadaan yang sebenarnya adalah sama dengan apa yang diutarakannya.

Contoh:
#Oh si Tami itu orangnya baik bangeeet,, hatinya tulus, ihlas,   dermawan. Sering kalau aku dikasih makanan, semalem-pun aku dikasih dodol garut bla bla bla bla... (komen positif dari orang yang sering interaksi dengan Tami, sekaligus tetangga dekat kosannya)
#Idih Tami mah orangnya ga’ suka bergaul, cuman ngurung dikamar ajah. Hadah mang besok2 ga’ bakalan butuh tetangga apah?? .. (komen dari orang yang tidak dekat dengan Tami, baik tidak dekat secara pribadi maupun tidak dekat dengan tempat tinggalnya).

Terlihat kan, perbedaan komentar dan pendapat orang lain. Sejauh kita masih dalam jalur yang benar, maka di-ignore-kan aja omongan mereka. Kita hidup bukan untuk mencari penilaian orang2 kok. Mungkin saja mereka berkomentar negatif lantaran mereka tidak mengenal kita secara dalam. Dan kita tak perlu mengklarifikasi bahwa kita adalah orang yang baik agar image kita di masyarakat yang telah pudar dapat kembali bersinar. Kembalikan ke waktu saja, beri kesempatan padanya untuk  membuktikan apakah kita memang seperti itu atau sebaliknya, karna orang baik tanpa harus dipublikasikan akan tetap baik dengan sendirinya.

Hanya kita yang tahu persisnya
Mungkin sering kita rasakan, tatkala kita “dihakimi” oleh kicauan sebagian orang lantaran kita belum kunjung menikah. Dari nanya baik2, pura2 peduli namun terselubung cuman mau ngepoin doang hingga nyiyir ga’ jelas. Pertanyaannya justru terbalik? Kenapa kita yang belum nikah namun mereka  ributnya luar biasa ya??. Belum menikah bukan berarti tidak laku loh!! Segala sesuatu pasti ada alasannya dan hanya yang bersangkutanlah yang tau persis mengapa. Tak ada gunanya kita mengumbar berita di depan umum kan? Kita bukan selebritis yang setiap detik kesorot oleh lensa kamera, bahkan beritanya menjadi trending topic di berbagai media. 

Kita hanyalah orang biasa, yang tak semua alasan ataupun kejadian harus di blow up ke jagad nyata bahkan jagad maya kan?? Tak ada manfaatnya justru malu keless lantaran privasi kita sudah hilang. Yang ada hanya akan menjadi bahan lelucon orang2 ketika kita sering mengobral kisah diri kita didepan umum [red: dunia nyata dan maya]. So think smart guys, karna pada dasarnya mereka suka melebihkan dan mengurangi setiap omongan. Yang dibutuhkan disini, terus berpikiran positif apapun yang terjadi di kehidupan kita. Mengupayakan apapun yang terbaik dengan jalan yang baik2 pastinya. Semua sudah diatur oleh-Nya, namun ikhitiar adalah  kewajiban kita. Hanya kita yang tau apa yang seharusnya dilakukan so cuekin ajah kicauan mereka, anggap saja mereka sayang dan peduli dengan kita.

Tak butuh jawaban
Kicauan yang tak terkontrol cepat atau lambat akan membahayakan. Jangan anggap remeh orang diam. Orang diam bukan berarti yang bersangkutan lemah dan tak berdaya lho!!. Bukan berarti sepakat dengan opini yang menyudutkannya. Hanya saja yang bersangkutan prefer diam daripada membalas omongan miring tersebut. Adakalanya ketika sudah diklarifikasi bukannya surut malah justru semakin banyak spekulasi bertebaran kemana2. Perlu dipahami, setiap pertanyaan tak selalu butuh dengan jawaban kan? Terlebih dengan kicauan. Sambut dengan hati yang lapang, seraya mengamini doa2 tulus yang mereka panjatkan untuk kita. Mungkin saja bentuk perhatian mereka dengan cara seperti itu.

Bom waktu
     Mungkin terlihat orang itu diam, namun apakah kita tahu perasaan yang berkecamuk dalam hati, dalam relung jiwanya?? Ketika dia sudah berusaha menahan sekuat tenaga terhadap nyinyiran orang2 namun selalu saja tak ada habisnya, wajarkah jika diamnya berubah menjadi bom yang mampu meluluhlantahkan keadaan yang semula baik menjadi sebaliknya? Menurut saya wajar, lumrah dan manusiawi. Kita sering tak menyadari, kita terlalu banyak tuntutan terhadap orang lain, kita terlalu sering mengurusi urusan yang bukan urusan kita, kita sering lupa untuk bercermin apakah muka kita ada kotorannya apa tidak?? Yang sering kita lakukan adalah menghakimi orang yang bersangkutan seenaknya tanpa memahami apa yang sedang ia alami dan apa yang sedang menjadi kewajibannya. 

    Miris memang namun ini sudah sering terjadi, bom waktu mampu melelehkan persaudaraan yang dulunya baik menjadi tak berarti. Kuncinya hanyalah satu, bilamana kita mampu memposisikan diri terhadap posisi orang lain saya rasa bom waktu ini tak akan terjadi. Pertanyaannya satu, apakah kita mau, mampu dan sadar akan hal tersebut atau tidak?
     
    Melakukan apapun sejatinya jangan berorientasi dengan pendapat orang, ga’ akan ada habisnya. Bukannya semakin maju namun justru semakin drop lantaran tak dapat melangkah. Luruskan niat karna-Nya, ikhtiar sebaik2 mungkin dan kembalikan kepada-Nya karna tak kan ada yang tak mungkin terjadi jika Ia mengijinkannya untuk terjadi. So, go ahead!!
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

¡Compártelo!

0 comments:

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger