Tidak
ada larangan bagi seseorang menilai terhadap apa yang dilihatnya. Ga’ ada ukuran benar atau salah pendapatnya.
Semua sah2 saja dan kita-pun ga’ bisa juga nge-judge
penilaiannya salah ataupun versi kitalah yang paling benar. Kadang dari
penilaian yang hanya sekilas bin seklibetan
menjadi persepsi yang permanen bagi suatu hal.
Tidaklah
berlebihan memang, kesan awal akan menjadi image
yang ada dalam otak mengenai sesuatu. Ga’
ada salahnya, jika kita mengetahui berbagai si2, sehingga kita bisa bijak dalam
mengerucutkan sebuah persepsi. Jika apa yang dilihatnya misal orang berbadan
subur, belum tentu lhoo yang bersangkutan malas berolahraga, belum
tentu pula yang bersangkutan porsi makannya jumbo. Don’t judge a book by its cover, yaps itulah pepatah yang tepat
untuk menggambarkannya.
Pernahkah
anda diremehkan orang? Diremehkan karna keterbatasan kemampuan? Jika pernah
seberapa sering? Lalu apa yang anda lakukan? Tentunya, semua orang ingin
dihargai dan di-orangkan. Namun kenyataan yang ada entah karna ada yang merasa
lebih (red: lebih kaya, pandai, tampan, cantik, dll) lalu memandang orang yang menurutnya kurang/dibawahnya menjadi
sebelah mata. Tidak semua memang, namun ada sebagian dari mereka yang memiliki
karakter semacam itu. Sakit hati boleh bila diremehkan orang, tapi janganlah
berlama2 alias hanyut and let’s move on guys..!!
Sebut saja Tito. Bagi kebanyakan orang, he’s nothing, tapi dia membuktikan kalau
suatu saat ia bisa menjadi something.
Masa lalu menghatamnya cukuplah berat nan pelik. Hingar bingar fatamorgana
dunia melenakannya hingga ia terpeleset bahkan masuk ke kubangan dunia yang
kelam,, Diawali dengan segenggaman niatan baik, ia beranikan tuk memulai satu
per satu step di depan matanya. Ga’
mudah pastinya tapi ia terus melawan. Niatan besar dari dalam hatinya dengan
dukungan keluarga dan para kawan baiknya-pun ampuh membawa ia terlepas dari
jeritan pilu itu. Niatan baik tersebut berbuah keberuntungan baginya.
Keberuntungan yang selalu menaunginya hingga decak kagum tak percaya-pun selalu
terlontar tatkala namanya disebut. Orang2 yang selama ini menganggapnya sebelah
mata, harus rela menelan ludahnya. Kini orang yang ga’ ada arti layaknya seonggok rongsokan berbenah menjadi pribadi baik dalam arti sesungguhnya dan membuktikan bahwa kini ia menjadi something.
Kisah
lain dari Nina. Sekilas ia adalah anak yang tidak punya bakat, akademik-pun sangatlah minim. singkat kata, ia adalah anak pas2an. Ga' pandai namun ga' bodoh juga. Kebetulan
sekolahnya mengirim 2 perwakilan maju dalam perlombaan menggambar. Mereka adalah Nina dan Lani. Teman2nya-pun ragu akan kemampuan Nina sebagai wakil sekolah, bahkan terang2an kalo Lani-lah yang akan menyabet pialanya, mengingat Lani dikenal mahir menggambar. Dengan
terang2an mereka memuji Lani, dan itupun sah2 saja bagi Nina. Karna sebuah
pendapat itu mutlak hak masing2 orang. Masalah bagus, cantik, indah itu
masalah selera. Jadi satu dengan yang lainnya barang kali tidak sama. Singkat cerita,
perlombaan telah selesai, dan tibalah waktu pengumuman. Tidak disangka ternyata
Nina-lah yang menjadi juara. Tidak lama dari itu, Nina mendapat
kesempatan lagi mewakili sekolah-nya dalam perlombaan yang sama, namun dalam
forum yang jauh lebih besar. Orang2 yang semula tidak menganggap Nina-pun mulai
terbuka pikirannya dan mulai mendukungnya. Dan seperti perlombaan sebelumnya
Nina-pun mendapat kesempatan memiliki piala lagi.
Penggalan
dua kisah diatas mengisahkan terhadap “remehan” orang. Ga’ perlu menangkis remehan yang dialamatkan kepada kita, karna bisa jadi
memang kita dimata mereka seperti itu, bisa juga mereka tidak
mengetahui sebenarnya diri kita. Tugas kita mengerjakan apapun
sebaik mungkin, agar penyesalan tidak pernah menghantui. Jikalaupun ada orang yang ga' suka, biarkann dan itu-pun lumrah adanya. Hal senada dengan pepatah
berikut:
Nandur pari, iso tukul pari lan iso tukul suket
Nandur suket mesti bakal
tukul suket ora bakal tukul pari
Nandur kebaikan, iso
tukul kebaikan lan iso tukul keburukan
Nandur keburukan jelas
bakal tukul keburukan
Tapi ojo khawatir, Gusti
Allah Maha Kuasa..
Ringkasnya:
kita berbuat baik aja ada orang yang ga’ suka, terlebih kita berbuat buruk. Jika
kita mengalaminya, balas saja dengan
senyuman termaniss, dan jadikan hal tersebut sebagai motivasi agar bisa lebih baik lagi. Karna
kita tidak dapat memaksa orang lain untuk menyukai kita. Itu hak yang ada pada masing2 orang. Yang jelas, yang harus kita lakukan yakni berkarya sebaik mungkin dan teruslah berpikiran positif riiia.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
#semoga bermanfaat & hidup bahagia
1 comments:
kadang orang juga memakai topeng atau pesona, la belum tentu pakai pesona hanya satu lapis tapi bisa juga banyak, semacam pencitraan gitu. kadang sampai lupa pakai pesona yang ke berapa. la masalahnya pesona itu kadang baik kadang juga kurang baik, ya tinggal kita harus bijak mau pakai pesona yang mana
Post a Comment