Entradas populares

disombongin orang?,, nyantai aja sob!

Orang diam bukan berarti yang bersangkutan itu mudah dibodohi, bukan pula yang bersangkutan lemah,  bukan pula yang bersangkutan tak berilmu. Memang ada sebagian orang yang lebih memilih irit omong ketimbang omongan yang dirasa ga’ bermanfaat dan ga’ bermutu. Mungkin karakter orang ini simpel, ga’ ingin ribet dan belibet. Sejauh baik ya dilakukan. Masalah pro dan kontra hanyalah bunga dari kehidupan. Orang yang berbuat baik saja pasti ada saja menuai komentar negatif, terlebih orang yang berkelakuan negatif,, sudah mutlak yang bersangkutan kehujanan hujatan, right??
Omongan sedikit namun bermanfaat nan berkualitas jauh lebih baik dari kebanyakan omong namun menyakitkan ataupun ga’ ada manfaatnya. Memposisikan diri di hadapan khalayak ramai untuk tidak banyak omong dan membual adalah  pilihan yang tepat. Dalam konteks ini memilih diam bukan berarti diam seutuhnya. Ada momentumnya lah,. lebih tepatnya lebih baik diam dari pada membual yang ga’ jelas.
Merasa diri lebih baik daripada orang menjadikan kita kerap tergelincir, masuk dalam ranah sombong yang menjadikan kita merasa diatas angin seolah mempunyai hak untuk menghakimi si A itu telmi dan si B itu cupu. Sedangkan kenyataannya di atas langit  masih ada langit. Ketika sudah merasa pintar, apakah yang bersangkutan yaqin memang benar2 pintar?
     Lalu apa yang harus dilakukan jika bertemu dan berhadapan dengan orang yang sombong? Orang yang hobinya tidak lain pamer kehebatannya? Jawabnya simpel saja yakni sugestikan diri anda bahwa yang bersangkutan “lucu menggelitik” jadi kalau dia mulai nyombong rasanya kita pingin ketawa karna dia lucu bin unik. Apakah itu efektif? Saya sudah membuktikan dan lumayanlah bikin tekanan darah tetap stabil kok. Sayangkan dia yang nyombong, tapi tekanan darah kita jadi naik atau mendadak menimbulkan kerutan beberapa garis dikening. LOL
#semoga bermanfaat dan salam jiwa sehat

menikmati fase kehidupan

Manusia itu unik. Satu dengan yang lainnya tak ada yang sama. Sekalipun yang bersangkutan adalah kembar identik. Ada saja perbedaannya, entah sifat ataupun kerakter pribadinya. Terlebih orang yang kagak ada hubungan saudara. Sudah barang tentu jelas garis perberbedaannya. Salah satu hal yang menarik dalam kehidupanku adalah bertemu dan ngobrol dengan orang baru. Stop bukan berarti saya kepo loh. Begini saya jelaskan daripada salah paham jadinya.. J

Tanpa kita sadari, kita sering berinteraksi dengan orang lain yang kadang bikin hati gondok, risih, menyenangkan, mengisnpirasi ataupun apalah namanya lantaran omongannya. Nah dari interkasi tersebut, pasti ada saja hal yang bisa diambil pelajarannya. Termasuk orang yang mungkin dianggap remeh oleh orang lain. Yah kita tau lah, sehitam2nya seseorang pasti pernah ataupun masih memiliki sisi putihnya [red:yingyang].

     Begitu juga ketika saya sering bertemu ntah berpapasan dengan keluarga kecil ini. Mereka keluarga kecil yang terdiri 3 orang anak yang masih kecil2. Usia anak pertama mungkin sekitaran usia TK. Keluarga ini menarik dan memberikanku pelajaran. Pelajaran akan makna kebahagiaan itu tergantung bagaimana cara kita memandang. Mereka berjualan makanan kecil di depan sebuah kampus di kotaku. Saya sering ketemu bukan lantaran konsumennya, namun kita sering bertemu ketika sama2 membeli lauk di sebuah warung. Mereka selepas berjualan dan saya selepas pulang kerja.

Tak ada kata mewah yang terpancar dari keluaraga ini. Lusuh iya. Namun dibalik lusuh, senyuman mereka memancarkan kebahagiaan dan kedamaian yang saya ikut bisa merasakannya. Pakaian seadanya, bawaan kanan kiri [teng greweng] ditambah dengan rengekan ketiga anak2nya. Sekilas mereka terlihat orang yang berkekurangan. Si ibu ga sama sekali erpakaian bagus ataupun bersih. Begitu juga dengan sang ayah, walaupun sebenarnya sang ayah ganteng. Tapi bukan itu yang jadi fokus pengamatan saya. Senyuman dan candaan mereka itu membuat deg di dada. Keluarga kecil ini seoalah mengajarkanku makna perjuangan hidup dan syukur nikmat yang teramat dalam.

Kalau dipikir2, mereka sungguh repot, punya anak 3 kecil2 dan masih jualan yang notabennya letaknya jauh dari rumahnya. Tiap pagi dan sore bawa barang2 keperluan jualan yang tidak sedikit, namun satu hal yang saya tangkap, mereka bahagia dan sangat enjoy menjalani cerita dalam kehidupannya.

Jika kita mampu ikhlas akan ketetapan Tuhan dan menjalaninya dengan sebaik2nya saya kira bahagia akan datang. Jika yang bersangkutan selalu berpikir positif saya rasa prasangka baiknya akan mengamini dan berbuah kebaikan yang datang menghampirinya. Ketika yang bersangkutan selalu memaknai apapun yang terjadi dalam kehidupannya adalah sebuah proses anak tangga yang harus didaki untuk mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi, saya rasa ia  memiliki obat yang mungkin lebih luas dari samudra di alam ini. Dan pelajaran yang saya dapat:

·         Bahagia itu tidak dapat divonis dengan melihat kulit luar dari seseorang
·         Tidak dari bagus jeleknya baju yang dikenakan
·         Tidak dari wangi baunya keringat
·         Tidak dari klimis ataupun acak2an si rambut
·         Tidak dari mulus ataupun kucel sang wajah
Namun
·         Terlihat dari senyuman yang mengembang
·    
Terlihat dari keikhlasan yang bersangkutan menjalani, meyakini serta menikmati fase kehidupan yag mana hakikat kehidupan adalah perjuangan. Karena pada akhirnya setiap orang punya cara memaknai kebahagiaan yang mereka punyai. Sekalipun orang lain memandang hidupnya penuh dengan drama. Jika yang bersangkutan mampu memilih cara untuk berbahagia dengan caranya, orang lain tak berhak mengusik kebahagiaan mereka sekalipun dalam keterbatasan. Dan keterbatasan akan terasa indah jika kita tidak mendramatisirnya namun justru menjadikannya pijakan untuk meraih kado yang telah Ia siapkan.. Baca juga hidup ala diri sendiri

#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Klop Tak Selalu Bersatu

Diperjalanan kehidupan seorang manusia ia tak dapat menebak tipe jalan seperti apa yang hendak ia lalui. Lurus, berbelok, curam, naik atau bahakan turun. Ia-pun tak mampu memprediksi kepada siapa ia akan bertemu dan berseteru. Yes, unpredictable. Seiring berjalannya waktu, ia tak mampu menolak gemuruh di dalam jiwanya akan pesona lawan jenisnya di seantero dunia ini, termasuk  di dalamnya dengan sahabatnya sendiri. Sekalipun ia tahu bahwa ada zona terlarang dan ada batas2 yang tak boleh ia lalui.

Terlalu naïf jika menampik rasa nyaman akibat dari sering bersama. Klop itulah kata yang menggambarkan kekompakan diantara mereka. Namun kembali lagi, ada hal yang tak mampu untuk dilebihkan. Salah satu diantaranya telah menemukan pasangan. Bukan berarti pula pasangan-nya lebih baik dan lebih klop dari sahabatnya tersebut. Namun ada alasan yang sangat fundamental, yang dirasa tidak melebihkan rasa di dada lebih baik ketimbang memberi kesempatan kepada gelora asmara yang justru akan berdampak tak baik bagi keduanya.

Sakit memang, ketika telah menemukan orang yang klop, kompak dan nyaman namun tak dapat bersatu. Garisnya hanya sebatas persahabatan. Bukan perkawainan. Terlebih dia adalah sahabat terbaik kita sendiri. Hitam putih-nyapun sudah ada di genggaman. Ya inilah kehidupan yang unpredictable. Tak dapat ditebak. Dengan siapa  kita akan jatuh cinta? Dan siapa  patner solid yang akan menua bersama? Yes, inilah teka teki kehidupan yang menyenangkan, mengasikkan, menegangkan dan membuat penasaran.

Dan inilah bumbu dalam kehidupan yang justru bakalan manis jika kita dengan iklas menerimanya. Ga’ mudah memang, yang perlu dikejar adalah menjadikan takdir sebagai sahabat. Sesuatu itu terjadi lantaran hal tersebut terbaik bagi kita kok. Sekalipun dia menurut kita sudah terbaik. Namun Tuhan menyiapkan ada seorang pangeran yang lebih baik lagi dibanding dia untuk kita. so never give up. Besyukurlah karna pernah diberikan kesempatan Allah untuk melewati kesekian tahun bersamanya, sekalipun tidak untuk menemaninya di sisa umurnya. Tuhan Maha Adil dan Tuhan Maha Tau. Adil,, lantaran ada yang lebih tepat untuk kita. Tau,, lantaran ada orang yang akan jauh membahagiakan kita.

So, kita tak akan pernah mampu mengontrol kita untuk terkesima dan mengagumi lawan jenis, termasuk orang terdekat kita. Dalam kasus ini, mengagumi dari jauh lebih baik. Biarkanlah doa2 ihlas kita yang akan menjadi selimut dalam tidur lelahnya. Biarkan doa2 indah ini menjadi pelipur lara dalam setiap gundahnya dan biarkan doa2 khusyu’ ini yang akan menjadi penerang dalam setiap langkahnya. Terlihat seperti pecundang yang gampang menyerah dan tak percaya diri untuk memperjuangkan cintanya, namun sejatinya bukanlah itu, melainkan kesadaran diri yang menjadi rem utama. Biarkan ia bahagia dengan pilihannya, sekalipun bukan kita yang menjadi sumber kebahagiaanya. Tak lupa, kita juga harus bahagia walau tak dapat memiliknya. Percayalah, sesuatu itu jika belum tertakdir untuk kita, pasti ada saja jalannya untuk mlipir. Begitu juga, ketika suatu hal sudah tertakdir untuk kita, sekalipun kita bentengi untuk menolaknya, pasti ada saja jalannya untuk menghampiri dan menjadi milik kita. And life is so beautiful, so enjoy it!! Baca juga jangan memaksa bila belum jodohenjoy aja bila masih sendiri
#semoga bermanfaat & hidup bahagia

Rejeki dari Silaturahmi

Entah mengapa dan kenapa aku sangat senang jika bertemu dan ngobrol dengan orang baru. Asyik dan menarik itulah yang kurasakan. Rutinitas terbaruku akhir2 ini, setiap pulang kerja mampir ke sebuah pasar sore di dekat rumah. Awalnya cuma seneng liat sayuran ijo yang segar, bikin cerah pikiran rasanya. Berasa refreshing gitu, lama kelamaan ketagihan lantaran menikmati suasana yang menyenangkan, penjual yang sangat ramah dan efek lagi gandrung masak jadi sekalian prepare bahan buat esok pagi [chef amatiran nih judulnya].

Sore itu membeli parutan kelapa di sebuah pojok  kios di pasar tersebut, singkat kata aku harus menunggu karena antriannya banyak. Setelah lumayan lama, tibalah giliranku untuk dilayani dan ntah dimulai dari mana aku terlibat percakapan dengan si bapak penjual parutan kelapa.  Ngobrol ngalor ngidul dan ada satu kata yang sampek sekarang nancep di pikiranku.  Si bapak bilang: “jangan menargetkan rejekimu mbak, berusaha semaksimal mungkin dan biarlah Allah yang mengatur rejekimu. Ga’ usah banyak teori harus bersedekah bla bla bla, satu hal yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keikhlasan. Karena ikhlas adalah kunci utama dari datangnya rejeki mbak”.

Sebelum ngobrol dengan bapak tersebut, aku sempat ngobrol dengan seorang ibu yang sama2 menunggu parutan kelapa. Ibu menceritakan usaha klepon yang ia rintis 17 tahun silam. Dulu laris dan banyak sekali warung yang ia titipi. Ketika anak2nya membutuhkan biaya sekolah dan keperluan lain yang lumayan banyak, rejeki begitu mengalir deras dari berbagai penjuru, namun ketika anak2 sudah menikah dan kebutuhan sehari sudah mulai ringan, maka rejeki yang diberikan Allah juga menyesuaikan dengan kebutuhannya. “Allah itu maha adil dik, kata belio”.

Itulah mengapa aku sangat senang ngobrol dengan orang baru. Kalau mau cerita ya cerita aja, tanpa memperhatikan yang bersangkutan anak siapa? yang bersangkutan kaya atau tidak? Walaupun teman atau saudaraku sering risih dan nyinyir kalo melihat aku mulai beraksi. Aku reflek melakukan hal tersebut, karena rasanya aneh aja kalau sesama manusia yang sama2 punya mulut kok duduk bersebelahan hanya diem2an. Kalo yang bersangkutan asyik dan menyenangkan mungkin bisa dapat wejangan ataupun sharing yang berarti seperti 2 kisah diatas. Dan ketika ada sebuah pepatah, “jangan melihat siapa yang memberikan ilmu, namun lihatlah ilmu apa yang ia berikan” sungguh nancep dalam pikiranku selama ini. Kita sering menyepelekan dengan penampilan orang, mungkin terlihat si bapak tersebut penampilan kucel, gondrong dan ga’ menarik namun siapa sangka dibalik penampilannya tersebut belio menyimpan pengalaman hidup yang luar biasa, begitu juga dengan ibu si penjual klepon. Jangan memandang siapa? namun memandang apa?. Jangan melihat serta merta bungkusnya, namun rasakanlah dulu isinya.

Namun ga’ semua orang enak diajak ngobrol, karena belum lama ini aku ngalami kejadian yang bikin nelen ludah. Dia adalah Jono, teman kerjaku namun beda divisi dan beda gedung so jarang ketemu dan jarang ngobrol. Terlihat dya sangat pendiam. Kebetulan siang itu, dya datang ke ruanganku bersama teman kami yang sudah sangat familiar. Ada di suatu titik dimana aku dan Jono hanya berdua di ruangan. Sempat lama hanya diem2an dan bikin suasana sangat kaku. Aku berinisiatif basa basi nanyain dya duluan, dengan maksud biar suasana lumer,, ga’ lebih. [masak kenal tapi cuma diem2man]. Ku-tanyalah aslinya mana? jawabnya-pun ga’ mengenakkan. Sebenarnya simpel tinggal bilang Wonosari misalnya. Selesai. Namun dya jawabnya muter2. Ku-tanya sekali lagi [dengan nada yang tetep ramah]. Ku-tanya berapa lama biasanya perjalanan ke kotanya? Dengan nada datar tanpa ekspresi, ia menjawab “ga’ pernah ngitung jam mbak”.

Ohhh betapa sialnya aku siang itu, maksud hati ingin basa-basi biar suasana ga’ kaku malah dapat tanggapan yang sesuatu sekali di hati. Dan ku-putuskan ogah nanya dya lagi deh. Satu hal yang justru ada dalam pikiranku, oh orang ini kagak punya teman banyak dan dya tipikal orang yang ga’ mudah adaptasi. Kenapa?? karena dengan temanku sendiri yang notabennya sama2 cowok, dya juga diem aja, ga’ ada inisiatif untuk bertanya ataupun sekedar memulai pembicaraan.

Pelajaran yang bisa diambil yakni, ketika kita menyambung silaturahmi dengan orang lain, kita akan dapat rejeki otomatis didalamnya. Rejeki yang tidak hanya identik dengan uang tentunya. Rejeki itu dapat berupa macam2, missal: doa, kasih sayang, wejangan, sharing pengalaman, perhatian ataupun bentuk lainnya. Jikalau kita menutup diri dari pergaulan, ya sama saja kita menyempitkan rejeki yang sebenarnya berpihak kepada kita. Baca juga Bentuk rejeki
#semoga bermanfaat dan hidup sehat

smart phone just for smart people

Sebut saja dia Okta. Ibu  muda cantik satu ini sungguh menyenangkan bagi sebagian teman2-nya. Ia sangat vokal di dunia maya. Ia juga sangat suka bercanda, sehingga ngobrol dengan ia bisa jadi sangat menyenangkan. Ia juga tak pelit untuk memberikan kabar dan aktivitas yang sedang ia lakukan. Sesekali dilengkapi dengan capture potonya yang aduhai cantiknya [menurutnya]. Hampir semua aktifitas ia dokumentasikan dan ia bagi ke sahabat2 mayanya. Include kegiatan2 yang ga’ jelas hingga kegiatan yang ga’ sepatutnya di share di sosmed-nya. Lebih dalam lagi mengumpat tetangganya sendiri dengan berbagai macam masalah. Seolah ia sangat terdholimi. Sontan teman2-nya jadi pembela nomor satu tanpa memperhatikan duduk perkara yang sebenarnya.

Ada hal unik ketika belum lama ini ia terkena musibah yang bertubi-tubi. Ia pasang setatus kehilangan kucing seharga 2 juta lantaran ia lupa menutup pintu pagar kontrakannya. Dengan beragam komentar agar yang bersangkutan kuat dan tegar. Beberapa hari berikutnya ia upload foto kaca rumah kontrakannya yang pecah dan puluhan juta raib digondol maling. Sontan orang2 yang ga’ tau kejadian tersebut mendadak tahu ketika membaca postingannya.
Jika ditarik ke sisi yang lain, kita seringkali menyakitkan orang lain dengan tangan kita, dengan jari2 kita ketika mengetik dan terjadilah sebuah setatus. Bagi kita mungkin itu hanyalah umpatan tak berarti, namun bagi orang lain siapa sangka? Tak heran ketika melihat ia di sosmed, orang tersebut mentereng seolah kelas atas. Padahal yang sebenarnya ia juga sama dengan ibu-ibu pada umunya yang hitungan hari berumahtangga. Rumahpun masih ngontrak. Tapi gayanya luar biasa,, istilah orang jawa “nyundul langit”.

Istilah mulutmu adalah harimaumu kin sudah bergeser dengan jempolmu harimaumu. Doa orang2 yang tersakiti akan perbuatan kita sangat manjur loh,, terlebih yang bersangkutan hobi pamer dan merasa paling hebat dibanding dengan temann2nya. Sedih liatnya, kenapa apa2 harus di share agar diakui oleh orang lain? kenapa hobi banget show off akan kekayaan dan kehebatannya?? memang haknya namun kalau kayak gini, yang rugi juga yang bersangkutan kan?

Belum kering dalam ingatan kita ada anak muda asal luar Jogja yang kuliah di Jogja mengumpat tentang Jogja lantaran masalah bensin? Sontan yang bersangkutan jadi bahan bully orang2 yang tidak terima dengan kelakuannya, endingnya ia harus menerima berbagai macam konsekuensi dari perbuatannya.

2 kisah diatas menggambarkan bahwa pentingnya pengendalian diri. Untuk apa?? Teknologi memang memudahkan kita berkomunikasi dengan orang yang jauh, namun selayaknya jangan sampai ada hati yang tersakiti akan setatus di sosmed kita. Yang kita butuhkan rem sebagai alat kendali bagi diri kita untuk mengontrol bagian mana yang memang untuk konsumsi publik ataupun hanya untuk privasi kita saja. Pikir2 dan pilah2 apa yang akan kita share sebelum semua akan menjadi petaka bagi kita.  Jangan sampai setelah kita share  sesuatu, bukannya nambah teman malah ngurangi teman, lantaran mereka ogah dan malas berteman dengan kita [lagi] yang isinya hanya mengumpat mengumpat dan mengumpat.  And smart phone just for smart people. Baca juga Aturan Ta Tertulis di Medsos

#semoga bermanfaat & hidup bahagia

kesempatan itu akan selalu ada

Sebut saja Tito. Anak muda yang pernah tersilaukan fatamorgana dunia. Ia terhipnotis oleh biasnya hingga ia terperosok semakin dalam.  Nasihat orang2 terdekatpun sekedar menjadi angin lalu, begitu juga ketika  ia harus kehilangan orang yang begitu menyanyanginya, tak sedikitpun membuatnya sadar dan jera. Justru semakin parah kelakuannya.  Ia tahu apa yang dilakukannya itu salah, namun ia tak tahu bagaimana keluar dari “dunia barunya”.

Berurusan dengan pihak berwajib sudah hal yang biasa baginya. Cap anak nakal sudah ia genggam. Tak heran sedikit orang yang mau bergaul dengannya. Ada dan tidak dirinya tak berpengaruh di kehidupan sekitarnya. Tak heran ia sering sakit hati lantaran sering  tak dianggap kehadirannya. Dari situlah ia mulai berfikir dan ingin sekali mengakhiri pertualangan hitamnya. Dan kali ini ia benar2  ingin move on. Ia ingin hidup normal senormal-normalnya.

Dan disuatu titik Tuhan melihat kesungguhannya, sedikit demi sedikit ia menemukan pencerahan. Sempat ada kata menyerah namun ia ingin hidup lebih baik lagi. Dengan tekad yang kuat, dorongan dan doa keluarga tercintanya ia mampu percaya diri, terlebih dengan dukungan penuh dari sahabat2nya semakin memantapkan langkahnya untuk meninggalkan “dunia barunya”.

Kini siapa sangka, anak muda bermasa lalu kelam itu menjelma menjadi anak muda dengan segudang inovasi. Memang ia berasal dari keluarga menengah keatas, namun ia enggan menggunakan fasilitas dari orang tuanya. Keinginannya pada dasarnya sangat simple. Ia hanya ingin seperti orang pada umumnya. Keluar rumah pagi, mengenakan hem, celana kain serta bersepatu. Tanpa menunggu waktu lama, Tuhan memberikan kemudahan baginya. Apa yang ia inginkan terwujud dengan segera. Tidak sampai itu saja, ia berniat menmaksimalkan energi dan waktu yang ia punya agar pikiran tidak kemana2, agar tetap berfikiran positif dengan merintis beberapa bisnis baru dan boleh dibilang sukses keras. Dan kini siapa sangka Tito dengan seabrek cerita kelamnya kini menjelma sebagai anak muda yang inspiratif. Decak kagum bahkan cibiran kerap ia dengar tapi tak membuatnya surut langkah. Ia hanya ingin membersihkan hidupnya yang kemarin  sempat ia kotori dan memperbaiki hasil ujian kehidupan yang jeblok. Tak heran jika ia bertemu dengan teman lamanya, jarang yang percaya kalau kini ia tlah berubah dan bermetamorfosis ke arah yang lebih baik.

Dan benar kini ia telah menemukan jalan hidupnya yang semula masih tertutup kabut. Memaafkan atas kelakuan diri sendiri silam adalah pilihan bijak, sebagai pondasi kokoh untuk pijakan dalam menjalani masa depan yang lebih baik. Pastikan kesempatan itu akan selalu adaPelajaran yang diambil:

Setiap orang memiliki masa lalu
Biarlah orang lain menghakimi atau menilai kita  seberapapun, toh yang menjalani kita, yang tau juga hanya kita. Jika kita dinilai jelek, ada 2 kemungkinan:  mungkin memang kita jelek, atau mereka tidak tahu bagaimana yang sebenarnya.
Justru masa lalu yang suram akan membawa individu yang bersangkutan semakin tangguh untuk meyongsong masa depannya. Ia akan lebih survive  dengan kondisi apapun yang akan menghadangnya. Sebaik2 orang adalah orang yang mau belajar dari masa lalu yang getir agar kedepanya semakin lebih baik lagi.

Setiap orang memiliki kesempatan
Ketika niatan tulus sudah ada dalam genggaman, selayaknya kita luruskan niatan tersebut. Skip omongan kanan kiri. Fokuskan pada satu titik, usahakan untuk mewujudkannya dan pasrahkan padaNya.
Seburuk apapun masa lalu seseorang, ia tetap masih memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik kok. Menjadi orang yang lebih  bermanfaat. Menjadi pribadi yang inspiratif.
Terlalu dini jika memutuskan untuk nge-judge jelek lantaran orang tersebut bermasa lalu kelam. Pertanyaannya justru  dibalik, apakah ada jaminan orang yang tidak memilki masa lalu kelam akan baik kedepannya?? Jawabnya tentu tidak,,.
Tak kalah pentingnya, jangan memandang orang dari luar-nya, lihatlah durian!. Dagingnya yang manis serta aroma wanginya membuat orang ketagihan untuk melahapnya, orang-pun tak mempedulikan kalau lezatnya durian itu berbungkus duri yang tajam. Kulit luar ga’ seindah dengan apa yang ada di dalamnya. Jadi kebaikan seseorang tidak bisa disimpulkan dengan melihat kulit luarnya.

Setiap orang  memiliki hak berubah
Pintarlah memilih teman, karena dari teman kita akan menemukan dunia baru, keluarga baru. Jika teman baik maka secara langsung kita akan memiliki dunia dan keluarga baik, begitu juga sebaliknya.
Dan ketika ada orang yang bermasa lalu kelam ingin berubah, selayaknya kita sebagai sesama manusia mendukung penuh niatan tersebut. Jangan memandang negatif dan berprasangka terus menerus terhadapnya. Hargai dan dukung penuh agar kelak yang bersangkuatan tidak akan kembali ke lembah yang sama.  Jika kita mampu mendermakan tenaga kita hingga yang bersangkutan bisa berubah maka hal tersebut akan menjadi amalan baik bagi kita, bukankah sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.?.. Baca juga Maknai di Setiap Jalanmu

#semoga bermanfaan dan hidup sehat

sahabat [dulu dan kini]


Ga’ sengaja buka kamus lama yang dibeli pas jaman sekolah, kaget ngakak dan malu rasanya. Knapa?? karna di sampul depan atau belakang terdapat tulisan alay jaman bahela.
“SAHABAT 4 –EVER: MARNI,SUPRI,YATI”..
bla bla bla..

 Permasalahnnya, kemanakah mereka? Kemanakah orang2 yang disebut sebagai sahabat 4-ever itu? kenangan yang dulu dirasa indah menguap laksana air laut yang terkena panas matahari. Mengapa dikala “masa bersama” habis, maka selesai pula persahabatan diantara mereka.? Kemanakah cerita manis itu?? apakah memudar warnanya lantaran sudah ada pengganti yang baru?

Pernah ada teman berucap “aku ga’ butuh sahabat dikala aku sedih, aku ga’ butuh orang2 untuk menghiburku, dan aku ga’ takut akan hal itu. Yang aku takutkan ketika aku mau senang2 ga’ ada teman yang menemani”. Baginya buat apa berbagi kesusahan kepada orang lain yang notabennya belum tentu  yang bersangkutan tulus mendengarkannya, bisa jadi hanya tak enak. Ataupun tipe muka 2, didepan kita ia empati, namun dibelakang kita ia menetertawakan.?

Berjalannya waktu, perspektif sahabat dulu dan sekarang mulai bergeser. Dulu indikasinya sahabat adalah orang yang selalu ada untuk kita, selalu bersama. Namun perspektif sekarang, sahabat ya orang orang yang mampu memahami kita, ga’ perlu selalu bersama namun yang bersangkutan tahu persis kita. Mau menegur ketika kita berbuat kesalahan serta bijak dalam memberikan saran pendapat. Dan itu yang terjadi pada Jono, Memed dan Siti. Mereka bukanlah sahabat yang selalu bersama setiap saat, namun hubungan emosial diantara mereka begitu dalam. Kini mereka tlah mengejar cita2 masing2. Ribuan jarak membentang diantaranya, Jono di WIT, Memed di WITA dan Siti di WIB namun setiap ada kesempatan mereka menyisihkan hari untuk menggila bersama. Tanpa ada sekat apapun diantara mereka. Jika ditarik lebih dalam, komunikasi diantaranyapun tidaklah rutin, boleh dikatakan mereka jarang berkomunikasi mengingat kegiatan seabrek yang mebelenggu mereka.

Mereka selalu mengenang kenangan yang tlah terbingkai indah dalam hati masing2. Melakukan “ritual” makan bakso di pinggir jalan hingga tengah malam. Sekalipun kantong mereka sudah menebal namun tak ada kata jaim ataupun gengsi makan di pinggir jalan. Bagi mereka ga’ terlalu penting menu apa yang  dimakan dan dimana tempatnya, yang jauh terpenting bagi mereka ialah kebersamaan. Dan itu sungguh manisss.

 Jika dilihat kunci dari hubungan mereka adalah ketulusan. Sekalipun mereka jarang berkomunikasi lantaran kesibukan namun telepati diantaranya begitu kuat. Jika mereka kangen, mereka saling mendoakan, dan itu yang menjadi penguat persahabatan indah itu. Jika raga tak mampu berjumpa, doa yang akan menjaga mereka. Mereka hanya ingin sahabatnya bahagia dan bahagia.

 Ya sahabat bukanlah orang yang selalu ada bersama kita setiap waktu. Bukan orang yang takut kehilangan kita.  Namun sahabat adalah orang yang dengan segenap hatinya mampu mengerti dan memahami kita. Jika diantara kita telah menemukan sahabat, selayaknya dijaga karna persahabat adalah cerminan dari ketulusan. Dan ketulusan adalah rangkaian dari nikmat-Nya. Baca juga Dari Teman Jadi Saudara
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

Hakikat Hidup

Hakikat hidup ini yakni belajar:

Belajar bangkit dari segala keterpurukan. Bangkit dari kegagalan. Bangkit dari rasa malas. Serta bangkit dari rasa tak peduli terhadap sesama.

Belajar melepaskan. Melepaskan masalah yang bergelayut dalam fikiran. Melepaskan harapan kosong yang kadang kita sendiri yang membuatnya. Melepaskan bayangnya yang kini tlah menjadi suami orang.

Belajar mencairkan. Mencairkan dari kebekuan hati. Mencairkan dendam yang merongrong relung kalbu. Serta mencairkan bongkahan kesombongan dan kearoganan.

Belajar sabar. Sabar ketika hasil tak sebanding dengan usaha. Sabar ketika kenyataan tak seindah angan. Dan sabar ketika cinta  tak bersambut dan harus menikmati kesendirian.

Belajar ihlas. Ihlas  menerima kehilangan. Ihlas melepaskan apa yang bukan milik kita. Ihlas melihat ia dengan pilihannya. Serta ihlas menyisipkan namanya dalam setiap lantunan doa.

Belajar memberi. Memberi tanpa mengharapkan imbalan dan pujian. Memberi tanpa modus. Memberi karena kemanusiaan. Serta memberi tanpa tanya bahkan jawaban.

Belajar memafkan. Memaafkan diri sendiri atas keegoisannya. Memaafkan mulut liar mereka yang tanpa disadari yang telah menyayat relung hati terdalam. Baca juga Tidak ada kata terlambat untuk menemukan passion

#semoga bermanfaat dan hidup bahagia

hidup ala diri sendiri


Hidup yang paling membahagiakan ialah hidup ala diri sendiri tanpa ada bayang2 orang lain. Ya, yang sesuai kemampuan, tanpa harus ada tuntutan untuk menyamakan dengan yang orang lain punya. Seringnya takut di buly ketinggalan jaman alias kudet bisa menjadi latar belakang untuk hidup ala2 orang lain.

Sore itu ada sebuah pesan di hp dari teman lama. Ia kebingungan dan kehabisan akal bagaimana cara untuk mengambil tas milik-nya yang sudah hampir 1 tahun tidak dikembalikan oleh temannya. Setiap kali diminta yang bersangkutan selalu ngeles kayak bajaj, ada saja alasannya. Sangat paham tas tersebut tidak murah, untuk mengikhlaskannya-pun butuh hati yang sangat sangat lapang. Sebelumnya sudah pernah bajunya dipinjam untuk selama2nya, namun dya mencoba melupakannya. Kenapa kebaikanku ini selalu disalahartikan?? Sambungnya. Awalnya yang bersangkutan tidak menceritakan kalo yang dimaksud adalah Tini. Notabennya Tini adalah gadis dengan penampilan diatas rata2, boleh dibilang glamor. Penampilannya ga’ kalah dengan teman sebayanya.

 Boleh dibilang dya paling nyentrik dan paling gahoolJika bergaya glamor tapi yang bersangkutan memang mampu itu bukanlah masalah, sah2 saja karna hal tersebut hak dari yang bersangkutan. Namun jika lantaran hanya ingin terlihat wah dan keren namun merugikan pihak lain itu baru yang tidak tepat. Buat apa demi mendapatkan pengakuan dari lingkungan tapi kita sendiri merugikan pihak lain.? Kita ga’ boleh-lah jadi orang yang egois. Kalu ingin keren ya berusaha, jangan merepotkan orang lain.

Katakanlah kita baru kuat dan mampunya makan tempe ya disyukuri aja. Ga’ usah takut kalo kita dibilang miskin atau apalah namanya. Ini kan hidup kita jadi yang merasakan enak dan tidaknya ya kita. Orang lain mah sekedar penonton doang. Kalau dari kita takut di buly orang trus kita memaksakan diri dan mengada-ada,, wah kasihan sangat hidupnya karna ga’ akan pernah ada kata puas dan ga’ akan pernah habis keinginannya karena setelah ingin ini dibelakangnya pasti ada kata ingin itu dan selalu begitu.

Hidup sederhana dan sewajarnya itu pilihan kok. Ya pilihan: mungkin di pandang sebalah mata, mungkin tidak “dipuja2”, mungkin jadi makhluk nomer 2 dimata orang2. Disisi lain jika tetap menjalani hidup dengan sederhana dan sesuai kemampuan itu-pun pilihan yang sangat bijak. 2 jempol deh. jadi diri sendiri
#semoga bermanfaat dan hidup bahagia



Manfaat Memiliki Cita-Cita

Berangan dan mempunyai mimpi itu wajib hukumnya, agar hidup ini semakin berwarna dan semakin seru. Tak heran banyak petuah yang menyarankan kita untuk menggatungkan cita2 dan harapan setinggi mungkin bahkan pek langit. Dan jangan hanya satu cita2, beribu2 cita2 akan jauh lebih baik. Kenapa? karna jika cita2 1 belum bisa terealisasikan masih ada cita2 ke 2 ke 3 dan seterusnya. Singkat kata kita masih punya stok cita2 gitu loh..

Cita-cita dalam kehidupan memberikan suntikan energi, mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang lebih baik [lagi]. Tapi cita2 hanya akan jadi cita2 jika kita  tak mau merealisakannya menjadi hal2 yang nyata. “Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali kaum tersebut yang mengubahnya”. Kita hidup susah kalau tak dari kita yang merubah kesusahan menjadi kebahagiaan ya pek kapanpun bakal begini2 saja.
Contoh kasus:
Ketika lulus SMA/SMK cita2 kuliah membumbung tinggi dalam benakmu, namun keadaan ga’ memungkinkan  kamu untuk melanjutkan study, lalu apa yang harus aku lakukan? Kuliah tak terbatas berapa umurmu guys, malah ada teman seangkatanku yang udah nikah dan punya anak besar tapi belio semangat 45 kuliahnya, temen2 yang masih lajang kalah deh semangatnya ma belio.. Loh kok bisa? Ya bisa lah…

  1.   Solusinya yakni kerja dulu giiiih. Banyak jalan menuju Roma-lah. Cari harta karun dulu buat modal kuliah sambil tetep memupuk semangat kuliah. Kata orang2 siih kalo dah bisa ngasilin  uang sendiri bakal luntur tuh hasrat pengin kuliahnya? Ah saya mah kagak yakin, sekali cita2 tetep cita2. Merdeka!!!

  •  Setelah kerja katakanlah 2 tahun yang dirasa uangnya udah cukup buat ngedaftar kuliah, selanjutnya nyari informasi selengkap2nya tentang jurusan apa yang akan kamu pilih. Jangan asal salah pilih jurusan loh, kenapa? hal ini justru akan menjadikan kamu bingung setelah lulus kelak. Pilih juruasan yang kira2 berpotensi menyerap tenaga kerja kedepannya. Nah sambil nunggu kuliah di waktu 2 tahun itu jangan males belajar. Mang manfaat belajar apa? Jelaslah ada banyak manfaatnya, misal ketika kamu tes masuk kuliah ga’ harus tiap malam wayangan kan?, selain itu otak sudah dalam kondisi panas ibarat kata motor siap deh dipancal, dengan kata lain ketika memulai pembelajaran di kampus langsung tancap gas, lahsung beradaptasi dengan lingkungan baru,, ga’ perlu latihan nulis abjad lantaran lupa- kan,.? Serta masih banyak hal2 positif kenapa kita mesti tetep belajar.

  •  Setelah keterima, pastiin dirimu belajar dengan sungguh2. Bukan berarti kita spaneng dalam mengahadapi pelajaran loh. Sungguh2 disini ya kita menempatkan diri, dimana harus serius dan dimana harus nyante. Jangan ngeremehin pengajarnya, biar kata temen2 ngeremehin yang ngajar, jangan sekali2 ikut ngeremehin. Karena kita ga’ akan tau bila kedepannya kita akan membutuhkan yang bersangkutan. Menjalin hubungan sebaik mungkin dengan semua orang tanpa kecuali ini penting sekali,  karna link  akan bermanfaat ketika masa perkuliahan bahkan pasca lulus dari perkuliahan. Dan jangan sekali nyari2 musuh atau membuat nama kita sendiri ter-blacklist. Perkuat jaringan selebar mungkin karna banyak info2 yang menyangkut beasiswa ataupun lowongan  kerja berasal dari lingkungan sekitarmu. So, jika kamu orangnya menyenangkan, pastinya orang dengan senang hati berbagi informasi terhadapmu,,ga’ harus pake mikir2.

  •   Setelah usaha semaximal mungkin jangan lupa menyerahkan dan mengembalikan segala peluh kita kepada-Nya. Selanjutnya biarkan tangan Allah yang bekerja. Hanya kepada-Nya semua kembali termasuk semua usahamu. Ketika usahamu maximal dan doamupun maximal Allah tak akan membiarkan kamu terombang-ambing dalam kesia-siaan, ada tangan-Nya yang bergerak untuk memberikan penghargaan atas usaha dan jerih payahmu selama ini. Ntah mendapat reward dari kampus, beasiswa melanjutkan study, tawaran jadi asdos atau justru pekerjaan yang kamu impikan sudah dipersiapkan-Nya  di depan mata kamu.

Nah kasus diatas, jika kita tak merealisasikan cita2 semua bakal menguap dengan sendirinya, begitu juga sebaliknya ketika kita gigih memperjuangkan cita2 Allah tak akan diam kok, Allah akan memudahkan jalanmu. Semua akan menjadi nyata jika kamu sendiri yakin jika hal tersebut mungkin terjadi.
Manfaat memiliki cita-cita:
  • Cita-cita menjadikan kita optimis, tak mudah putus asa dalam menyongsong masa depan.
  • Cita-cita menjadikan hidup kita greget dan semangat dalam menjalani kehidupan.
  • Cita-cita menjadikan kita galau akan masa depan yang lebih baik, dll.

     Semua kembali ke tangan dan pikiranmu guys, perubahan itupun tergantung kamu. Jika hanya ingin berubah tapi ga’ melaksanakan ya sami mawon alias nonsense,, kenapa??  karna asa ditanganmu, dan rasa ada di pikiranmu.So it’s your choices,, 
#semoga bermanfaat & hidup bahagia..

Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Menemukan Passion


"tidak ada kata terlambat untuk melakukan apa yang menjadi passion kamu guys,, umur bukanlah halangan bagi kamu untuk memulainya,,lebih baik melakukannya sekarang daripada hal itu hanya menjadi angan kosongmu dan kalau kamu seriusin ga ada hal yang sia2”

Begitulah kira2 kutipan obrolan segerombolan anak muda di sebuah warung pinggir jalan kala senja itu. Passion atau ketertarikan terhadap sesuatu mampu menjadikan hidup lebih hidup loh. Sekalipun kita menyadari ketertarikan akan hal itu sudah terlambat, sudah berumur banyak. Namun ketahuilah tak ada hal yang sia sia di dunia ini, tak ada hal yang ujug2 berhasil. Jikalau ada yang instan, itupun tak menjamin ada kualitas di dalamnya.

Ketika berumur 28 tahun baru tertarik dengan basket misalnya. Bagiku itu ga’ masalah. Itung2 berolahraga, biar dikemudaian hari dibenci penyakit alias badan sehat dan fit teruus. Atau di umur 26 baru tertarik dengan dunia penulisan, yang notabennya jauh melenceng dari keilmuan yang ia dapati di perkuliahan,, sekali lagi itu bukanlah sebuah permasalahan. Justru hal tersebut baik, karna mampu mengindentifikasi passion yang ada di dirinya sekalipun tidak sejak kecil ia ketahui. Jika hal tersebut diseriusin ga’ ada yang tak mungkin jika dunia penulisan itu  menjadi “ATM” kesekiannya. Ngomongin menulis memang banyak manfaatnya loh,, dan jika dilakukan dengan sungguh2 pasti akan ada hasilnya. Percayalah..!!

bikin hidup lebih hidup
Seorang dosen menawari Tarjo untuk bergabung sebagai penulis di sebuah jurnal yang belio kelola. Awalnya Tarjo ragu akan kemampuan yang  ia miliki, namun disisi lain ia merasa tertantang. Kebetulan pula pekerjaannya sedang terhenti lantaran masalah birokrasi. Alhasil ia sambut tawaran tersebut dengan penuh optimis. Ada saja ide yang berkeliaran di pikirannya, yang semula hanya penuh dengan pikiran birokrasi yang super ribet.  Berasa sekali aura semangatnya, aura perbedaannya lantaran ada pekerjaan yang akan dikerjakan di esok hari, tidak hanya mengalir begitu saja. Dan itu sungguh mengasyikkan karena waktu begitu cepatnya berputar. Singkat kata menulis juga mampu mengusir kebosanan dan membunuh waktu yang terbuang percuma sehingga menjadikan kita lebih produktif seperti yang Tarjo alami.

menambah wawasan
Awalnya Amin diminta temen untuk meramaikan lomba artikel kesehatan nasional yang diselenggarakan di kampusnya. Lebih tepatnya artikel tentang kehamilan. Nikah aja belum apalagi pengalaman hamil [gumamnya dalam hati]. Yang penting niat,, seribu jalan dibelakangnya pasti ada bisik malaikat disampingnya, toh masih ada buku2 dan refensi valid dari internet kan??. Amin mencoba meramu dan alhasil mampu menyelesaikannya. Membaca dan menulis bagaikan lem dan perangko yang tak mungkin terpisahkan. Ketika membaca akan mendapatkan wawasan. Begitu juga ketika menulis wawasan tersebut dan mengembangkannya maka didapatkannya wawasan baru. Biar  kata itu bukan keilmuan kita, namun tak ada salahnya mencoba, idep2 menambah pengalaman. Sampai kapanpun pengalaman dan wawasan akan berguna walau bukan untuk hari ini, mungkin saja untuk esok bahkan untuk lusa. sama halnya pengalaman si Amin.

mengetes kemampuan diri
Wawasan baru pasti di dapat dari menulis. Bonusnya jika kita mengikuti lomba, mungkin mendapatkan juara, seperti yang didapat Amin beberapa waktu kemarin. Mendapatkan juara mutlak senang, namun bukan itu yang diincar Amin. Menyadari akan kemampuan serta potensi yang melekat di dirinya jauh lebih penting.
Kita sering tak menyadari bahwa kita memiliki potensi di suatu bidang. Keengganan mencoba itulah yang menjadi penghambat munculnya potensi2 baru yang mungkin bisa timbul dari diri kita. Jika kita terkungkung oleh rasa takut ini dan takut itu, alhasil kita tak akan berkembang, sebaliknya jika kita mampu menakhlukkan ketakutan dan kekhawatiran yang sebenarnya tak perlu ada maka kesempatan akan terbuka bagi kita untuk mengembangkan potensi2 yang mungkin muncul dari diri kita. jika kita merasa punya passion di suatu titik, maka kita perjuangkan asa itusemaksimal mungkin. kalau kita tak pernah mencoba, kita tak akan pernah tau sampai mana kemampuan kita.

plong dihati
Ada disebuah titik dimana Tarjo  tak mampu bercerita kepada orang lain. Laptop ia pilih sebagai sahabat belakangan ini, karna ia bebas menumpahkan semua uneg2 tanpa ada batasan jam dan waktu. Tarjo berpikiran lebih baik mengumbar tulisan di laptop daripada curhat masal di sosmed yang lebih besar kerugiannya daripada manfaatnya. Tarjo merasa lebih enteng secara fikiran, lantaran beban dan ganjalan yang ia pendam selama ini sudah ia letakkan ditempat yang semestinya.

Teringat pula obrolan denga teman di siang itu, seorang teman berkata “dengan tulisan kita akan dikenal orang, sekalipun mereka tak pernah bertatap muka dengan kita”. Benar juga ya, kita familiar dengan nama pengarang A namun kita tak pernah tau wajah A itu seperti apa, sedangkan kita sangat mengagumi karya2-nya. 

#semoga bermanfaat & hidup bahagia..

jadi diri sendiri itu jauh lebih menenangkan

Hidup ini akan indah jika kita mampu melihat hidup dengan kaca mata prasangka baik. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, namun tetap enjoy dan merasa cukup. Begitu juga sebaliknya, kita akan merasa menderita dan merasa merana, jika tak pandai2 bersyukur akan anugrah yang Tuhan titipkan ke kita. Banyak cara yang mampu dilakukan untuk membuat hidup ini semakin indah, salah satunya dengan menjadi diri sendiri. Berikut manfaat menjadi diri sendiri:

Tidak ada kepura-puraan
Menjalani hidup semampunya, tidak memaksakan diri untuk dapat pengakuan orang lain, tidak menghalalkan segala cara agar terlihat mampu bahkan diatas rata2. Jikalau yang ada dalam pikirannya hal tersebut, yang ada hanyalah gali lubang tutup lubang yang ending-nya hidupnya ga’ akan tenang dan duaaaar akan stress. Knapa? karna apapaun tak akan ada kata puas dan cukup sebelum malaikat Izrail melaksanakan tugasnya. Selalu saja ingin lagi lagi dan lagi.
Buat apa malu dengan keadaan yang kita punya? Buat apa memaksakan hal2 yang sebenarnya kita tak mampu untuk membelinya? buat apa menggali lubang untuk diri sendiri hanya untuk sama dengan kehidupan orang lain bahkan lebih.

Selalu merasa cukup
Bahagia dalam arti seluas-luasnya, maksudnya bahagia bukan hanya dimulut, namun benar2 di hati sehingga terpancar dari auranya. Apapun kondisinya yang bersangkutan akan tetap merasa bahagia. Rasa bahagia yang terpancar dari rasa syukur yang dipanjatkan untuk kekasih-Nya yang begitu Maha Pemurah dan Penyayang yang telah dengan ijin-Nya ia mampu merasakan kabahagiaan dalam arti seluas2nya. Tak ada secuil keraguan dan perasaan suudzon akan ketetapan yang diberikan untuk-Nya. Mensyukuri apapun yang sudah ada menjadikan kita cukup. Ketika kita mampu mensyukuri nikmat Tuhan, maka Tuhan akan melipatgandakan nikmat tersebut, begitu juga sebaliknya, azab Tuhan amat pedih bagi orang yang mengingkari nikmatNya.

Tenang, Optimis dan positive thingking
Menjadi diri sendiri membuat pribadi semakin tenang, tidak putus asa dan positif menyambut harapan2 baru. Dalam hatinya selalu tertanam, “ini adalah yang terbaik dalam kehidupanku, so aku harus tetap mensyukuri anugrah Tuhan dimana Tuhan memandang aku mampu melewatinya. Tuhan memberikan kado terindah di balik masalah yang harus kuhadapi, karna aku yang dipilih Tuhan untuk melaluinya.”
Dengan menjadi diri sendiri kita akan tenang karna tak ada bayang2 mereka. Ini kehidupan kita, jadi yang menentukan harusnya kita, hanya kita yang mampu mengubah apapun di dalam diri kita dengan ketenangan fikiran yang ada  dalam jiwa kita. sikap tenang memaksa kita menjadi pribadi yang selalu optimis melihat apapun include hal2 yang dirasa kurang baik, hal tersebut akan menghipnotis kita menjadi pribadi yang selalu positive thingking.
Sekarang tinggal kita mau memilih yang mana? Stay be our self ataupun meniru2 gaya hidup ala orang lain yang jauh lebih baik dipandang? Dan semuapun ada konsekuensinya,. and it’s your choice.3 manfaat menjadi diri sendiri
#semoga bermanfaat & hidup bahagia..


empati=solusi suudzon

Hal ini aku alami sendiri dalam kehidupanku, dan lumayan bikin ngerti kenapa ya kita dianjurkan lebih empati terhadap orang lain?? cerita bermula dari keenggananku memakai kacamata saat berkendara. Awalnya ilfil berat jika melihat orang heboh bin lebay memakai kacamata pas dijalan. Dari warna hingga modelnya yang hampir nutupin muka.

Tahukah teman, gegara aku dikasih kacamata oleh salah satu teman, mau ga’ mau aku harus pake lantaran setiap pergi bersamanya selalu ditanyain kenapa ga’ dipake dan bla bla bla,,, awalnya cuma pengen menghargai dya aja lantaran jatuhnya ga’ enak bin risih tiap ketemu selalu ditanyain mulu. Awalnya make dengan sangat amat terpaksa, jika di depan-nya doang, namun perlahan menikmati dan mulai nyaman menggunakan kacamata selebar muka saat berkendara. Mulai merasakan efek berkendara menggunakan kacamata. Mata ga’ sakit karna kemasukan debu, ga’ silau dan lebih parahnya akan terhindar dari katarak di usia tua, minimal mengurangi gejala2 yang timbul sebagai penyebab katarak esok senja [kata yang empunya optic langganan temen]. Jadi ga’ ada alasan lagi aku buat ngeyel.

   Kisah diatas memberikan pelajaran berharga bagiku, bahwa melihat apapun lebih dekat, lebih memposisikan diri menjadi yang kita lihat akan terhindar dari perasaan menduga2 yang jatuhnya nyiyir ke arah yang negatif alias suudzonKetika kita berhadapan dengan hal2 yang kita anggap aneh ataupun ga’ banget, seyogyanya kita mencoba melihat apapun dari berbagai sisi, agar nantinya kita tidak terjebak dengan virus suudzon yang semakin membakar perasaan dan logika kita. Karna sejatinya, keputusan apapun itu sudah pasti ada alasan yang mendasarinya.
#semoga bermanfaat & hidup bahagia..

jangan memaksa jika belum jodoh

Menyakitkan itu tatkala bukan cintanya yang bertepuk sebelah tangan, melainkan cinta yang tak terungkap,terlebih keduanya sebenarnya sama2 memendam rasa yang begitu dalam. Takut persahabatannya akan hancur atau atau yang lain yang selalu membayang dalam benak mereka tatkala hasrat ingin mengungkapkan perasaan itu menyeruak.

Waktu bergulir begitu cepatnya, takdir mneggiringnya  dipertemukan dalam suatu  diklat yang diselenggarkan suatu institusi. Dan rasa itu pun mulai merongrong knangan lama yang telah sekian tahun tertimbun dalam begitu dalamnya. Akhirnya knangan itupun harus kembali terkuak dan mulai diurai satu per satu dan menjadi nostalgia yang menyakitkan.

Knapa menyakitkan,,?? Rasa sakit lantaran memiliki rasa yang sama namun belum ada kesempatan untuk mengatakan perasaannya [dulu], dan kini dipertemukan di usia yang tak muda lagi dengan status yang sudah berbeda. Jika keduanya sama2 sudah berkeluarga sepertinya fair ya, namun jika salah satu pihak masih mengenang dan berharap cinta itu hingga enggan untuk merajut hubungan dengan orang lain apakah hal tersebut tidak miris? Cinta yang terlalu dalam membuatnya enggan beranjak dari perasaan yang ia rasakan, sedangkan di pihak lain sudah membina hubungan dengan orang lain [menikah], apakah ini namanya??..

Pasca diklat-pun komunikasi intens mulai mereka rajut. Hingga menimbulkan kecurigaan di orang2 terdekat keduanya. Hingga puncaknya pesan di hpnya terbaca oleh istrinya. Sontan saja rumah tangga yang baru mulai ia bina koyak oleh kenangan suaminya. Beberapa bulan lamanya,keadaan rumah tangganyapun tak berubah justru smakin parah. Di suatu malam kedua pasang orang yang dulu sama2 memendam perasaan itu tersadar akan kekhilafan masing2. Banyangan wajah dan celoteh buah hatinya menjadi rem yang sungguh pakem bagi si suami. Mau cari apa lagi?? istri sholeh dan buah hati yang menggemaskan.Sedangkan disudut lain, ada seorang laki2  yang setia menunggunya, setia mendengarkan nyanyian kehidupannya sekalipun menyakitkan baginya, namun ia mau dan mampu menerimanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Ada hikmah dibalik kekhilafan yang merekan lakukan. Tuhan memberikan kode bahwa apa yang mereka miliki saat ini adalah yang terbaik bagi mereka. Kode yang tersyirat tatkala mereka memang tidak berjodoh. Ada jodoh bagi masing2 yang jauh tepat untuk dimilikinya. Sejatinya, hidup terus menantap kedepan, jangan sampai knangan masa lalu menggerogoti kebahagiaan yang sudah tercipta.

Memang benar kata orang2, janganlah membuang waktu untuk memikirkan hal2 yang tidak pasti, dan memang benar ketika kita kehilangan seseorang yang kita cintai, Tuhan akan menggantinya dengan yang jauh lebih baik dan lebih tepat. Pelajaran yang bisa diambil yakni, seberat apapun masalah yang kita alami, itu memang terbaik bagi kita. Terbaik bagi kita untuk melaluinya agar kita mendapatkan hal2 yang lebih baik [lagi], bisa jadi kita bisa lebih dewasa ataupun nilai2 positif yang bisa kita ambil sendiri dari masalah tersebut. Bisa juga Tuhan mengambil orang yang kita anggap baik, lantaran Tuhan tahu bahwa dia bukan yang terbaik bagi kita, Tuhan akan menggantikannya dengan sosok yang jauh lebih baik dan lebih tepat bagi kita.

#semoga bermanfaat & hidup bahagia..

4 Alasan Memilih Diam

"Silence doesn’t always mean “ya” sometimes it means I’m tired of explaining to people who don’t even case to understand”.

Adakalanya orang lebih memilih diam, dari pada harus banyak omong yang sebenarnya hak-nya yang bersangkutan untuk menjawab omongan yang tertuju ke arahnya. Namun, perlu disadari orang diam bukan berarti lemah dan bukan berarti sepakat terhadap apa yang dituduhkan kepadanya. 3 alasan orang lebih memilih diam dan tersenyum ketimbang menanggapi kicauan pedas mereka.

Tak butuh klarifikasi
Kita tak mampu membendung opini dan pendapat orang. Setiap orang memiliki jalan pikirnya sendiri2, sangat lumrah jika satu dengan yang lainnya berbeda. Begitu juga dengan yang namanya penilaian. Orang berhak menilai apapun, baik buruknya. Sehingga ada dalam sebuah kasus orang memuji dan ada sebagian mencaci. Karna penilainnya tersebut bersifat subjektif ataupun relatif. Tergantung yang menilai menggunakan sudut pandang mana. Kembali lagi, ketika orang tersebut suka terhadap kita pasti akan beropini baik, begitu juga ketika yang bersangkutan benci dengan kita, tak mungkin ada opini baik yang keluar dari mulutnya sekalipun kita baik. Kembali lagi sebuah pendapat itu bersifat sangat melekat di diri orang yang bersangkutan, tidak dapat dijadikan patokan bahwa keadaan yang sebenarnya adalah sama dengan apa yang diutarakannya.

Contoh:
#Oh si Tami itu orangnya baik bangeeet,, hatinya tulus, ihlas,   dermawan. Sering kalau aku dikasih makanan, semalem-pun aku dikasih dodol garut bla bla bla bla... (komen positif dari orang yang sering interaksi dengan Tami, sekaligus tetangga dekat kosannya)
#Idih Tami mah orangnya ga’ suka bergaul, cuman ngurung dikamar ajah. Hadah mang besok2 ga’ bakalan butuh tetangga apah?? .. (komen dari orang yang tidak dekat dengan Tami, baik tidak dekat secara pribadi maupun tidak dekat dengan tempat tinggalnya).

Terlihat kan, perbedaan komentar dan pendapat orang lain. Sejauh kita masih dalam jalur yang benar, maka di-ignore-kan aja omongan mereka. Kita hidup bukan untuk mencari penilaian orang2 kok. Mungkin saja mereka berkomentar negatif lantaran mereka tidak mengenal kita secara dalam. Dan kita tak perlu mengklarifikasi bahwa kita adalah orang yang baik agar image kita di masyarakat yang telah pudar dapat kembali bersinar. Kembalikan ke waktu saja, beri kesempatan padanya untuk  membuktikan apakah kita memang seperti itu atau sebaliknya, karna orang baik tanpa harus dipublikasikan akan tetap baik dengan sendirinya.

Hanya kita yang tahu persisnya
Mungkin sering kita rasakan, tatkala kita “dihakimi” oleh kicauan sebagian orang lantaran kita belum kunjung menikah. Dari nanya baik2, pura2 peduli namun terselubung cuman mau ngepoin doang hingga nyiyir ga’ jelas. Pertanyaannya justru terbalik? Kenapa kita yang belum nikah namun mereka  ributnya luar biasa ya??. Belum menikah bukan berarti tidak laku loh!! Segala sesuatu pasti ada alasannya dan hanya yang bersangkutanlah yang tau persis mengapa. Tak ada gunanya kita mengumbar berita di depan umum kan? Kita bukan selebritis yang setiap detik kesorot oleh lensa kamera, bahkan beritanya menjadi trending topic di berbagai media. 

Kita hanyalah orang biasa, yang tak semua alasan ataupun kejadian harus di blow up ke jagad nyata bahkan jagad maya kan?? Tak ada manfaatnya justru malu keless lantaran privasi kita sudah hilang. Yang ada hanya akan menjadi bahan lelucon orang2 ketika kita sering mengobral kisah diri kita didepan umum [red: dunia nyata dan maya]. So think smart guys, karna pada dasarnya mereka suka melebihkan dan mengurangi setiap omongan. Yang dibutuhkan disini, terus berpikiran positif apapun yang terjadi di kehidupan kita. Mengupayakan apapun yang terbaik dengan jalan yang baik2 pastinya. Semua sudah diatur oleh-Nya, namun ikhitiar adalah  kewajiban kita. Hanya kita yang tau apa yang seharusnya dilakukan so cuekin ajah kicauan mereka, anggap saja mereka sayang dan peduli dengan kita.

Tak butuh jawaban
Kicauan yang tak terkontrol cepat atau lambat akan membahayakan. Jangan anggap remeh orang diam. Orang diam bukan berarti yang bersangkutan lemah dan tak berdaya lho!!. Bukan berarti sepakat dengan opini yang menyudutkannya. Hanya saja yang bersangkutan prefer diam daripada membalas omongan miring tersebut. Adakalanya ketika sudah diklarifikasi bukannya surut malah justru semakin banyak spekulasi bertebaran kemana2. Perlu dipahami, setiap pertanyaan tak selalu butuh dengan jawaban kan? Terlebih dengan kicauan. Sambut dengan hati yang lapang, seraya mengamini doa2 tulus yang mereka panjatkan untuk kita. Mungkin saja bentuk perhatian mereka dengan cara seperti itu.

Bom waktu
     Mungkin terlihat orang itu diam, namun apakah kita tahu perasaan yang berkecamuk dalam hati, dalam relung jiwanya?? Ketika dia sudah berusaha menahan sekuat tenaga terhadap nyinyiran orang2 namun selalu saja tak ada habisnya, wajarkah jika diamnya berubah menjadi bom yang mampu meluluhlantahkan keadaan yang semula baik menjadi sebaliknya? Menurut saya wajar, lumrah dan manusiawi. Kita sering tak menyadari, kita terlalu banyak tuntutan terhadap orang lain, kita terlalu sering mengurusi urusan yang bukan urusan kita, kita sering lupa untuk bercermin apakah muka kita ada kotorannya apa tidak?? Yang sering kita lakukan adalah menghakimi orang yang bersangkutan seenaknya tanpa memahami apa yang sedang ia alami dan apa yang sedang menjadi kewajibannya. 

    Miris memang namun ini sudah sering terjadi, bom waktu mampu melelehkan persaudaraan yang dulunya baik menjadi tak berarti. Kuncinya hanyalah satu, bilamana kita mampu memposisikan diri terhadap posisi orang lain saya rasa bom waktu ini tak akan terjadi. Pertanyaannya satu, apakah kita mau, mampu dan sadar akan hal tersebut atau tidak?
     
    Melakukan apapun sejatinya jangan berorientasi dengan pendapat orang, ga’ akan ada habisnya. Bukannya semakin maju namun justru semakin drop lantaran tak dapat melangkah. Luruskan niat karna-Nya, ikhtiar sebaik2 mungkin dan kembalikan kepada-Nya karna tak kan ada yang tak mungkin terjadi jika Ia mengijinkannya untuk terjadi. So, go ahead!!
#semoga bermanfaat hidup bahagia..

Buscar

 
Healthy Happy and Wealthy Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger