Ga’ ada
salahnya kita mencoba melihat segala seseuatu dari sisi lain. Ga’ da salahnya pula memposisikan diri
kita di posisi orang lain ketika akan menilai sesuatu, agar kita lebih bijak
dan empati tentunya. Pinjem bahasa
sebrang don’t judge the book from the
cover, jangan melihat sesuatu dari luar. Tidaklah munafik tampilan luar
menjadi citra pertama sebagai cermin diri, tapi ga’ njamin lho,, akan sebagus tampilannya.
Kehidupan
masa sekarang tidak bisa lepas dari kehidupan yang lalu. Karna apa yang menimpa
di masa lalu akan menjadi cikal bakal kita hari ini. Tinggal kita pandai2
menyikapi masa lalu yang mungkin
sangatlah pahit.
Lalu apakah
siih esensi dari kata penjahat?? orang yang berbuat jahat? orang merampok?
kriminal? orang yang hobinya menyakiti perasaan orang lain? atau orang yang ga’ mau move on dari “hitam” ke “putih”?
(tentunya jawabnya sangat beragam).. Tentulah pertanyaan ini sangat erat
kaitannya dengan masa lalu, bagaimana kita bisa membuat dampak masa lalu ini
menjadi lebih baik di kehidupan sekarang.
Ketika
orang tidak mau move on secara
langsung dia telah mendholimi dirinya
sendiri dan menjahati dirinya sendiri. Pikiran dan tenaga tercurah habis2an
hanya untuk meratapi masa lalu yang suram, yang kadang hal tersebut tak perlu
dilakukan. Menghanyutkan perasaan terlalu dalam yang bisa jadi kita sendiri
yang membuatnya (red: mendramatisir). Masa lalu biarkalanlah berlalu, sekalipun
jangan sampai ingin menghapusnya.
Di
dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan. Semua sudah direncanakan oleh
Allah. Baik buruknya pun Allah telah menyeting semua itu agar kita selalu
belajar dari sebuah masa lalu. Kesuksesan pun butuh sebuah proses. Ga’ ada sukses yang instan. Pahit dan getirpun
selalu menjadi teman setia. Begitu juga sebaliknya ketika kita gagal dan jatuh,
Allah pun telah mengaturnya,tinggal kita mau bangkit atau tetep stay. Semua jawaban ada di hati dan
pikiran anda sekalian tentunya..
#Semoga
bermanfaat & hidup bahagia
0 comments:
Post a Comment