Entradas populares

Juara Itu Ketika Mampu Memaafkan

  
Awal yang baik, tak selalu berakhir dengan baik pula. Begitu juga interaksi dengan  orang terdekat dalam kehidupan kita. Misal teman kerja, sahabat, ataupun tetangga. 1000 kepala begitu juga 1000 isi pikirannya. Barangkali seperti itu-lah kira2.  Manusia pada dasarnya memiliki sifat dan karakter unik satu dengan yang lainnya. Tidak mengherankan jika kadang mengerutkan kening tatkala melihat fenomena tentang berbagai macam karakteristik orang. Ada 2 makna “kok bisa”, yakni “kok bisa”  dalam konteks terpukau nan salut dan “kok bisa” dalam konteks negatif nan heran.

Tak pernah ada yang bisa tahu ending dari setiap hubungan yang kita bina dengan orang lain. Ada yang longlast pek tua tetep komunikasi walau jarak membentang,  ada pula yang putus komunikasi sekalipun jaraknya cuma hitungan meter, bahkan parahnya hanya sekedar baik diluaran sedangkan didalam hati bencinya minta ampun. Kita mengenalnya dengan istilah lamis. Yang artinya hanya manis di bibir saja, dihati hanyalah kebalikannya.

Warna warni kejadian silih berganti menghiasai dinamika kebersamaan yang telah tercipta, sehingga tidak mengherankan konflik kerap menjadi pelengkap dan penyempurna hubungan itu. Ada yang hanya sebentar, ada pula yang membekas luka hingga susah untuk sembuh. Susah untuk melupakan kenangan buruk yang menimpanya. Dan yang ada hanyalah berlama-lama berkerumun dengan berbagai macam luka yang saling bersinergi mengacaukan pikiran kita, tak heran anti pati terhadap mantan sahabat kerap tercipta. Yang terjadi, dulu sahabat dan sekarang pengkhianat.

Lalu apa yang harus dilakukan?? Dan ternyata juara itu ketika kita mampu memaafkan, memaafkan kesalahan diri sendiri tatkala telah mengijinkan luka bersemayam begitu lamanya. Tatkala keegoisan membiarkan hati terluka begitu dalamnya. Luka yang menggerogoti relung hati, hingga mengaburkan pandangan positif terhadapnya. Manusia memang tempatnya salah. Buat apa kita memendam luka yang begitu menyiksa. Lepaskan, lepaskan dan lepaskan,.. maafkan, maafkan dan maafkan. Karna hanya itu yang menjadi kuncinya.

Melepaskan luka yang menjerat pikiran dan energi kita à memaafkan diri sendiri atas keegoisan terlalu lama memikirkan hal2 tak bermanfaat à terciptanya keihlasan, kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman dalam kehidupan.
#semoga bermanfaat hidup bahagia..



¡Compártelo!

0 comments:

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger